{"title":"EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus) DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) DESA ARTAIN KECAMATAN ARANIO KABUPATEN BANJAR","authors":"Syahrul Ramadhan H, Y. Nugroho, S. Susilawati","doi":"10.20527/jss.v6i2.8546","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jss.v6i2.8546","url":null,"abstract":"It is important to evaluate the type of watershed rehabilitation .plants. for land suitability to be able to see the level of life of these plants, such as durian (Durio zibethinus). This study aims to analyze the suitability of land for durian species for the rehabilitation of the Barito watershed, Artain Village, Aranio District, Banjar Regency. The unit of analysis for the biophysical aspect is the location/soil sample that has been determined. Research variables include land suitability class criteria at the semi-detailed level. The sampling technique used purposive sampling method amounted to 6 samples on a flat slope (0-8%). Land suitability for durian plantations on flat slopes (0-8%) including S3wrfn (marginally appropriate), with the land limiting factor being water availability (w) namely rainfall/year with a value of 2881.84 mm, root conditions (r) moderate soil drainage – moderate to slow and effective depth of 83-84 cm, nutrient retention (f) pH 4.90 – 5.81 and available nutrient (n) content of N, P2O5 and K2O is very low – low. The level of improvement efforts carried out for activities of making irrigation or irrigation channels with a light effort level, construction of drainage channels with a light effort level and widening of planting holes and drainage with a light effort level, lime application with a light effort level, application of N and Potassium fertilizers with a low level of effort light effort, so that with these various improvements in the Land Unit I (flat slope class) it can make the potential land suitability become S2 (quite suitable)Jenis tanaman rehabilitasi DAS penting untuk dilakukan evaluasi kesesuaian lahan untuk dapat melihat tingkat kehidupan tanaman tersebut, seperti tanaman durian (Durio zibethinus). Penelitian ini bertujuan menganalisis kesesuaian lahan terhadap jenis tanaman durian untuk Rehabilitasi DAS Barito Desa Artain Kecamatan Aranio Kabupaten Banjar. Unit analisis aspek biofisik adalah lokasi/sampel tanah yang telah ditetapkan. Variabel penelitian meliputi kriteria kelas kesesuaian lahan tingkat semi detil. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling berjumlah 6 sampel pada kelerengan datar (0-8%). Kesesuaian lahan tanaman durian pada kelerengan datar (0-8%) termasuk S3wrfn (sesuai marginal), lahan yaitu dengan nilai 2881.84 mm, kondisi perakaran (r) drainase tanah sedang – sedang sampai lambat dan kedalaman efektif 83-84 cm, retensi hara (f) pH 4.90 – 5.81 dan hara tersedia (n) kandungan N, P2O5 dan K2O ialah sangat rendah – rendah. Tingkat usaha perbaikan yang dilakukan untuk kegiatan pembuatan saluran irigasi atau pengairan dengan tingkat usaha ringan, pembangunan saluran drainase dengan tingkat usaha ringan dan pelebaran lubang tanam serta pendangiran dengan tingkat usaha ringan, kegiatan pemberian kapur dengan tingkat usaha ringan, pemberian pupuk N dan Kalium dengan tingkat usaha ringan, sehingga dengan berbagai perbaikan tersebut pada Unit Lahan I (kelas lereng data","PeriodicalId":137808,"journal":{"name":"Jurnal Sylva Scienteae","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125928295","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ESTIMASI KARBON TERSIMPAN TUMBUHAN SAGU (Metroxylon sagu Rottb) DI KECAMATAN SUNGAI TABUK","authors":"F. Azizah, Kissinger Kissinger, F. Rianawati","doi":"10.20527/jss.v6i2.8506","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jss.v6i2.8506","url":null,"abstract":"The issue of the importance of forests in absorbing carbon is currently developing, so it is necessary to conduct research that can encourage further development of carbon sequestration and biomass. This study aims to estimate the carbon stored in tree-level sago palms. The method used is the destructive method. This research was conducted in Sungai Tabuk District, Banjar Regency. The calculation of biomass requires the value of the specific gravity of the sago plant. The results of this study indicate that the sago palm has a specific gravity of 0.37 g/cm3. In order to estimate the biomass, it is necessary to have the volume of each tree. The estimated biomass stored in tree-level sago plants in Sungai Tabuk District is 28.670,06 tons, while the estimated carbon stock for tree-level sago plants in Sungai Tabuk District is 13.474,93 tonsIsu pentingnya hutan dalam menyerap karbon saat ini terus mengalami perkembangan, sehingga perlu dilakukan penelitian yang bisa mendorong pengembangan lebih lanjut dari penyerapan karbon dan biomasa. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pendugaan karbon tersimpan pada tumbuhan sagu tingkat pohon. Metode yang digunakan ialah metode destruktif. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar. Perhitungan biomasa memerlukan nilai berat jenis dari tumbuhan sagu. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tumbuhan sagu memiliki berat jenis 0,37 g/cm3. Untuk melakukan pendugaan biomasa, maka diperlukan volume dari masing-masing pohon. Estimasi biomasa yang tersimpan pada tumbuhan sagu tingkat pohon di Kecamatan Sungai Tabuk ialah 28.670,06 Ton, sedangkan estimasi stok karbon pada tumbuhan sagu tingkat pohon di Kecamatan Sungai Tabuk ialah 13.474,93 Ton","PeriodicalId":137808,"journal":{"name":"Jurnal Sylva Scienteae","volume":"302 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127370603","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KUALITAS BIOPELET DARI LIMBAH CAMPURAN KAYU ALABAN DENGAN SERAI WANGI","authors":"Armain Armain, Budi Sutiya, Lusyiani Lusyiani","doi":"10.20527/jss.v6i1.8193","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jss.v6i1.8193","url":null,"abstract":"Biopellets made from a mixture of alaban powder and citronella powder are for the utilization of waste, in fact, they can still be used as raw materials for biomass and renewable energy. The objectives to be achieved in this study were to identify the quality of biopellets from alaban wood powder and citronella powder, and to determine the best biopellet from various treatments. The mixture of raw materials uses 5 treatments, namely 1) 100% alaban powder; 2) 75% alaban powder and 25% citronella powder; 3) 50% alaban powder and 50% citronella powder, 4) 25% alaban powder and 75% citronella powder; and 5) 100% citronella powder. The resulting data is then analyzed with variance and compared with SNI. The quality of the biopellet was not affected by the composition of the mixture of alaban powder and citronella powder. Biopellets that meet SNI standards, in the form of water content, bound carbon and calorific value. Other parameters such as density, ash content, and volatile matter still do not meet SNI standards.Biopelet terbuat dari campuran serbuk alaban dan serbuk serai wangi adalah untuk pemanfaatan limbah sebenarnya masih dapat digunakan sebagai bahan baku biomasa dan energi terbarukan. Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah Mengenalisa kualitas biopelet dari serbuk kayu alaban dan serbuk serai wangi, dan mengetahui biopelet yang terbaik dari berbagai perlakuan. Campuran bahan baku menggunakan 5 perlakuan yaitu 1) serbuk alaban 100%; 2) serbuk alaban 75% dan serbuk serai wangi 25%; 3) serbuk alaban 50% dan serbuk serai wangi 50%, 4) serbuk alaban 25% dan serbuk serai wangi 75%; dan 5) serbuk serai wangi 100%. Data yang dihasilkan selanjutnya dianalisis d engan sidik ragam dan dibandingkan dengan SNI. Kualitas biopelet tidak dipengaruhi oleh komposisi campuran serbuk alaban dan serbuk serai wangi. Biopelet yang memenuhi standar SNI, berupa kadar air, karbon terikat dan nilai kalor. Parameter lainnya berupa kerapatan, kadar abu, dan zat terbang masih belum memenuhi standar SNI.","PeriodicalId":137808,"journal":{"name":"Jurnal Sylva Scienteae","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128680308","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"SEBARAN POTENSI DAN ATRAKSI WISATA DI PULAU CURIAK DAN KAWASAN SEKITARNYA","authors":"Dionisius Marhaen Gloi Murin, Kissinger Kissinger, Arfa agustina Rezekiah","doi":"10.20527/jss.v6i1.8211","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jss.v6i1.8211","url":null,"abstract":"This research was conducted at the Curiak Island tourist attraction in Anjir Muara District, Barito Kuala Regency, South Kalimantan. The research aims to analyze the potential and what tourist attractions are already in the tourist area of Curiak Island and around the research site as well as to observe locations that have the potential to be used as new tourist attractions. Data collection was carried out using a semi-structured interview method. The number of respondents as many as 42 people consisting of 36 people from the surrounding community and 5 tourism managers. Data analysis was carried out descriptively using the interview method. Analysis of the distribution of tourist attractions using a Geographic Information System (GIS) with ArcGIS software. Tourism potential is divided into 2, namely biophysical potential and socio-cultural potential. The biophysical potential of Curiak Island consists of various types of primates (proboscis monkeys, langurs, and long-tailed monkeys), birds, reptiles, rambai trees, orchards, and agriculture. The socio-cultural potential that exists in the Curiak Island ecotourism area is in the form of dance, martial arts, poetry and community potential. There are 2 tourist attractions on Curiak Island, namely site attraction and event attraction for site attraction regarding proboscis monkey activities, bird watching, reptile observation and others and event attraction namely Sinoman Hadrah dance, Bakuntau silat and Madihin art.Penelitian ini dilakukan di objek wisata Pulau Curiak di Kecamatan Anjir Muara, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Penelitian bertujuan untuk menganalisis potensi dan atraksi wisata apa saja yang sudah terdapat di kawasan wisata Pulau Curiak dan sekitar tempat penelitian serta pengamatan lokasi yang memiliki potensi untuk dijadikan atraksi wisata yang baru. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode wawancara semi terstruktur. Jumlah responden sebanyak 42 orang terdiri atas 36 orang masyarakat sekitar dan 5 orang pengelola wisata. Analisis data potensi wisata dilakukan secara deskriptif. Analisis sebaran atraksi wisata menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan software ArcGIS. Potensi wisata terbagi menjadi 2 yakni potensi biofisik dan potensi sosial budaya. Potensi biofisik yang dimiliki Pulau Curiak terdiri atas berbagai jenis primata (bekantan, lutung, dan monyet ekor panjang), burung, reptil, pohon rambai, kebun buah, dan pertanian. Potensi sosial budaya yang ada pada kawasan ekowisata Pulau Curiak berupa kesenian tari, seni bela diri, seni berpantun dan potensi masyarakat. Atraksi wisata Pulau Curiak terdiri 2 yaitu site attraction dan event attraction, untuk site attraction terdiri atas aktivitas bekantan, pengamatan burung, pengamatan reptil dan lainnya dan pada event attraction yakni atas kesenian tari sinoman hadrah, silat bakuntau dan seni madihin","PeriodicalId":137808,"journal":{"name":"Jurnal Sylva Scienteae","volume":"46 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130263043","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dany Prianto Nugroho, Noor Mirad Sari, Trisnu Satriadi
{"title":"PENGARUH VARIASI CAMPURAN SERBUK ARANG ALABAN DAN ARANG TEMPURUNG KELAPA TERHADAP KUALITAS BRIKET ARANG","authors":"Dany Prianto Nugroho, Noor Mirad Sari, Trisnu Satriadi","doi":"10.20527/jss.v6i1.8197","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jss.v6i1.8197","url":null,"abstract":"Charcoal briquettes made from a mixture of alaban charcoal and coconut shell are one of the efforts to utilize waste. The purpose of this study was to determine the variation of the mixture of alaban charcoal powder and coconut shell on the quality of charcoal briquettes. The mixture of raw materials uses 5 variations, namely 1) 100% charcoal; 2) 75% alaban charcoal and 25% coconut shell; 3) 50% alaban charcoal and 50% coconut shell, 4) 25% alaban charcoal and 75% coconut shell; and 5) 100% coconut shell. The resulting data were then analyzed by variance and compared with ASTM. The quality of charcoal briquettes is not affected by the composition of the mixture of alaban charcoal and coconut shell. Treatment with 100% coconut shell raw materials, without a mixture of alaban charcoal, is charcoal briquettes with the quality closest to ASTM standards, in the form of ash content, volatile matter, calorific value. Other parameters such as water content, density and bound carbon still do not meet ASTM standardsBriket arang terbuat dari campuran arang alaban dan tempurung kelapa adalah salah satu upaya salah satu upaya pemanfaatan limbah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui variasi campuran serbuk arang alaban dan tempurung kelapa terhadap kualitas briket arang. Campuran bahan baku menggunakan 5 variasi yaitu 1) arang alaban 100%; 2) arang alaban 75% dan tempurung kelapa 25%; 3) arang alaban 50% dan tempurung kelapa 50%, 4) arang alaban 25% dan tempurung kelapa 75%; dan 5) tempurung kelapa 100%. Data yang dihasilkan selanjutnya dianalisis dengan sidik ragam dan dibandingkan dengan ASTM. Kualitas briket arang tidak dipengaruhi oleh komposisi campuran arang alaban dan tempurung kelapa. Pelakuan dengan bahan baku tempurung kelapa 100%, tanpa campuran arang alaban, merupakan briket arang dengan kualitas yang paling mendekati standar ASTM, berupa kadar abu, zat terbang, nilai kalor. Parameter lainnya berupa kadar air, kerapatan dan karbon terikat masih belum memenuhi standar ASTM","PeriodicalId":137808,"journal":{"name":"Jurnal Sylva Scienteae","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128926524","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"SEBARAN TANAMAN OBAT DI DESA TEBING SIRING KECAMATAN BAJUIN KABUPATEN TANAH LAUT BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS","authors":"Septian Aditya Wira Buana, Z. Abidin, Adi Rahmadi","doi":"10.20527/jss.v6i1.8209","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jss.v6i1.8209","url":null,"abstract":"Indonesia is overgrown with various kinds of plants that are often used by the community as traditional medicine. Therefore, it is necessary to conduct research on the distribution of medicinal plants based on a geographic information system which aims to determine the distribution of medicinal plants in Tebing Siring Village, Bajuin District, Tanah Laut Regency in order to provide information and add insight to the community about the distribution of medicinal plants in Mount Batu and Mount Langkaras, Tebing Siring Village, Bajuin District, Tanah Laut Regency. The data processing used in this study was two kinds of primary data and secondary data, while the data analysis used the NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) analysis method. The result of this study is the distribution of medicinal plants in the area of Mount Batu and Mount Langkaras, Tebing Siring Village, Bajuin District, Tanah Laut Regency, there are 2 types of tree habitus, namely Eucalyptus and Eucalyptus. The NDVI value in Eucalyptus and Eucalyptus Plants has a range of values of 0.42 – 0.76 which means that these two types of plants are suitable and easily adapted to the environment there so that the vegetation that lives is healthy.Indonesia banyak ditumbuhi berbagai macam tumbuhan yang sering dimanfaatkan masyarakat sebagai obat tradisional. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai sebaran tanaman obat berbasis sistem informasi geografis yang bertujuan untuk mengetahui penyebaran tanaman obat di Desa Tebing Siring, Kecamatan Bajuin, Kabupaten Tanah Laut guna memberikan informasi dan menambah wawasan kepada masyarakat mengenai penyebaran tanaman obat di Gunung Batu dan Gunung Langkaras Desa Tebing Siring, Kecamatan Bajuin, Kabupaten Tanah Laut tersebut. Pengolahan data yang digunakan pada penelitian ini ada dua macam data primer dan data sekunder, sedangkan analisis datanya menggunakan metode analisis NDVI (Normalized Difference Vegetation Indeks). Hasil dari penelitian ini adalah penyebaran tanaman obat di wilayah Gunung Batu dan Gunung Langkaras Desa Tebing Siring, Kecamatan Bajuin, Kabupaten Tanah Laut terdapat 2 jenis habitus pohon yaitu Ekaliptus dan Kayu Putih. Nilai NDVI pada Tanaman Eukaliptus dan Kayu Putih memiliki rentang nilai 0,42 – 0,76 yang berarti bahwa kedua jenis tanaman ini cocok dan mudah beradaptasi dengan lingkungan disana sehingga vegetasi yang hidup sehat","PeriodicalId":137808,"journal":{"name":"Jurnal Sylva Scienteae","volume":"84 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121992653","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Putri Festu Sutanti, Setia Budi Peran, Dina Naemah
{"title":"SIKAP MASYARAKAT DESA PULAU BURUNG KEPADA PENGELOLAAN TAMAN WISATA ALAM","authors":"Putri Festu Sutanti, Setia Budi Peran, Dina Naemah","doi":"10.20527/jss.v6i1.8207","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jss.v6i1.8207","url":null,"abstract":"Pulau Burung Nature Tourism Park which is currently managed is a type of mangrove forest which was previously a Nature Reserve which has changed its function in accordance with the wishes of the Tanah Bumbu Regency government and the village community who live in the area, because this area has economic and natural tourism potential and can be developed for the socio-economic interests of the people in and around it, but how the attitude of the community towards the changing functions and management of this area needs to be studied through this research. The purpose of this study is to study the attitude of the village community who live in the tourist park by changing the function of the Nature Reserve where they live into a nature tourism park, and to assess their attitude towards several factors (things) that have been determined in the management of the relevant natural tourism park. Interviews were conducted using a questionnaire to respondents determined by Simple Random Sampling by taking random samples based on the number of houses in the research village. Samples were taken as many as 30 respondents. Attitude analysis was carried out using the Bakhdal and Sinaga scoring and formula. The results showed that the community had a positive attitude towards changing the function of the Nature Reserve into a natural tourism park and also towards the management of the natural tourism park in Pulau Burung VillageTaman Wisata Alam Pulau Burung yang dikelola saat ini merupakan tipe hutan mangrove yang sebelumnya merupakan Cagar Alam yang berubah fungsinya sesuai dengan keinginan pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu dan masyarakat Desa yang bermukim di areal kawasan tersebut, karena wilayah ini memilikki potensi ekonomis dan wisata alam dan dapat dikembangkan bagi kepentingan sosial-ekonomi masyarakat di dalam dan di sekitarnya, namun bagaimana sikap masyarakat terhadap berubahnya fungsi dan pengelolaan kawasan ini perlu dikaji melalui penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji sikap masyarakat desa yang bermukim di dalam taman wisata tersebut dengan berubahnya fungsi Cagar Alam tempat mereka bermukim menjadi taman wisata alam, dan menilai sikap mereka terhadap beberapa faktor (hal) yang telah ditetapkan dalam pengelolaan taman wisata alam yang bersangkutan. Wawancara dilakukan dengan menggunakan kuesioner kepada responden yang ditetapkan secara Simple Random Sampling dengan melakukan pengambilan sampel secara acak berdasarkan nomor rumah di desa penelitian. Sampel yang diambil sebanyak 30 responden. Analisis sikap dilakukan menggunakan skoring dan rumus Bakhdal dan Sinaga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat berisikap positif terhadap perubahan fungsi Cagar Alam menjadi taman wisata alam dan juga terhadap pengelolaan taman wisata alam di Desa Pulau Burung tersebut.","PeriodicalId":137808,"journal":{"name":"Jurnal Sylva Scienteae","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126020885","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Elmalia Rinten Suryanizak, Rosidah R Radam, Yuni Yuniarti
{"title":"SENYAWA KIMIA AKTIF BUAH NIPAH (Nypa fruticans Wurmb) BERDASARKAN 3 TINGKAT KEMATANGAN BUAH","authors":"Elmalia Rinten Suryanizak, Rosidah R Radam, Yuni Yuniarti","doi":"10.20527/jss.v6i1.8198","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jss.v6i1.8198","url":null,"abstract":"The nipah plant (Nypa fruticans Wurmb) is a type of betel nut tribe that lives in brackish water marsh areas. The spread of nipah in South Kalimantan covers areas in Banjar Regency, Tanah Laut Regency, Tanah Bumbu Regency and Pulau Laut Regency. Nipah fruit has antibacterial content and is useful as a food source that can be used as a diet food. This study aims to analyze the content of akif chemical compounds, namely flavonoids, tannins, alkaloids, steroids and triterpenoids in nipah fruit (Nypa fruticans Wurmb) at 3 levels of fruit maturity. Phytochemical tests are carried out to determine the class of compounds contained in nipah fruit. This research began with the manufacture of simplicia first then a phytochemical test was carried out using a color test, showing positive results that the nipah fruit contains active chemical compounds alkaloids and tanninsTumbuhan nipah (Nypa fruticans Wurmb) merupakan jenis palem atau suku pinang-pinangan yang hidup di daerah rawa berair payau. Penyebaran nipah di Kalimantan Selatan meliputi wilayah di Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Pulau Laut. Buah nipah memiliki kandungan antibakteri dan bermanfaat sebagai sumber pangan yang dapat dijadikan sebagai makanan diet. Penelitian ini bertujuan menganalisis kandungan senyawa kimia akif yaitu flavonoid, tanin, alkaloid, steroid dan triterpenoid pada buah nipah (Nypa fruticans Wurmb) pada 3 tingkat kematangan buah. Uji fitokimia dilakukan untuk mengetahui golongan senyawa yang terdapat dalam buah nipah. Penelitian ini diawali dengan pembuatan simplisia terlebih dahulu kemudian dilakukan uji fitokimia menggunakan tes uji warna, menunjukkan hasil positif bahwa buah nipah mengandung senyawa kimia aktif alkaloid dan tanin.","PeriodicalId":137808,"journal":{"name":"Jurnal Sylva Scienteae","volume":"86 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132408549","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Bambang Wira Adi Saputra, Udiansyah Udiansyah, S. Suyanto
{"title":"ANALISIS FAKTOR EKSPLOITASI BEBERAPA JENIS DIPTEROCARP DI IUPHHK-HA PT. BINA MULTI ALAM LESTARI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH","authors":"Bambang Wira Adi Saputra, Udiansyah Udiansyah, S. Suyanto","doi":"10.20527/jss.v6i1.8195","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jss.v6i1.8195","url":null,"abstract":"One of the most influential indicators in harvesting forest products is the exploitation of the resulting value. Based on the Decree of the Ministry of Environment and Forestry, the value set for the exploitation factor is 0.70. The method used to measure the exploitation factor is using the “Smalian” formula from Moeljono. SB Aspects of utilization factors and volume of branch-free logs are used as primary data and secondary data as additional value for exploitation factor data obtained from the company. The secondary data of this research is based on general conditions that occur in the field, topography, area and location of the study as well as the location of the cutting plots. At PT Bina Multi Alam Lestari, the exploitation factor value is obtained with an average volume of 10.24 m free branching logs and an average of 11.77 m branch free logs which may be exploited up to 10 logs yards (logpond) are not deducted and depreciated. The value obtained is 0.87 which has entered the exploitation factor standard set by the government. While the yield and total value of the exploitation factor on average from flat slopes (0-8%) with exploitation factor values of 0.89 m, on steep slopes (8-15%) the average value is 0.89 m, and on steep slopes (8-15%) the average value is 0.89 m, and on steep slopes a bit steep. slopes (15-25%) the average value is 0.85 m and on steep slopes (25-45%) the average value of the exploitation factor is 0.85 m. While the average value of the exploitation factor based on the type of vegetation is obtained with the exploitation factor value of 0.87 m³.Salah satu indikator yang sangat berpengaruh dalam pemanenan hasil hutan adalah faktor eksploitasi nilai yang dihasilkan. Berdasarkan SK Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan nilai ketetapan yang ditetapkan untuk faktor eksploitasi sebanyak 0,70. Metode yang dipakai untuk mengukur faktor eksploitasi yaitu menggunakan rumus “Smalian” dari Moeljono. S.B. Aspek faktor pemanfaatan dan volume kayu bulat bebas cabang menjadi data primer yang digunakan dan data sekunder sebagai nilai tambahan data faktor eksploitasi yang diperoleh dari perusahaan. Data sekunder penelitian ini didasarkan pada kondisi umum yang terjadi di lapangan, topografi, luas dan lokasi penelitian serta lokasi petak tebang. Pada PT Bina Multi Alam Lestari diperoleh nilai Faktor eksploitasi dengan volume rata-rata sebanyak 10,24 m log bercabang bebas dan rata-rata 11,77 m log bebas cabang yang mungkin dapat dimanfaatkan hingga log yard (logpond) tidak dikurangkan dan disusutkan. Nilai yang diperoleh sebanyak 0,87 dimana sudah memasuki standar faktor eksploitasi yang ditetapkan oleh pemerintah. Sedangkan hasil dan jumlah nilai faktor eksploitasi rata-rata dari lereng datar (0-8%) dengan nilai faktor eksploitasi 0,89 m, pada lereng curam (8-15%) nilai rata-ratanya adalah 0,89 m, dan pada lereng agak curam. lereng (15-25%) nilai rata-ratanya adalah 0,85 m dan pada lereng yang curam (25-45%) nilai rata-rata faktor ","PeriodicalId":137808,"journal":{"name":"Jurnal Sylva Scienteae","volume":"87 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131741209","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Mayske Ellora Anggraeni, Muhammad Helmi, Fonny Rianawati
{"title":"ANALISIS BIAYA DAN STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA MATANG KALADAN, KABUPATEN BANJAR","authors":"Mayske Ellora Anggraeni, Muhammad Helmi, Fonny Rianawati","doi":"10.20527/jss.v6i1.8203","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jss.v6i1.8203","url":null,"abstract":"Matang Kaladan Tourist Attractions one of the tourist destinations has an attraction in South Kalimantan. Matang Kaladan Tourism presents a view above the peak, so that it attracts visitors or tourists to come, and there are facilities in the form of photo spots that allow management at the Kaladan Matang Tourism location. The purpose of this study (1) analyzes management costs and revenues obtained from 2019-2021, (2) analyzes tourism development through SWOT methods and determines its development strategy. The methods used in this research cost analysis and SWOT. The results of the analysis of the cost of managing Kaladan Mature Tourist Attractions show the value of ratio = 1 in 2019 and 2020, and in 2021 shows the value of the ratio>1 \"profitable business\". SWOT analysis through quantitative approaches is worth x = 2.00 and y = 2.00. SWOT analysis through qualitative approach SO = 10.08, WO = 1.92, ST = 2.8, WT = (-6.08). Based on these values, Kaladan Mature Tourist Attractions from the cost analysis in 2019 and 2020 were declared \"not profitable, but not disadvantaged\" in the sense of \"breakeven\", while 2021 was declared \"profitable business\" in the sense of \"feasible\". SWOT analysis of x and y values (2.00, 2.00) the position of the attraction that shows that the position of the object is in Quadrant I, this is in a quantitative approach using so strategies. SWOT analysis through a qualitative approach using so, WO, ST, WT strategiesSelatan. Wisata Matang Kaladan menyajikan pemandangan diatas puncak, sehingga menarik pengunjung atau wisatawan berdatangan, serta terdapat fasilitas berupa spot foto yang memungkinkan adanya pengelolaan di lokasi Wisata Matang Kaladan. Tujuan dari penelitian ini (1) menganalisis biaya pengelolaan serta pendapatan yang diperoleh dari tahun 2019-2021, (2) menganalisis pengembangan wisata melalui metode SWOT serta menentukan strategi pengembangannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini Analisis Biaya dan SWOT. Hasil dari analisis biaya pengelolaan Objek Wisata Matang Kaladan menunjukkan nilai rasio=1 pada tahun 2019 dan 2020, serta tahun 2021 menunjukkan nilai rasio>1 “usaha menguntungkan”. Analisis SWOT melalui pendekatan kuantitatif bernilai x= 2,00 dan y= 2,00. Analisis SWOT melalui pendekatan kualitatif SO = 10,08 ,WO = 1,92 ,ST = 2,8 ,WT = (-6,08). Berdasarkan nilai tersebut Objek Wisata Matang Kaladan dari analisis biaya tahun 2019 dan 2020 dinyatakan “tidak untung, namun tidak dirugikan” dalam arti “impas”, sedangkan 2021 dinyatakan “usaha menguntungkan” dalam arti “layak”. Analisis SWOT nilai x dan y (2.00, 2.00) posisi objek wisata yang menunjukan bahwa posisi objek berada di Kuadran I, hal ini dalam pendekatan kuantitatif menggunakan strategi SO. Analisis SWOT melalui pendekatan kualitatif menggunakan strategi SO, WO, ST, WT","PeriodicalId":137808,"journal":{"name":"Jurnal Sylva Scienteae","volume":"209 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133350407","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}