{"title":"PEMBANGUNAN PARIWISATA BERKELANJUTAN DI DESA ADAT OSING KABUPATEN BANYUWANGI","authors":"Eka Maylinda, Sudarmono Sudarmono","doi":"10.35580/JES.V4I1.20452","DOIUrl":"https://doi.org/10.35580/JES.V4I1.20452","url":null,"abstract":"Since its establishment as a traditional tourism village in 1995, Kemiren Village has transformed in its development process. This article aims to 1). describe sustainable tourism development in the Osing Cultural Village, Banyuwangi; 2). analyze the constraints for sustainable tourism development in the Osing Cultural Village, Banyuwangi, and 3). scrutinize the supporting factors for sustainable tourism development in the Osing Traditional Village, Banyuwangi Regency. By using a qualitative design, this study relies on the method of collecting data through in-depth interviews to obtain data from key informants. This research found that the tourism sector contributes significantly to the creation of job opportunities for the villagers. Even so, this economic development does not necessarily diminish the roots of culture and customs that have persisted for a long time. However, the level of community awareness of environmental sustainability still needs to be improved. In carrying out its function, the government continues to make maximum efforts to issue regulations that can ensure the success of sustainable tourism development in Kemiren Village.","PeriodicalId":168432,"journal":{"name":"Jurnal Environmental Science","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130155078","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANALISIS KUALITAS AIR TANAH DANGKAL UNTUK KEPERLUAN AIR MINUM DI KELURAHAN BONTONOMPO KECAMATAN BONTONOMPO KABUPATEN GOWA","authors":"Hamzar Hamzar, Suprapta Suprapta, Amal Amal","doi":"10.35580/JES.V3I2.20048","DOIUrl":"https://doi.org/10.35580/JES.V3I2.20048","url":null,"abstract":"ABSTRAKTujuan penelitian ini untuk: 1) yaitu untuk mengetahui kualitas fisika, kimia, dan biologi air tanah dangkal di Kelurahan Bontonompo Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa. 2) Untuk mengetahui kelayakan air tanah dangkal di Kelurahan Bontonompo Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa untuk digunakan sebagai sumber air minum. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif yaitu digunakan untuk menggambarkan dan menganalisis suatu hasil penelitian secara sistematis tentang kualitas air tanah untuk kebutuhan air minum di Kelurahan Bontonompo Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa. Teknik analisis data yang digunakan yaitu menggunakan metode Scoring Struges. Hasil penelitian menunjukkan bahwakualitas air kelurahan bontonompo yaitu ada yang tidak melebihi dan melebihi kada rmaksimum yang diperbolehkan untuk air minum sehingga air tersebut tidak dapat digunkan untuk air minum. Adapun parameter yang melebihi kadar maksimum yaitu parameter suhu dan bau pada titik II, IV dan V, parameter kekeruhan pada titik I, II, IV dan V yaitu 68.0, 17.4, 169, 243 dengan batas maksimal 5, parameter warna pada titik II dan IV yaitu 20.0 dengan batas maksimal 15, parameter iron (Fe) pada titik I, II, IV dan V yaitu 0.465, 3.527, 2.326, dan 0.775 dengan batas maksimal 0.3, parameter e-coli semua titik yaitu 130, 130, 130, 5400 dan 2200 dengan batas maksimal 0. Berdasarkan hasil analisis menggunakan Metode Stuges menunjukkan bahwa titik I dan III berada pada kelas layak digunakan sebagai sumber air minum, dan pada titik II, IV dan V berada pada kelas tidak layak digunakan sebagai sumber air minum.","PeriodicalId":168432,"journal":{"name":"Jurnal Environmental Science","volume":"138 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129463337","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PEMETAAN ZONASI DAERAH RAWAN BENCANA LONGSOR BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DI DAS JENEBERANG KABUPATEN GOWA","authors":"M. Darwis, Uca Uca, Muhammad Yusuf","doi":"10.35580/JES.V3I2.20080","DOIUrl":"https://doi.org/10.35580/JES.V3I2.20080","url":null,"abstract":"ABSTRAKBencana longsor di Indonesia bisa dijumpai hampir di setiap Daerah Aliran Sungai utamanya pada bagian hulu Daerah Aliran Sungai. Salah satu penyebab terjadinya longsor yaitu kondisi topografi yang sangat curam. Salah satu Daerah Aliran Sungai di Sulawesi Selatan yang memiliki peran penting dan strategis dalam pembangunan adalah Daerah Aliran Sungai Jeneberang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kerawanan dan sebaran daerah yang berpotensi longsor di DAS. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan prosedur analisis software Geographic Information System (GIS) berupa analisis tumpang tindih (overlay) faktor–faktor yang berpengaruh terhadap kejadian tanah longsor seperti Jenis batuan, kemiringan lereng, curah hujan, zona kerentanan gerakan tanah, tekstur tanah dan tutupan lahan. Berdasarkan hasil pendugaan kerawanan longsor di DAS Jeneberang, diperoleh tiga tingkat kerawanan longsor yaitu: Tingkat kerawanan rendah dengan luas 30771 Ha (39%) memiliki persebaran di Kecamatan Bontomaranu, Palangga, Bajeng Barombong, Tamalate, dan lain-lain, Tingkat kerawanan sedang dengan luas 38827 Ha (49%) memiliki persebaran di Kecamatan Parangloe, Manuju, Bungaya, Tinggimoncong dan Parigi. Dan tingkat kerawanan tinggi dengan luas 9287 Ha (12%) memiliki persebaran di Kecamatan Tinggimoncong, Parigi dan beberapa daerah di Kecamatan Parangloe dan Manuju.","PeriodicalId":168432,"journal":{"name":"Jurnal Environmental Science","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128832477","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PREDIKSI ALIRAN AIR PERMUKAAN DAS TALLO SULAWESI SELATAN","authors":"S. Suarni, Ibrahim Abbas, Nasiah Nasiah","doi":"10.35580/JES.V3I2.20029","DOIUrl":"https://doi.org/10.35580/JES.V3I2.20029","url":null,"abstract":"ABSTRAKTujuan penelitian ini untuk: 1. Yaitu untuk Mengetahui Karakterstik DAS Tallo Sulawesi Selatan. 2. Untuk mengetahui besar aliran air permukaan DAS Tallo Sulawesi Selatan. Sasaran dalam penelitian ini adalah DAS Tallo secara keseluruhan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalh teknik observasi, teknik dokumentasi, teknik analisis data sekunder menggunakan metode Thornthwaite.Hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah DAS Tallo secara morfologi memiliki luas luas 432.21 km² yang terletak pada ketinggian 0 sampai 800 m di atas permukaan laut, dengan panjang sungai 77.90 km dan lebar 5.54 km serta indeks percabangan sungai sungai yang menunjukkan DAS Tallo mempunyai kenaikan dan penurunan muka air banjir yang tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat. Jenis tanah secara umum terdiri dari Alluvial hidromorf, Alluvial cokelat kekelabuan, Latosol cokelat kemerahan, Mediteran cokelat kemerahan dan podsolik merah dengan penggunaan lahan yaitu belukar, pemukiman, kebun, sawah dan tambak. Perhitungan besar aliran air permukaan dengan menggunakan metode Thornwaite. Dari hasil perhitungan diperoleh debit debit aliran air permukaan terbesar pada tahun 2014 sebesar 423.65 m³/detik dan debit aliran air terkecil terjadi pada tahun 2015 sebesar 167.92 m³/detik. ","PeriodicalId":168432,"journal":{"name":"Jurnal Environmental Science","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127930748","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"EKSISTENSI KERJA PANDAI BESI TRADISIONAL MEMASUKI ERA REVOLUSI INDUSTRI DI KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG","authors":"Cenceng Cenceng, Ramli Umar, Syukri Nyompa","doi":"10.35580/JES.V3I2.20047","DOIUrl":"https://doi.org/10.35580/JES.V3I2.20047","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini: 1) Yaitu untuk mengetahui Karakteristik Kerja pandai Besi Tradisional di Kabupaten Sidenreng Rappang. 2) untuk mengetahui apa saja Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Eksistensi Kerja Pandai Besi Tradisional Dalam Menghadapi Era Industri. 3) untuk mengetahui bagaimana Pandai Besi Tradisional Bisa Bertahan di Era Revolusi Industri di kabupaten Sidenreng Rappang. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Kuantitatif deskriptif yaitu digunakan untuk menggambarkan fenomena realita sosial yang dijumpai pada masyarakat yang dijadikan objek atau sasaran dalam penelitian yang berupaya menarik kenyataan itu ke atas permukaan sebagai suatu ciri, sifat, karakter, tanda, atau deskripsi mengenai keadaan, situasi, model, ataupu fenomena masalah tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik kerja pandai besi di Kelurahan Massepe yaitu untuk umur responden yang paling dominan jumlahnya dijumpai pada kelompok umur 50 tahun ke atas sebesar 36% yang umumnya berjenis kelamin laki-laki dimana waktu kerjanya dimulai pada hari senin-sabtu jam 08:00-16:00 dengan pendapatan Rp. 500.000-2.500.000. faktor-faktor yang mempengaruhi kerja pandai besi di Kelurahan Massepe yaitu Produk, dimana faktor musiman, kualitas dan ukuran sebesar 100% sangat mempengaruhi eksistensi kerja pandai besi dalam memasuki era revolusi kecuali faktor warna, dari segi promosi faktor yang sangat berpengaruh yaitu pemasaran di pasar tradional sebesar 100%. Untuk harga, faktor harga yang relative murah sangat berpengaruh sebesar 81% dan juga penambahan kredit memberikan pengaruh positif bagi pengrajin pandai besi. Adapun faktor teknologi yang sangat berperan penting dalam pemasaran hasil kerja pandai besi adalah Handphone. Cara pandai besi bertahan di era revolusi industri di kabupaten sidenreng rappang yaitu dengan mempertahankan bentuk dan ketahanan yang khas dari produksi barang tersebut, serta memiliki harga jual yang terjangkau, dan ketersedian di daerah itu sendiri sehinga mudah di jangkau bagi masyarakat sekitar.","PeriodicalId":168432,"journal":{"name":"Jurnal Environmental Science","volume":"51 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115491484","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANALISIS TINGKAT BAHAYA BENCANA ANGIN PUTING BELIUNG BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG","authors":"Amin Nur Syafitri, Rosmini Maru, Ichsan Invanni","doi":"10.35580/JES.V3I2.20031","DOIUrl":"https://doi.org/10.35580/JES.V3I2.20031","url":null,"abstract":"ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik wilayah, tingkat bahaya bencana angin puting beliung dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografis, serta upaya mitigasi bencana angin puting beliung di Kabupaten Sidenreng Rappang. Parameter yang digunakan yaitu curah hujan, suhu permukaan, kemiringan lereng, dan penutup lahan. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait. Teknik analisis data yaitu analisis kuantitatif berjenjang tertimbang dengan melakukan tumpang susun terhadap peta parameter tingkat bahaya bencana angin puting beliung. Sehingga diperoleh hasil karakteristik fisik yang menjadi faktor penentu tingkat bahaya bencana angin puting beliung di Kabupaten Sidenreng Rappang yaitu curah hujan 1.501 - 2.000 mm/tahun, suhu permukaan 21 - 25oC, kemiringan lereng 0 - 8%, dan jenis penutupan lahan berupa sawah. Tingkat bahaya bencana angin puting beliung di Kabupaten Sidenreng Rappang pada kelas tingkat bahaya rendah sebesar 25% luas wilayah, lalu pada kelas tingkat bahaya sedang sebesar 39% luas wilayah, dan pada kelas tingkat bahawa tinggi sebesar 36% luas wilayah. Dan adapun upaya mitigasi bencana berupa perencanaan pola ruang, pengendalian konversi lahan, pembangunan bangunan tahan angin puting beliung, pembuatan ruang terbuka hijau, serta penyuluhan kepada masyarakat dengan mempertimbangkan tingkat bahaya bencana angin puting beliung.","PeriodicalId":168432,"journal":{"name":"Jurnal Environmental Science","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130751323","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abu Yazid Raisal, Hariyadi Putraga, Muhammad Hidayat, Arwin Juli Rakhmadi
{"title":"ANALISIS PENGARUH APHELION DAN PERIHELION TERHADAP SUHU MENGGUNAKAN WEATHER STATION","authors":"Abu Yazid Raisal, Hariyadi Putraga, Muhammad Hidayat, Arwin Juli Rakhmadi","doi":"10.35580/JES.V3I2.19996","DOIUrl":"https://doi.org/10.35580/JES.V3I2.19996","url":null,"abstract":"Matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan di Bumi. Perubahan aktifitas Matahari jangka panjang memegang peranan penting dalam perubahan iklim global. Perubahan iklim tersebut menyebabkan naik turunnya suhu di permukaan bumi. Pancaran cahaya Matahari tersebut membawa energi bahkan radiasi. Total radiasi yang diterima dipermukaan bumi dipengaruhi oleh jarak Matahari, intensitas radiasi Matahari, panjang hari. Jarak Matahari selalu berubah sepanjang tahun dikarenakan orbit Bumi mengelilingi Matahari berbentuk elips. Saat Bumi berada pada jarak terdekat dengan Matahari disebut perihelion. Saat Bumi berada pada jarak terjauh dari Matahari disebut aphelion. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aphelion dan perihelion terhadap suhu di kota Medan menggunakan weather station. Aphelion dan perihelion tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap suhu Bumi. Ketika jarak Bumi paling dekat dengan Matahari (perihelion), suhu Bumi justru lebih rendah dibandingkan dengan saat jarak Bumi paling jauh dengan Matahari. Suhu Bumi sedikit lebih tinggi pada bulan Juli dikarenakan bagian utara planet Bumi yang padat akan daratan lebih condong ke arah Matahari, dimana daratan lebih cepat panas dibandingkan dengan lautan. Selain itu suhu di permukaan Bumi juga dipengaruhi oleh pola angin.","PeriodicalId":168432,"journal":{"name":"Jurnal Environmental Science","volume":"68 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129465552","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"STRATEGI PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA LAUT MELALUI KEARIFAN LOKAL SISTEM PUNGGAWA-SAWI DI DESA PALALAKKANG KECAMATAN GALESONG KABUPATEN TAKALAR","authors":"Hasriyanti Hasriyanti","doi":"10.35580/JES.V3I2.20096","DOIUrl":"https://doi.org/10.35580/JES.V3I2.20096","url":null,"abstract":"AbstrakLingkungan pesisir wilayah Indonesia memerlukan strategi pemberdayaan sumber daya laut melalui bentu kearifan lokal. Salah satu kearifan lokal dalam bentuk sistem kerja yakni punggawa-sawi yang ada di desa Palalakkang Kabupaten Takalar. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi alamiah) yakni pada kehidupan dan perilaku punggawa-sawi dalam kehidupannya di daratan dan di lautan. Sumber data primer dan teknik pengumpulan data, lebih banyak diperoleh dari observasi partisipasi (participation observation), dan wawancara mendalam (in depth interview). Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi yang digunakan melalui sistem punggawa-sawi, dapat dilihat dari beberapa indikator, yakni: ketergantungan nelayan dengan pemilik modal, penggunaan alat tangkap antar nelayan, penentuan patron-klien kelompok nelayan, permasalahan penggunaan bom, pukat dan bahan berbahaya lainnya, perencanaan struktur kerja, tahap konservasi wilayah perairan, dan diversifikasi usaha nelayan. ","PeriodicalId":168432,"journal":{"name":"Jurnal Environmental Science","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123853466","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Amal Arfan, Rosmini Maru, Syafruddin Side, Alief Saputro
{"title":"STRATEGI PENGELOLAAN KAWASAN HUTAN MANGROVE SEBAGAI KAWASAN HUTAN PRODUKSI DI KABUPATEN MAROS SULAWESI SELATAN, INDONESIA","authors":"Amal Arfan, Rosmini Maru, Syafruddin Side, Alief Saputro","doi":"10.35580/JES.V3I2.20156","DOIUrl":"https://doi.org/10.35580/JES.V3I2.20156","url":null,"abstract":"Sustainable production forest is a forest that can produce products of economic value that can be used for the needs of life today and in the future. The benefits of various products and services from mangrove forests have been felt by humans, both in the form of wood and non-wood products. The population of this research is people age 20 - 60 years who live around the mangrove forest area of the coast of Maros Regency. The sampling technique is carried out using proportional stratified random sampling, which is based on the stratification of the types of activities around the mangrove forest area. Data collection techniques used are adjusted to the required data including, Direct Observation, Documentation, In-depth Interview with the Participatory Rural Appraisal approach, Focus Group Discussion, to determine the distribution and extent mangrove forest area in South Sulawesi. After that, the internal and external factors that are supporting and inhibiting use the SWOT analysis. The results showed that the strategy of managing mangrove forest areas as production forest areas in Maros Regency is develop the potential of sustainable and economically valuable mangrove forest resources through eco-friendly cultivation and capture businesses, increasing the role of ngos to increase community knowledge and awareness in mangrove management, providing counseling and training on crab processing., community empowerment through fishermen / farmer groups to create a household scale industry based on mangrove resources, training and mentoring of farmer/fisherman/women's groups in utilizing mangrove forest resources","PeriodicalId":168432,"journal":{"name":"Jurnal Environmental Science","volume":"110 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134581763","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PEMETAAN TINGKAT KEKERINGAN LAHAN SAWAH BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN TAKALAR","authors":"Ulfa Aulia Syamsuri, Nasiah Nasiah, Rosmini Maru","doi":"10.35580/JES.V3I2.20024","DOIUrl":"https://doi.org/10.35580/JES.V3I2.20024","url":null,"abstract":"ABSTRAKKekeringan merupakan bencana alam yang disebabkan akibat distribusi air hujan yang tidak merat yang terjadi pada suatu wilayah yang kehilangan sumber pendapatan akibat gangguan pada sektor pertanian, dalam hal ini berupa penggunaan lahan seperti sawah Kekeringan dapat diantisipasi dengan melakukan pemetaan zonasi rawan kekeringan lahan sawah menggunakan sistem informasi geografis di Kabupaten Takalar. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu (1) Mengetahui tingkat rawan kekeringan lahan sawah di Kabupaten Takalar, (2) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat rawan kekeringan lahan sawah di Kabupaten Takalar. Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian kuantitatif dengan metode pendekatan deskriptif kuantitatif dengan prosedur analisis berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG). Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini berupa deskriptif spasial dan menggunakan analisis SIG. Metode analisis tumpang tindih berjenjang digunakan untuk mengetahui tingkat rawan kekeringan lahan sawah dengan melakukan overlay pada empat parameter yang menjadi penentu tingkat rawan kekeringan lahan sawah, yaitu penggunaan lahan sawah, curah hujan, tekstur tanah, dan solum tanah. Hasil dari penelitian ini diperoleh dua tingkat rawan kekeringan lahan sawah di Kabupaten Takala, yaitu tingkat kerawanan rendah dengan luas 2288.407 ha (12%) dan tingkat kerawanan kekeringan sedang dengan luas 16804.615 ha (88%). Adapun faktor yang paling berpengaruh ialah faktor curah hujan dan penggunaan lahan sawah.","PeriodicalId":168432,"journal":{"name":"Jurnal Environmental Science","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114670759","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}