{"title":"KOMPARASI KINERJA ANGKUTAN BARANG DAN PENILAIAN KUALITAS PELAYANAN MODA JALAN DAN MODA KERETA API PASCA BEROPERASINYA JALUR GANDA KERETA API LINTAS UTARA JAWA","authors":"Afriza Telakurnia, Imam Muthohar, Dewanti Dewanti","doi":"10.37253/jcep.v1i1.800","DOIUrl":"https://doi.org/10.37253/jcep.v1i1.800","url":null,"abstract":"Jalur Utara Pulau Jawa merupakan jalur penghubung pusat-pusat perekonomian besar di Pulau Jawa, hampir 85% pergerakan lalu lintas orang dan barang melalui lintas ini. Untuk mengurangi beban pada jalan nasional lintas utara Pulau Jawa, maka dibangunlah jalur ganda kereta api lintas utara Jawa yang mulai beroperasi pada tahun 2015. Kemudian pertanyaan muncul bagaimana kinerja angkutan barang melalui jalan darat dan jalur kereta api setelah beroperasinya jalur ganda kereta api lintas utara Jawa. Penelitian kinerja angkutan barang dilakukan dengan membandingkan waktu tempuh, biaya operasional antara moda jalan dan kereta api dari Jakarta menuju Surabaya berdasarkan studi literatur penelitian dan survei yang pernah dilakukan, sementara pengukuran kepuasan jasa pelayanan dilakukan menggunakan metode survei kuesioner secara online terhadap konsumen jasa pengiriman moda jalan dan kereta api, kemudian akan dianalisis menggunakan service quality, importance performance analysis, dan dimensi servqual. Hasil penelitian kinerja angkutan barang dalam segi waktu menunjukan moda jalan melalui jalan tol membutuhkan waktu perjalanan tercepat yaitu 10 jam, dan biaya operasional untuk mengangkut 800 ton barang menggunakan kereta api merupakan moda dengan biaya operasional terendah yaitu Rp. 506.336.000,-, sementara pengukuran kepuasan jasa pelayanan perusahaan angkutan jalan darat mempunyai nilai rata-rata servqual -0,356 dengan nilai Quality yang mendekati memuaskan, sehingga perlu perbaikan pelayanan pada 11 atribut faktor prioritas IPA dengan nilai Customer Satisfaction Index (CSI) dalam kategori puas, sementara pelayanan perusahaan angkutan kereta api mempunyai nilai rata-rata servqual -0,573 dengan nilai Quality yang mendekati memuaskan, sehingga perlu perbaikan pelayanan pada 11 atribut faktor prioritas IPA dengan nilai CSI dalam kategori cukup puas.","PeriodicalId":102190,"journal":{"name":"Journal of Civil Engineering and Planning","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122225956","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Destria Rahmita Mita, S. Malkhamah, Dewanti Dewanti
{"title":"ANALISIS HUBUNGAN HASIL PENILAIAN KESELAMATAN JALAN DENGAN TINGKAT KECELAKAAN PADA RUAS JALAN PANTURA DI KOTA TEGAL","authors":"Destria Rahmita Mita, S. Malkhamah, Dewanti Dewanti","doi":"10.37253/jcep.v1i1.801","DOIUrl":"https://doi.org/10.37253/jcep.v1i1.801","url":null,"abstract":"Kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu indikator utama kinerja keselamatan infrastruktur jalan. Permasalahan yang muncul adalah kecelakaan lalu lintas yang masih sangat tinggi terjadi di negara berkembang, khususnya di Indonesia. Di beberapa negara maju, upaya dalam maminimalkan jumlah kecelakaan terus dikembangkan, salah satu langkah awalnya adalah melakukan penelitian mengenai hubungan antara tingkat kecelakaan dan kondisi jalan/ lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola hubungan hasil penilaian keselamatan jalan berupa Road Protection Score (RPS) dengan tingkat kecelakaan. Pada penelitian ini, hubungan tingkat kecelakaan dan RPS ditinjau pada studi kasus ruas jalan Nasional Pantura dalam Kota Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Dalam hal ini kondisi infrastruktur jalan dan lingkungan jalan diwakili oleh suatu nilai Road Protection Score (RPS) dan/atau Star Rating yang dikembangkan oleh International Road Assessment Programme (iRAP). Nilai RPS dihasilkan berdasarkan penilaian terhadap elemen-elemen jalan yang disimpulkan dalam suatu formulasi. Hubungan tingkat kecelakaan dan Star Rating di analisis dengan menggunakan teknik korelasi dan uji statistik untuk mengetahui kekuatan serta signifikansi hubungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan yang terjadi antara tingkat kecelakaan dan Star Rating adalah sangat lemah. Hasil tersebut mengindikasi kondisi infrastruktur jalan dan lingkungan jalan memiliki dampak yang berbeda-beda terhadap resiko kecelakaan suatu lokasi jalan.","PeriodicalId":102190,"journal":{"name":"Journal of Civil Engineering and Planning","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130473535","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANALISIS OPTIMALISASI LOKASI STABLING KERETA DI PULAU JAWA DENGAN METODE MULTIKRITERIA AHP-TOPSIS","authors":"Sham Sidhiq, Imam Muthohar, S. Hapsoro","doi":"10.37253/jcep.v1i1.799","DOIUrl":"https://doi.org/10.37253/jcep.v1i1.799","url":null,"abstract":"Perkeretaapian di Indonesia tidak terlepas dari peran penting sarana dan prasarana yang selalu dirawat dalam kondisi optimum. Kinerja operasional bergantung pada kesiapan sarana dan prasarana melalui perawatan dan pemeriksaan secara berkala. Proses pengecekan dan perawatan didukung dengan adanya depo dan stabling dalam penyediaan sarana kereta. Penelitian ini dilakukan untuk memodelkan lokasi stabling penyimpanan kereta untuk mengoptimalkan pelayanan jaringan kereta di Jawa. Metode yang digunakan adalah analisis multikriteria AHP-TOPSIS untuk menentukan kriteria yang berpengaruh dalam penentuan lokasi. Penentuan lokasi didapatkan berdasarkan peringkat nilai preferensi dari hasil analisis. Hasil penelitian ini ditentukan oleh enam kriteria yang berpengaruh yakni topografi, ketersediaan lahan, kawasan bencana, interkonektivitas, aksesibilitas, dan rencana tata ruang. Alternatif lokasi stabling terdiri dari enam rekomendasi yakni Gedebage, Pekalongan, Boharan, Rambipuji, Kebumen, Cikarang.","PeriodicalId":102190,"journal":{"name":"Journal of Civil Engineering and Planning","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130737076","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANALISA EFISIENSI DESAIN ANTARA BALOK KASTELA DENGAN BALOK KONVENSIONAL (STUDI KASUS: WORKSHOP SMELTER TANJUNG UNCANG)","authors":"Bernard Hocking","doi":"10.37253/jcep.v1i1.732","DOIUrl":"https://doi.org/10.37253/jcep.v1i1.732","url":null,"abstract":"Permintaan untuk membangun sebuah bangunan yang kuat namun murah merupakan sebuah hal yang sering terjadi kepada kontraktor. Konstruksi baja biasanya digunakan pada bangunan industrial seperti gudang atau bengkel beserta bangunan yang mempunyai sifat memfasilitasi kegiatan industrial. Kelebihan konstruksi baja adalah mudahnya untuk ereksi bangunan sehingga menggunakan waktu yang singkat, dan juga lebih kuat daripada beton pada bentangan yang sangat besar. Namun, biaya dalam konstruksi baja lebih besar daripada konstruksi beton. Pada penulisan ini, digunakan proyek perkembangan area peleburan timah pada Tanjung Uncang. Dalam pelaksanaan penelitian ini, dilakukan pengambilan data di lapangan beserta observasi langsung pada lapangan. Setelah data tersebut diperoleh, data tersebut akan dianalisa dan dihitung. Structural Engineering diterapkan pada penulisan ini. Dengan pembebanan dan kasus pembebanan yang ada sesuai dengan SNI 1727-2013, struktur tersebut akan dianalisa dengan bantuan program ETABS dan hasil dari pembebanan akan dimasukkan ke dalam perhitungan desain balok kastela sesuai dengan AISC Castellated and Cellular Beam Design. Hasil analisa tersebut akan digunakan dalam menganalisa dan membandingkan efisiensi antara balok kastela dengan balok konvensional. Efisiensi biaya menggunakan balok kastela dibandingkan dengan balok konvensional pada proyek ini sebesar 8.43%. Sedangkan efisiensi volume menggunakan balok kastela dibandingkan dengan balok konvensional pada proyek ini sebesar 17.58%. Untuk rasio kekuatan dari balok kastela B2 dan B3 adalah 0.345 dan 0.907 pada masing-masing profil, sedangkan untuk balok konvensional B2 dan B3 adalah 0.933 dan 0.768 pada masing-masing profil. Walaupun efisiensi pada biaya tidak menarik, namun balok kastela bisa berfungsi lebih efisien karena pekerjaan MEP bisa melalui bukaan dari balok kastela.","PeriodicalId":102190,"journal":{"name":"Journal of Civil Engineering and Planning","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124646313","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"EVALUASI PERENCANAAN PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) DENGAN METODE BINA MARGA 2003 (STUDI KASUS PENINGKATAN JALAN SIMPANG PATUNG KUDA – SIMPANG BENGKONG SEKEN)","authors":"Akhmad Basuki","doi":"10.37253/jcep.v1i1.783","DOIUrl":"https://doi.org/10.37253/jcep.v1i1.783","url":null,"abstract":"Jalan Simpang Patung Kuda – Simpang Bengkong Seken adalah ruas jalan kolektor yang berada di Kota Batam, dengan kondisi eksisting jalan yang ada berupa jalan dengan satu jalur yang dilalui oleh kendaraan dengan arah berlawanan tidak terbagi dengan aktivitas yang padat. Kepadatan pada jalur ini sering muncul akibat volume kendaraan yang melintas tidak bisa terlayani dengan baik oleh lebar jalan yang ada. Hal ini bisa dibuktikan bahwa berdasarkan survei lalu lintas terhadap jenis kendaraan arah Jalan Simpang Patung Kuda – Simpang Bengkong Seken mencapai 3.680 kendaraan/hari dalam 1 jalur lalu lintas. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi perencanaan perkerasan kaku dan menganalisa penyebab kemacetan pada ruas Jalan Simpang Patung Kuda – Simpang Bengkong Seken. Metode yang digunakan penelitian ini adalah metode kuantitatif dimana peneliti melakukan analisa, perhitungan dan evaluasi terhadap perkerasan kaku berdasarkan metode Pd T-14-2003 tentang perencanaan perkerasan jalan beton semen serta kapasitas ruas jalan berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlu adanya peningkatan kapasitas pada ruas Jalan Simpang Patung Kuda – Simpang Bengkong Seken. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa ruas jalan tersebut memiliki derajat kejenuhan sebesar 1,94 sehingga perlu dilakukan peningkatan kapasitas jalan menggunakan jenis perkerasan kaku. Struktur perkerasan kaku direncanakan dengan menggunakan ketebalan 200 mm, mutu beton K-300, tulangan anyam Ø8-200 mm, tulangan dowel Ø33-300 mm panjang 450 mm, dan tulangan tie bars Ø 16 mm - 750 mm panjang 700 mm.","PeriodicalId":102190,"journal":{"name":"Journal of Civil Engineering and Planning","volume":"81 17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125074222","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERENCANAAN STRUKTUR WHARF DENGAN KAPASITAS 20.000 DWT","authors":"Daniel Sabar Menanti Hutapea","doi":"10.37253/jcep.v1i1.740","DOIUrl":"https://doi.org/10.37253/jcep.v1i1.740","url":null,"abstract":"Wharf merupakan fasilitas pelabuhan sebagai tempat kapal berlabuh untuk bongkar muat barang atau penumpang. PT. Paxocean merupakan perusahaan yang bergerak dibidang marine engineering di Batam. PT. Paxocean akan merancang dan membangun wharf untuk tujuan tertentu. Wharf dibangun dengan dimensi panjang 300 m dan digunakan untuk memperbaiki kapal dengan panjang 280 m dan draft 5 m dan level seabed berada di kedalaman -8 m. Dalam penelitian ini akan dipelajari dan direncanakan struktur wharf yang terdiri dari slab, fender, bollard dan sheet pile. Struktur dihitung dengan menganalisa beban dan menghitung momen terbesar yang terjadi akibat beban terfaktor. Langkah yang digunakan dalam menganalisa beban adalah dengan mengumpulkan data dan design input dari pemilik. Slab direncanakan untuk menahan beban hidup sebesar 2 t/m2 dan didukung oleh sistem pondasi tiang pancang. Slab direncanakan dengan tebal 300 mm dengan tulangan D20-200 dua lapis. Fender system direncanakan untuk menahan berthing force akibat kapal. Berthing force yang terjadi dihitung dengan kecepatan kapal sebesar 0,15 m/s. Besarnya gaya tersebut sebesar 77,06 ton dengan menggunakan UE-800 berkapasitas 119,61 ton. Bollard direncanakan menggunakan pipa dengan tebal 12 mm dan diameter 600 mm untuk menahan beban sebesar 500 kN. Kapasitas pipa baja tersebut sebesar 2304,56 kN. Sheet pile direncanakan untuk menahan tekanan aktif tanah. Momen yang terjadi akibat tekanan tanah aktif sebesar 315,7 kNm. Sheet pile KSP IIIA memiliki nilai momen tahan sebesar 1503,53cm3. Sheet pile KSP IIIA memiliki nilai section modulus sebesar 1520 cm3.","PeriodicalId":102190,"journal":{"name":"Journal of Civil Engineering and Planning","volume":"52 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129453577","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"POTENSI PERENCANAAN ALIRAN AIR BENDUNGAN SEI GONG SEBAGAI SUMBER ENERGI TERBARUKAN MELALUI PLTMH","authors":"Nelson Augustone, Pujo Pamungkas","doi":"10.37253/jcep.v1i1.714","DOIUrl":"https://doi.org/10.37253/jcep.v1i1.714","url":null,"abstract":"Penggunaan energi yang berasal dari minyak bumi atau fosil memberikan dampak terhadap lingkungan yang kurang baik dan semakin lama jumlahnya juga semakin sedikit. Oleh karena itu, adanya keperluan untuk mencari energi yang dapat memiliki siklus atau terbarukan yang bersifat alami dan tidak merusak lingkungan. Salah satu bentuk energi terbarukan yang berkelanjutan dan memiliki siklus adalah air. Perhitungan pada perencanaan ini bertujuan untuk mengetahui potensi aliran air pada Bendungan Sei Gong sebagai salah satu sumber energi terbarukan melalui Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Perhitungan pada perencanaan ini terdiri atas perhitungan analisa hidrologi, analisa debit andalan, perhitungan daya listrik yang mampu dihasilkan, dan pemilihan jenis turbin yang cocok. Perhitungan analisa hidrologi menggunakan data klimatologi dari stasiun BMKG. Sedangkan untuk perhitungan debit andalan memerlukan data Bendungan Sei Gong. Hasil daripada perhitungan dalam perencanaan ini mendapatkan hasil curah hujan rencana maksimum 100 tahun adalah 442,163 mm, debit banjir rencana 100 tahun adalah 441,984 m3/detik, dan perhitungan debit andalan 0,11 m3/detik. Dengan hasil hidrologi demikian, maka daya listrik yang dapat dihasilkan adalah 3,24 kW. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Bendungan Sei Gong berpotensi sebagai PLTMH namun dengan daya listrik yang dihasilkan sangat kecil. Dengan tinggi jatuh air 6 meter, maka jenis turbin yang digunakan adalah jenis turbin Kaplan & Propeller.","PeriodicalId":102190,"journal":{"name":"Journal of Civil Engineering and Planning","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124295303","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Efektifitas Penggunaan Serat Polypropylene Terhadap Kuat Tekan Beton Normal","authors":"Fransisco Faldo, M. Hudori","doi":"10.37253/JCEP.V2I1.745","DOIUrl":"https://doi.org/10.37253/JCEP.V2I1.745","url":null,"abstract":"Kontruksi-kontruksi bangunan yang ditemukan di Indonesia pada umumnya memanfaatkan beton untuk bahan struktur utama. Meskipun mempunyai kelebihan, beton juga mempunyai kekurangan dalam pemakaiannya yakni beton memiliki sifat yang getas sehingga praktis tidak mampu menahan tegangan tarik yang getas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan serat polypropylene terhadap kuat tekan pada beton normal dan mencari atau mengetahui komposisi kandungan serat polypropylene yang menyebabkan kuat tekan beton yang optimum. Dari hasil tes yang dilakukan didapatkan hasil dari pengujian beton campuran terdiri dari beton campuran serat polypropylene 1%, 2% dan 3%. Pada beton 1% umur 7-28 hari mengalami penurunan kuat tekan beton yakni 438.86 kg/cm2 dengan persentase 91%. Sedangkan beton 2% mengalami peningkatan yakni 505.70 kg/cm2 dengan persentase 105% dan beton 3% mengalami penurunan yakni 330.31 kg/cm2 dengan persentase 69%.","PeriodicalId":102190,"journal":{"name":"Journal of Civil Engineering and Planning","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-04-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126105174","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Analisis Kinerja Struktur Pada Konstruksi Baja dan Konstruksi Beton Bertulang Dengan Analisa Pushover Statik Non-Linear Menggunakan Software ETABS (Studi Kasus : Hotel Santika, Batam)","authors":"Fatkur Rizki, Pujo Pamungkas","doi":"10.37253/JCEP.V2I1.729","DOIUrl":"https://doi.org/10.37253/JCEP.V2I1.729","url":null,"abstract":"Di Negara Indonesia, telah banyak terjadi gempa-gempa besar yang tentunya merusak infrastruktur yang ada, terlebih juga untuk bangunan rumah tinggal, hotel ataupun perkantoran. Gempa tersebut tidak mutlak mengakibatkan bangunan-bangunan tersebut sepenuhnya runtuh. Dengan mengetahui level kinerja dari struktur pasca terjadinya gempa, kita dapat mengetahui apakah struktur tersebut masih layak digunakan atau tidak. Untuk mendukung hal tersebut, konsep perencanaan yang digunakan yaitu perencanaan bangunan tahan gempa yang berbasis kinerja (performance based seismic design). Konsep ini dapat digunakan untuk jenis bangunan lama ataupun baru. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengetahui level kinerja tersebut yaitu analisa pushover (statik non linier) yang berguna untuk meramalkan performa struktur terhadap beban lateral gempa yang diberikan. Beban tersebut akan ditingkatkan dalam satu arah (monotonik) hingga terdapat elemen dari struktur yang mengalami kondisi putus/runtuh. Pada penelitian kali ini, objek yang diteliti adalah sebuah hotel 10 tingkat yang terletak di Wilayah Gempa Zona 1 dengan jenis tanah sedang. Jenis konstruksi yang diteliti adalah baja dan beton bertulang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa untuk jenis konstruksi baja mampu menahan beban gempa sebesar 9847,9285 kN dan perpindahan lantai atap maksimumnya sejauh 617,58 mm, sedangkan untuk konstruksi beton bertulang hanya mampu menahan beban sebesar 4485,89 kN dan untuk perpindahan lantai atapnya yaitu 59,97 mm. Akan tetapi, kedua jenis konstruksi ini masih mampu untuk menahan beban gempa rencana sebesar 466,92 kN untuk konstruksi baja dan 813,51 kN untuk konstruksi beton bertulang. Level kinerja struktur untuk keduanya juga masih masuk kedalam Immediate Occupancy, sehingga kedua struktur masih cukup aman dan mampu menahan beban gempa yang lebih besar.","PeriodicalId":102190,"journal":{"name":"Journal of Civil Engineering and Planning","volume":"201 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-04-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121847507","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Analisis Perencanaan Ketebalan Perkerasan Lentur Jalan Diponegoro, Kota Batam","authors":"Jason Jason, Indrastuti Indrastuti","doi":"10.37253/JCEP.V2I1.727","DOIUrl":"https://doi.org/10.37253/JCEP.V2I1.727","url":null,"abstract":"Pada penelitian yang dijalankan penulis memiliki tujuan untuk mengkaji ketebalan lapisan perkerasan lentur jalan, mengidentifikasi lapisan yang akan digunakan dalam perencanaan lapisan perkerasan lentur jalan, dan mengetahui jumlah volume material untuk lapisan perkerasan lentur jalan yang direncanakan di Jalan Diponegoro (Simpang Sei Harapan – Simpang Basecamp Batu Aji), Kota Batam. Pada jalan tersebut sering mengalami kemacetan akibat kendaraan berat yang mogok sehingga jalur baru dibuat untuk mengantisipasi masalah tersebut. Maka dari itu, penulis akan menggunakan metode analisa komponen untuk merencanakan jalur baru tersebut. \u0000 \u0000Metode penelitian penulis dimulai dengan pengumpulan data pekerjaan di lapangan dan diperhitungkan kembali sesuai dengan metode yang ada dengan mengacu pada SNI. Data yang dikumpulkan berupa data lalu lintas harian 2017 Jalan Diponegoro, data curah hujan, data pertumbuhan lalu lintas Kota Batam dan laporan hasil tes CBR. \u0000 \u0000Hasil dari penelitian penulis menunjukkan bahwa perhitungan tebal lapis perkerasan dengan metode analisa komponen No. SNI 1732-1989-F mendapatkan lapis permukaan dengan ketebalan 10 cm, lapis pondasi atas dengan ketebalan 20 cm dan lapis pondasi bawah dengan ketebalan 37 cm.\u0000**********************************************************************\u0000In the research conducted by the writer, the aim is to examine the thickness of the road using flexible pavement method, identifying the layers that is going to be used in the planning of the road using flexible pavement method and finding out the volume of the material that will be used for planning the flexible pavement road on Diponegoro Road (Sei Harapan Crossroad – Basecamp Batu Aji Crossroad), Batam City. The road often experiences traffic jams due to heavy vehicles breaking down so a new pathway will be made to solve the problems. Therefore, the authors will use the component analysis method to plan the new pathway. \u0000 \u0000The authoraamp;amp;amp;amp;amp;amp;amp;amp;#039;s research method is carried out by collecting work data in the field and then recalculating it according to existing methods with reference to SNI. The data that is collected are the daily traffic data of Diponegoro Road year 2017, rainfall data of Batam City, traffic growth data of Batam City and the reports on CBR test results. \u0000 \u0000The result of the author’s research shows that the calculation for the thickness of the pavement using component analysis method No. SNI 1732-1989-F obtained a surface layer with a thickness of 10 cm, an upper foundation layer with a thickness of 20 cm and a lower foundation layer with a thickness of 37 cm.","PeriodicalId":102190,"journal":{"name":"Journal of Civil Engineering and Planning","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131051462","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}