{"title":"Air Tanah Dangkal Sebagai Sumber Air Bersih Kota Palangka Raya","authors":"Sari Marlina","doi":"10.33084/MITL.V3I1.639","DOIUrl":"https://doi.org/10.33084/MITL.V3I1.639","url":null,"abstract":"Akhir tahun 2004, PDAM Kota Palangkaraya baru mensuplai 26% kebutuhan air bersih penduduk kota. Untuk pemenuhan kebutuhan air rumah tangga sebagian besar pend uduk menggunakan air tanah dengan cara membuat sumur dengan kedalaman berkisar antara 12 sampai 30 m (dangkal). Untuk mengetahui karakteristik hidrokimia airtanah dangkal dalam hubungannya dengan tingkat ris�ko kemungkinan terjadinya pencemaran air tanah dangkal dari limbah rwnah tangga telah dilakukan pendataan geologi, pengalaman dan pengukuran sifaat fisik dan kimia air di lapangan dan analisis laboratorium. Akuifer air lanah dangkal di daerah telitian tersusun dari satuan pasir kuarsa bersifat lepas (unconsolidatedsand) berukuran sedang sampai sangat kasar. Terdapat tiga lapisanakuifer di daerah ini mulai kedaiaman 10 m dari permukaan tanah setempat sampa� kedalaman 70 m. Antara lap�san akuifer diselingi lapisan lempung atau kaolin yang sifamya nidat menerus. Sejauh parameter yang dianalisis dari beberapa contoh air secara umum menggambarkan bahwa kualitas air masih mementhi syarat sebagai bahan baku air rumah seperti dipersyaratkan dalam keputusan Menteri Kesehatan RI No.416 Tahun 1990. Namun demikian dari data ammonia yang terdeiekri di seluruh sumur yang disurvei dan ditemukannya bakteri koli pada sejumlah sumur (Uosawo, 2006) maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kontaminasi limbah rumah tangga pada air tanah dangkal. Bau kayu busuk dan kekeruhan (milky water) adalah persoalan lain yang perlu dicarikan solusinya agar air tanah aman digunakan sebagai air rumah tangga.","PeriodicalId":289030,"journal":{"name":"Media Ilmiah Teknik Lingkungan","volume":"259 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134481651","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Evaluasi Pencegahan Bencana Kebakaran Lahan dan Hutan di Kab. Katingan Tahun 2016","authors":"Kamaliah Kamaliah, Muhammad Azhari, Sari Marlina","doi":"10.33084/MITL.V3I1.637","DOIUrl":"https://doi.org/10.33084/MITL.V3I1.637","url":null,"abstract":"ABSTRAK. Bencana merupakan peristiwa yang tidak diinginkan yang sering terjadi baik karena kesengajaan manusia atau dari faktor lingkungan. Kejadian bencana perlu di evaluasi untuk mengetahui efektivitas dari pada bentuk kegiatan pencegahan bencana tersebut. Misalnya mengenai bencana kebakaran lahan dan hutan di Kabupaten katingan pada Tahun 2016. Jenis penelitian yang digunakan peneliti merupakan jenis penelitian kualitatif dengan metode studi kasus dan teknik pengumpulan data dengan observasi langsung serta kajian dokumen atau literatur. Dari hasil penelitian menjelaskan bahwa bentuk evaluasi pencegahan bencana kebakaran lahan dan hutan di Kabupaten katingan di tahun 2016 diantaranya seperti adanya penyediaan sarana dan prasarana antisipasi penanggulangan kebakaran lahan, kebun dan hutan. Seperti pembuatan sumur bor, peningkatan kualitas sumberdaya manusia yaitu dengan cara membentuk masyarakat peduli api, sosialisasi mengenai dampak yang akan ditimbulkan dari bencana kebakaran lahan, kebuh, dan hutan. Memberikan peringatan dini serta membertegas hukum bagi pelaku pembakaran lahan, kebun, dan hutan.","PeriodicalId":289030,"journal":{"name":"Media Ilmiah Teknik Lingkungan","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126620842","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Penanganan Sampah di Kota Pulang Pisau Kabupaten Pulang Pisau","authors":"Maretina Eka Sinta","doi":"10.33084/MITL.V3I1.638","DOIUrl":"https://doi.org/10.33084/MITL.V3I1.638","url":null,"abstract":"Sampah merupakan benda yang sudah tidak terpakai, baik berasal dari rumah tangga maupun pabrik sisa proses industri. Pengelolaan sampah merupakan suatu bidang yang berhubungan dengan pengaturan terhadap penimbunan, penyimpanan sementara, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan dan pembuangan sampah dengan cara yang sesuai dengan prinsip-prinsip terbaik.penilitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana jumlah volume sampah dan cara penanganan sampah. Penanganan masalah sampah adalah sampel penilitian, sistem pengumpulan sampah, sistem pengumpulan sampah dan upaya pengelolaan sampah. Lokasi penelitian di Jl. Pulang Pisau. Objek penelitian adalah pengelolaan sampah. Sumber data berupa data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengamati langsung petugas sampah lapangan. Analisis data berdasarkan metode aritmatik. Untuk menghitung proyeksi jumlah penduduk Pulang Pisau tahun 2013-2020 menggunakan metode aritmatik yang dianggap lebih efesien karena menghasilkan standar deviasi terkecil. Bertambahnya jumlah penduduk sangat mempengaruhi jumlah sampah yang hasilkan setiap tahun. Berdasarkan Standar Departemen Kesehatan Republik Indonesia volume sampah per jiwa penduduk Indonesia adalah 0,0025 m�/jiwa/hari. Berdasarkan hasil proyeksi pertumbuhan penduduk, jumlah penduduk Pulang Pisau pada tahun 2020 yaitu 128.279 dengan volume sampah 320 m�/hari, sedangkan Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau hanya mampu mengangkut sampah sebesar 18 m�/hari. Sedikitnya Tempat Penampungan sementara (TPS) di Kota Pulang Pisau membuat sampah-sampah banyak yang masih berserakan dijalan untuk itu Pemkab Pulang Pisau harus menambah jumlah TPS, serta menambah jumlah dump truck agar penanganan sampah di kota Pulang Pisau berjalan dengan lancar dan tidak ada lagi sampah yang berserakan. Pada Tempat Pembuangan Akhir TPA perlu adanya petugas yang mengawasi TPA tersebut sehingga para pemulung tidak menghambur sampah di TPA.","PeriodicalId":289030,"journal":{"name":"Media Ilmiah Teknik Lingkungan","volume":"137 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129918430","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Distribusi Logam Berat Pada Air Dan Sedimen Serta Potensi Bioakumulasi Pada Ikan Akibat Penambangan Emas Tanpa Izin (Studi Kasus : DAS Sekonyer, Kalimantan Tengah)","authors":"K. Hidayanti","doi":"10.33084/MITL.V4I1.651","DOIUrl":"https://doi.org/10.33084/MITL.V4I1.651","url":null,"abstract":"Adanya Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di desa Aspai yang berada di hulu sungai Sekonyer, Kalimantan Tengah diketahui memberikan pengaruh terhadap penurunan kualitas air sungai. Sejak tahun 1990, PETI tersebut telah beroperasi dan menggunakan merkuri dalam proses amalgamasi. Tidak hanya penambangan emas, saat ini penambang juga melakukan penambangan pasir zirkon (puya) secara bersamaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari penambangan terhadap kualitas perairan serta ikan dengan menguji kadar logam berat seperti merkuri (Hg), kadmium (Cd), dan seng (Zn) dalam air, sedimen dan ikan. Pengambilan sampel dilakukan secara grab sampling pada tujuh (7) titik lokasi yaitu daerah sebelum dan sesudah area tambang serta sungai Sekonyer Kanan. Sampel ikan merupakan ikan apapun yang diperoleh di sekitar lokasi penelitian. Dari hasil uji diketahui kadar Zn, Cd dan Hg dalam air secara berurutan adalah 145,43 ppb; 6,3 ppb; 4,38 ppb. Berdasarkan berdasarkan PP RI No. 82/2010, kadar Cd berada di bawah baku mutu tetapi Zn dan Hg melebihi baku mutu (Zn 50 ppb, Hg 2 ppb). Untuk uji logam pada sedimen, semua logam berada dibawah standar kecuali Hg (0,82 mg/kg, baku mutu 0,18 mg/kg) berdasarkan EPA Standar karena Indonesia masih belum memiliki regulasi mengenai kadar logam di sedimen. Kondisi serupa juga ditunjukkan pada sampel ikan. Studi pada ikan menunjukkan tingginya kandungan merkuri melebihi baku mutu dan tingginya faktor bioakumulasi (BCF) Hg (rasio >1000). Urutanpotensi akumulasi logam dari penelitian ini adalah Zn > Hg > Cd.","PeriodicalId":289030,"journal":{"name":"Media Ilmiah Teknik Lingkungan","volume":"56 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134311610","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Analisis Manfaat Tanaman Terhadap Kondisi Lingkungan di Jalan Utama Kota Palangka Raya","authors":"M. Azhari","doi":"10.33084/MITL.V4I1.650","DOIUrl":"https://doi.org/10.33084/MITL.V4I1.650","url":null,"abstract":"Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Lingkungan selalu memenuhi kebutuhan manusia, baik kebutuhan dasar seperti sandang pangan dan papan bahkan kebutuhan akan barang barang luks seperti kendaraan baik kendaraan roda dua, roda empat, dan kendaraan berat (kapasitas besar). Jenis-jenis kendaraan tersebut dalam tentu membutuhkan bahan bakar untuk menjalankannya. Kegiatan mobilitas kendaraan tersebut akan menghasilkan produk sampingan yang disebut dengan limbah diantaranya seperti gas buang (karbon monoksida) dan timbal, jika bahan-bahan tersebut terhirup oleh manusia maka akan berdampak negatif atau berbahaya bagi manusia, untuk itu perlu cara yang tepat untuk meminimalisir risiko permasalahan tersebut, misalnya dengan menanam tanaman penyerap sebagai penyeimbang dari gas buang yang dihasilkan oleh kendaraan tersebut. Berdasarkan hasil survey kendaraan yang dilakukan di jalan RTA Milono (Bundaran Burung) jumlah kendaraan yang diperoleh dengan rata-rata jumlah kendaraan sebanyak 4.913 (sepeda motor) 1.567 (Mobil) 115 (kendaraan berat). Jalan Adonis Samad rata-rata jumlah kendaraan sebanyak 2581 (sepeda motor) 884 (mobil) 68 (kendaraan berat). Jenis tanaman yang ada di median jalan tersebut berdasarkan hasil penggunaan metode linetransek yaitu tanaman tanjung, ketapang, bambu, dan keluarga palem-paleman, hasil teknik pengumpulan data dengan studi literatur menyatakan bahwa tanaman tanjung, Bambu, dan Palem cocok untuk menyerap logam berat buangan kendaraan, sedangkan tanaman Ketapang cocok sebagai tanaman kanopi atau peneduh saja karena berdaun lebar dan rimbun.","PeriodicalId":289030,"journal":{"name":"Media Ilmiah Teknik Lingkungan","volume":"66 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114207195","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Perencanaan Septic Tank Skala Rumah Tangga Untuk Penanganan Air Limbah","authors":"R. Lesmana","doi":"10.33084/MITL.V3I2.646","DOIUrl":"https://doi.org/10.33084/MITL.V3I2.646","url":null,"abstract":"Air limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga jika tidak dikelola dengan baik maka akan menimbulkan masalah yang serius bagi lingkungan. Salah satu solusi dalam mengatasi permasalahan air limbah, yang ada di Indonesia yaitu dengan menggunakan septic tank. Septic tank umum digunakan di Indonesia karena menggunakan prinsip anaerob, yang hanya dibuat kemudian dibiarkan saja, tanpa perawatan yang rutin, dan jika ingin operasionalnya optimal maka perlu dikuras dengan jangka waktu 1 kali dalam setahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetaui Perkiraan kualitas dari effluent (BOD & COD) septic tank dan Berapa kapasitas volume dari septic tank untuk rumah tempat tinggal. Metode penelitian Besaran air limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga menuju septic tank menurut Jayanudin (2016), adalah sebesar 120 L/hari atau 0,12 m3/hari dengan jumlah anggota keluarga ideal yaitu 5 orang. Dalam penelitian ini, air limbah mengalir selama 12 jam yang berasal dari kegiatan rumah tangga. Kadar COD yang dihasilakan Effluent pada septic tank ini adalah sebesar 207 mg/ltr dan COD Removal rate sebesar 31,5%, sedangkan Kadar BOD yang dihasilkan Effluent pada septic tank ini sebesar 411 mg/l dan BOD removal rate sebesar 31,5%. Untuk Akumulasi Volume lumpur yang dihasilkan selama 2 tahun (24 Bulan) adalah sebesar 0,081m3. Penurunan volume lumpur/sludge pada septic tank sebesar 68% atau Setelah 24 bulan volume lumpur menjadi 0,055 m3, semakin lama waktu penyimpanan lumpur di septic tank maka volumenya akan semakin berkurang. Volume septic tank yang dibutuhkan untuk menginapkan limbah selama 15 jam adalah sebesar 0,075, Semakin lama waktu Hydraulic retention time (HRT)/waktu tinggal limbah, maka akan semakin baik penguraian mikroorganisme dalam septic tank serta sebaliknya, semakin singkat waktu HRT maka proses penguraiannya samakin tidak baik.","PeriodicalId":289030,"journal":{"name":"Media Ilmiah Teknik Lingkungan","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129484845","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Tingkat Partisipasi Ibu Rumah Tangga tentang Sampah terhadap Pemeliharan Kebersihan Lingkungan","authors":"Kamaliah Kamaliah","doi":"10.33084/mitl.v3i2.644","DOIUrl":"https://doi.org/10.33084/mitl.v3i2.644","url":null,"abstract":"Dalam menanggulangi masalah persampahan yang disebabkan rusaknya kelestarian lingkungan dan timbulnya berbagai masalah kesehatan maka perlunya peranan atau partisipasi masyarakat terutama pengetahuan ibu-ibu rumah tangga akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya, dan mendaur ulang sampah tersebut dijadikan kompos terutama sampah dapur. Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat partisipasi ibu rumah tangga tentang sampah terhadap pemeliharan kebersihan lingkungan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan tingkat umur, pendidikan, dan pekerjaan sangat mempengaruhi pengetahuan ibu rumah tangga tentang sampah terhadap pemeliharan kebersihan lingkungan. Untuk hasil observasi dilapangan bahwa RT 01 Kelurahan Tangkiling Kecamatan Bukit Batu mendapat bantuan distribusi oleh pemerintah tempattempat bak sampah organik dan non organik, yang kegunaaannya untukmemudahkan warga dalam proses pemilahan sampah rumah tangga yang mana nantinya diambil oleh petugas sampah. Namun program yang diingikanpemerintah tersebut tidak terlaksana dengan baik, dikarenakan masyarakat terutama ibu rumah tangganya tidak melakukan pengelolaan sampah tersebut. Responden penelitian ini sebanyak 96 orang ibu rumah tangga. Ada 14 responden yang memiliki kemauan untuk terlibat dan peduli dengan sampah terhadap kebersihan lingkungannya dikarenakan sebelumnya pernah terjadi wabah penyakit DBD di RT 01, sedangkan sebagian besar responden lain menganggap penyakit tersebut biasa-biasa saja. Hasil wawancara yang diperoleh dari Lurah Tangkiling dan Ketua RT 01 adalah memeng benar adanya fasilitas tersebut namun tidak digunakan secara maksimum oleh warga Kelurahan Tangkiling terutama RT 01, sedangkan untuk hasil wawancara tentang partisipasi ibu rumah tangga tentang sampah terhadap kebersihan lingkungan memang warga tersebut kurang peduli lingkungan karena minimnya pengetahuan tentang sampah dan kebersihan.","PeriodicalId":289030,"journal":{"name":"Media Ilmiah Teknik Lingkungan","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125803473","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Rehabilitasi dan Pengelolaan Hutan Rawa dan Hutan Rawa Gambut di Provinsi Kalimantan Tengah","authors":"Sari Marlina","doi":"10.33084/mitl.v3i2.645","DOIUrl":"https://doi.org/10.33084/mitl.v3i2.645","url":null,"abstract":"Kawasan Hutan Kalimantan Tengah mencapai 10,295 juta hektar atau sekitar 67,04 % dari total luas wilayah yang mencapai 15,357 juta hektar. Sedangkan sisanya seluas 5,062 juta hektar (32,96 %) merupakan Non Kawasan Hutan. kegiatan-kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya hutan sudah berlangsung selama lebih dari tiga decade, dampak yang dapat dilihat dan dirasakan secara langsung sebagai akibat kurang berhasilnya pengelolaan sumber daya hutan yang memacu laju deforestrasi dan degradasi hutan dari tahun adalah bertambah luasnya Lahan Kritis sebagai simbol rusaknya lingkungan seperti terganggunya tata air, Menurunnya fungsi hutan sebagai pengatur tata air, serta terganggunya ekosistem sebagai akibat dari penebangan hutan, land clearing dan pembuatan saluran / kanal, Meluasnya lahan-lahan tidak produktif dan Sangat potensial untuk terjadinya kebakaran hutan dan lahan dengan dampak asap. Sehingga perlu adanya dukungan dari berbagai pihak, terutama Pemerintah Daerah, Departemen Kehutanan dan seluruh Stake Holders yang dituangkan dalam bentuk Program Terpadu dan Komprehensif dari semua unsur yang terlibat.","PeriodicalId":289030,"journal":{"name":"Media Ilmiah Teknik Lingkungan","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114111962","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}