Bagus Putra Arditya, Subandiyono Subandiyono, Istiyanto Samidjan
{"title":"PENGARUH BERBAGAI SUMBER ATRAKTAN DALAM PAKAN BUATAN TERHADAP RESPON PAKAN, TOTAL KONSUMSI PAKAN, DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN GABUS (Channa striata)","authors":"Bagus Putra Arditya, Subandiyono Subandiyono, Istiyanto Samidjan","doi":"10.14710/SAT.V3I1.3132","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/SAT.V3I1.3132","url":null,"abstract":"Rendahnya total konsumsi pakan pada ikan gabus (Channa striata) mengindikasikan bahwa tingkat palatabilitas pakan rendah. Salah satu upaya untuk meningkatkan palatabilitas pakan melalui penambahan atraktan pada pakan uji. Sumber atraktan yang digunakan berasal dari bahan pakan tepung bekicot, tepung cumi, dan tepung rebon yang memiliki kandungan asam amino berupa glisin serta prolin yang mampu berperan sebagai sumber atraktan alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penambahan berbagai jenis atraktan dalam pakan uji terhadap respon dan pertumbuhan benih ikan gabus. Penelitian ini menggunakan dua sistem wadah pemeliharaan, masing-masing untuk mengetahui respon pakan berupa stryrofoam dan pertumbuhan ikan berupa ember. Benih ikan gabus berukuran 0,94±0,09 g. Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan tersebut A, B, C, dan D masing-masing adalah tanpa maupun dengan penambahan atraktan tepung bekicot, tepung cumi dan tepung rebon. Dosis penambahan atraktan sebesar 3%. Variabel yang diamati meliputi respon pakan, total konsumsi pakan (TKP), rasio konversi pakan (FCR), rasio efiisiensi protein (PER), laju pertumbuhan spesifik (SGR), dan tingkat kelulushidupan (SR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan atraktan pada pakan uji berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap respon pakan, TKP, FCR, PER, SGR, tetapi tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap SR. Perlakuan C (penambahan atraktan tepung cumi) memberikan hasil terbaik untuk respon pakan dengan presentase sebesar 78,67±3,21 % dalam waktu <0,30 detik/cm. Nilai presentase dalam merespon, mendekati, dan menkonsumsi pakan uji sebesar 100%. Perlakuan C juga memiliki nilai tertinggi untuk TKP 54,36±1,36 g; PER 2,17±0,05 %; SGR 2,78±0,08 %bobot/hari; nilai terendah untuk FCR 1,15±0,03. Kualitas air pada kisaran yang layak untuk media pemeliharaan. Kesimpulan yang diperoleh adalah penambahan tepung cumi sebagai bahan atraktan memberikan hasil terbaik terhadap respon pakan, total konsumsi pakan, dan pertumbuhan benih ikan gabus.","PeriodicalId":21499,"journal":{"name":"Sains Akuakultur Tropis","volume":"23 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85158799","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Suminto Suminto, Titik Susilowati, S. Sarjito, Diana Chilmawati
{"title":"PRODUKSI PEMBENIHAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) STRAIN MUTIARA DAN PAYTON DENGAN PAKAN ALAMI CACING SUTERA DARI KULTUR YANG MEMANFAATKAN LIMBAH PERTANIAN","authors":"Suminto Suminto, Titik Susilowati, S. Sarjito, Diana Chilmawati","doi":"10.14710/SAT.V3I1.4199","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/SAT.V3I1.4199","url":null,"abstract":"Ikan lele dumbo (C. gariepinus) merupakan salah satu ikan konsumsi air tawar yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Jenis ikan lele strain mutiara dan payton, sebagai hasil pemuliaan mulai dikembangkan produksi benihnya guna memenuhi konsumsi pasar. Peningkatan produksi benih ikan lele, baik strain mutiara maupun payton, dapat dilakukan dengan penggunaan jenis pakan alami berupa cacing sutera yang dikultur di media dari limbah pertanian sehingga dapat mengurangi biaya produksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui produksi benih ikan lele dari strain mutiara dan payton dengan pemberian jenis pakan alami berupa cacing sutera yang dikultur menggunakan limbah pertanian. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental, rancangan acak lengkap (RAL) dengan 2 perlakuan 5 kali ulangan. Ikan uji yang digunakan yaitu induk lele dumbo strain mutiara (rerata bobot betina 2.6±0.3 kg dan bobot jantan 1.5±0.1 kg) dan strain payton (rerata bobot betina 2.4±0.5 kg dan bobot jantan 1.2±0.2 kg). Perlakuan yang digunakan yaitu perlakuan A (strain mutiara) dan perlakuan B (strain payton). Variabel data yang diukur meliputi data produksi benih diantaranya jumlah telur (butir), HR (%) dan jumlah larva (ekor). Data lain yaitu TKP, FCR, RGR dan SR. Kualitas air pada media pemeliharaan tergolong dalam kisaran yang layak untuk pemeliharaan. Hasil penelitian menunjukkan produksi telur strain mutiara 94510±1423.7 butir dan strain payton 93010±1970.3 butir. Nilai HR strain mutiara 85.35±0.51% dan strain payton 84.02±1.29%. Jumlah larva yang dihasilakn induk strain mutiara 81064.8±1034.3 ekor dan strain payton 78595.6±2400.3 ekor. Hasil TKP strain mutiara sebesar 7.92±0.51 gr/ind dan payton 5.53±0.52gr/ind. Nilai FCR benih lele mutiara sebesar 1.15±0.00 dan lele payton 1.25±0.00. Nilai RGR benih lele mutira sebesar 7.1±0.00% dan strain lele payton sebesar 6.9±0.00% dan nilai SR benih lele mutiara 85.00±0.00% dan benih lele payton sebesar 80.00±0.00%.","PeriodicalId":21499,"journal":{"name":"Sains Akuakultur Tropis","volume":"20 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81179921","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Anggi Trisna Dewi, Suminto Suminto, Ristiawan Agung Nugroho
{"title":"PENGARUH PEMBERIAN PAKAN ALAMI Moina sp. DENGAN DOSIS YANG BERBEDA DALAM Feeding Regime TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN LARVA IKAN BAUNG (Hemibagrus nemurus)","authors":"Anggi Trisna Dewi, Suminto Suminto, Ristiawan Agung Nugroho","doi":"10.14710/SAT.V3I1.3267","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/SAT.V3I1.3267","url":null,"abstract":"Baung (Hemibagrus nemurus) is one of the endogeneous freshwater fish that has economic value. Baung still rarely cultivated and only relies on catches, so its need to be cultivated. Live feed must be given the appropriate amount because the fish will grow not optimally if the feed is a few or too much. Moina sp. is one of the live feeds that can be given to baung larvae. The nutritions content of Moina sp. were 37.38% protein, 13.29% fat, 0.00% crude fiber, 11.00% ash, and 99.60% moisture content. Size of Moina sp. that suitable for larvae ranges is 500 – 1,000 μm.The aim of this study was to evaluate the effect of live feed Moina sp. with different doses in feeding regime on growth and survival of larvae baung and to determine the best dose of Moina sp. on growth and survival larvae baung. The research was carried out at the Technical Implementation Unit of the Fish Larvae Center (UPT BBI) Sawangan, Magelang District in March – May 2018. The individuals of D3 larvae with a length of 0.6 ± 0.1 cm were used in the culture. The research was conducted using experimental method with completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 3 replicates. Those treatments were treatment A (5ind / ml), B (10 ind / ml), C (15 ind / ml), and D (20 ind / ml).The results showed that the different dose of live feed Moina sp. significantly affected (P <0.01) on TKP, Pm, SGR, EPP, PER and RGR but not significantly affected (P>0.05) on SR. in. treatment D showed the best value of absolute length, SGR and SR in D3D15 stage were 0.9 ± 0.10, 7.04 ± 0.5, 90 ± 3.3,respectivel. In other addition of D15-D28 had absolute length, SGR, FCR, Feed utilization efficiency, PER, RGR and SR were 0.8 ± 0.10, SGR 3.55 ± 0.17 , 1.31 ± 0.1, 76.76 ± 6.2,1.53 ± 0.1, 5.24 ± 0.5, 85.22 ± 3.5. However,20 ind/ml of Moina sp dosage which be recommend for baung larval rearing in hatchery.","PeriodicalId":21499,"journal":{"name":"Sains Akuakultur Tropis","volume":"34 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82044146","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}