{"title":"IDENTIFIKASI SENYAWA KIMIA DAUN BAMBU SEGAR SEBAGAI BAHAN PENETRAL LIMBAH CAIR","authors":"E. Romansyah, Earlyna Sinthia Dewi, Suhairin Suhairin, Muanah Muanah, Rosyid Ridho","doi":"10.31764/AGROTEK.V6I2.1219","DOIUrl":"https://doi.org/10.31764/AGROTEK.V6I2.1219","url":null,"abstract":"Daun bambu telah terbukti mampu menetralkan limbah cair hasil pertanian maupun limbah cair industry tahu berdasarkan penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan. Akan tetapi belum diketahui senyawa kimia apa saja yang terkandung di dalam daun bambu sehingga mampu berperan sebagai penetral limbah cair. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi senyawa kimia yang terkandung dalam daun bambu segar. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental di laboratorium dengan mengamati beberapa parameter yaitu kandungan Flavonoid, Alkaloid, Saponin, dan Tanin. Hasil uji kuantitatif diperoleh berat Flavonoid untuk sampel daun bambu segar sebesar 5,5744 gram atau 5,57 % berat sampel, Alkaloid sebesar 0,1421 gram atau 2,81 % berat sampel, sedangkan hasil uji kualitatif daun bambu segar positif mengandung Saponin dan Tanin..","PeriodicalId":276781,"journal":{"name":"Jurnal Agrotek UMMat","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126510838","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"MODIFIKASI PATI SECARA ASETILASI DAN APLIKASINYA PADA PEMBENTUKAN FILM","authors":"N. Nurhayati","doi":"10.31764/AGROTEK.V6I2.1659","DOIUrl":"https://doi.org/10.31764/AGROTEK.V6I2.1659","url":null,"abstract":"Along with the development of technology and processing methods used, native starch can be modified to improve its chemical, physicochemical characteristics so that it can be utilized for further products. Modified starches are starches whose hydroxyl groups have been changed by a chemical reaction (esterification, etherification, or oxidation) or by disturbing the original structure. One method of chemical starch modification commonly used is acetylation, which produces acetylated starch. Acetylated starches are produced from starch granules ethered with acetate groups by substituting starch hydroxyl groups. Chemical starch modification by acetylation with inserting an acetyl group in the OH group starch through the acetylation reaction. The reagents commonly used in the acetylation method are vinyl acetate, acetic acid, and acetic anhydrous. Acetylated starch has the physicochemical properties advantages such as gelatinization temperature, development power, solubility, and paste clarity are high. Another advantage is better storage and cooking stability when compared to native starch. In addition, the quality of the products produced from starch acetate is more stable and resistant to retrogradation. In general, starch modification by acetylation is greatly influenced by several factors, including intrinsic and extrinsic factors. Intrinsic factors include the structure of the granules (the shape and size of the granules), the composition of the granules (ratio of amylopectin and amylose, and compositions other than starch). While extrinsic factors consist of reagents (reagent type, concentration), condition of the media reaction (temperature, pH, reaction time, and pressure ), these factors will affect the degree of substitution,% acetyl, physicochemical, morphological and rheological properties, thermal and pasting of acetylated starch. In its application based on the degree of substitution, acetylated starch is classified into three levels, namely low, medium, high. Acetate starch with low DS (0.01-0.2) can function as film-forming, binder, adhesive, thickener, stabilizer, and texturing agent.","PeriodicalId":276781,"journal":{"name":"Jurnal Agrotek UMMat","volume":"186 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115704056","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANALISIS TITIK IMPAS UNTUK MENCIPTAKAN EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI MELON DI KECAMATAN PRAYA TIMUR KABUPATEN LOMBOK TENGAH","authors":"Karjono Karjono","doi":"10.31764/agrotek.v6i2.1216","DOIUrl":"https://doi.org/10.31764/agrotek.v6i2.1216","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar efisiensi produksi dan titik impas (Break Event Point) yang harus di penuhi untuk menciptakan usahatani melon di Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah. Metode penelitian menggunakan analisis deskriptif, unit analisis petani pengembang melon, jumlah responden 30 orang dengan quota sampling, dan metode pengumpulan data dengan wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1). Besarnya penerimaan rata-rata petani pada usahatani Melon di Kecamatan Praya Timur sebesar Rp 9.356.400 sedangkan total biaya rata-rata yang di keluarkan selama proses produksi berlangsung adalah sebesar Rp 4.242.695 sehingga diperoleh pendapatan sebesar Rp 5.113.705. Tingkat Efisiensi produksi usahatani di analisis dengan menggunakan R/C ratio. Dari hasil perhitungan di peroleh R/C ratio sebesar 2,21 berarti bahwa usahatani Melon efisien untuk di usahakan (menguntungkan) atau tiap penambahan Rp 1,00 biaya yang di keluarkan akan menghasilkan penerimaan sebesar 2,21; dan (2). Sedangkan untuk nilai BEP (titik impas) untuk BEP volume produksi sebesar 2041,02 kg berarti apabila petani menghasilkan produksi di bawah 2041,02 kg, maka petani akan mengalami kerugian. Untuk BEP harga di dapat rata-rata sebesar Rp 942,95 berarti apabila harga di tingkat petani di bawah Rp 942,95 per hektar, maka petani akan mengalami kerugian.","PeriodicalId":276781,"journal":{"name":"Jurnal Agrotek UMMat","volume":"99 8","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120858598","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Aktivitas Antibakteri dari Mikroalga Laut Porphyridium cruentum terhadap Bakteri Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium acne","authors":"Vinas Anggraeni, Fajar Arip Nugraha, Aris Suhardiman","doi":"10.31764/AGROTEK.V6I2.1217","DOIUrl":"https://doi.org/10.31764/AGROTEK.V6I2.1217","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan melakukan uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium acne. Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode cakram kertas dan identifikasi golongan senyawa menggunakan metode bioautografi. Hasil yang diperoleh ektrak terbaik n-heksanaa terhadap bakteri P. acne mulai dari konsentrasi 2% menunjukan diameter zona bening 7,4 ± 0,9 mm. Bakteri S. epidermidis pada konsentrasi 2 % sebesar 6,5 ± 0,3 mm. Hasil identifikasi golongan senyawa pada ekstrak n-heksana terdapat senyawa asam lemak yang dominan yaitu asam palmitat 18,23% asam arakidonat 14,82% dan asam eikosapentanoat 12,49 %.","PeriodicalId":276781,"journal":{"name":"Jurnal Agrotek UMMat","volume":"65 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128588429","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANALISIS PEMASARAN BERAS MERAH DI KELURAHAN KARYA BARU KECAMATAN SORAWOLIO","authors":"Waode Al Zarliani, La Ode Nasrun","doi":"10.31764/AGROTEK.V6I1.953","DOIUrl":"https://doi.org/10.31764/AGROTEK.V6I1.953","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini untuk mengetahui (1)sistem pemasaran beras merah di Keluarahan Karya Baru, (2) besar biaya, margin dan keuntungan yang diterima oleh tiap lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran beras merah dan (3) untuk mengetahui sistem pemasaran yang efisien dilakukan oleh lembaga pemasaran di Keluarahan Karya Baru.Populasipenelitian adalah keseluruhan petani yang mengusahakan beras merah yang berjumlah 22 petani. Penentuan responden dilakukandengan metodesensus dengan mengambil keseluruhan petani yang berjumlah 22 petani responden. Penentuan sampel pedagang dengan metode Snowbell sampilngsehingga diperoleh pedagang pengumpul Desa sebanyak dua orang dan pedagang pengecer kota Baubau dua orang.PadasaluranpemasaranpolaI diperoleh margin pemasaranditingkatpedagangpengumpulkelurahansebesar Rp2.500/kg,biaya yang dikeluarkansebesar Rp 160/kg, keuntungan yang diterimasebesarRp 2.340/Kg. Margin pemasaranpadapedagangpengecersebesar Rp 2.000/kg, biayasebesar Rp 100/kg dankeuntungan yang diterimasebesar Rp 1900/kg.Padasaluranpemasaranpola II, margin pemasaranditingkatpedagangpengecersebesar Rp 3.000/kg, biaya yang dikeluarkansebesar Rp 200/kg, keuntungan yang diterimasebesar Rp 3.800/kg.NilaiEfisiensipemasaranSaluranpemasaranpola I sebesar 71,5% dansaluranpemasaran pola II sebesar 75%. Sehingga sistem pemasaranberas di KelurahanKaryaBarudikatakanefisien.","PeriodicalId":276781,"journal":{"name":"Jurnal Agrotek UMMat","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114311118","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"FORMULASI TEPUNG TEMPE DAN SARI WORTEL PADA PEMBUATAN MIE BASAH KAYA GIZI","authors":"A. Asmawati, Adi Saputrayadi, Mulqan Bulqiah","doi":"10.31764/agrotek.v6i1.954","DOIUrl":"https://doi.org/10.31764/agrotek.v6i1.954","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh formulasi tepung tempe dan sari wortel pada pembuatan Mie basah kaya gizi. Metode yang digunakan adalah Metode Eksperimental yang ditata dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap ( RAL) perlakuannya sebagai berikut : formulasi tepung tempe dan sari wortel dalam pembuatan mie basah kaya gizi yaitu 100%, 10%+30%,15%+25%, 20%+20%, 25%+15%, 30%+10%. Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis keragaman pada taraf nyata 5%, di uji lanjut dengan Uji Beda Nyata Jujur pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi tepung tempe dan sari wortel pada pembuatan mie basah kaya gizi berpengaruh secara nyata terhadap kadar protein dan semua sifat organoleptik (tekstur, warna, aroma dan rasa), tetapi tidak berpengaruh secara nyata terhadap kadar air dan kadar betakaroten mie basah. Semakin tinggi formulasi tepung tempe yang diberikan maka kadar protein semakin meningkat, tetapi kadar air dan kadar betakaroten semakin menurun, skor nilai tekstur, aroma, warna, dan rasa semakin meningkat dan disukai oleh panelis. Perlakuan terbaik diperoleh pada perlakuan T5 (Formulasi tepung tempe 30%+10%) yaitu dengan nilai kadar air 4,33%, kadar protein 11,22%, dan mempunyai tekstur yang kenyal, berwarna kuning agak oranye, aroma sangat disukai dan rasa disukai panelis.","PeriodicalId":276781,"journal":{"name":"Jurnal Agrotek UMMat","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134090815","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Analisis Kadar Air dan Aroma Blending Kopi Arabika (Coffea arabica L) dan Robusta(Coffea canephora L) Selama Penyimpanan Dengan Principal Component Analisys (PCA)","authors":"S. Muttalib, Joko Nugraha Wk, Nursigit Bintoro","doi":"10.31764/AGROTEK.V6I1.955","DOIUrl":"https://doi.org/10.31764/AGROTEK.V6I1.955","url":null,"abstract":"Kopi merupakan komoditas pertanian yang menyumbang devisa terbesar bagi Indonesia dan menjadi komoditas perdagangan nomor dua di dunia. Ekspor kopi Indonesia masih terbatas pada kopi kering gelondongan, belum diolah menjadi barang jadi berupa kopi bubuk. Proses pengolahan menjadi kopi bubuk melalui serangkaian proses penyangraian yang didalamnya terjadi proses fisik dan kimia yang sangat komplek yang mempengaruhi cita rasa dan aroma. Terdapat dua jenis kopi yang berkembang di Indonesia yakni Kopi Arabika dan Robusta dengan karakteristik yang berbeda. Arabika memiliki rasa yang kuat sedangkat robusta memiliki kelebihan dari segi aroma. Jika kedua jenis kopi ini dipadukan maka akan menghasilkan cita rasa dan aroma yang kuat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kadar air dan aroma blending kopi arabika dan robusta menggunakan Principal Component Analisys (PCA). PCA pada dasarnya bertujuan untuk menyederhanakan variabel yang diamati dengan cara menyusutkan (mereduksi) dimensinya. Hal ini dilakukan dengan cara menghilangkan korelasi diantara variabel bebas melalui transformasi variabel bebas asal ke variabel baru yang tidak berkorelasi.Identifikasi Aroma blending kopi Arabika dan Robusta dilakukan menggunakan empat buah sensor aroma (electric Nose) yang dipasang secara bersamaan yakni sensor TGS822, TGS825, TGS826 dan TGS2602. Hasil analisis menujukkan PCA mampu mereduksi data dan mengklasifikasi kopi sesuai input kadar air dan aroma selama penyimpanan.","PeriodicalId":276781,"journal":{"name":"Jurnal Agrotek UMMat","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130165590","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PELUANG DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN MAKROALGA NON BUDIDAYA SEBAGAI BAHAN PANGAN DI PULAU LOMBOK","authors":"Mursal Ghazali, N. Nurhayati","doi":"10.31764/AGROTEK.V5I2.705","DOIUrl":"https://doi.org/10.31764/AGROTEK.V5I2.705","url":null,"abstract":"Makanan merupakan salah satu dari tiga kebutuhan pokok manusia yang tidak dapat diganti. Salah satu sumber bahan pangan yang belum mendapatkan perhatian yang serius bersumber dari laut seperti rumput laut. Sebagian kecil jenis rumput laut memang telah dikembangkan secara massal tetapi sebagian besar belum mendapat perhatian yang serius. Beberapa jenis makroalga non budidaya sudah dimanfaatkan oleh masyarakat Pulau Lombok sudah sejak lama. Oleh sebab itu, artikel ini dibuat bertujuan untuk mengetahui jenis rumput laut apa saja yang dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir Pulau Lombok dan bagaimana peluang serta tantangan pengembangan rumput laut non budidaya sebagai sumber bahan pangan di Pulau Lombok. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan pemanfaatan alga di pulau Lombok lebih banyak pada alga merah yaitu jenis Acanthopora sp, Hypnea sp, Sarcodia sp, dan Halimenia sp. Sementara itu, alga hijau dua jenis yaitu Codium sp dan Caulerpha sp serta satu jenis alga coklat yaitu Sargassum sp. Peluang pengembangan makroalga non budidaya masih sangat tinggi disebabkan karena kandungan nutrisi lengkap, sumber bahan makanan, peluang dijadikan sebagai komoditi ekonomi. Meskipun demikian terdapat kendala dalam pengembangannya yakni paket pengembangan belum memadai, masyarakat belum memahami manfaat rumput laut, isu pencemaran lingkungan, dan beberapa jenis rumput laut sebagai absorban logam berat.","PeriodicalId":276781,"journal":{"name":"Jurnal Agrotek UMMat","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116568803","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ISOLASI MIKROALGA LAUT DARI PANTAI MAPAK PULAU LOMBOK","authors":"D. Putri, Marianah Marianah, Syirril Ihromi","doi":"10.31764/agrotek.v5i2.699","DOIUrl":"https://doi.org/10.31764/agrotek.v5i2.699","url":null,"abstract":"Mikroalga merupakan mikroorganisme fotosintetik yang hidup di lingkungan berair, baik di air tawar maupun air laut. Potensi aplikasinya yang sangat beragam dan meluas menyebabkan mikroalga menjadi salah satu fokus penelitian di berbagai negara dengan berbagai tujuan tertentu. Beberapa aplikasi dari mikroalga antara lain sebagai biofuel dan bioetanol, pewarna dan pengawet alami, suplemen makanan, komponen obat atau vaksin, komponen sel surya berpemeka pigmen, sel inang pada rekayasa genetika, dan lain-lain. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengisolasi beberapa spesies mikroalga laut yang berasal dari Pantai Mapak Pulau Lombok. Target luaran penelitian ini adalah artikel ilmiah yang dipublikasikan pada jurnal nasional. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah streak platting dan pour platting. Medium yang digunakan untuk pertumbuhan mikroalga terdiri dari dua jenis, yaitu medium Walne dan Guillard. Sedangkan konsentrasi air laut yang digunakan terdiri dari dua jenis, yaitu salinitas 25 ppt dan 35 ppt. Hasil dari beberapa kali platting dengan variasi teknik maupun medium tetap menghasilkan isolat yang terkontaminasi bakteria dan jamur. Oleh karena itu, perlu dilakukan isolasi ulang dengan merubah metode dan teknik yang digunakan untuk mendapatkan isolat murni.","PeriodicalId":276781,"journal":{"name":"Jurnal Agrotek UMMat","volume":"26 5","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133420548","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH TAKARAN DAN FREKUENSI PEMBERIAN PUPUK BIOEKSTRIM TERHADAP BEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH, PERTUMBUHAN DAN HASIL KOL BUNGA (BRASSICA OLERACEA VAR BOTRYTIS L.)","authors":"M. Mulyati, Silawibawa I.P, Ningsih L.S, Aini, K","doi":"10.31764/AGROTEK.V6I1.708","DOIUrl":"https://doi.org/10.31764/AGROTEK.V6I1.708","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi berbagai takaran dan frekuensi pemberian pupuk Bio-ekstrim terhadap status hara nitrogen (N), pertumbuhan dan hasil tanaman kol bunga (Brassica oleracea var botrytis L.). Percobaan dilakukan di desa Setiling, Kecamatan Batu Kliang Utara Lombok Tengah dari bulan Februari sampai Juni 2017. Percobaan ditata menurut Rancangan Acak Kelompok dengan pola factorial 3x3, yang terdiri atas dua faktor. Faktor pertama adalah takaran pupuk bio-ekstrim cair yakni : 2 (D1), 4 (D2) dan 6 (D3) L ha-1, dan faktor kedua adalah frekuensi pemberiannya yakni 3 (K1), 4 (K2), dan 5 (K3) kali pemberian. Masing-masing kombinasi perlakuan diulang tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara takaran dan frekuensi pemberian pupuk bio-ekstrim terhadap variable tanah dan tanaman kol bunga. Pemberian takaran pupuk bio-ekstrim berpengaruh terhadap sifat kimia tanah yaitu pH tanah, karbon organik tanah dan kadar Ntotal tanah, tetapi frekuensi pemberian pupuk bio-ekstrim tidak berpengaruh. Terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kol bunga, takaran pupuk Bio-Ekstrim tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman, dan jumlah daun akan tetapi berbeda nyata terhadap berat bunga dan diameter bunga. Sedangkan frekuensi pemberian bio-ekstrim tidak berpengaruh terhadap semua parameter yang diuji kecuali tinggi tanaman pada awal pertumbuhan.","PeriodicalId":276781,"journal":{"name":"Jurnal Agrotek UMMat","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124543839","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}