{"title":"DUKNGAN SOSIAL UNTUK KEBERLANJUTAN BISNIS KEWIRAUSAHAAN PEREMPUAN","authors":"Benedicta Evienia Prabawanti, Thia Margaretha Tarigan, Penny Handayani","doi":"10.24198/share.v13i1.42617","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/share.v13i1.42617","url":null,"abstract":"Pemberdayaan menjadi strategi penting dalam meningkatkan peran perempuan dalam meningkatkan potensi diri agar lebih mampu mandiri dan berkarya. Keberlanjutan dalam kewirausahaan adalah keadaan atau kondisi suatu organisasi yang memiliki peluang untuk melestarikan, mengembangkan dan melindungi sumber dayanya serta memenuhi kebutuhan yang ada dalam organisasi (industri).Tujuan utama penelitian ini untuk mengetahui dukungan sosial yang diberikan kepada perempuan dalam menciptakan keberlanjutan bisnis. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 52 responden, mereka adalah perempuan pelaku usaha yang selanjutnya ditentukan dengan pendekatan simple random sampling. Instrumen yang disusun dalam kuesioner digunakan untuk mengambil data, dengan mengirmkan link gfrom kepada responden. Analisis data menggunakan aplikasi SMART PLS dengan membuat Analisa jalur dan mengujinya dengan bootstrapping untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung dukungan sosial pada kewirausahaan perempuan dan keberlanjutan usaha. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh bahwa dukungan sosial memiliki pengaurh secara langsung kepada keberlanjutan kewirausahaan perempuan. Variabel dukungan sosial yang sangat dibutuhkan oleh perempuan sebagai pelaku usaha adalah variable penilaian positif, dimana ke empat indikator yang digunakan dalam penelitian ini semuanya dapat digunakan untuk melihat pengaruh dukungan sosial berupa penilaian positif pada perempuan pelaku kewirausahaan untuk membantu mereka menjaga keberlanjutan usaha yang sudah dijalankan. ","PeriodicalId":123472,"journal":{"name":"Share : Social Work Journal","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122771165","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
N. C. Apsari, Lia Siti Nurfauziah, Dessy Hasanah Siti Asiah
{"title":"DAMPAK PENGGUNAAN GAWAI (GADGET) TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK USIA DINI","authors":"N. C. Apsari, Lia Siti Nurfauziah, Dessy Hasanah Siti Asiah","doi":"10.24198/share.v13i1.40927","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/share.v13i1.40927","url":null,"abstract":"Fenomena anak usia dini yang menggunakan gawai (gadget) sudah mulai banyak ditemui baik itu di perkotaan maupun di pedesaan. Hal tersebut saat ini sudah dianggap biasa karena orangtua yang memberikan gawai (gadget) secara langsung pada anak. Kemudian, anak tidak diberikan batasan waktu dalam bermain gawai (gadget) sehingga anak suka bermain gadget (gadget) dengan durasi yang cukup lama lebih dari satu jam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak dari penggunaan gawai (gadget) terutama dalam hal perilaku sosial anak usia dini. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian studi deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku sosial pada anak usia dini yang diakibatkan dari penggunaan gawai (gadget) dapat dilihat dari perilaku anak dalam kerjasama, menghargai, berbagi, serta membantu. Perilaku sosial anak usia dini menjadi berbeda saat berada di lingkungan sekolah maupun di lingkungan rumah. Anak usia dini menjadi tidak peduli dengan lingkungan sekitar dan hanya memikirkan diri sendiri. Sehingga, dalam bertemu dan bermain dengan teman sebaya anak menjadi kesulitan dalam bersosialisasi karena anak menjadi asyik sendiri. Hal itu disebabkan karena ketika di rumah anak terbiasa diberikan gawai (gadget) dan bermain gawai (gadget) sendiri tidak diajak berkomunikasi oleh orangtuanya. Selain itu, anak juga tidak pernah keluar rumah untuk bermain dengan teman sebayanya.","PeriodicalId":123472,"journal":{"name":"Share : Social Work Journal","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127624378","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KONTRIBUSI KELUARGA TERHADAP MUNCULNYA PERILAKU KENAKALAN PADA REMAJA","authors":"Ghea Cantika Noorsyarifa, M. B. Santoso","doi":"10.24198/share.v13i1.45814","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/share.v13i1.45814","url":null,"abstract":"Keluarga merupakan bagian atau unsur terkecil dari suatu masyarakat. Salah satu fungsi dasar keluarga yakni fungsi afektif. Fungsi afektif memiliki keterkaitan dengan fungsi internal keluarga yakni upaya perlindungan dan dukungan dalam hal psikososial bagi para anggota keluarga. Permasalahan yang terjadi dalam kehidupan keluarga berpotensi menyebabkan berkurangnya kualitas dari fungsi afektif yang diterapkan di dalam suatu hubungan keluarga. Komunikasi yang dijalankan oleh seorang anak terutama di usia remaja dengan orang tuanya tidaklah selalu berjalan dengan baik. Terjadinya suatu persoalan antara anak dan orang tua dapat memungkinkan timbulnya permasalahan, salah satunya berupa perilaku kenakalan remaja. Remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa, masa remaja dapat dikatakan merupakan masa yang penting dan menjadi titik kritis dalam fase tumbuh kembang seorang anak menuju usia dewasa, karena pada masa remaja seseorang didorong untuk menjadi pribadi yang lebih mandiri dalam menghadapi suatu permasalahan yang dihadapinya. Artikel ini membahas mengenai keluarga dan dinamika yang terjadi didalam kehidupan keluarga, sehingga menjadi penyebab terjadinya perilaku kenakalan remaja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan. Hasil studi menunjukkan bahwa kurangnya peran orang tua dalam memberikan perhatian dalam menjalin hubungan komunikasi terhadap anak menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja, maka untuk mengatasi kasus tersebut orang tua harus menjalin hubungan dan komunikasi yang baik bagi anak serta menjadi teladan yang baik bagi seorang anak.","PeriodicalId":123472,"journal":{"name":"Share : Social Work Journal","volume":"397 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124510875","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"FAKTOR RESILIENSI PADA JANDA LANSIA","authors":"Ade Sudrajat, M. Fedryansyah, R. Darwis","doi":"10.24198/share.v13i1.41651","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/share.v13i1.41651","url":null,"abstract":"Lanjut usia atau lansia janda merupakan kondisi manusia yang telah memiliki usia yang lanjut dan dapat dilihat dari segi fisik, segi emosi, segi intelektual dan batasan lama angka hidup individu menjalani kehidupan di dunia serta adanya perubahan status perkawinan dikarenakan kondisi ditinggal pasangan meninggal dan perceraian. Kondisi resiliensi janda lansia diakibatkan oleh banyak faktor yang mendukung terhadap proses penuaan yang dialaminya. Sehingga, pada penelitian ini berusaha untuk mendeskripsikan dan menggambarkan faktor-faktor resiliensi yang ada pada janda lanjut usia. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian kualitatif karena bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai faktor apa saja yang mempengaruhi resiliensi janda lansia. Sedangkan teknik penelitian yang digunakan yaitu teknik penelitian studi deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan studi literatur dan studi dokumentasi yang dihimpun melalui searching di google scholar dengan keyword “resiliensi janda” dari tahun 2013-2022 dengan bantuan aplikasi publish or perish 8. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tiga faktor yang berperan dan berpengaruh bagi kondisi ketahanan janda lanjut usia mencakup faktor individu, faktor keluarga dan faktor komunitas berupa dukungan sosial yang dapat dikatakan sebagai jaringan sosial atau relasi, karena dengan adanya hal tersebut janda lansia akan lebih dapat mengekspresikan dirinya untuk melakukan kegiatan perekonomian ataupun kegiatan lain dengan suasana hati yang lebih tegar dan tangguh.","PeriodicalId":123472,"journal":{"name":"Share : Social Work Journal","volume":"95 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132461741","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ACTIVE AGING DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN LANJUT USIA","authors":"Wulan Dari, Maulana Irfan","doi":"10.24198/share.v13i1.46851","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/share.v13i1.46851","url":null,"abstract":"Ageing Population atau penuaan penduduk merupakan fenomena global yang sedang terjadi. Meningkatnya populasi lansia di dunia terjadi dikarenakan semakin membaiknya faktor kesehatan, menurunnya angka kematian bayi, akses pendidikan yang mudah, hingga meningkatnya lowongan pekerjaan. Bersamaan dengan hal tersebut, kondisi tubuh lansia akan menurun secara alamiah, baik dari fisik dan psikisnya. Lansia termasuk kaum marginal dengan stigma mereka dianggap sebagai beban dan hanya bergantung kepada usia produktif. Untuk mengatasi hal tersebut, WHO mengeluarkan konsep Active Aging yang diharapkan dapat memaksimalkan potensi lansia. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peran Active Aging dalam meningkatkan kesejahteraan lanjut usia. Pada penulisan artikel ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil dari kajian ini menemukan: 3 pilar dalam Active Aging meliputi partisipasi, kesehatan, dan keamanan dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan lansia. Partisipasi dilakukan dengan memberikan kesempatan bagi lansia untuk berpartisipasi aktif dalam sektor sosial, ekonomi, dan fisik. Kesehatan lansia yang baik ditandai dengan sehat secara fisik dan mental, juga dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari. Kesehatan lansia dapat dijaga dengan tetap memaksimalkan gaya hidup sehat, olahraga teratur, mengkonsumsi makanan bergizi, dan menjauhi kebiasaan buruk seperti merokok. Keamanan meliputi keamanan secara sosial, fisik, dan ekonomi. Keamanan yang rentan dialami oleh lansia adalah keamanan ekonomi, lansia yang tidak memiliki dukungan secara finansial memerlukan dukungan penuh dari pemerintah. Tercapainya kesejahteraan lansia juga akan meningkatkan kualitas hidup lansia. Diperlukannya peran maupun dukungan keluarga, masyarakat, dan pemerintah dalam memaksimalkan Active Aging pada aspek partisipasi, kesehatan, dan keamanan.","PeriodicalId":123472,"journal":{"name":"Share : Social Work Journal","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117093649","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"RANCANG BANGUN MODEL PENGEMBANGAN KEGIATAN PENDAMPINGAN SOSIAL PADA REMAJA GENERASI Z DALAM MENGATASI KRISIS IDENTITAS","authors":"Adlia Rahma Maulida, Hery Wibowo, Binahayati Rusyidi","doi":"10.24198/share.v13i1.46633","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/share.v13i1.46633","url":null,"abstract":"Remaja merupakan fase transisi dari masa kanak- kanak ke dewasa awal, pada prosesnya akan banyak melewati tantangan yang pada akhirnya dapat menjadi faktor dalam pembentukan identitas diri. Remaja pada era milenial akan berbeda dengan remaja pada zaman dahulu mulai dari lingkungan, pola asuh, akses terhadap layanan dan paya pendampingan oleh pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana membangun kerangka teoritis pendampingan sosial pada remaja generasi z dalam mengatasi krisis identitas.Dengan menggunakan studi kepustakaan berdasarkan penelitian terdahulu dengan melakukan analisa data sekunder secara mendalam yang diperoleh dari jurnal ilmiah dan buku bereputasi nasional dan internasional yang dapat memperkaya penulisan dan juga memperkuat penelitian pada hasil akhir. Pembentukan identitas diri dapat dipengaruhi oleh faktor pengasuhan orang tua, kontrol diri, perkembangan kognitif, serta dukungan dari lingkungan institusi tempat menempuh ilmu.","PeriodicalId":123472,"journal":{"name":"Share : Social Work Journal","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123521051","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP BURNOUT PEKERJA SOSIAL PADA PELAYANAN ANAK KORBAN TINDAK KEKERASAN SEKSUAL","authors":"Andita Ratih, Binahayati Rusyidi, Sri Sulastri","doi":"10.24198/share.v13i1.45057","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/share.v13i1.45057","url":null,"abstract":"Burnout menciptakan kondisi dilematik dalam dunia kerja global dan berdampak kepada siapa saja sebagai individu maupun profesional. Di dalam praktik pekerjaan sosial, seting yang paling rentan mengalami burnout adalah mereka yang bekerja di perlindungan anak. Selain itu, pekerja sosial yang bekerja di lembaga pemerintahan cenderung memiliki tingkat burnout yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang bekerja di lembaga swasta. Stabilitas dan kualitas pelayanan sosial pun berdampak negatif. Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi burnout adalah dukungan sosial. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik survei daring melalui Google Form untuk pengambilan data instrumen Work-related version of the Burnout Assesment Tool (BAT-23) dan Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS). Metode penarikan sampel menggunakan nonprobability sampling, tepatnya teknik purposive sampling. Data diolah menggunakan Microsoft Excel dan SPSS 25. Pada penelitian ini diketahui bahwa responden menerima cukup dukungan sosial dari keluarga, teman, maupun orang lain yang signifikan dan mengalami burnout dalam kategori sedang. Secara statistik dukungan sosial yang diterima, status pendidikan terakhir, masa kerja, dan jumlah hari kerja per minggu memiliki keeratan hubungan yang kuat dan signifikan berpengaruh simultan terhadap tingkat burnout pekerja sosial. Namun, tidak signifikan berpengaruh parsial terhadap tingkat burnout pekerja sosial. Asosiasi terbalik dari pengaruh dukungan sosial yang diterima terhadap burnout yang dialami menandakan jika semakin tinggi tingkat dukungan sosial yang diterima, maka akan membuat tingkat burnout semakin rendah, dan sebaliknya. Hal serupa berlaku bagi status pendidikan terakhir dan jumlah hari kerja per minggu.","PeriodicalId":123472,"journal":{"name":"Share : Social Work Journal","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115171867","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Mustajir Mustajir, Dyta Mardyani, S. T. Raharjo, N. C. Apsari, M. B. Santoso, Sahadi Humaedi, Budi Muhammad Taftazani
{"title":"PERUBAHAN MIND SET PETANI: REFLEKSI DAMPAK SOSIAL PROGRAM PENGEMBANGAN PERTANIAN SAYUR MAYUR PT GAG NIKEL","authors":"Mustajir Mustajir, Dyta Mardyani, S. T. Raharjo, N. C. Apsari, M. B. Santoso, Sahadi Humaedi, Budi Muhammad Taftazani","doi":"10.24198/share.v13i1.49190","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/share.v13i1.49190","url":null,"abstract":"Social return on investment (SROI) merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengukur dampak dari investasi sosial yang dilakukan oleh perusahaan. Salah satu bentuk investasi sosial yang dilakukan oleh perusahaan yaitu Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat. Penulisan artikel ini ditujukan untuk menggambarkan perubahan pola pikir anggota kelompok tani selaku kelompok penerima manfaat dari Program Pengembangan Pertanian Sayur Mayur sebagai refleksi dari hasil perhitungan SROI yang telah dilakukan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam, FGD, studi literature dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukan bahwa Program Pengembangan Pertanian Sayur Mayur telah berhasil mengubah pola pikir anggota kelompok tani, yaitu berupa meningkatnya pengetahuan dan keterampilan anggota Kelompok Tani tentang penggunaan sistem pertanian bedengan, terbentuknya pola pikir untuk menjual hasil pertanian, timbulnya pemikiran untuk membuka usaha dari hasil penjualan sayur, timbulnya kemandirian dalam diri anggota kelompok tani untuk melakukan kegiatan pertanian secara mandiri, timbulnya pemikiran untuk menyekolahkan anak dari uang hasil penjualan sayur, dan terbentuknya pola pikir untuk menabungkan uang hasil penjualan sayur. Social return on investment (SROI) is one method that can be used to measure the impact of social investment made by companies. One form of social investment carried out by the company is the Community Development and Empowerment Program. The writing of this article is intended to describe the change in mindset of farmer group members as beneficiary groups of the Mayur Vegetable Agriculture Development Program as a reflection of the results of SROI calculations that have been carried out. The approach used in this study is a qualitative approach and data collection is carried out by means of in-depth interviews, FGDs, literature studies and literature studies. The results showed that the Vegetable Farming Development Program has succeeded in changing the mindset of farmer group members, namely in the form of increasing knowledge and skills of Farmer Group members about the use of the bed farming system, the formation of a mindset to sell agricultural products, the emergence of thoughts to open a business from the sale of vegetables, the emergence of independence in farmer group members to carry out agricultural activities independently, The thought of sending children to school from the money from selling vegetables, and the formation of a mindset to save money from selling vegetables.","PeriodicalId":123472,"journal":{"name":"Share : Social Work Journal","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121511658","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jihan Kamilla Azhar, Eva Nuriyah Hidayat, S. T. Raharjo
{"title":"KEKERASAN SEKSUAL: PEREMPUAN DISABILITAS RENTAN MENJADI KORBAN","authors":"Jihan Kamilla Azhar, Eva Nuriyah Hidayat, S. T. Raharjo","doi":"10.24198/share.v13i1.46543","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/share.v13i1.46543","url":null,"abstract":"Fenomena kekerasan seksual pada perempuan disabilitas terus terjadi dan sangat rentan menjadi korban kekerasan seksual. Perempuan disabilitas mendapatkan beban yang lebih berat dibandingkan laki-laki disabilitas dan mereka mendapatkan perlakuan diskriminasi. Perlakuan diskriminasi ini karena alasan gender perempuan, penyandang disabilitasnya atau memiliki keterbatasan dan perempuan miskin. Tujuan dari penulisan ini yaitu untuk mengetahui faktor apa saja yang mengakibatkan perempuan disabilitas sangat rentan menjadi korban kekerasan seksual. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi literatur atau kepustakaan, dimana menggunakan bahan bacaan sebagai sumber referensi dan bahan acuan untuk penulisan. Pada pengumpulan data yang dilakukan yaitu data berasal dari textbook, jurnal,dan artikel ilmiah yang sesuai dengan yang sedang diteliti. Analisis data yang dilakukan yaitu mencari data yang paling relevan, relevan dan cukup relevan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor penyebab perempuan disabilitas rentan menjadi korban kekerasan seksual yaitu adanya faktor individu dan lingkungan. Faktor individu diantaranya karena kedisabilitasannya, ketidakmampuan untuk menghindar, keterbatasan mobilitas dan akses pendidikan seksual. Sedangkan faktor lingkungan yaitu adanya stigma dan diskriminasi serta kurangnya dukungan sosial. Adapun dampak yang diterima oleh perempuan disabilitas sebagai korban kekerasan seksual yaitu trauma fisik dan psikologis, rasa malu dan stigma, kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain, isolasi sosial serta rasa tidak aman dan kekhawatiran yang berkelanjutan serta memungkinkan korban mengakhiri hidupnya.","PeriodicalId":123472,"journal":{"name":"Share : Social Work Journal","volume":"56 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114640202","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Yusuf Krisman Gea, Budi Muhammad Taftazani, S. T. Raharjo
{"title":"PENGASUHAN POSITIF ORANGTUA DALAM MELINDUNGI HAK ANAK DENGAN DISABILITAS","authors":"Yusuf Krisman Gea, Budi Muhammad Taftazani, S. T. Raharjo","doi":"10.24198/share.v13i1.46432","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/share.v13i1.46432","url":null,"abstract":"Keluarga merupakan lingkungan yang begitu dekat dan erat bagi individu-individu yang ada di dalamnya, terkhusus bagi anak. Bagi anak, keluarga merupakan tempat untuk dia mendapatkan perlindungan serta kasih sayang. Sehingga, tidak heran bahwa anak cenderung lebih percaya dan mengandalkan keluarganya dalam hal-hal yang terjadi di dalam hidupnya. Keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar dalam memberikan pengasuhan, didikan, serta perawatan kepada anak. Hal ini bertujuan agar anak dapat menerima kebutuhan-kebutuhan dan hak-hak mereka sebagai anak yang mampu membantu anak menjadi individu yang mandiri nantinya. Mereka yang disebut anak dengan disabilitas tidaklah sama dengan kebanyakan anak yang normal. Anak dengan disabilitas memiliki keterbatasan atau kekurangan baik dari segi fisik, mental, dan intelektual yang menghambat aktivitas kehidupan sehari-hari. Sehingga, pengasuhan positif orangtua terhadap anak dengan disabilitas sangat penting untuk menunjang tumbuh dan kembang anak. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengasuhan positif orangtua dalam melindungi hak anak dengan disabilitas. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan dengan menggunakan pengumpulan sumber data sekunder. Hasil dalam penelitian ini adalah peran orangtua dalam melindungi hak-hak anak dengan disabilitas antara lain memberikan perlindungan khusus kepada anak, membangun kemandirian anak, memenuhi kebutuhan anak akan makanan yang bergizi dan sehat, memberikan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman, mendidik, membimbing dan melatih anak, serta memberikan dukungan dan motivasi kepada anak. Peran orangtua yang dijalankan dengan baik membantu hak anak dengan disabilitas terpenuhi, pengasuhan yang diberikan orangtua memberikan pengaruh terhadap kepercayaan diri anak, serta orangtua mampu melindungi hak-hak anak mereka. ","PeriodicalId":123472,"journal":{"name":"Share : Social Work Journal","volume":"47 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134465742","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}