FORTE JOURNALPub Date : 2023-07-31DOI: 10.51771/fj.v3i2.537
Wida Ningsih, Afdhil Arel
{"title":"FORMULASI DAN UJI AKTIFITAS EDIBLE FILM MINYAK ATSIRI KULIT BUAH JERUK PURUT (Citrus hystrix DC.)","authors":"Wida Ningsih, Afdhil Arel","doi":"10.51771/fj.v3i2.537","DOIUrl":"https://doi.org/10.51771/fj.v3i2.537","url":null,"abstract":"Kulit jeruk purut mempunyai aktifitas antibakteri karena mengangdung minyak atsiri berupa sitronelal yang dapat merusak dinding sel dan menghambat serta membunuh bakteri. Penelitian ini bertujuan membuat edible film dengan minyak atsiri kulit jeruk purut untuk mengatasi bau mulut yang disebabkan oleh bakteri Sterptococcus mutans dengan variasi konsentrasi 4%, 6% dan 8%. Edible film yang diperoleh dilakukan uji sifat fisik dan aktifitas antibakteri dengan metode difusi agar. Hasil uji sifat fisik edible film menunjukan hasil yang hampir sama dengan edible film yang ada dipasaran meliputi uji organoleptis, kerapuhan, susut pengeringan, pH ketebalan dan uji daya mengembang. Pengujian aktifitas antibakteri edible film menunjukan daerah bening pada 4% sebesar 8,00 mm, 6% sebesar 8,06 mm dan 8% sebesar 8,73mm yang termasuk kategori sedang pada respon hambatan pertumbuhan bakteri.","PeriodicalId":12464,"journal":{"name":"FORTE JOURNAL","volume":"3 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87820190","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
FORTE JOURNALPub Date : 2023-07-31DOI: 10.51771/fj.v3i2.630
Aswan Pangondian, Robiatun Rambe, Chindy Umaya, Athaillah Athaillah, Kadriyani Jambak
{"title":"POTENSI EKSTRAK BUNGA TELANG (Clitorea ternatea L.) TERHADAP ANTIDIABETES PADA MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus)","authors":"Aswan Pangondian, Robiatun Rambe, Chindy Umaya, Athaillah Athaillah, Kadriyani Jambak","doi":"10.51771/fj.v3i2.630","DOIUrl":"https://doi.org/10.51771/fj.v3i2.630","url":null,"abstract":"Bunga telang (Clitoria ternatea), sering disebut juga sebagai butterfly pea merupakan bunga yang khas dengan kelopak tunggal berwarna ungu. Potensi farmakologi bunga telang antara lain adalah sebagai antioksidan, antibakteri, anti inflamasi dan analgesik, antiparasit dan antisida, antidiabetes, antikanker, antihistamin, dan potensi berperan dalam susunan syaraf pusat, Central Nervous System (CNS). Pada zaman dahulu kala, bunga ini dipakai sebagai tetes mata, baik pada bayi ataupun orang dewasa. Uji kadar gula darah pada mencit menggunakan Glucometer. Metode ini digunakan untuk menurunkan kadar gula darah pada mencit.25 ekor mencit dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor mencit. Kelompok pertama Metformin 65%, kelompok kedua Na-CMC 0,5%, kelompok ketiga ekstrak bunga telang 250%, kelompokkeempat 500%, kelompok kelima 1000%, masing-masing kelompok diberi perlakuan per oral selama 28 hari. Kemudiandiharike 0 diberikan suspense glukosa 50% secara oral, setelah itu pada hari ke 0 dilakukan pengambilan darah, dilanjutkan pada hari ke 7, 14, 21, dan hari ke 28. Kemudian kadar gula darah diukur menggunakan Glukometer, kemudian mencit diberi perlakuan sesuai kelompok yang sudah dibuat. Dihitung penurunan kadar gula darah.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak bunga telang dosis 250 mg, 500 mg dan 1000 mg dapat menurunkan kadar gula darah pada mencit dibandingkan terhadap kontrol negatif (p < 0,05). Kelompok pemberian CMC Na 0,5% memiliki perbedaan yang signifikan dengan kelompok pemberian metformin (p<0,05) dan juga terdapat perbedaan dengan kelompok pemberian sediaan dosis 33 mg/KgBB, 65 mg/KgBB dan 130 mg/KgBB (p<0,05). Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa Ekstrak bunga telang mempunyai potensi penurunan kadar gula darah pada mencit jantan, Ekstrak bunga telang 250 mg, 500 mg dan 1000 mg dapat meningkatkan potensi penurunan dibandingkan dengan kontrol CMC Na 0,5%. Ekstrak bunga telang mempunyai efek menghambat aktivitas enzim glukoneogenik, glukosa-6- fosfatase, dan sebaliknya meningkatkan aktivitas enzim glukokinase.","PeriodicalId":12464,"journal":{"name":"FORTE JOURNAL","volume":"26 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88682271","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
FORTE JOURNALPub Date : 2023-07-31DOI: 10.51771/fj.v3i2.636
Robiatun Rambe, Evi Depiana Gultom, Zulfikri Zulfikri, Zulmai Rani
{"title":"EVALUASI DISPENSING SEDIAAN STERIL ANTIBIOTIK PADA PASIEN PEDIATRI DI RUMAH SAKIT X","authors":"Robiatun Rambe, Evi Depiana Gultom, Zulfikri Zulfikri, Zulmai Rani","doi":"10.51771/fj.v3i2.636","DOIUrl":"https://doi.org/10.51771/fj.v3i2.636","url":null,"abstract":"Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan. Dispensing sediaan steril merupakan layanan kefarmasian yang dilaksanakan di rumah sakit. Pencampuran sediaan steril parenteral harus dilakukan secara terpusat di instalasi farmasi rumah sakit untuk menghindari terjadinya kesalahan pemberian obat. Untuk menghindari adanya zat-zat berbahaya dalam sediaan steril diperlukan teknik aseptic dispesing agar tidak menimbulkan efek negatif bagi pasien. Desain penelitian yang dilakukan adalah observasional dengan Analisa deskriptif kuantitatif dan pendekatan cross sectional. Penelitian observasional merupakan penelitian yang tidak melakukan perlakuan/ intervensi apapun terhadap variabel penelitian. Penelitian ini di lakukan di instalasi farmasi ruang dispensing di Rumah Sakit X. Peneliti melakukan observasi pada personil peracik sediaan steril, sarana dan prasarana yang mendukung, prosedur peracikan sediaan steril serta hasil racikan sediaan steril.Tahap penyiapan yang dilakukan peneliti di RS. X sebesar 58,92%, peracikan sediaan untuk pasien pediatri, peracikan dilakukan oleh tenaga kefarmasian dengan menerapkan prosedur aseptis. Hasil observasi 70 racikan sediaan steril, terdapat sekitar 2 peracikan sediaan steril (2,85%) yaitu ceftriaxone yang dihasilkan tidak jernih melainkan mengalami perubahan warna dan menjadi keruh. Keseluruhan sampel menunjukkan sekitar 97,14% menunjukkan kompabilitas secara fisik. Dari hasil observasi dan penelitian yang dilakukan peneliti di Rumah Sakit X menunjukkan bahwa personel peracik, sarana dan prasarana serta prosedur pencampuran sediaan steril injeksi sudah hampir sesuai dengan Pedoman Obat Suntik dan Dispensing Sediaan Steril Depkes RI Tahun 2009. Hanya perlu diperhatikan dalam teknik peracikan bagi personil peracikan agar tidak terjadi perubahan warna dan inkompabilitas.","PeriodicalId":12464,"journal":{"name":"FORTE JOURNAL","volume":"13 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86615734","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
FORTE JOURNALPub Date : 2023-07-31DOI: 10.51771/fj.v3i2.652
Romadhiyana Kisno Saputri, Akhmad Al-bari
{"title":"KARAKTERISTIK DAN UJI ANTIOKSIDAN SABUN TRANSPARAN EKSTRAK KULIT SALAK WEDI","authors":"Romadhiyana Kisno Saputri, Akhmad Al-bari","doi":"10.51771/fj.v3i2.652","DOIUrl":"https://doi.org/10.51771/fj.v3i2.652","url":null,"abstract":"Salak Wedi merupakan salak yang mempunyai ukuran besar, tekstur sedikit berair, rasa manis sepat dan buah yang lebih masir dibandingkan dengan salak lain. Kulit salak memiliki kandungan metabolit sekunder yang berperan aktif sebagai antioksidan yang dapat mencegah kerusakan kulit seperti penuaan dini. Sediaan topikal yang memiliki nilai inovasi dan kandungan antioksidan yang dapat dikembangkan antara lain sabun transparan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sabun padat transparan ekstrak kulit salak Wedi dan mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak kulit salak Wedi. Serbuk kulit salak selanjutnya dimaseriasi menggunakan pelarut etanol 96% selama 3 hari dan dipekatkan menggunakan rotary evaporator pada suhu 55°C. Karakteristik sabun dinilai dengan pengujian organoleptik melalui penilaian warna, aroma dan bentuk, uji pH dengan menggunakan pH meter, uji homogenitas dengan melihat adanya butiran-butiran kasar ataupun partikel pada permukaan sabun transparan, uji daya bersih sabun dievaluasi secara organoleptik terhadap kekesatan sabun dengan rentang nilai 1-5. Uji aktivitas antioksidan ekstrak kulit salak Wedi menggunakan metode DPPH. Uji organoleptik menunjukkan bentuk sabun padat, transparan, warna putih kekuningan dan aroma khas fragrance oil, pH berkisar 9,6-10,1, homogen dan rata-rata evaluasi daya bersih sabun adalah 4-4,44. Nilai IC50 ekstrak kulit salak wedi adalah 44,73 µg/ml. Karakteristik sabun padat transparan ekstrak kulit salak Wedi baik dan sesuai SNI untuk parameter pH dan aktivitas antioksidan ekstrak kulit salak Wedi dalam kategori sangat kuat.","PeriodicalId":12464,"journal":{"name":"FORTE JOURNAL","volume":"35 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81295363","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN LIP BALM DARI EKSTRAK ETANOL BUAH BIT (Beta vulgaris L.) DENGAN METODE DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil)","authors":"Muharni Saputri, S. Sudewi, Wiwik Handayani Ritonga, Yulpa Ramadhan, Kanne Dachi","doi":"10.51771/fj.v3i2.590","DOIUrl":"https://doi.org/10.51771/fj.v3i2.590","url":null,"abstract":"Buah bit yakni tumbuhan yang memiliki senyawa flavonoid selaku antioksidan yang berperan melindungi kelembaban kulit. Riset berikut tujuannya guna memahami buah bit pada wujud ekstrak etanol bias dirumuskan pada sediaan lip balm yang dalam kadar tertentu mempunyai aktivitas antioksidan yang dapat menampilkan efek melembabkan serta tidak menimbulkan iritasi terhadap bibir. Riset ini memakai tata cara eksprimental, dan memakai bahan uji buah bit yang diperoleh dengan metode maserasi memakai penyari etanol 96%, dicoba identifikasi tanaman, pengecekan ciri simplisia, serta skrining fitokimia. Perumusan sediaan lip balm pada kadar 1,5%; 2%; 2,5%; dan blanko. Pengecekan kualitas raga sediaan lip balm ekstrak etanol buah bit tersusun atas pengujian temperatur lebur, homogenitas, pH, iritasi, kesukaan, stabilitas sediaaan, daya guna kelembaban sediaan memakai perlengkapan Skin Analyzer Checker (Aramo®), serta uji kegiatan antioksidan. Hasil riset menampilkan buah bit dalam wujud ekstrak etanol bisa dirumuskan dalam sediaan lip balm ekstrak etanol buah bit ialah sediaan homogen, memiliki rentang pH sesaat sehabis terbuat 5,8-6,1 serta pH sehabis cycling test 5,7-6,0, temperatur lebur yang baik, normal dalam penyimpanan, serta tidak merangsang kulit sukarelawan. Pengujian kegiatan antioksidan menampilkan kalau lip balm ekstrak etanol buah bit 2,5% ( F3) ialah antioksidan yang “sangat kuat” (IC50 27µg/ mL), serta ekstrak etanol buah bit tercantum antioksidan yang “sangat kuat” (IC50 29µg/ mL). Segala sediaan lip balm ekstrak etanol buah bit tidak merangsang kulit bibir.","PeriodicalId":12464,"journal":{"name":"FORTE JOURNAL","volume":"4 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"91487283","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
FORTE JOURNALPub Date : 2023-07-31DOI: 10.51771/fj.v3i2.519
Muhammad Ikhram Taufik, Nilsya Febrika Zebua
{"title":"Literature Review: Efek Farmakologi Asap Cair","authors":"Muhammad Ikhram Taufik, Nilsya Febrika Zebua","doi":"10.51771/fj.v3i2.519","DOIUrl":"https://doi.org/10.51771/fj.v3i2.519","url":null,"abstract":"Asap cair merupakan hasil kondensasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran yang diperoleh melalui proses pirolisis dari bahan yang mengandung komponen selulosa, senyawa asam, hemiselulosa dan lignin. Berbagai macam bahan baku telah digunakan untuk pembuatan asap cair antara lain batok kelapa, cangkang nipah, kulit kopi, cangkang kelapa sawit, batang bambu, kayu putih, daun sirih hijau, daun mangga kuweni dan berbagai bahan lainnya. Asap cair dari berbagai bahan tersebut dapat banyak dimanfaatkan dalam berbagai industri, salah satunya pada industri kesehatan. Asap cair mengandung senyawa fenol sebagai antimikroba dimana fenol akan berpenetrasi dengan mudah dan merusak isi sel sehingga pertumbuhan mikroba akan terhambat. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui efek farmakologi apa saja yang terdapat pada asap cair dari berbagai bahan baku.","PeriodicalId":12464,"journal":{"name":"FORTE JOURNAL","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135264956","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
FORTE JOURNALPub Date : 2023-07-31DOI: 10.51771/fj.v3i2.631
Putra Chandra, Fahma Shufyani, A. Athaillah, Ovalina Sylvia Br. Ginting, Mustaqim Nasution
{"title":"FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN EMULGEL EKSTRAK ETANOL DARI SERAI (Cymbopogon citratus) TERHADAP BAKTERI Propionibacterium acne","authors":"Putra Chandra, Fahma Shufyani, A. Athaillah, Ovalina Sylvia Br. Ginting, Mustaqim Nasution","doi":"10.51771/fj.v3i2.631","DOIUrl":"https://doi.org/10.51771/fj.v3i2.631","url":null,"abstract":"Serai (Cymbopogon citratus) mengandung Alkaloid, Flavonoid, dan beberapa monoterpene. Zat-zat ini berfungsi sebagai antiprotozoal, anti-inflamatori, antimikrobial, antibakterial, anti-diabetik, antikolinesterase, molluscidal, dan antifungal. Propionibacterium acnes merupakan bakteri gram positif berbentuk batang dan merupakan flora normal kulit yang ikut berperan dalam pembentukan jerawat, Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas antibakteri emulgel ekstrak serai (Cymbopogon Citratus.) pada semua konsentrasi yang dapat memberikan efek sebagai antibakteri serta membandingkan efektivitasnya dengan Veril Gel. Jenis penelitian ini dilakukan secara eksperimental terdiri dari penyiapan sampel, identifikasi sampel, pembuatan ekstrak serai, skrining fitokimia, Formulasi sediaan emugel F0 : basis emulgel, F1(1%), F2(3%) dan F3(5%), evaluasi terhadap sediaan emulgel meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji cycling test, uji tipe emulsi serta uji aktivitas efek antibakteri, penelitian dilakukan di Lab Mikrobiologi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Haji Smuatera Utara Hasil ekstrak serai diperoleh rendemen ekstrak sebesar 13%. Hasil uji skrining fitokimia terhadap flavonoid, saponin, terpenoid, tanin adalah positif, dan alkaloid negatif. Hasil Evaluasi sediaan emulgel diperoleh hasil untuk uji organoleptis Emulgel F0,F1,F2,F3 memiliki bentuk setengah padat, F0 memiliki warna putih susu, F1 memiliki warna putih kecoklatan, F2,F3 memiliki warna coklat, F0 memiliki bau tween 80, dan F1,F2,F3 memiliki bau khas ekstrak serai. Hasil uji homogenitas emulgel F0,F1,F2 dan F3 adalah homogen. Hasil uji pH memiliki pH rata rata 5,6. Hasil uji cycling test sediaan emulgel tidak memisah. Hasil uji tipe emulsi membentuk tipe emulsi M/A, dan hasil uji antibakteri pada sediaan emulgel F0,F1,F2,F3 tidak memiliki daya hambat. Sedangkan Veril gel sebagai kontrol (+) memiliki daya hambat sebesar 3,5mm Kesimpulan Emulgel ekstrak Serai (Cymbopogon citratus.) dapat diformulasikan kedalam bentuk sediaan emulgel yang memenuhi persyaratan dalam evaluasi sediaan. Akan tetapi uji daya hambat Pada Sediaan emulgel ekstrak etanol serai tidak memiliki daya hambat terhadap bakteri Propionibacterium acne. Hal yang menyebabkan tidak adanya daya hambat antibakteri pada sediaan emulgel yang telah diuji pada bakteri Propionibacterium acne hal ini dikarenakan rendahnya konsentrasi ekstrak serai yang diformulasikan kedalam sediaan emulgel sehingga tidak terdapatnya daya hambat.","PeriodicalId":12464,"journal":{"name":"FORTE JOURNAL","volume":"119 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86939556","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"THE EFFECT OF EDUCATION LEVEL AND PUBLIC KNOWLEDGE ABOUT THE USE OF ANTIBIOTICS IN UMBULHARJO YOGYAKARTA","authors":"Mexsi Mutia Rissa, Orviana Hara Aily, Danang Yulianto","doi":"10.51771/fj.v3i2.645","DOIUrl":"https://doi.org/10.51771/fj.v3i2.645","url":null,"abstract":"Antibiotics are one of the drugs used by the public in self-medication. 27.8% kept antibiotics at home. The existence of antibiotics for self-medication shows irrational use of drugs. Meanwhile, many antibiotics were stored in households, 86.1% of which were obtained without a doctor's prescription or doctor's examination. The purpose of this study was to determine the effect of the level of education and public knowledge about the use of antibiotics in Umbulharjo, Yogyakarta. The research method used is This study used a non-experimental descriptive analytic method with a cross sectional approach. The samples taken were 89 respondents, the sampling technique used was purposive sampling. This research is explorative in nature and data is obtained through a questionnaire. The research data was carried out by the Spearman rank test. The results of this study indicate that the demographic characteristics of the Umbulharjo community show that the highest age with a percentage of 42.70% and the most sexed people are women with a percentage of 58.42%. The education level of the most respondents is Senior High School 49.45%. Respondents have the highest level of knowledge with sufficient knowledge as much as 48.31% and the level of education of respondents has no effect on the level of public knowledge about antibiotics.","PeriodicalId":12464,"journal":{"name":"FORTE JOURNAL","volume":"5 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86218954","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
FORTE JOURNALPub Date : 2023-07-31DOI: 10.51771/fj.v3i2.623
Raissa Fitri, Alfi Sapitri, Eva Diansari Marbun, Siti Hawa
{"title":"POLA PERESEPAN ANTIBIOTIK DOKTER SPESIALIS KULIT DAN KELAMIN DI APOTEK KIAT WIJAYA PERIODE JULI-DESEMBER 2021","authors":"Raissa Fitri, Alfi Sapitri, Eva Diansari Marbun, Siti Hawa","doi":"10.51771/fj.v3i2.623","DOIUrl":"https://doi.org/10.51771/fj.v3i2.623","url":null,"abstract":"Penyakit kulit akibat infeksi sering disebabkan oleh bakteri. Obat yang paling banyak digunakan pada infeksi yang disebabkan bakteri yaitu antibiotik. Peresepan antibiotik yang cukup tinggi akan meningkatkan kejadian resistensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola peresepan dan untuk mengetahui kesesuaian pola peresepan antibiotik dari dokter spesialis kulit dan kelamin di Apotek Kiat Wijaya periode Juli-Desember 2021 yang ditinjau dari indikator WHO. Penelitian ini merupakan survei retrospektif bersifat deskriptif yang mengkaji informasi dan mengumpulkan data yang telah ada sebelumnya lalu data tersebut ditelaah untuk mengamati pola peresepan dari dokter spesialis kulit dan kelamin pada Apotek Kiat Wijaya periode Juli-Desember 2021. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peresepan obat berdasarkan indikator peresepan WHO di Apotek Kiat Wijaya, yaitu rata-rata jumlah item obat perlembar resep adalah 4,18 item obat tiap lembar resep dan persentase peresepan antibiotik sebesar 100% sehingga hasil tersebut belum memenuhi standar WHO. Adapun pola peresepan antibiotik di Apotek Kiat Wijaya, jumlah resep yang diperoleh sebanyak 122 resep, jenis dan golongan antibiotik yang sering diresepkan antibiotik clindamisin sebanyak 34,07% dan diikuti obat yang paling sering kedua diresepkan ialah golongan tetrasiklin sebanyak 16,30% yang terdiri dari doksisiklin. Berdasarkan bentuk sediaan antibiotik yang sering digunakan adalah bentuk sediaan kapsul dengan pesentase sebesar 52,60%, diikuti sediaan tablet dan sedian sirup. Berdasarkan kriteria aturan pakai, yang paling sering diresepkan adalah penggunaan antbiotik dengan aturan pakai 2 x sehari sebanyak 47,41%. Berdasarkan Jumlah resep yang diperoleh, jenis dan golongan antibiotik yang sering diresepkan antibiotik clindamisin sebanyak (34,07%) dan diikuti paling sering kedua diresepkan golongan tetrasiklin sebanyak (16,30%) yang terdiri dari doksisiklin.","PeriodicalId":12464,"journal":{"name":"FORTE JOURNAL","volume":"113 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79790400","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
FORTE JOURNALPub Date : 2023-07-31DOI: 10.51771/fj.v3i2.613
M. Walid, Nur Cholis Endriyatno, Riska Amalia
{"title":"UJI AKTIVITAS ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK BUAH KERSEN HIJAU (Muntingia calabura L.) PADA TIKUS JANTAN PUTIH GALUR WISTAR","authors":"M. Walid, Nur Cholis Endriyatno, Riska Amalia","doi":"10.51771/fj.v3i2.613","DOIUrl":"https://doi.org/10.51771/fj.v3i2.613","url":null,"abstract":"Hiperurisemia merupakan salah satu penyakit yang banyak dialami oleh masyarakat Indonesia. Penggunan allopurinol diketahui dapat menimbulkan efek samping, maka dari itu diperlukan alternatif lain. Flavonoid merupakan salah satu senyawa yang banyak terkadandung di dalam tumbuhan, senyawa tersebut diketahui memiliki potensi sebagai antihiperurisemia. Salah satu tumbuhan yang mudah di temui di Indonesia adalah kersen. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui efek antihiperurisemia dari ekstrak etanol 70% buah kersen hijau terhadap tikus hiperurisemia yang diinduksi kalium oksonat. Jenis penelitian ini adalah eksperimental. Tikus dikelompokkan menjadi 5 kelompok. Kelompok I tikus diinduksi ekstrak dengan dosis 1,8mg, kelompok II tikus diinduksi ekstrak dengan dosis 3,6 mg, kelompok III tikus diinduksi ekstrak dengan dosis 5,4 mg, kelompok IV (kontrol positif) tikus diinduksi allopurinol, dan kelompok V (kontrol negatif) tikus hanya diinduksi larutan CMC Na 0,5%. Pemeriksaan kadar asam urat dilakukan dengan mengambil darah pada ekor tikus dan diteteskan pada strip di alat nesco multicheck. Hasil pemeriksaan tikus yang telah hiperurisemia dibandingkan dengan setelah perlakuan dan diperoleh persentase penurunan kadar asam urat. Hasil uji menunjukkan persentase penurunan kadar asam urat tikus masing-masing kelompok yaitu 18,8%, 23,4%, 30,1%, 45,7%, dan 8,0%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah allopurinol memiliki persentase penurunan asam urat paling besar yang kemudian diikuti dengan ekstrak buah kersen dosis 5,4mg. Peningkatan dosis ekstrak buah kersen dapat meningkatkan persentase penurunan asam urat pada tikus yang diinduksi kalium oksonat.","PeriodicalId":12464,"journal":{"name":"FORTE JOURNAL","volume":"22 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77987769","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}