{"title":"Gambaran Cakupan Imunisasi Inactivated Polio Vaccine (IPV) Berdasarkan Faktor Indeks Dan Kipi Bagi Bayi Dan Balita Di Upt Puskesmas Pagarsih Kota Bandung","authors":"Marjani Khoirunnisa, Cindy Asella Sari","doi":"10.58550/jka.v4i1.31","DOIUrl":"https://doi.org/10.58550/jka.v4i1.31","url":null,"abstract":"Immunization is the immune system that can prevent the disease one of them polio. Polio is a disease caused by a virus that can cause paralysis. Polio eradication is a change in the use of OPV to lPV because OPV is a virus that is attenuated by way of oral whereas IPV virus is switched off by injection. The official incidence of polio cases in the world is 350,000 cases. The coverage of Inactivated Polio Vaccine (IPV) PIN in 2017 in Indonesia should reach 75%, unfortunately this coverage still has not met the target due to many factors that affect the index and KIPI factors. The aim of this research is to find out IPV Immunization Coverage Scenario based on Index Factor and KIPI for Infants and Toddlers at UPT Puskesmas Pagarsih Bandung period January-April 2017. Type of descriptive research, univariate analysis, population 67 people, sample 67 respondents, and determined by total sampling. Results of coverage of 26.5% IPV immunization, 1.9 vial usage index, and KIPI have 5 (7.5%) infants and toddlers with local reactions. Suggestion for service institution as health worker is expected to do management in effort of prevention of polio disease for infant and toddler using immunization socialization.","PeriodicalId":118130,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah JKA (Jurnal Kesehatan Aeromedika)","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122909969","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Sistem Pengembangan Jenjang Karir Perawat Di Rumah Sakit","authors":"Fitri Nurlina, Nanan Sekarwana, Irman Somantri","doi":"10.58550/jka.v4i1.25","DOIUrl":"https://doi.org/10.58550/jka.v4i1.25","url":null,"abstract":"Perawat mempunyai peranan penting untuk memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas. Untuk mencapai itu semua diperlukannya seorang perawat yang benar-benar memiliki kompetensi sesuai dengan area tanggung jawabnya, dan kompetensi tersebut harus selalu di pertahankan dan dikembangkan. Maka diperlukan suatu sistem yang dapat dilaksanakan oleh rumah sakit, salah satunya yaitu sistem pengembangan jenjang karir perawat klinik. Penulisan literature review ini bertujuan untuk menjelaskan pentingnya sistem pengembangan jenjang karir perawat klinik dan bagaimana pelaksanaan sistem pengembangan jenjang karir perawat klinik di berbagai rumah sakit. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah literature review. Literature diambil dari jurnal artikel, pustaka, dan Grey Literature, sehingga secara keseluruhan didapatkan duapuluh delapan referensi. Hasil dari proses kajian literatur ini diketahui bahwa sistem pengembangan jenjang karir perawat klinik dirasakan sangat penting dilaksanakan di rumah sakit, tetapi masih banyak rumah sakit yang belum menerapkan sistem tersebut. Dan bagi rumah sakit yang sudah melaksanakan sistem tersebut, dalam pelaksanaannya masih belum sesuai dengan standar sistem pengembangan jenjang karir perawat klinik yang seharusnya, sehingga setiap rumah sakit hendaknya melaksanakan evaluasi secara berkala sehingga dapat diketahui hambatan dan masalah yang terjadi.","PeriodicalId":118130,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah JKA (Jurnal Kesehatan Aeromedika)","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133210317","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengalaman Keluarga Dalam Merawat Lansia Dengan Luka Akibat Tirah Baring/Pressure Ulcers Di Rumah Analisis Fenomenologi","authors":"Kristoforus Triantono, Blacius Dedi, Anni Sinaga","doi":"10.58550/jka.v4i1.30","DOIUrl":"https://doi.org/10.58550/jka.v4i1.30","url":null,"abstract":"Insiden pressure ulcers senantiasa meningkat, 1,3 juta s.d 3 juta orang dewasa secara umum mengalami pressure ulcers. Sekitar 0,4%-38% pressure ulcers terjadi di rumah sakit, sedangkan 2,2%- 23% terjadi pada pasien dengan perawatan jangka panjang dan 0%-17% nya terjadi pada saat perawatan pasien di rumah. Pressure ulcer dapat terjadi dalam waktu 2-6 jam, kunci utama dalam pencegahannya adalah dengan mengidentifikasi secara akurat individu yang beresiko tinggi, pencegahan yang komprehensif akan efektif untuk menurunkan angka kejadian pressure ulcers dan tentunya dapat menurunkan biaya perawatan. Jenis penelitian adalah kualitatif analisis fenomenologi yang bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman keluarga dalam merawat luka pressure ulcers di rumah. Metode pengambilan data dengan indeep interview. Tekhnik pengambilan sampel adalah purposive sampling dengan jumlah partisipan sebanyak 6 orang. Didapatkan 6 tema sebagai berikut: 1) pressure ulcers terjadi pada waktu yang lama, 2) penyakit kronis menyebabkan pasien harus tirah baring dalam waktu yang lama, 3) pemilihan perawatan pada saat mengetahui ada masalah kesehatan, 4) lebih memudahkan keluarga perawatan di rumah, 5) menjaga kebersihan pasien dimandikan 1 kali sehari, dan 6) perawatan rutin, dirawat oleh suster dari wound care. Saran yang diberikan oleh peneliti: 1) Diharapakan hasil penelitian ini dapat dijadikan kajian bagi pihak rumah sakit agar lebih membekali perawat dalam mempersiapkan keluarga yang akan melakukan perawatan di rumah, 2) Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat meneliti lebih mendalam mengenai sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai pentingnya perawatan luka, 3) Diharapakan penelitian ini dapat dijadikan tolak ukur bagi para staf pengajar dalam mematangkan ilmu keperawatan gerontik yang berhubungan dengan perawatan luka.","PeriodicalId":118130,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah JKA (Jurnal Kesehatan Aeromedika)","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122565480","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Hubungan Pengetahuan Dengan Pelaksanaan Bundle Vap Di Ruang Intensif","authors":"Nurhayati Nurhayati, Ayu Prawesti Priambodo","doi":"10.58550/jka.v4i1.29","DOIUrl":"https://doi.org/10.58550/jka.v4i1.29","url":null,"abstract":"Ventilator Associated Pneumonia(VAP) adalah infeksi saluran napas bawah yang mengenai parenkim paru setelah pemasangan ventilasi mekanik lebih dari 48 jam, sehingga harus dilakukan pengendalian dan pencegahan infeksi VAP yang dikenal dengan bundle VAP. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu melalui penginderaan terhadap suatu objek tertentu dan interaksi sosial sehingga terbentuknya tindakan seseorang dalam melaksanakan tindakan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pengetahuan dengan pelaksanaan bundle VAP. Penelitian ini menggunakan desain analitik korelatif cross-sectional. Populasi penelitian yaitu perawat dan dokter dengan teknik pengambilan sampel secara total sampling yaitu 30 orang. Data dinalisis menggunakan metode korelasi rank spearman. Hasil analisis, yaitu ada hubungan antara pengetahuan petugas kesehatan dengan pelaksanaan bundle VAP dengan nilai r=0,364 dan p=0,024.","PeriodicalId":118130,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah JKA (Jurnal Kesehatan Aeromedika)","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120889535","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Gambaran Tingkat Burnout Pada Guru SLB Di SLB-B Negeri Cicendo Kota Bandung","authors":"Firda Fauziah, R. Kartikasari","doi":"10.58550/jka.v3i2.5","DOIUrl":"https://doi.org/10.58550/jka.v3i2.5","url":null,"abstract":"Seorang guru tidak hanya sekedar menyampaikan ilmu pengetahuan, tetapi juga memiliki peranan untuk membentuk kehidupan seseorang. Guru memiliki pekerjaan yang tidak mudah terutama untuk menghadapi anak tunarungu, karena pengasuhan, perawatan, pembimbingan, dan pendidikan terhadap anak tunarungu lebih sulit sehingga kondisi seperti ini sering menyebabkan guru menjadi burnout.Penelitian dilakukan di SLB B Negeri Cicendo kota Bandung dikarenakan jumlah murid tunarungu yang banyak tetapi tenaga pengajar yang sedikit. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan informasi mengenai gambaran burnout pada guru SLB B Negeri Cicendo kota Bandung dalam dimensi kelelahan emosional, depersonalisasi dan penghargaan terhadap diri sendiri serta faktor-faktor penyebabnya. Burnout merupakan reaksi emosi negatif yang terjadi dilingkungan kerja. Jenis penelitian adalah deskriptif, menggunakan metode sampling jenuh berjumlah 22 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa burnout yang dirasakan oleh responden pada dimensi kelelahan emosional adalah tingkat rendah (86,36%), dimensi depersonalisasi memiliki burnout tingkat rendah (77,27), dan dimensi penghargaan diri sendiri memiliki tingkat sedang (54,55%). Faktor-faktor yang menjadi sumber burnout pada responden antara lain karakteristik anak didik yang tergolong sulit ditangani dan beban kerja yang berlebih karena keterbatasan tenaga pengajar. Diharapkan penambahan jumlah guru di SLB-B Negeri Cicendo kota Bandung dapat mengurangi tingkat burnout.","PeriodicalId":118130,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah JKA (Jurnal Kesehatan Aeromedika)","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125100958","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Uji Diagnostik Soal Pilihan Ganda Berbasis Kasus Dan Script Concordance Test Dalam Penentuan Kompetensi Penalaran Klinis Mahasiswa D3 Kebidanan","authors":"Lia Nurwiliani","doi":"10.58550/jka.v3i2.7","DOIUrl":"https://doi.org/10.58550/jka.v3i2.7","url":null,"abstract":"Kemampuan penalaran klinis sangat penting untuk mendukung kompetensi bidan dalam mengambil keputusan klinik. Situasi gawat darurat seringkali muncul tidak terduga, seperti halnya kasus-kasus perdarahan. Kompetensi penalaran klinik bidan dalam mengatasi perdarahan tersebut perlu dikuasai dan diuji dengan alat uji yang baik. Dua set soal tentang perdarahan dalam bentuk Soal Pilihan Ganda Berbasis Kasus (SPGBK) dan Script Concordance Test (SCT) telah dikembangkan. Perlu diketahui bagaimana nilai diagnostik SCT, SPGBK dalam menyaring mahasiswa yang belum kompeten dalam penalaran klinis. Penelitian potong silang dilakukan terhadap 62 subjek penelitian, yakni Mahasiswa tingkat 3 program Studi DIII kebidanan Poltekes TNI AU Ciumbuleuit yang telah lulus mata kuliah obstetri patologi dan ASKEB IV . Mereka yang sudah lulus dinilai sudah kompeten dalam penalaran klinis menurut hasil ujian dengan Soal Pilihan Ganda (SPG), termasuk materi ujian perdarahan. Responden diminta untuk mengerjakan 3 set soal, yakni SPG, SPGBK dan SCT. Nilai dari setiap jenis soal dianalisis untuk membandingkan kinerja tiap jenis soal dengan uji diagnostik. Korelasi antara nilai mahasiswa dalam dua ujian (SPGBK & SCT) diuji dengan uji korelasi Pearson Product Momen. Kesepakatan antara jenis soal dalam menilai penalaran klinis, diuji dengan metode Bland- Altman. Hasil hitung sensitifitas SPGBK 72,5%, spesifisitas 45%, Nilai Duga Positif (NDP) 70,7%, Nilai Duga Negatif (NDN) 47,6%, Rasio Kemungkinan Positif (RKP) 1,3 dan Rasio Kemungkinan Negatif (RKN) 0,6. Hasil hitung sensitifitas SCT 67,5%, spesifisitas 27,3%, NDP 62,8%, NDN 31,6%, RKP 0,93 dan RKN 1,19.Nilai r-hitung uji korelasi SPGBK dan SCT adalah r=0,08 dengan nilai p=0,496. Hasil uji Bland Altman menunjukkan selisih simpangan kesepakatan SPG dan SPGBK adalah 68,9, selisih simpangan kesepakatan SPG dan SCT adalah 66,9 dan selisih simpangan kesepakatan SPGBK dan SCT adalah 43,3. Batas simpangan yang dapat diterima adalah 44. Penelitian ini menunjukkan bahwa SPGBK dan SCT tidak dapat menggantikan SPG dalam menguji penalaran klinis. Tidak terdapat korelasi antara skor SCT dan SPGBK diduga karena karakteristik alat uji yang berbeda. Meskipun demikian SCT dan SPGBK sama-sama dapat digunakan dalam menguji penalaran klinis.","PeriodicalId":118130,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah JKA (Jurnal Kesehatan Aeromedika)","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116987114","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Gambaran Tingkat Stress Perawat Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Soreang Kabupaten Bandung","authors":"Ero Haryanto","doi":"10.58550/jka.v3i2.9","DOIUrl":"https://doi.org/10.58550/jka.v3i2.9","url":null,"abstract":"Kondisi klien yang gawat darurat, beban kerja yang tinggi, tuntutan kerja dan pelayanan yang bersifat segera, lingkungan kerja secara fisik dan psikologi yang kurang kondusif, dapat menjadi sumber stress bagi perawat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat stress perawat Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Soreang Kabupaten Bandung. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif. Teknik sampel menggunakan total sampling yaitu 23 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 56,52% responden mengalami tingkat stress sedang. Tingkat stress berdasarkan karakteristik responden menunjukan bahwa umur ≤40 tahun mengalami tingkat stress sedang yaitu 76,93% responden, berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa responden berjenis kelamin perempuan mengalami tingkat stress sedang 64,29%, tingkat stress berdasarkan status perkawinan menunjukkan bahwa responden yang sudah menikah mengalami tingkat stress sedang 60%, tingkat stress berdasarkan tingkat pendidikan menunjukkan bahwa responden yang berpendidikan D3 Keperawatan mengalami tingkat stress sedang 52,63%, tingkat stress berdasarkan lama kerja responden menunjukan bahwa responden dengan lama kerja 1-5 tahun mengalami tingkat stress sedang 88,89%. Kesimpulan penelitian ini adalah responden mengalami tingkat stress sedang. Disarankan kepada pihak rumah sakit untuk dapat membuat kebijakan dalam pengelolaan manajemen stress terhadap perawat misalnya dengan mengadakan rekreasi terencana dan peningkatan dukungan sosial.","PeriodicalId":118130,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah JKA (Jurnal Kesehatan Aeromedika)","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128701668","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Hubungan Penerapan Pendidikan Seks Oleh Orangtua Kepada Anak Tunagrahita Di SLB-C YPLB Cipaganti Bandung 2009","authors":"Tenang Juvita Sitepu","doi":"10.58550/jka.v3i2.6","DOIUrl":"https://doi.org/10.58550/jka.v3i2.6","url":null,"abstract":"Manusia sepanjang hidupnya akan mengalami perkembangan seksualitas, sejak kanak-kanak, remaja hingga masa dewasa. Secara alamiah seorang anak akan mengalami tumbuh dan berkembang, baik secara fisik maupun mental. Pendidikan yang diterima anak dalam keluarga sangat penting, termasuk pendidikan seks pada anak tunagrahita. Pendidikan seks anak-anak tunagrahita (kebutuhan khusus) membutuhkan pola layanan tersendiri. Anak tunagrahita kecerdasannya (intelegensi) dibawah rata-rata, sehingga mengalami kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan Dibutuhkan pendampingan khusus orangtua untuk menyiapkan anak tunagrahita memasuki masa remaja terutama pendidikan seksnya. Tujuan penelitian untuk mengetahui sejauh mana penerapan pendidikan seks oleh orangtua kepada anak tunagrahita. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan Cross sectional, data primer, pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling kepada responden langsung dengan menggunakan kuisioner pada orangtua dan anak tunagrahita di SLB - C YPLB Cipaganti Bandung.. Data diolah dengan menggunakan uji statistik Chi Square, dan disajikan dalam bentuk tabel. Didapatkan pendidikan seks yang diberikan 86.67% orangtua telah memberikan pendidikan seks kepada anak mereka, dimana 66.67% pendidikan seks tersebut sudah diterapkan dan terdapat hubungan (p value = 0,002) ≤ (α = 0,05). Kesimpulan: terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan seks yang diberikan oleh orangtua dengan penerapannya pada anak tunagrahita.","PeriodicalId":118130,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah JKA (Jurnal Kesehatan Aeromedika)","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128993737","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Hubungan Kecemasan Remaja Putri Kelas VII Dengan Kejadian Dysmenorrhea Di SMPN 27 Bandung","authors":"Eti Sukmiati, Marjani Khoirunnisa, D. Rahayu","doi":"10.58550/jka.v3i2.4","DOIUrl":"https://doi.org/10.58550/jka.v3i2.4","url":null,"abstract":"Dysmenorrhea merupakan masalah ginekologis yang sering dialami oleh remaja, di Indonesia angka kejadian dysmenorrhea sebanyak 64,25%, hal ini mengakibatkan konsentrasi dan motivasi belajar menurun. Faktor yang juga memengaruhi dysmenorrhea yaitu kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kecemasan remaja putri kelas VII dengan kejadian dysmenorrhea di SMPN 27 Bandung. Jenis penelitian ini adalah survey analitik, dengan desain cross sectional, jumlah sampel 67 responden, ditentukan dengan teknik stratified random sampling. Hasil analisis univariat menunjukkan responden yang mengalami kecemasan sebanyak 37 (55,2%), kejadian dysmenorrhea sebanyak 52 (77,6%), tidak dysmenorrhea 15 (22,4%). Hasil uji statistik chi square didapatkan (p=0,005; OR= 7,556 (1.885-30.279) CI 95%). Hasil tersebut menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kecemasan remaja putri dengan kejadian dysmenorrhea. Diharapkan tenaga kesehatan ikut berperan dalam memberikan pendidikan kesehatan mengenai menstruasi.","PeriodicalId":118130,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah JKA (Jurnal Kesehatan Aeromedika)","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132039116","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Hubungan Pengetahuan Dengan Tingkat Kekambuhan Malaria Di Ruang Internal Rumah Sakit Umum Daerah Yowari Kabupaten Jayapura","authors":"P. Rahayu, Tri Wahyu M, Anastasia Anna","doi":"10.58550/jka.v3i2.10","DOIUrl":"https://doi.org/10.58550/jka.v3i2.10","url":null,"abstract":"Penyakit malaria merupakan masalah utama di banyak daerah tropis dan subtropis. Berdasarkan WHO setengah dari penduduk dunia beresiko terkena malaria. Masih tingginya angka kejadian kekambuhan pada penderita malaria di Indonesia antara lain dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang masih rendah serta sikap pencegahan dan pencarian pengobatan yang kurang baik pada saat kejadian malaria. Dari fenomena yang ditemukan masalah malaria semakin sulit untuk diatasi dan diperkirakan akan menjadi hambatan bagi keberhasilan pembangunan kesehatan, oleh karena kejadian kesakitan berlangsung berulang kali. Seorang penderita malaria bisa mengalami serangan ulang antara 2 atau 3 bahkan lebih pada periode tertentu. Penelitian ini merupakan penelitian studi korelasi dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling dengan 18 responden yang menderita malaria di ruang internal RSUD Yowari Kabupaten Jayapura. Proses pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner dengan uji korelasi yang digunakan adalah Chi-Square. Hasil penelitian tentang pengetahuan menunjukan responden yang memiliki pengetahuan baik 11 responden atau (61.1%), memiliki pengetahuan cukup 5 responden (27.8%), sedangkan yang memiliki pengetahuan kurang 2 responden (11.1%). Berdasarkan hasil penelitian kekambuhan menunjukkan 7 responden yang mengalami kekambuhan atau sering terjadi kekambuhan (38.9%). Sedangkan 11 responden atau (61.1%) jarang kambuh. Pada uji statistik Chi-Square didapatkan hasil p value 0.030","PeriodicalId":118130,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah JKA (Jurnal Kesehatan Aeromedika)","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132320195","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}