{"title":"Pengolahan Sosis Ikan Bandeng (Chanos chanos) dengan Penambahan Serbuk Daun Kelor (Moringa oleifera Lamk) untuk Meningkatkan Kandungan Serat","authors":"Laurentinus Laki, Dyah Ilminingtyas","doi":"10.56444/agrifoodtech.v1i2.307","DOIUrl":"https://doi.org/10.56444/agrifoodtech.v1i2.307","url":null,"abstract":"Sosis merupakan produk olahan daging yang mempunyai nilai gizi yang tinggi. Penelitian pengolahan sosis menggunakan bahan baku ikan bandeng dengan penambahan serbuk daun kelor. Tujuan penelitian untuk mengetahui sifat fisik, kimia dan sensoris osis ikan bandeng . Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pada sosis ikan bandeng dengan 4 perlakuan penambahan serbuk daun kelor yaitu kontrol: 0%, 3%, 6% dan 9% serta diulang 3 kali. Hasil uji sifat fisik yang terbaik: kekerasan (0%=1723,52 g), kekuatan gel (3%=0,52), kekenyalan (0%=9,13), daya lengket (0%=0,18). Hasil uji warna yang terbaik: kecerahan-hitam L*(0%=60,71), warna hijau-merah a* (9%=-5,68), warna kuning-biru b*(9%=22,38). Hasil uji sifat kimia yang terbaik menurut SNI 101-3820-1995: kadar air (0%=72,32%), abu (9%=1,65%), protein (9%=14,19%), lemak (9%=4,10%) dan serat kasar (9%=2%). Hasil uji sensoris yang terbaik: aroma (0%=5,40 “agak suka”), rasa (0%=6,04 “suka”), tekstur (0%=5,56 “agak suka”), warna (0%=5,50 “agak suka”). Kesimpulan penelitian ini yaitu penambahan serbuk daun kelor dengan berbagai konsentrasi berpengaruh terhadap sifat fisik meliputi kekerasan dan kekuatan gel tetapi tidak berpengaruh terhadap kekenyalan dan daya lengket sosis ikan bandeng. Juga berpengaruh terhadap warna meliputi tingkat kecerahan-hitam (L*), kecenderungan kewarna hijau-merah (a*) dan warna kuning-biru (b*). Pada sifat kimia mampu meningkatkan kadar serat kasar, berpengaruh terhadap kadar air tetapi tidak berpengaruh terhadap kadar abu, protein dan lemak. Hasil uji sifat sensoris berpengaruh terhadap tingkat kesukaan panelis meliputi aroma, rasa, tekstur dan warna sosis ikan bandeng.","PeriodicalId":282274,"journal":{"name":"Jurnal Agrifoodtech","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124397352","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Implementasi Perlindungan Konsumen Terhadap Peredaran Produk Pangan Yang Melebihi Batas Waktu Layak Edar (Daluwarsa)","authors":"Bambang Hermanu","doi":"10.56444/agrifoodtech.v1i2.302","DOIUrl":"https://doi.org/10.56444/agrifoodtech.v1i2.302","url":null,"abstract":"Fenomena yang sering dilihat dan didengar, tidak sedikit kasus yang terjadi terkait dengan pencantuman tanggal daluwarsa pada produk makanan. Masih banyak ditemukannya produk-produk kemasan yang tidak mencantumkan label tanggal kadaluarsa terutama produk industri rumah tangga, yang tentunya akan sangat merugikan bahkan dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan konsumen. Perlindungan konsumen harus mendapatkan perhatian yang lebih, tidak saja terhadap barang-barang berkualitas rendah, akan tetapi juga terhadap barang-barang yang membahayakan kehidupan masyarakat. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan merupakan landasan hukum bagi pengaturan, pembinaan, dan pengawasan terhadap kegiatan atau proses produksi, peredaran dan atau perdagangan pangan. Peraturan yang mengatur tentang produk pangan sampai saat ini sebenarnya sudah dirasakan cukup memadai, namun permasalahannya adalah sampai seberapa jauh para produsen pangan mampu menerapkan atau menindaklanjuti setiap ketentuan dimaksud. Perlindungan terhadap konsumen dipandang dari aspek materiil maupun formal makin terasa sangat penting dan sangat dibutuhkan, mengingat produk pangan yang beredar luas di masyarakat ada indikasi tidak memenuhi standar sebagai produk yang tidak layak. Dalam rangka mengejar dan mencapai kedua hal tersebut akhirnya baik langsung maupun tidak langsung perlu adanya upaya-upaya untuk memberikan perlindungan yang memadai terhadap kepentingan konsumen. Peran BPOM terhadap konsumen dan pembinaan kepada pelaku usaha merupakan bentuk perlindungan hukum kepada masyarakat melalui proses sosialisasi, pembinaan, pemeriksaan, dan pengawasan terhadap peredaran produk pangan yang beredar di pusat atau sarana pembelanjaan konsumen. Tujuan dari review ini adalah untuk mengetahui penerapan undang-undang perlindungan konsumen terhadap produk pangan daluwarsa dan bagaimana upaya pengawasan dan pencegahan produk pangan / makanan dan minuman daluwarsa yang beredar di masyarakat. ","PeriodicalId":282274,"journal":{"name":"Jurnal Agrifoodtech","volume":"49 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124580148","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Olahan Makanan Berbahan Dasar Buah Alkesa (Pouteria campechiana)","authors":"Vasco A.H. Goeltom, Christabel Sheren, Cindy Novianti, Lydia Kurnia","doi":"10.56444/agrifoodtech.v1i1.270","DOIUrl":"https://doi.org/10.56444/agrifoodtech.v1i1.270","url":null,"abstract":"Buah Alkesa (puteria campechiana) atau biasa disebut dengan buah “jigong”adalah jenis buah dari suku sawo-sawoan (sapotacea). Di Indonesia buah Alkesa biasa disebut Sawo mentega, buah ini sudah ada sejak jaman penajajahan Belanda. Tetapi buah ini belum banyak di budidayakan di Indonesia, dan pengolahannya juga belum banyak. Penelitian ini bertujuan untuk mengolah buah alkesa menjadi produk yang inovatif yaitu buah alkesa dijadikan, pie, Keripik Sale Kulit Alkesa, dan Pasta Tepung Biji Alkesa. Pengolahan alkesa menjadi produk tersebut agar tidak ada bagian dari buah alkesa yang terbuang. Penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan melakukan uji panelis. Penulis berharap agar pembaca dapat menemukan potensi besar pada buah alkesa sehingga buah ini dapat dijadikan sebuah inovasu baru yang dapat menarik minat masyarakat.","PeriodicalId":282274,"journal":{"name":"Jurnal Agrifoodtech","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127122208","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Perubahan Panjang Radikula dan Kandungan Gizi Biji Lamtoro Mlanding Selama Perkecambahan [Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit]","authors":"Rosiana Khoirunnissa, Putria Maharani, Yasmin Aulia Rachma","doi":"10.56444/agrifoodtech.v1i2.243","DOIUrl":"https://doi.org/10.56444/agrifoodtech.v1i2.243","url":null,"abstract":"Biji lamtoro mlanding [Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit] memiliki kulit yang keras dan tebal sehingga jarang dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Proses perkecambahan biji lamtoro mlanding dilakukan untuk meningkatkan fungsionalitasnya. Perkecambahan dinyatakan berhasil apabila telah muncul radikula dari biji. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan panjang radikula dan senyawa gizi biji lamtoro mlanding selama perkecambahan. Biji lamtoro mlanding diskarifikasi kemudian dikecambahkan dengan media tisu pada suhu ruang selama 72 hari. Penyinaran dilakukan 8 jam sinar matahari dan 16 jam sinar lampu. Dilakukan pengamatan setiap 24 jam hingga jam ke-72. Penelitian dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Non Faktorial. Data diolah menggunakan ANOVA dibantu dengan aplikasi SPSS pada tingkat kepercayaan 95%. Didapatkan hasil selama proses perkecambahan terjadi peningkatan panjang radikula, protein, dan karbohidrat dengan signifikan.","PeriodicalId":282274,"journal":{"name":"Jurnal Agrifoodtech","volume":"86 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123102659","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Identifikasi Jenis Mikroorganisme Patogen Dan Pertumbuhan Mikroorganisme Pada Produk Daging Sapi Segar Selama Masa Penjualan Di Pasar Tradisional","authors":"Nurtekto","doi":"10.56444/agrifoodtech.v1i2.223","DOIUrl":"https://doi.org/10.56444/agrifoodtech.v1i2.223","url":null,"abstract":"Daging merupakan salah satu produk makanan yang bernilai gizi tinggi. Umumnya daging segar juga mudah rusak seiring dengan berjalannya waktu berjualan para perdagang. Tujuannya untuk mengetahui jenis mikroorganisme yang tumbuh pada daging dan juga laju dari pertumbuhan mikroorganisme tersebut pada daging. Metoda Analisa yang digunakan adalah jenis Identifikasi Mikroorganisme dan juga laju pertumbuhan mikrobia pathogen. Serta Analisa statistika menggunakan geometric mean. Berdasarkan hasil uji identifikasi mikrobia pathogen maka di dapatkan 2 jenis bakteri yaitu Bacillus. Sp dan Staphylococcus sp. Dimana morfologi bacillus dalam media selektif. Hal ini terlihat dari bentuk koloni yang besar-besar, koloninya menyebar atau dalam bentuk rantai, serta terbentuknya hemolisis pada beberapa spesies bacillus dalam media Blood Agar Plate. Sedangkan Staphylococcus sp di tandai dengan terbentuknya warna reddish-purple pada media tersebut yang menunjukkan karakteristik dari warna staphylococcus. Jadi dapat disimpulkan bahwa Bacillus sp dan Staphylococcus sp umumnya hidup pada daging segar yang berada di suhu ruang. Sebaiknya daging segar disimpan pada suhu freezer agar tidak mudah rusak oleh bakteri patogen.","PeriodicalId":282274,"journal":{"name":"Jurnal Agrifoodtech","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114068813","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Lingkungan Zero Waste Melalui Pengolahan Limbah Kelapa Sawit Menjadi Briket","authors":"Ayu Ni Komang Ayu Artiningsih","doi":"10.56444/agrifoodtech.v1i2.199","DOIUrl":"https://doi.org/10.56444/agrifoodtech.v1i2.199","url":null,"abstract":"Lingkungan zero waste adalah lingkungan yang bebas dengan limbah disekitarnya, manakala kita membicarakan lingkungan nyaman, terbersit di benak kita adalah keadaan yang bersih tanpa banyak kotoran yang ada disekitarnya. Lingkungan saat ini banyak sekali kendala yang dihadapi, salah satunya adalah sampah yang menumpuk dan menjadi masalah berkepanjangan. Untuk menjadi lingkungan yang bersih maka kita harus ada keperdulian kita, salah satu cara dengan mengolah limbah menjadi bermanfaat. Tujuan penelitian ini adalah memanfaatkan janjang kosong dijadikan briket, sehingga lingkungan menjadi zero waste, mengetahui kualitas briket yang dibuat dari limbah janjang kosong.Metode eksperimental, yang dipakai dalam pembuatan briket adalah dengan cara penepungan kemudian mencampur dengan lem dan dilakukan pengovenan, selanjutnya untuk mengetahui kualitas briket yang dibuat dari limbah janjang kosong denagn cara uji analisis briket yang meliputi kadar air, kadar abu, lama nyala dan kekuatn tekan. Berdasarkan dari modifikasi metode penambahan janjang kosong yang berbeda beda. Proses awal sampel pertama dari pembuatan briket adalah melakukan penimbangan bahan baku yaitu janjang kosong, dengan diameter prallon 2 inchi, dibutuhkan janjang kosong sebanyak 30, 40, 50, 60, 70 gr dan lem sebanyak 15 gr, dalam pencampurannya tidak menggunakan air. Setelah semua bahan sudah siap, kemudian dilakukan pengadukan secara rata, dan pengovenan pada suhu 60˚C, selama 6 Jam. Test uji yang dilaksanakan adalah kuat tekan 3.035 cm, lama nyala 2.8 menit, kadar air rata-rata 8.43 %, kadar abu rata-rata 24.2 %. Kesimpulan pada penelitian ini adalah test uji pada kadar abu terlalu tinggi sehingga perlu inovasi dalam pengeringan bahan baku.","PeriodicalId":282274,"journal":{"name":"Jurnal Agrifoodtech","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130176467","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Sifat Fisik dan Organoleptik Kerupuk dengan Pewarna Hijau Alami dari Sari Daun Suji, Sari Daun Katuk dan Sari Daun Sawi","authors":"Diah Kartikawati, Pinius Murib","doi":"10.56444/agrifoodtech.v1i1.105","DOIUrl":"https://doi.org/10.56444/agrifoodtech.v1i1.105","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh penambahan pewarna hijau alami dari sari daun suji, sari daun katuk dan sari daun sawi terhadap sifat fisik kerupuk meliputi rendemen, berat kerupuk mentah, daya kembang, daya serap minyak, dan warna L*a*b* serta sifat organoleptik meliputi warna, rasa, aroma dan tekstur. Penelitian ini bersifat eksperimental menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 8 kelompok perlakuan, yaitu tanpa penambahan sari daun (kontrol) (S0), sari suji 30% (S1), sari suji 50% (S2), sari katuk 30% (S3), sari katuk 50% (S4), sari sawi 39% (S5), sari sawi 50% (S6) dan pewarna hijau makanan (S7), masing-masing kelompok perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Data yang diperoleh diolah secara statistik dengan uji ANOVA pada α=0,05 dan uji lanjut DMRT (Duncan’s Multiple Range Test). Hasil penelitian menunjukkan kerupuk yang ditambah sari suji, sari katuk dan sari sawi 30% dan 50% menunjukkan nilai warna kerupuk yang dihasilkan cenderung bewarna hijau kecoklatan dibandingkan kerupuk kontrol dan kerupuk dengan pewarna hijau makanan, baik pada saat keadaan kerupuk belum digoreng dan setelah digoreng. Tingkat kecerahan (L*) kerupuk matang dengan sari daun tidak berbeda dengan kontrol dan pewarna hijau makanan, yang nilai L* berkisar antara 28,08 – 66,36. Panelis agak menyukai kerupuk yang menggunakan sari daun sebagai pewarna hijau alami dengan skor 5,29-5,93.","PeriodicalId":282274,"journal":{"name":"Jurnal Agrifoodtech","volume":"198 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124372177","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Efrita Fitriyanti, Dwita Prisdinawati, Mira Yanuarti
{"title":"Pengaruh Elemen Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Di Kedai Kopi “Gula Pahit” Kabupaten Rejang Lebong","authors":"Efrita Fitriyanti, Dwita Prisdinawati, Mira Yanuarti","doi":"10.56444/agrifoodtech.v1i1.93","DOIUrl":"https://doi.org/10.56444/agrifoodtech.v1i1.93","url":null,"abstract":"Analisis Elemen Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian di Kedai Kopi “Gula Pahit” Kabupaten Rejang Lebong (Oleh : Efrita Fitriyanti, NPM. 201802031, Dibawah Bimbingan Dwita Prisdinawati, S.P.,M.Si dan Mira Yanuarti, S.P.,M.P). Penelitian Analisis Elemen Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian di Kedai Kopi “Gula Pahit” Kabupaten Rejang Lebong, bertujuan untuk menganalisis pengaruh Elemen Ekuitas Merek yang terdiri dari kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas dan loyalitas merek terhadap keputusan pembelian di kedai kopi “Gula Pahit” Kabupaten Rejang Lebong. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari 2022 sampai dengan Maret 2022 di Kedai Kopi “Gula Pahit” di Kabupaten Rejang Lebong dengan pertimbangan bahwa Kedai Kopi “Gula Pahit” menggunakan mesin terbaik kedua di dunia yang berasal dari Taiwan. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Regresi Linear Berganda uji T dan uji F terhadap 30 konsumen Kedai Kopi “Gula Pahit” di Kabupaten Rejang Lebong. Berdasarkan output “Test Statistic”, diketahui Asymp. Sig (2-tailed) X1 bernilai 0,014,X2 bernilai 0,034,X3 bernilai 0,025 dan X4 bernilai 0,000 lebih kecil dari < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Kesadaran Merek,Asosiasi Merek,Persepsi Kualitas dan Loyalitas Merek mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada Kedai Kopi “Gula Pahit”, maka dapat disimpulkan H0 ditolak dan H1,H2,H3 dan H4 diterima. Pada tabel statistic didapat nilai F hitung adalah 1115,656 sedangkan nilai F tabel dengan alpha 5% atau 0,05 nilainya 2,76. Sedangkan pada nilai Asymp. Sig (2 tailed) diperoleh 0,000 dikarenakan F hitung > F tabel yaitu 1115,656 > 2,76 atau nilai signifikasi 0,000 < 0,05 sesuai dengan pengujian statistik yang digunakan maka H0 ditolak dan H5 diterima. \u0000 ","PeriodicalId":282274,"journal":{"name":"Jurnal Agrifoodtech","volume":"70 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114990926","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Perbaikan Mutu Gizi Bahan Pangan Melalui Biofortifikasi Kandungan Mineral Improving the Nutritional Quality of Food Ingredients Through Biofortification of Mineral Content","authors":"Jurnal Agrifoodtech","doi":"10.56444/agrifoodtech.v1i1.53","DOIUrl":"https://doi.org/10.56444/agrifoodtech.v1i1.53","url":null,"abstract":"Kekurangan gizi merupakan permasalahan serius, sekitar 30% penduduk dunia termasuk Indonesia, terutama anak-anak, berisiko menderita kekurangan gizi Zn. Kekurangan gizi Zn juga menjadi salah satu faktor kekerdilan (stunting) yang prevalensinya cukup besar dan merata di Indonesia. Demikian pula masalah anemia karena kekurangan asupan zat gizi mikro terutama zat besi. Beras adalah makanan pokok sebagian besar penduduk di Indonesia. Sebagai pangan utama, beras diketahui memiliki nilai gizi mikro yang tidak memadai sehingga berpotensi menimbulkan kekurangan gizi bagi konsumen. Biofortifikasi merupakan salah satu inovasi dalam meningkatkan mutu gizi beras. Keuntungan biofortifikasi antara lain : (1) dapat dikembangkan pada bahan makanan pokok, (2) lebih murah dan menguntungkan dari aspek budidaya karena benih yang sudah melalui proses fortifikasi akan terikut pada generasi selanjutnya, (3) bermanfaat bagi masyarakat konsumen rawan gizi. Kandungan mineral penting seperti Fe (besi) dan Zn (seng) pada beras dapat ditingkatkan melalui biofortifikasi menjadi beras kaya Fe atau Zn. Beras kaya gizi mineral hasil biofortifikasi dapat dimanfaatkan dan dikembangkan Pemerintah guna menanggulangi masalah gizi pada masyarakat, terutama dari golongan ekonomi lemah.","PeriodicalId":282274,"journal":{"name":"Jurnal Agrifoodtech","volume":"68 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116039535","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengelolaan Limbah Makanan (Food Waste) Berwawasan Lingkungan Environmentally Friendly Food Waste Management","authors":"Jurnal Agrifoodtech","doi":"10.56444/agrifoodtech.v1i1.52","DOIUrl":"https://doi.org/10.56444/agrifoodtech.v1i1.52","url":null,"abstract":"Fenomena food waste di Indonesia mencapai 300 kg sampah makanan per orang setiap tahun, sehingga menempatkan Indonesia pada posisi peringkat kedua di dunia dalam jumlah food waste kategori besar. Keadaan tersebut menjadi sangat memprihatinkan, karena akan memicu kontra produktif dimana satu sisi terjadi ketersediaan makanan yang berlebih, sementara di sisi lain masih didapatkan kondisi sebagian masyarakat yang masih kekurangan makanan, sehingga terkesan ada indikasi perilaku yang menyia-nyiakan makanan. Oleh karena itu melalui penelitian ini berdasarkan pendekatan kebijakan yang ada, bagaimana membangun pengelolaan sampah yang baik dan efektif, khususnya sampah makanan dengan cara melakukan perubahan gaya hidup (life style) terhadap makanan yang dikonsumsi secara bijak yang ramah lingkungan namun tidak membebani dengan sampah makanan (food waste) yang berlebihan sebagai dampak dari perilaku hidup konsumtif masyarakat dengan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memberikan daya dukung terhadap penguatan ketahanan pangan dan kelestarian lingkungan yang berkelanjutan. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif (normative legal research), serta dengan mengkaitkan sikap dan perilaku masyarakat terhadap kebiasaan-kebiasaan dalam keseharian. Hasil penelitian menunjukkan adanya kecenderungan inefisiensi pada pola konsumsi dan produksi bahan makanan telah melahirkan timbunan sampah makanan yang mengakibatkan pemborosan sumberdaya dan pencemaran lingkungan.","PeriodicalId":282274,"journal":{"name":"Jurnal Agrifoodtech","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125735430","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}