Ners MudaPub Date : 2023-12-18DOI: 10.26714/nm.v4i3.13518
Silvia Tri Wahyu Christaputri, Akhyarul Anam
{"title":"Perbandingan Implementasi Terapi Genggam Bola Karet Bergerigi dan Tidak Bergerigi Pada Pasien Stroke Nonhemoragik Terhadap Peningkatan Kekuatan Motorik Ekstremitas Atas","authors":"Silvia Tri Wahyu Christaputri, Akhyarul Anam","doi":"10.26714/nm.v4i3.13518","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/nm.v4i3.13518","url":null,"abstract":"Stroke menjadi penyakit urutan ketiga yang mampu menjadi penyebab kecacatan pada penderitanya, salah satu tenda stroke ialah terjadinya kelemahan pada anggota gerak. Kelemahan ini mampu menurunkan fungsi dan peran seorang individu, sehingga perlu dilakukan peningkatan kekuatan otot, salah satunya dengan pendekatan nonfarmakologis menggunakan terapi genggam bola karet. Tujuan dari penelitian ini ialah mengetahui perbandingan terapi genggam bola karet dengan dua jenis bola karet yang berbeda yakni bergerigi dan tidak bergerigi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi perbandingan dengan menggunakan pendekatan asuhan keperawatan yang melibatkan dua pasien dengan stroke nonhemoragik yang memenuhi kriteria inklusi. Pasien diinstruksikan melakukan latihan terapi genggam bola karet dalam durasi 7 menit/hari selama empat hari berturut turut dan dilakukan pemeriksaan kekuatan motorik sebelum dilakukan terapi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedua jenis bola mampu membantu dalam meningkatkan kekuatan otot pada pasien. Pada pasien 1 dengan jenis bola tidak bergerigi menunjukkan aktivitas peningkatan kekuatan motorik pada hari keempat pemberian terapi, sedangkan pasien 2 dengan jenis bola bergerigi menunjukkan aktivitas peningkatan kekuatan motorik pada hari ketiga pemberian intervensi. Hal ini menunjukkan bahwa terapi genggam bola karet 7 menit/hari selama empat hari berturut turut mampu membantu meningkatkan kekuatan motorik pada pasien stroke nonhemoragik dengan hemiparesis ekstremitas atas. Namun bola karet bergerigi lebih efektif meningkatkan kekuatan motorik. Latihan ini perlu dilakukan secara berkelanjutan agar peningkatan kekuatan motorik mencapai hasil yang diharapkan.","PeriodicalId":132569,"journal":{"name":"Ners Muda","volume":"79 4","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139175127","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ners MudaPub Date : 2023-04-28DOI: 10.26714/nm.v4i1.10790
Setyawati Setyawati, Siti Aisah
{"title":"Penerapan Terapi Murottal Al-Qur’an (Al-Kahfi) Untuk Menurunkan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi","authors":"Setyawati Setyawati, Siti Aisah","doi":"10.26714/nm.v4i1.10790","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/nm.v4i1.10790","url":null,"abstract":"Hipertensi mempunyai angka prevalensi yang tinggi di negara Indonesia. Pencegahan hipertensi diperlukan untuk untuk mencegah terjadinya peningkatan angka prevalensi. Terapi murottal Al-Qur’an terbukti banyak digunakan untuk menurunkan tekanan darah pada kasus hipertensi. Tujuan dari studi kasus ini adalah mengetahui penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi menggunakan terapi murottal Al-Qur’an. Studi kasus ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan proses asuhan keperawatan dengan penerapan terapi murottal Al-Qur’an (surah Al-Kahfi ) yang diputar melalui headphone dan dilantunkan oleh Ali abdur rahman al – huthaify selama 31 menit 27 detik yang dilakukan pada 2 lansia yang terdiagnosa hipertensi dengan pelaksanaan terapi dilakukan selama 3 hari. Hasil studi kasus ini menunjukkan rerata tekanan darah kedua klien sebelum terapi 152/92,5 mmHg dan sesudah terapi menjadi 145,5/89,5 mmHg. Kedua klien mengalami rerata penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik, rerata penurunan sistolik 6,5 mmHg dan rerata penurunan diastolik 3 mmHg. Berdasarkan hasil studi kasus ini dapat disimpulkan bahwa terapi murottal Al-Qur’an dapat menurunkan tekanan darah pada 2 lansia dengan hipertensi. Diharapkan terapi murottal Al-Qur’an (Al-Kahfi) dapat diterapkan oleh masyarakat untuk menurunkan tekanan darah.","PeriodicalId":132569,"journal":{"name":"Ners Muda","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129625874","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ners MudaPub Date : 2023-04-28DOI: 10.26714/nm.v4i1.10295
Sisi Puji Astutik, Ari Yanto
{"title":"Manajemen nyeri pada pasien cephalgia menggunakan terapi relaksasi otot progresif","authors":"Sisi Puji Astutik, Ari Yanto","doi":"10.26714/nm.v4i1.10295","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/nm.v4i1.10295","url":null,"abstract":"Cephalgia atau nyeri kepala dapat disebabkan oleh faktor fisik, emosional, atau patologis. Cephalgia dapat mengakibatkan gangguan rasa nyeri, gangguan pola tidur, gangguan pola makan, depresi, kecemasan bahkan sampai mengganggu kualitas hidup pasien. Cephalgia dapat ditangani menggunakan terapi farmakologi dan non-farmakologi. Relaksasio tot progresif merupakan salah satu terapi non-farmakologi untuk menurunkan nyeri. Studi ini bertujuan untuk menerapkan relaksasi otot progresif dalam manajemen nyeri pasien cephalgia di rumah sakit. Studi ini merupakan case report yang menjelaskan tentang proses asuhan keperawatan pada pengelolaan pasien nyeri cephalgia. Studi ini berfokus pada proses manajemen nyeri pasien. Subjek studi ini adalah pasien cephalgia dengan karakteristik: nyeri sedang, laki-laki, usia kategori pra lansia. Subjek studi berjumlah 2 orang pasien yang didapatkan melalui random sampling. Pasien diberikan intervensi relaksasi otot progresive 10 menit selama 3 hari berturut-turut. Hasil penerapan relaksasi otot progresif kepada pasien cephalgia mampu menurunkan skala nyeri pasien dengan rata-rata penurunan sebesar 1 poin setiap hari. Sehingga dengan pengelolaan pasien selama 3 hari mampu menurunkan nyeri pasien sampai 3 poin. Pasien mengalami penurunan skala nyeri setelah diberikan terapi tersebut dan menunjukkan tanda objektif tampak rileks. Proses pemberian intervensi relaksasi otot progresive dapat menurunkan skala nyeri pada kasus cephalgia. Tindakan relaksasi otot progresif ini dapat diperguankan oleh perawat dalam mengelola nyeri pasien cephalgia.","PeriodicalId":132569,"journal":{"name":"Ners Muda","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116666003","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ners MudaPub Date : 2023-04-28DOI: 10.26714/nm.v4i1.9493
Kade Ngurah, A. Wardana, Laporan Kasus, Terapi Relaksasi, Otot Progresif, Untuk Meningkatkan, Kualitas Tidur, Klien Lansia, Mac Machmudah
{"title":"Terapi Relaksasi Otot Progresif Untuk Meningkatkan Kualitas Tidur Klien Lansia","authors":"Kade Ngurah, A. Wardana, Laporan Kasus, Terapi Relaksasi, Otot Progresif, Untuk Meningkatkan, Kualitas Tidur, Klien Lansia, Mac Machmudah","doi":"10.26714/nm.v4i1.9493","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/nm.v4i1.9493","url":null,"abstract":"Lansia adalah suatu masa dimana proses produktifitas berpikir, mengingat, menangkap, dan merespon sesuatu sudah mengalami penurunan secara berkala. Tahun 2020, jumlah lansia diprediksi sudah menyamai jumlah balita. Sebelas persen dari 6,9 milyar penduduk dunia adalah lansia. Keluhan sering terjaga pada malam hari dan sulit untuk tidur sering dikeluhkan oleh lansia. Hal ini bisa diakibatkan karena beberapa faktor seperti stress, depresi, kecemasan akibat kesendirian, pasangan yang meninggal, merasa tidak berguna ataupun merasa diabaikan oleh keluarga. Terapi relaksasi otot progresif dapat meningkatkan kualitas tidur pada lansia. Hal ini disebabkan karena terjadi respon relaksasi (Trophotopic) yang menstimulasi semua fungsi dimana kerjanya berlawanan dengan sistem saraf simpatis sehingga tercapai keadaan rilaks dan tenang. Studi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh relaksasi otot progresif terhadap peningkatan kualitas tidur lansia. Sampel berjumlah 2 responden dengan keluhan sering terbangun pada malam hari. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi menggunakan kuesioner PSQI pre-test dan post-test. Pengaplikasian relaksasi otot progresif ini dilakukan 8 kali mplementasi selama 8 hari. Setelah dilakukan terapi relaksasi otot progresif, kualitas tidur lansia mengalami peningkatan, walaupun tidak signifikan. Hal ini dimungkinkan karena teknik relaksasi otot progresif dapat menenangkan dan membuat tubuh menjadi rileks, sehingga lansia dapat tertidur. Hasil studi ini didukung dengan studi lain yang membuktikan bahwa teknik relaksasi otot progresif mampu meningkatkan kualitas tidur pada lansia. Dari hasil studi yang dilakukan dapat disumpulkan teknik relaksasi otot progresif dapat meningkatkan kualitas tidur pada lansia.","PeriodicalId":132569,"journal":{"name":"Ners Muda","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117154949","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ners MudaPub Date : 2023-04-28DOI: 10.26714/nm.v4i1.10480
Aisya Nuriffa, W. Warsono
{"title":"Penerapan Terapi Hipnosis Lima Jari Terhadap Depresi Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II","authors":"Aisya Nuriffa, W. Warsono","doi":"10.26714/nm.v4i1.10480","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/nm.v4i1.10480","url":null,"abstract":"Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang tidak dapat diprediksi kesembuhannya sehingga menimbulkan gangguan mental berkepanjangan beresiko tinggi mengalami depresi. Depresi yang dialami klien diabetes berhubungan dengan buruknya kontrol gula darah, kurangnya motivasi keluarga, kekhawatiran terjadinya komplikasi diabetes. Tujuan studi kasus karya ilmiah ini adalah melakukan penerapan hipnosis lima jari untuk menurunkan depresi yang dialami klien diabetes tipe II. Intervensi yang dapat mengurangi tingkat depresi yaitu hipnosis lima jari yang memberikan efek rileks dan ketenangan. Pendekatan studi kasus karya ilmiah ini adalah deskriptif. Studi kasus ini memberikan asuhan keperawatan klien diabetes tipe II yang mengalami depresi ringan dan sampel berjumlah dua klien yang kemudian diberikan intervensi. Pengukuran tingkat depresi menggunakan kuesioner Beck Depression Inventory, menunjukkan hasil bahwa tingkat depresi klien sebelum diberikan intervensi rata-rata skor 23-24 termasuk pada kategori depresi ringan, setelah diberikan intervensi menunjukkan penurunan rata-rata skor 8-10 yang termasuk kategori normal. Penerapan hipnosis lima jari terbukti efektif dalam penurunan tingkat depresi pada klien diabetes tipe II karena hipnosis lima jari merangsang sistem saraf otonom yang memberikan efek nyaman, fikiran lebih rileks dan ketenangan sehingga tubuh mengeluarkan hormon endorphin. Petugas kesehatan dapat menerapkan terapi hipnosis lima jari pada klien diabetes untuk menurunkan depresi selain menggunakan terapi obat.","PeriodicalId":132569,"journal":{"name":"Ners Muda","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124412308","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ners MudaPub Date : 2023-04-28DOI: 10.26714/nm.v4i1.12959
Much Nurkharistna, A. Jihad, Laporan Kasus, Dafa Fidia
{"title":"Penerapan Diabetes Self Management Education (DSME) Terhadap Peningkatan Manajemen Kesehatan Mandiri Pada Pasien DM Tipe 2","authors":"Much Nurkharistna, A. Jihad, Laporan Kasus, Dafa Fidia","doi":"10.26714/nm.v4i1.12959","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/nm.v4i1.12959","url":null,"abstract":"Penyakit DM tipe 2 perlu adanya manajemen penatalaksanaan mandiri secara baik untuk mengurangi terjadinya komplikasi. Prevalensi Diabetes Indonesia berada di peringkat kelima penderita diabetes terbanyak seluruh dunia dengan jumlah penderita sebanyak 19,47 juta orang diprediksi setiap tahun prevalensi diabetes mellitus di indonesia teruslah meningkat. Diabetes Self Management Education (DSME) yang mengintegrasikan empat pilar penatalaksanaan DM mengarahkan penderita dapat melakukan perawatan mandiri secara berkelanjutan. Tujuan dari penerapan DSME ini diharapkan pasien dan keluarga yang menderita DM mampu mengenali masalah DM, mampu mengontrol dan melakukan penatalaksanaan yang baik pada pasien DM. Metode yang digunakan pada study kasus ini adalah deskriptif dengan pendekatan asuhan keperawatan berupa pengkajian, merumuskan masalah, membuat perencanaan, melakukan tindakan keperawatan dan evaluasi. Penatalaksanaan mandiri atau self management pada penderita DM membutuhkan 4 pilar, yaitu pendidikan kesehatan, pola makan, mengelola stres, dan terapi farmakologis. hasil evaluasi DSME setelah 2x edukasi dan evaluasi selama 7 hari didapatkan hasil pree test Responden 58 (sedang) sedangkan post test 68 (sedang) yang artinya terjadi peningkatan manajemen kesehatan mandiri pada kedua keluarga sejumlah 10 skor. Terdapat peningkatakan manajemen kesehatan mandiri pada pasien DM tipe 2 setelah diberikan implementasi DSME selama 2x edukasi kesehatan.","PeriodicalId":132569,"journal":{"name":"Ners Muda","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127435291","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ners MudaPub Date : 2023-04-28DOI: 10.26714/nm.v4i1.11488
Evodius Marianto Toto, Sudarwati Nababan
{"title":"Penerapan Terapi Non-Farmakologis Mengurangi Nyeri dan Menurunkan Kadar Asam Urat Lansia Gout Arthritis","authors":"Evodius Marianto Toto, Sudarwati Nababan","doi":"10.26714/nm.v4i1.11488","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/nm.v4i1.11488","url":null,"abstract":"Gout arthritis adalah masalah kesehatan umum pada agregat lansia. Penderita gout arthritis di Seksi Kesejahteraan Sosial Padu Wau Waipare sebanyak 18 dari 65 lansia. Penderita gout yang mengalami inflamasi sendi, jika tidak mendapat terapi dapat mengakibatkan kecacatan fisik. Terapi non-farmakologis yang dapat dilakukan untuk menurunkan asam urat adalah edukasi diet rendah purin, rendah lemak dan mengatur aktivitas fisik tingkat sedang. Tindakan terapeutik pemberian kompres jahe serai hangat adalah salah satu intervensi keperawatan manajemen nyeri. Jahe mengandung gingerol limonene, acid aspartic sedangkan serai mengandung minyak astiri yang bermanfaat untuk penghangat dan anti radang. Kompres hangat dapat menstimulasi vasodilatasi memperlancar sirkulasi darah sehingga dapat mengurangi sensai nyeri. Studi kasus ini bertujuan untuk mengurangi nyeri dan menurunkan kadar asam urat lansia gout arthritis setelah dilakukan tindakan keperawatan terapi non-farmakologis. Penelitian ini menggunakan metode case study, responden 2 lansia dengan kriteria inklusi keluhan nyeri, tingkat aktivitas rendah <600MET, kadar asam urat darah >7mg/dl dan tidak rutin minum obat. Hasil studi kasus pada kedua subjek menunjukkan penurunan nyeri dan kadar asam urat setelah terapi selama 1 minggu. penurunan kadar asam urat subjek studi 1 sebesar 5,8 mg/dl sedangkan subjek studi 2 sebesar 3,5 mg/dl. Penurunan skala nyeri kedua subjek studi kasus sebesar 2 poin.","PeriodicalId":132569,"journal":{"name":"Ners Muda","volume":"90 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116591214","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ners MudaPub Date : 2023-04-28DOI: 10.26714/nm.v4i1.8159
Ika Fahmawati, Edy Soesanto, Y. Armiyati
{"title":"Pemberian Posisi Pronasi Meningkatkan Saturasi Oksigen pasien Covid-19 dengan High Flow Nasal Canul Oxygen Non Invasive Ventilator Support","authors":"Ika Fahmawati, Edy Soesanto, Y. Armiyati","doi":"10.26714/nm.v4i1.8159","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/nm.v4i1.8159","url":null,"abstract":"Virus Covid-19 berdampak pada pemberatan gangguan sistem pernafasan yang menyebabkan angka kematian tinggi yaitu acute respiratory distress syndrome (ARDS) sehingga pertukaran gas menjadi buruk. Posisi pronasi adalah posisi tengkurap yang dimaksudkan untuk meningkatkan ventilasi sehingga pertukaran gas akan lebih baik pada pasien yang terpasang non invasive ventilator. Tujuan studi kasus ini adalah untuk mengaplikasikan evidenced based practice nursing dalam tatalaksana gangguan pertukaran gas menggunakan posisi pronasi. Metode studi kasus dengan pendekatan asuhan keperawatan terhadap 2 pasien Covid-19 dengan acute respiratory distress syndrome yang terpasang high flow nasal canula dan saturasi oksigen dibawah 96%. Intervensi dengan memberikan posisi pronasi selama 1 jam dan diukur saturasi oksigennya menggunakan oksimeter yang sudah terkalibrasi. Pemberian intervensi dilakukan selama 3 hari. Hasil studi menunjukkan ada peningkatan saturasi oksigen pada pasien dengan rata-rata peningkatan 3,5%. Posisi pronasi efektif meningkatkan saturasi oksigen pasien covid-19.","PeriodicalId":132569,"journal":{"name":"Ners Muda","volume":"45 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116004309","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ners MudaPub Date : 2023-04-28DOI: 10.26714/nm.v4i1.6278
Adittio Rinaldi, Nury Sukraeny
{"title":"Penurunan fatique pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodalisa menggunakan terapi breathing exercise","authors":"Adittio Rinaldi, Nury Sukraeny","doi":"10.26714/nm.v4i1.6278","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/nm.v4i1.6278","url":null,"abstract":"Gagal ginjal kronik biasanya berkembang secara perlahan dan progresif, kadang sampai bertahun-tahun. Kondisi fungsi ginjal yang memburuk mengakibatkan kemampuan untuk memproduksi erythropoietin terganggu yang menyebabkan anemia sehingga pasien mengalami fatique. Hemodalisa perlu dilakukan untuk mengganti fungsi ekskresi ginjal akan tetapi juga mengakibatkan kondisi fatique semakin memburuk. Dampak dari fatique jika tidak di tangani dapat menimbulkan gangguan kardiovaculer, penurunan kualitas hidup dan stres.Sehingga perlu upaya untuk menurunkan fatique pasien, salah satunya yaitu menggunakan teknik breathing exercise. Studi kasus ini bertujuan untuk mendeskripsikan penurunan score fatique setelah di berikan terapi breathing exercise. Metode studi kasus ini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan proses keperawatan yang di berikan pada 2 pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodalisa. Terapi breathing exercise dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan, selama 15 menit dalam 3 siklus.Hasil studi ini di dapatkan score fatique sebelum di berikan yaitu fatique berat dan setelah di lakukan terapi breathing exercise score fatique pada kedua responden berada pada fatique sedang. Di simpulkan bahwa terdapat pengaruh breathing exercise terhadap penurunan score fatigue pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa.","PeriodicalId":132569,"journal":{"name":"Ners Muda","volume":"58 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123845968","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ners MudaPub Date : 2023-04-28DOI: 10.26714/nm.v4i1.9163
Darma Rizqoni, Mariyam Mariyam
{"title":"Pemberian akupresur untuk mengurangi mual muntah pada post apendiktomi","authors":"Darma Rizqoni, Mariyam Mariyam","doi":"10.26714/nm.v4i1.9163","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/nm.v4i1.9163","url":null,"abstract":"Mual muntah setelah operasi atau post operative nausea and vomiting (PONV) merupakan komplikasi yang umum terjadi. Akupresur berguna untuk mengatasi masalah PONV dan penekanan pada titik P6 diterapkan guna alternatif untuk pasien-pasien beresiko tinggi timbulnya gejala mual muntah. Tujuan dari studi kasus ini untuk mengetahui penurunan mual muntah pada subjek post apendiktomi setelah dilakukan terapi akupresur. Metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus, Subjek studi kasus berjumlah 2 subjek. Pengambilan data dilakukan selama 1 kali pertemuan dan dalam 1 kali pertemuan dilakukan akupresur selama 10-15 menit, menggunakan kuesioner Rhodes Index of Nausea Vomiting and Retching (RINVR). Hasil sebelum dilakukan intervensi subjek 1 mendapatkan nilai 14 (sedang) dan subjek 2 mendapatkan nilai 10 (sedang), setelah intervensi akupresur selama 1 pertemuan subjek 1 dan 2 mendapatkan nilai 5. Hasil studi kasus menunjukan adanya penurunan nilai RINVR setelah dilakukan akupresur. Terapi akupresur P6 mampu menurunkan gejala mual muntah post apendiktomi karena stimulasi pada area ini dapat memperbanyak lepasnya ACTH serta beta-endorphin di hipofise pada lingkup chemoreceptor trigger zone (CTZ) yang dimana pusat muntah akan dihambat.","PeriodicalId":132569,"journal":{"name":"Ners Muda","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123640400","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}