{"title":"IDENTIFIKASI INTRUSI AIR LAUT MENGGUNAKAN METODE VERTICAL ELECTRICAL SOUNDING DI KECAMATAN SAWA","authors":"Ervy Afriani Arliska, Pou Anda, E. S. Hasan","doi":"10.23960/jge.v8i3.223","DOIUrl":"https://doi.org/10.23960/jge.v8i3.223","url":null,"abstract":"Air adalah kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk berbagai keperluan dalam kehidupan. Dalam sebuah komunitas , air bersih sering merupakan masalah serius manakala tidak tersedia dalam jumlah yang cukup dan memenuhi baku mutu terutama daerah-daerah tertentu yang belum memiliki pipanisasi, atau daerah pemukiman dipinggir laut. Tujuan penelitian ini adalah menentukan pengaruh intrusi laut terhadap sumber air bawah tanah melalui karakteristik litologi batuan bawah permukaan serta menetukan kondisi aquifer yang mungkin terintrusi air laut berdasarkan data kualitas air sumur gali di Desa Laimeo-Ulu Kecamatan Sawa. Metode yang digunakan adalah metode geolistrik tahanan jenis Vertical Electrical Sounding (VES) yang semakin luas penggunaannya untuk mempelajari struktur bawah permukaan. Hasil interpretasi data setiap lintasan pengukuran teridentifikasi adanya intrusi air laut yang diindikasikan oleh nilai resistivitas 0,5-5 ohm.m sebagai lapisan pasir dan kerikil. Meskipun lapisan ini diduga sebagai aquifer dan telah terintrusi air laut namun letaknya sekitar 6 - 12 dibawah permukaan sedangkan kedalaman sumur gali rata-rata 3 m. Selain itu, ada lapisan lempung yang impermeable terletak di atas lapisan yang terintrusi air laut. Dengan demikian disimpulkan bahwa air sumur gali masih tergolong sebagai air segar dan dapat dikomsumsi dan untuk berbagai keperluan lain. Adalah perlu dikombinasikan dengan metode lain untuk menilai sebaran intrusi air secara spasil atau dua dimensi.","PeriodicalId":153982,"journal":{"name":"JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi)","volume":"79 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122942132","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"DAMPAK MEKANIS DARI BATU LEMPUNG YANG DISEBABKAN OLEH SLAKING","authors":"Dian Triyanto, Andius Dasa Putra, E. P. Wahono","doi":"10.23960/jge.v8i3.196","DOIUrl":"https://doi.org/10.23960/jge.v8i3.196","url":null,"abstract":"Batuan sedimen khususnya batu lempung sampai saat ini belum banyak digunakan dalam dunia konstruksi sebagai pondasi dan material konstruksi terutama bangunan jalan, dan cenderung memiliki kualitas yang rendah karena kemampuan batu lempung yang jelek sebagai material konstruksi dan memiliki potensi deformasi yang sangat besar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh fenomena slaking yang meme-ngaruhi deformasi pada batu lempung. Batu lempung yang terbentuk dari rombakan batu lainnya mengalami kompaksi dan suhu yang tinggi sehingga material tersebut menjadi padat, dan memiliki pori yang sangat kecil akibat keseragaman partikelnya. Pengujian yang dilakukan adalah analisa X-Ray Diffraction, Accelerated Slaking Test, serta One Dimensional Compression Test. Diketahui bahwa jenis mineral yang menyusun batuan Daerah Lemong berupa Dolomite, Boron Nitride, 3-Nitro-nitromethyl-1 H-1,2,4-triazole, dan Praseodymium. Berdasarkan hasil uji XRD tersebut dapat diketahui rata-rata penyusun batuan yang dijadikan sampel tersusun oleh mineral Kapur (dolomite), memiliki tekstur yang keras ketika padat. Berdasarkan penelitian ini menunjukkan bahwa jenis batu lempung Lemong mengalami deformasi yang sangat kecil, karena dipengaruhi adanya ukuran pori-pori butiran dalam partikel yang sangat kecil, sehingga peneliti mendapatkan solusi untuk mengetahui tingkat kemampuan batu lempung Lemong layak dijadikan material konstruksi.","PeriodicalId":153982,"journal":{"name":"JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi)","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123097204","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANALISIS SUHU PERMUKAAN DAN KONDISI GEOMORFOLOGI KAWASAN GEOTERMAL TEHORU MENGGUNAKAN LANDSAT-8 DAN DEM","authors":"S. H. Siombone","doi":"10.23960/jge.v8i3.243","DOIUrl":"https://doi.org/10.23960/jge.v8i3.243","url":null,"abstract":"Penelitian menggunakan citra Landsat-8 dan DEM telah dilakukan untuk analsis suhu permukaan tanah (land surface temperature/LST) dan kondisi geomorfologi kawasan geotermal Desa Tehoru. Penelitian ini dilakukan pada area dengan luasan 71,23 . Data citra Landsat-8 digunakan untuk analisis sebaran tutupan lahan dan LST. Seberan tutupan lahan diperoleh berdasakan klasifikasi nilai normalized difference vegetation index (NDVI). Data DEM digunakan untuk analisis kondisi geomorfologi daerah penelitian. Hasil analisis data menunjukkan bahwa area penelitian didominasi oleh lahan campuran dengan nilai NDVI rata-rata berkisar antara 0,302 – 0,338. Nilai LST di area penelitian berkisar antara C – C. Hasil analisis peta LST menunjukkan anomali LST tinggian lebih dominan pada kawasan permukiman. Anomali LST di sekitar titik manifestasi geotermal hanya terdeteksi sebagian kecil karena pengaruh tutupan lahan. Hasil analisis model topografi dan morfometri permukaan menunjukkan bahwa relief bergelombang dengan kemiringan lereng yang curam mendominasi daerah penelitian. Hasil analisis kelurusan geomorfologi, menunjukkan bahwa titik-titik manifestasi geotermal dominan berada pada daerah dengan tingkat kerapatan kelurusan yang tinggi. Penelitian ini secara langsung dapat memberikan informasi terkait tutupan lahan, LST, dan kondisi geomorfologi pada kawasan geotermal Desa Tehoru.","PeriodicalId":153982,"journal":{"name":"JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi)","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121361288","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Samsul Bahri, Sanny Virginia Aponno, Zulfiah Zulfiah
{"title":"GLOBAL OPTIMIZATION VERY FAST SIMULATED ANNEALING INVERSION FOR THE INTERPRETATION OF GROUNDWATER POTENTIAL","authors":"Samsul Bahri, Sanny Virginia Aponno, Zulfiah Zulfiah","doi":"10.23960/jge.v8i3.233","DOIUrl":"https://doi.org/10.23960/jge.v8i3.233","url":null,"abstract":"This study examines the inversion modelling of one-dimensional Schlumberger configuration resistivity data using the Very Fast Simulated Annealing (VFSA). Detailed identification and mapping of aquifer conditions is very important for the sustainable development of groundwater resources in an area. Vertical electrical sounding (VES) and surface electrical resistivity surveys have proven very useful for studying groundwater due to their simplicity and cost effectiveness. Global optimization inversion method also provides an inversion solution that is not expected to be trapped in a local minimum solution, so that it will get results that are closer to the actual situation. The VFSA method is inspired by phenomena in metallurgy related to the formation of crystals in materials caused by thermodynamic processes. This inversion scheme was tested initially with free noise synthetic data and with noise 5%. Furthermore, the program is applied to field data that has been measured in Ambon City, Maluku, Indonesia. The results of the VFSA inversion on field data obtained four layers consisting of top soil (141.2 ± 0,61 m) with a thickness of 1.43 m, andesite breccia rock (355.90 ± 0.46 m) with a thickness of 4 m, lapilli tuff (93.40 ± 0.31 m) with 30 m thick, then the last is the coarse tuff layer (34.30 ± 0.15 m) which is estimated as an aquifer.","PeriodicalId":153982,"journal":{"name":"JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi)","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115131802","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANALISIS KARAKTERISTIK TANAH MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK DAN X-RAY FLUORESCENCE DI KECAMATAN OHEO","authors":"Albertus Sulaiman, Pou Anda, S. Haraty","doi":"10.23960/jge.v8i3.225","DOIUrl":"https://doi.org/10.23960/jge.v8i3.225","url":null,"abstract":"Tanah adalah benda alam yang memiliki kemampuan dalam menyediakan unsur hara. Jika tanah kekurangan unsurhara maka akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsurhara mikro adalah unsur yang memiliki sifat kemagnetan yang tinggi dari unsure lainnya, sehingga dalam menganalisis tingkat kesuburan tanah dapat menggunakan metode Suseptibilitas Magnetik. Penelitian ini telah dilakukan di Kecamatan Oheo, Kabupaten Konawe Utara, pengambilan sampe lterdiri 2 stasiun dengan topografi yang berbeda. Setiap stasiun terdiri atas 6 titik sampel dengan kedalaman 20, 40, dan 60 cm dan jarak antar titik sampel 100 m. Sampel tersebut kemudian diolah menggunakan instrumen MS2B dan XRF. Hasil pengukuran suseptibilitas magnetik yang tinggi berada di stasiun 1 topografi berbukit memiliki nilai suseptibilitas magnetik(χLF) berkisar 604,3–3414,5(10-8 m3/kg). Sedangkan stasiun 2 topografi datar memiliki nilai suseptibilitas magnetik (χLF) berkisar antara 109,8–342,6(10-8m3/kg). Hasil pengukuran XRF menunjukkan kedua stasiun tersebut masih kekurangan unsur hara mikro Co dan unsur Fe melebihi kadar konsentrasi yang diinginkan. Stasiun 1 memiliki nilai χFD (%) yang menunjukkan 75% mengandung bulir super paramagnetik, sedangkan stasiun 2 terlihat beberapa titik hanya 10% mengandung bulir super paramagnetik. Sehingga dapat dikatakan bahwa stasiun 1 telah mengalami penurunan kesuburan.","PeriodicalId":153982,"journal":{"name":"JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122226611","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANALISIS RESPON MEDAN MAGNET BUMI BERDASARKAN LINTANG PADA SAAT BADAI GEOMAGNETIK TAHUN 2020","authors":"Lailatul Husna Lubis, Evi Kusumayani, Y. Setiawan","doi":"10.23960/jge.v8i3.219","DOIUrl":"https://doi.org/10.23960/jge.v8i3.219","url":null,"abstract":"Badai geomagnet terjadi akibat masuknya angin surya berkecepatan tinggi karena lontaran massa korona bersama dengan medan magnet. Badai geomagnet dipercaya membawa dampak besar di lintang tinggi dan semakin menurun sampai ke lintang rendah ekuator magnet. Penelitian ini untuk mengetahui bahwa tidak selamanya respon medan magnet di ekuator yang paling kecil. Penelitian ini menggunakaan data variasi medan magnet bumi dari Stasiun Geofisika Deli Serdang (TUN) dan 5 observatorium magnet bumi dari INTERMAGNET (CKI, PHU, IRT, GNG, CSY) dan badai geomagnetik pada tahun 2020. Pengolahan data variasi harian diawali dengan menghitung FFT dari seluruh sinyal yang terekam pada saat terjadi badai geomagnetik untuk memperoleh nilai SR (solar regular). Selanjutnya pada data variasi harian dari stasiun, nilai SR dihilangkan untuk mendapatkan nilai gangguan dari matahari. Data harian dibagi dalam interval tiga jam. Nilai simpangan maksimum di setiap interval kemudian dihitung pada komponen H dan Z. Hasil analisis menunjukkan bahwa TUN (lintang geomagnetik -3,74°) yang berlokasi di ekuator (lintang paling kecil), respon medan geomagnetik saat terjadi badai geomagnetik tidak menunjukan nilai yang paling kecil. Stasiun yang memberikan respon paling kecil adalah CKI (lintang geomagnetik -21,55°) dan IRT (lintang geogmagnetik 48,12°) kemudian stasiun yang memberikan respon paling tinggi adalah CSY (lintang geomagnetik -80,49°) yang berlokasi di dekat kutub selatan.","PeriodicalId":153982,"journal":{"name":"JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133927759","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}