Jurnal AgriumPub Date : 2018-11-18DOI: 10.29103/agrium.v15i2.1072
Lisa Utami, R. Ag
{"title":"Pengaruh Konsentrasi Sari Kacang Hijau Dan Teknik Inokulasi Terhadap Pertumbuhan Miselia Dan Hasil Jamur Kuping (Auricularia auricular Judae)","authors":"Lisa Utami, R. Ag","doi":"10.29103/agrium.v15i2.1072","DOIUrl":"https://doi.org/10.29103/agrium.v15i2.1072","url":null,"abstract":"Budidaya jamur kuping (Black jeli/Auricularia auricular Judae) menghadapi hambatan karena terbatasnya pemunculan dan komposisi media dalam budidaya jellymushroom hitam yang baik dan memenuhi persyaratan yang berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan tingkat pertumbuhan miselia dan hasil dari kaldu kacang hijau dan teknik inokulasi jamur jelly hijau. Penelitian ini dilakukan di Desa Jalan Pulo Rungkom, Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara, dari bulan Februari sampai Mei 2018. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dari 2 faktor dengan 3 ulangan digunakan. Faktor pertama adalah penggunaan kaldu kacang hijau (K) yang terdiri dari K0 (tanpa kaldu kacang hijau) K1 (25 ml kaldu kacang hijau) K2 (50 ml kaldu kacang hijau) K3 (75 ml kacang hijau kaldu). Faktor kedua adalah teknik inokulasi (I) yang terdiri dari I1 (tanpa meninju) I2 (meninju). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kaldu kacang hijau dan teknik inokulasi memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap kecepatan pertumbuhan miselia tetapi tidak secara signifikan mempengaruhi waktu ketika pin kepala muncul, bobot segar dari tubuh buah dari panen 1 dan 2, diameter tubuh buah dari panen pertama dan kedua. Ada interaksi antara perlakuan kaldu kacang hijau dan teknik inokulasi pada kecepatan tumbuh miselium memenuhi baglog.","PeriodicalId":243796,"journal":{"name":"Jurnal Agrium","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131108452","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jurnal AgriumPub Date : 2018-11-18DOI: 10.29103/AGRIUM.V15I2.1074
Elly Indraswari, Yulia Alia, Nerty Soverda
{"title":"Respons Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Kompos Ampas Tebu","authors":"Elly Indraswari, Yulia Alia, Nerty Soverda","doi":"10.29103/AGRIUM.V15I2.1074","DOIUrl":"https://doi.org/10.29103/AGRIUM.V15I2.1074","url":null,"abstract":"Tanaman kacang hijau merupakan jenis tanaman yang termasuk dalam suku polong-polongan (Fabaceae) yang menghasilkan biji yang mengandung banyak karbohidrat dan protein. Di Provinsi Jambi sebagian besar budidaya tanaman kacang hijau dilakukan pada lahan ultisol. Tanah ultisol merupakan jenis tanah miskin kandungan hara makro terutama P, K, Ca, Mg dengan kandungan bahan organik yang rendah. Alternatif yang dapat dilakukan adalah selain menambahkan pupuk anorganik juga dapat dilakukan penambahan bahan organik seperti pupuk kompos ampas tebu. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor yaitu dosis pupuk kompos ampas tebu yang terdiri atas 4 taraf perlakuan yaitu tanpa pupuk kompos ampas tebu (p0), 10 ton ha-1 pupuk kompos ampas tebu (p1), 20 ton ha-1 pupuk kompos ampas tebu (p2) dan 30 ton ha-1 pupuk kompos ampas tebu (p3). Setiap perlakuan diulang sebanyak 6 kali dengan demikian terdapat 24 petakan percobaan. Setiap petakan percobaan terdiri dari 4 tanaman sampel. Untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap variabel yang diamati lakukan Uji Anova dan Uji Lanjut Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kompos ampas tebu dengan dosis 10 ton ha-1 adalah merupakan dosis terbaik untuk parameter bobot 100, hasil (ton ha-1) dan nilai indeks panen.","PeriodicalId":243796,"journal":{"name":"Jurnal Agrium","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126143180","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jurnal AgriumPub Date : 2018-10-18DOI: 10.29103/AGRIUM.V14I1.868
Ahmad Fauzi, F. Faisal, M. Rafli
{"title":"Dampak Letak Buah Pada Pohon dan Perlakuan Benih Terhadap Perkecambahan Benih Kakao (Theobroma cacao L.)","authors":"Ahmad Fauzi, F. Faisal, M. Rafli","doi":"10.29103/AGRIUM.V14I1.868","DOIUrl":"https://doi.org/10.29103/AGRIUM.V14I1.868","url":null,"abstract":"This study aims to determine the effect of the location of fruit on trees and treatment on seeds to germination cocoa. This study was conducted in Tumpok Teungoh Village, Banda Sakti Sub-district, Lhokseumawe City, August to September 2016. This study used Completely Randomized Design with 3 replications. Two factors studied were (a) the location of the fruit on the tree where L1 = The location of the fruit on the stem and L2 = The location of the fruit on the branch. (b) treatment factor in seeds where P1 = Without pulp clearance, P2 = Pulp cleansing. The parameters observed were potential growth, germination, vigor index, growth rate and synchronization of cocoa seed growth. The result of variance analysis showed that the fruit difference treatment did not affect the observation of maximum growth potential and cocoa seed germination, but it influenced the observation of vigor index, growth rate and synchronization of cocoa seed growth. Treatment of pulp cleansing did not affect the observation of growth potential, germination, growth rate and synchronization of seed growth, but pulp cleansing treatment had an effect on observation of vigor index of cocoa seed. There was no interaction between fruit difference treatment and treatment of cocoa bean pulp cleansing of all observed parameters","PeriodicalId":243796,"journal":{"name":"Jurnal Agrium","volume":"99 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127674872","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jurnal AgriumPub Date : 2018-10-18DOI: 10.29103/AGRIUM.V14I2.874
Rd. Selvy Handayani, M. Maisura, A. Rizki
{"title":"Pengaruh Letak Posisi Eksplan dan Sitokinin Pada Perkecambahan Biji Manggis (Garcinia mangostana L.) Lokal Aceh Secara in-Vitro","authors":"Rd. Selvy Handayani, M. Maisura, A. Rizki","doi":"10.29103/AGRIUM.V14I2.874","DOIUrl":"https://doi.org/10.29103/AGRIUM.V14I2.874","url":null,"abstract":"The application of modern biotechnology is needed in order to enhance the genetic diversity of mangosteens. The application of tissue culture on mangosteens is an important thing to do to support the biotechnology program of mangosteen plants. The purpose of this research is to reveal the influence of location of explants and Benzylaminopurine (BAP) concentration on germination of local Acehnese mangosteens in vitro. This research was conducted at the Laboratory of tissue culture of the Faculty of Agriculture, Malikussaleh University from March to May 2017. The study used an environmental design in the form of Completely Randomized Design (CRD) with two factors. The first factor is the location of explant position is abaxial (L1) and adaxial (L2). The second factor was the concentration of BAP 0 mg / L (B0), 2.5 mg / L (b1), and 5 mg / L (B2). The results showed that the position of eksplan gave an effect on mangosteen germination in vitro for its shoot length variables. The explant positions that had the best effect on the growth of in vitro mangosteen sprouts were adaxial. BAP concentration had an effect on germination of mangosteen in vitro for its bud growth and life percentage. 2.5 ppm of BAP concentration was the best concentration for mangosteen seed growth in vitro. There was no interaction between eksplan position and BAP concentration in all observed variables","PeriodicalId":243796,"journal":{"name":"Jurnal Agrium","volume":"65 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130865013","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jurnal AgriumPub Date : 2018-09-30DOI: 10.29103/agrium.v15i2.5865
Hangra Traverma Ulfi, Khusrizal Khusrizal, M. Rusdi
{"title":"Distribusi Tipe Iklim Oldeman dan Proyeksinya Berdasarkan RCP 4.5 di Kabupaten Aceh Utara","authors":"Hangra Traverma Ulfi, Khusrizal Khusrizal, M. Rusdi","doi":"10.29103/agrium.v15i2.5865","DOIUrl":"https://doi.org/10.29103/agrium.v15i2.5865","url":null,"abstract":"Pergeseran Pergeseran dan perubahan pola curah hujan akibat perubahan iklim juga berpengaruh pada pergerseran tipe iklim Oldeman di Kabupaten Aceh Utara. Gambaran tipe iklim Oldeman saat ini dan di masa depan sangat diperlukan sebagai langkah adaptasi masyarakat di bidang pertanian dalam menghadapi tantangan perubahan iklim di masa depan. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui distribusi tipe iklim Oldeman saat ini dan proyeksinya untuk 20 tahun ke depan. Penelitian ini menggunakan data curah hujan terbaru (2008-2017) dari 16 titik pengamatan dan data model MIROC5 dari skenario RCP 4.5 di Kabupaten Aceh Utara. Metode yang digunakan adalah overlay dari interpolasi bulan basah dan bulan kering dengan aplikasi Sistem Informasi Geografi (SIG). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruh kecamatan di wilayah Kabupaten Aceh Utara di dominasi tipe iklim Oldeman kering untuk saat ini (99.19%) dan kondisi ini diprediksi juga bertahan hingga 20 tahun ke depan (95.26 – 97.11%). Perubahan dan meluasnya iklim ke tipe lebih basah terjadi di daerah ketinggian seperti bagian selatan Kecamatan Sawang (2.89 – 4.74%).","PeriodicalId":243796,"journal":{"name":"Jurnal Agrium","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134005730","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jurnal AgriumPub Date : 2018-07-05DOI: 10.29103/agrium.v15i1.684
Giska Oktabriana
{"title":"PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG TERHADAP HASIL KEDELAI (Glycine max L) PADA COCOPEAT","authors":"Giska Oktabriana","doi":"10.29103/agrium.v15i1.684","DOIUrl":"https://doi.org/10.29103/agrium.v15i1.684","url":null,"abstract":"The purpose of this research is to investigate the impact of application of manure on soybean yield on cocopeat and in order to get the appropriate dose for the soybean crop. Research was done using Completely Randomized Design (CRD) which consists of 4 treatments and 3 replications. There are 12 unit of experiments with composition: A = control (without fertilizer), B = cocopeat + 100 g manure / polybag and C = cocopeat + 200 g manure / polybag, cocopeat + 300 g manure / polybag. The research revealed that the application of manure can increase the soybean yield on cocopeat","PeriodicalId":243796,"journal":{"name":"Jurnal Agrium","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130088250","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jurnal AgriumPub Date : 2018-07-05DOI: 10.29103/agrium.v15i1.683
Yummama Karmaita
{"title":"DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP HASIL TANAMAN PADI DI KAWASAN DANAU SINGKARAK","authors":"Yummama Karmaita","doi":"10.29103/agrium.v15i1.683","DOIUrl":"https://doi.org/10.29103/agrium.v15i1.683","url":null,"abstract":"This study aims to: (a) see the results of several genotypes of rice crops grown on paddy fields with drought stress, (b) to obtain the type of paddy rice genotype in drought-affected paddy fields. This research was conducted in Simusan rice field, Rambatan sub-district, Tanah Datar district and Laboratory of Agriculture Faculty, Andalas University, West Sumatra. This research used Randomized Block Design (RBD) method using 7 rice genotypes, 6 rice field genotypes and 1 genotype of upland rice as a comparison. If F value is greater than F table 5% it needs to be continued using Tukey test at 5%. The results revealed that in general, all the rice genotypes tested in showed good results on paddy fields that suffered drought stress, where all these genotypes showed a significantly different effect on the number of productive tillers, panicle length, number of grains per panicle, the percentage of unpaid grain per panicle.","PeriodicalId":243796,"journal":{"name":"Jurnal Agrium","volume":"75 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126287302","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jurnal AgriumPub Date : 2017-11-25DOI: 10.29103/AGRIUM.V15I2.1073
Samsul Suparno, Halim Akbar, M. Rafli
{"title":"Pemetaan dan Kesesuaian Lahan Tanaman Pangan di DAS Krueng Pasee Kabupaten Aceh Utara","authors":"Samsul Suparno, Halim Akbar, M. Rafli","doi":"10.29103/AGRIUM.V15I2.1073","DOIUrl":"https://doi.org/10.29103/AGRIUM.V15I2.1073","url":null,"abstract":"Pemetaan dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) pada tanaman pangan merupakan suatu cara yang efisien dan efektif untuk mengetahui karakteristik lahan dan potensi pengembangannya dalam menentukan kelas kesesuaian lahan pada suatu wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kelas kesesuaian lahan tanaman pangan pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Krueng Pase Kabupaten Aceh Utara, yang dimulai dari bulan Desember 2016 sampai bulan Maret 2017. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei yang terdiri dari tahap persiapan, survei pendahuluan, survei utama, analisis data serta penyajian hasil. Beberapa sifat tanah yang mempengaruhi kelas kesesuaian lahan untuk tanaman pangan yaitu tekstur tanah, kapasitas tukar kation (KTK), pH, kejenuhan basa (KB), C-organik, Nitrogen, Fosfor dan Kalium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas kesesuaian lahan untuk padi sawah tadah hujan pada SPL 29, SPL 30 dan SPL 31 adalah sesuai marginal (S3) dengan faktor pembatas drainase, fosfor, kalium, lereng dan bahaya erosi. Kelas kesesuaian lahan tidak sesuai (N) dengan faktor pembatas lereng dan bahaya erosi terdapat pada SPL 26. Kelas kesesuaian lahan untuk tanaman jagung dan kedelai adalah sesuai marginal (S3) dengan faktor pembatas tekstur, C-organik, fosfor, kalium, lereng dan bahaya erosi yang terdapat pada SPL 9, SPL 10, SPL 12, SPL 13, SPL 14, SPL 16, SPL 17, SPL 18, SPL 20, SPL 21, SPL 22, dan SPL 23. Sedangkan kelas kesesuaian lahan tidak sesuai (N) dengan faktor pembatas lereng dan bahaya erosi terdapat pada SPL 15. Adapun teknik konservasi tanah yang disarankan yaitu pembuatan saluran drainase, pemberian pupuk organik dan an-organik yang dikombinasikan serta pembuatan teras guludan.","PeriodicalId":243796,"journal":{"name":"Jurnal Agrium","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-11-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122382633","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}