{"title":"Karakteristik Vegetasi Gulma Pada Pertanaman Cengkeh di Negeri Hatu Kecamatan Leihitu Barat, Kabupaten Maluku Tengah","authors":"Marlita H. Makaruku, V. L. Tanasale, Nureny Goo","doi":"10.55984/saloi.v1i1.109","DOIUrl":"https://doi.org/10.55984/saloi.v1i1.109","url":null,"abstract":"Penelitian yang dilaksanakan di Negeri Hatu Kecamatan Leihitu Barat Kabupaten Maluku Tengah, bertujuan untuk menemukan vegetasi gulma dan jenis gulma dominan pada tanaman cengkeh. Dalam melakukan analisis vegetasi digunakan metode kuadrat dengan petak sampel berukuran 1 m x 1 m. Hasil penelitian dijumpai 44 jenis gulma yang terdiri atas 25 famili, dengan rincian : gulma daun lebar 33 jenis, gulma rumputan 7 jenis, dan gulma tekian 4 jenis. Terdapat 5 jenis gulma dominan yaitu Cynodon datylon dengan nilai indeks penting sebesar 77,95 merupakan gulma yang paling dominan, Mimosa pudica, Pueraria phaseoloides, Sacciolepis interupta dan Ciperus rotundus adalah jenis-jenis gulma yang mendominasi setelah Cynodon datylon pada pertanaman cengkeh di Negeri Hatu Kecamatan Leihitu Barat.","PeriodicalId":197909,"journal":{"name":"SALOI : Jurnal Ilmu Pertanian","volume":"83 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115758545","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Kinerja Reproduksi Induk Kerbau di Kecamatan Waelata Kabupaten Buru","authors":"T. Wahyuni, Demianus Ferdinand Souhoka","doi":"10.55984/saloi.v1i1.107","DOIUrl":"https://doi.org/10.55984/saloi.v1i1.107","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk engetahui sejauh mana kinerja reproduksi induk kerbau di Kecamatan Waelata Kabupaten Buru. Penelitian berlangsung pada bulan Maret sampai bulan April 2022 dengan penentuan desa serta responden secara purposive sampling. Pengambilan data dilakukan di tiga desa yaitu desa Debowae, Parbulu, dan Waelo. Variabel yang diamati antara lain karakteristik responden, kepemilikan ternak, umur pertama kali kawin, angka kebuntingan, lama bunting, umur pertama kali beranak, angka kelahiran, angka kematian, jarak beranak dan penyapihan anak/gudel. Analisis data dilakukan secara deskriptif statistik menggunakan nilai rata-rata dan standar deviasi. Hasil dari penelitian menyimpulkan bahwa umur pertama kali kawin 32,45 ± 3,98 bulan, angka kebuntingan 90,9 %, lama bunting 10,43 ± 0,51 bulan, umur pertama kali beranak 44,06 ± 5,68 bulan atau sama dengan 3,67 ± 0,47 tahun, angka kelahiran 96,42%, angka kematian sebesar 3,70%, jarak beranak 13,12 ± 0,77 bulan dan penyapihan anak secara alami dimana anak dan induk pisah dengan sendirinya.","PeriodicalId":197909,"journal":{"name":"SALOI : Jurnal Ilmu Pertanian","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125024492","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Potensi Kulit Buah Naga sebagai Pewarna Alami untuk Meningkatkan Profil Sensoris Kue","authors":"Sophia Grace Sipahelut","doi":"10.55984/saloi.v1i1.108","DOIUrl":"https://doi.org/10.55984/saloi.v1i1.108","url":null,"abstract":"Salah satu bahan penunjang dalam membuat kue adalah bahan pewarna. Pewarna yang ditambahkan pada kue bisa terdiri dari pewarna alami maupun pewarna sintetis. Namun sangatlah disayangkan bahwa pada saat ini pewarna kue masih menggunakan pewarna sintetis dan berbahaya bagi kesehatan. Kulit buah naga memiliki potensi sebagai pewarna alami dengan warna merah alami yang dihasilkannya. Tujuan penelitian ini adalah menentukan konsentrasi kulit buah naga yang tepat sebagai pewarna alami dalam pembuatan kue yang paling disukai konsumen. Penentuan kesukaan konsumen menggunakan uji organoleptik dengan 30 panelis semi terlatih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah naga dapat digunakan sebagai perisa alami pada kue. Kue dengan penambahan konsentrasi ekstrak kulit buah naga 20% merupakan produk yang paling disukai oleh konsumen.","PeriodicalId":197909,"journal":{"name":"SALOI : Jurnal Ilmu Pertanian","volume":"39 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122025221","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Lama Perebusan Terhadap Kadar Protein Teripang (Holothuria sp.) di Desa Kakara Halmahera Utara","authors":"Angga Rivanly Kitong, Febrina Olivia Akerina, Anggeline Lioni Amahorseja, Femsy Kour","doi":"10.55984/saloi.v1i1.106","DOIUrl":"https://doi.org/10.55984/saloi.v1i1.106","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perebusan terhadap kandungan protein pada teripang (Holothuria sp.). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yakni analisis laboratorium terhadap teripang Holothuria sp. yang diperoleh dari perairan Desa Kakara, Kecamatan Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara. Penelitian menggunakan 4 perlakuan dengan 3 kali pengulangan. Kriteria lama perebusan adalah P1 (5 menit), P2 (10 menit), P3 (15 menit), dan P4 (20 menit). Hasil uji statistik menunjukkan nilai signifikan dimana dengan nilai P-value < 0.05 yakni 0.000 . Maka dilanjutkan dengan uji Duncan, hasil uji Duncan menunjukkan bahwa ada perbedaan nyata terhadap kadar protein P1, P2, P3, dan P4 dengan nilai rata – rata 17,06% kandungan protein pada perebusan P1, 19,44% pada P2, 20,85% pada P3, dan 22,50% pada P4. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh lama perebusan pada protein teripang (Holothuria sp.) .","PeriodicalId":197909,"journal":{"name":"SALOI : Jurnal Ilmu Pertanian","volume":"12 1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133079129","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Lukman Takamokan, A. D. Tagueha, Muhammad J. Wattiheluw
{"title":"Karateristik Peternak Ayam Buras di Kecamatan Teluk Ambon dan Respon Terhadap Gangguan Kesehatan Ayam","authors":"Lukman Takamokan, A. D. Tagueha, Muhammad J. Wattiheluw","doi":"10.55984/saloi.v1i1.110","DOIUrl":"https://doi.org/10.55984/saloi.v1i1.110","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karateristik peternak ayam buras di Kecamatan Teluk Ambon dan mengetahui respon mereka terhadap beberapa gangguan kesehatan pada ayam. Variabel yang diamati yaitu umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, sistem pemeliharaan, jumlah kepemilikan, kemampuan mengidentifikasi jenis penyakit dan gejala klinis. Data diambil dari peternak di lima desa secara purposive sampling dengan kriteria memelihara > 10 ekor ayam dan lama usaha lebih dari 1 tahun, kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan 90% peternak berusia produktif, 58% berpendidikan SMA, pekerjaan utama berada pada sektor primer, 70% menerapkan sistem pertanian semi intensif, dan populasi ayam yang dipelihara yaitu 1642 ekor ± 16,6 ekor dengan jumlah ayam dewasa mendekati setengah dari populasi. Peternak mampu mengenali beberapa jenis gangguan kesehatan, seperti berak kapur, ngorok, snot, tetelo, cacingan, dan persendian bengkak. Kemampuan mengidentfikasi gejala penyakit bervariasi dan dilatarbelakangi oleh seberapa sering gangguan tersebut ditemui pada ayam yang dipelihara. Diantara tiga variabel yang secara signifikan dan berasosiasi positif dengan kemampuan peternak mengenali gangguan kesehatan ayam, peternak yang menerapkan sistem semi intensif memiliki kekuatan asosiasi paling tinggi. Peningkatan pengetahuan sangat dianjurkan melalui penyuluhan berkelanjutan yang disesuaikan dengan karateristik peternak di lokasi penelitian.","PeriodicalId":197909,"journal":{"name":"SALOI : Jurnal Ilmu Pertanian","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133684122","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pola Sebaran Sedimen Kohesif dan Hubungannya dengan Massa Air Laut Pada Muara Sungai Wairuhu, Pulau Ambon - Maluku","authors":"Yunita A. Noya, Gratia D. Manuputty","doi":"10.55984/saloi.v1i1.105","DOIUrl":"https://doi.org/10.55984/saloi.v1i1.105","url":null,"abstract":"Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis sebaran konsentrasi sedimen kohesif dan mengetahui hubungan antara konsetrasi sedimen kohesif dan massa air laut pada Muara Sungai Wairuhu, Pulau Ambon. Menggunakan metode sampling langsung dilapangan, meliputi parameter fisik air (suhu dan salinitas), luas penampang, debit sungai, dan kecepatan aliran. Analisis data menggunakan persamaan densitas dan debit sungai, serta estimasi konsentrasi sedimen kohesif. Waktu sampling mempertimbangkan periode pasut bulanan dan harian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebaran konsentrasi sedimen kohesif tertinggi ditemukan pada periode pasang purnama difase pasang dan sebaliknya terendah pada fase surut saat periode pasang perbani, serta nilai korelasi menunjukkan hubungan konsentrasi sedimen kohesif dan densitas sangat kuat, yaitu pada fase surut untuk pasang purnama maupun pasang perbani.","PeriodicalId":197909,"journal":{"name":"SALOI : Jurnal Ilmu Pertanian","volume":"66 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122743409","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}