Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian最新文献

筛选
英文 中文
PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK TEH (Camellia sinensis Linn.) JENIS TEH PUTIH PADA DESICCATED COCONUT UNTUK PENGHAMBATAN KERUSAKAAN OKSIDATIF 中华山茶。
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Pub Date : 2017-09-27 DOI: 10.26623/JTPHP.V12I2.1803
Maria Adinda Suciningtyas, R. Rohadi, Elly Yuniarti Yuniarti Sani
{"title":"PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK TEH (Camellia sinensis Linn.) JENIS TEH PUTIH PADA DESICCATED COCONUT UNTUK PENGHAMBATAN KERUSAKAAN OKSIDATIF","authors":"Maria Adinda Suciningtyas, R. Rohadi, Elly Yuniarti Yuniarti Sani","doi":"10.26623/JTPHP.V12I2.1803","DOIUrl":"https://doi.org/10.26623/JTPHP.V12I2.1803","url":null,"abstract":"Desiccated coconut (DC) atau kelapa parut kering banyak mengandung lemak, sehingga mudah rusak oksidatif dan menyebabkan tengik (rancidity). Untuk mencegah kerusakan tersebut maka diperlukan penambahan antioksidan alami yang fungsinya selain untuk memperpanjang daya simpan. Salah satu antioksidan alami yang potensial yaitu ekstrak teh putih.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh penambahan ekstrak teh (C. sinensis Linn.) jenis teh putih pada DC terhadap penghambatan kerusakan oksidatif. Penelitian dilakukan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) satu faktor yaitu variasi konsentrasi ekstrak teh putih (ETP) sebanyak 6 perlakuan, yaitu: P1 (500 ppm); P2 (750 ppm); P3 (1000 ppm); P4 (1250 ppm); P5 (1500 ppm), dengan 3 kali pengulangan. Data dianalisis dengan ANOVA dan diuji menggunakan Duncan Multiple Range Test pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak teh (C.sinensis Linn.) jenis teh putih menghambat kerusakan oksidatif  pada DC selama penyimpanan. Penambahan ekstrak teh sebanyak 1.500 ppm cukup potensial untuk penghambatan kerusakan oksidatif pada DC selama masa simpan.","PeriodicalId":55775,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-09-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44265526","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Pengaruh Rasio Pelarut N-Heksana dan Etanol Terhadap Rendemen, Aktivitas Antioksidan Minyak Atsiri Jahe (Zingiber Majus Rumph) Varietas “Emprit” yang Dihasilkan 正己烷和乙醇燃料比抑制剂对结瘤、抗氧化活性的抑制作用姜油生产的“Emprit”品种
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Pub Date : 2017-09-23 DOI: 10.26623/jtphp.v12i2.1800
Tunjung Wulandari, Rohadi Rohadi, Aldila Sagitaning Putri, G. DevyA
{"title":"Pengaruh Rasio Pelarut N-Heksana dan Etanol Terhadap Rendemen, Aktivitas Antioksidan Minyak Atsiri Jahe (Zingiber Majus Rumph) Varietas “Emprit” yang Dihasilkan","authors":"Tunjung Wulandari, Rohadi Rohadi, Aldila Sagitaning Putri, G. DevyA","doi":"10.26623/jtphp.v12i2.1800","DOIUrl":"https://doi.org/10.26623/jtphp.v12i2.1800","url":null,"abstract":"Jahe salah satu tanaman obat yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi bahan obat tradisional. Rimpang jahe emprit (Z. majus Rumph) mengandung oleoresin dan minyak atsiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio pelarut n-heksan-etanol terhadap hasil dan karakteristik minyak atsiri jahe emprit segar. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu rasio pelarut n-heksan-etanol. Perlakuan tersebut adalah, P1 (n-heksan : etanol 1 : 0) ; P2 (n-heksan : etanol 2:1); P3 (n-heksan : etanol 1:1); P4 (n-heksana : etanol 1:2); dan P5 (n-heksan :etanol 0 :l). Perlakuan berpengaruh nyata terhadap hasil dan karakteristik minyak atsiri jahe emprit (p<0,05). Perlakuan P1 dihasilkan rendemen terbesar, yakni 1,3±0,51 %, namun untuk kualitas oleoresin terbaik dihasilkan perlakuan P3, dengan karaketristik oleoresin indeksbias sebesar 1,488, total fenolik sebesar 0,43% dan aktivitas antioksidan 90,57± 0,58 %.","PeriodicalId":55775,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-09-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45805180","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
KUALITAS MINYAK JELANTAH HASIL PEMURNIAN MENGGUNAKAN VARIASI ABSORBEN DITINJAU DARI SIFAT KIMIA MINYAK 利用石油化学性质的抽象变体进行精炼
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Pub Date : 2017-09-01 DOI: 10.26623/JTPHP.V12I2.1757
Hra Mulyani, Agus Sujarwanta
{"title":"KUALITAS MINYAK JELANTAH HASIL PEMURNIAN MENGGUNAKAN VARIASI ABSORBEN DITINJAU DARI SIFAT KIMIA MINYAK","authors":"Hra Mulyani, Agus Sujarwanta","doi":"10.26623/JTPHP.V12I2.1757","DOIUrl":"https://doi.org/10.26623/JTPHP.V12I2.1757","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat variasi adsorben terbaik (ampas kelapa, ampas tebu dan jerami) yang dapat digunakan untuk memurnikan minyak jelantah. Dalam sebuah penelitian eksperimental pemurnian minyak jelantah dengan menggunakan beberapa adsorben yang mengandung selulosa akan mendapatkan perbedaan dalam  hasil data yang terkait dengan karakterisasi kimia. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Politeknik Negeri Lampung, yaitu analisis sifat kimia minyak. Metode penelitian terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap implementasi dan tahap pengolahan data. Dalam meneliti pemurnian minyak goreng limbah menggunakan variasi sifat kimia adsorben meliputi: kadar air, bilangan penyabunan, bilangan peroksida, bilangan iodium dan asam lemak bebas (ALB). Sifat kimia dari minyak dalam penelitian ini yang menghasilkan kualitas kadar air, asam lemak bebas, bilangan Peroksida, bilangan iodium adalah adsorben tunggal: ampas kelapa, dengan kata lain bahwa adsorben ampas kelapa memberikan perubahan positif untuk kualitas peningkatan pada pemurnian minyak jelantah.","PeriodicalId":55775,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-09-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43232462","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
KADAR GIZI, PATI RESISTEN, DAN INDEKS GLIKEMIK BISKUIT GANDUM UTUH (Triticum aestivum L) VARIETAS DWR-1621 麦麸-1621品种麦麸(Triticum aestivum L)的营养、抗药性和糖屑指数
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Pub Date : 2015-02-04 DOI: 10.26623/JTPHP.V12I1.470
A. T. Haryani, Silvia Andini, S. Hartini
{"title":"KADAR GIZI, PATI RESISTEN, DAN INDEKS GLIKEMIK BISKUIT GANDUM UTUH (Triticum aestivum L) VARIETAS DWR-1621","authors":"A. T. Haryani, Silvia Andini, S. Hartini","doi":"10.26623/JTPHP.V12I1.470","DOIUrl":"https://doi.org/10.26623/JTPHP.V12I1.470","url":null,"abstract":"Penelitian ini merupakan salah satu langkah awal pengembangan pangan di Indonesia. Hal tersebut berkaitan dengan gandum yang dibudidayakan di Indonesia, yaitu gandum varietas DWR-162. Tujuan utama penelitian ini adalah menentukan pengaruh tepung gandum utuh varietas DWR-162 terhadap kandungan pati resisten (penentuan secara enzimatis) dan kadar gizi, yang biskuit meliputi kadar air (AOAC), abu (AOAC), lemak total (AOAC), karbohidrat total (Anthrone), protein terlarut (Biuret), dan serat kasar (AOAC). Parameter gizi tersebut dibandingkan dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-2973-1992 tentang mutu dan cara uji biskuit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa biskuit dengan 10-50% tepung gandum utuh memiliki kadar air, abu dan lemak total berturut-turut adalah 0,85-0,92%, 1,35-1,43%, dan 33,44-41,70%. Nilai tersebut memenuhi syarat mutu SNI. Selain itu, kadar protein terlarut biskuit adalah 30,41-45,62%. Namun, karbohidrat total biskuit lebih rendah dari SNI, yaitu 37,58-49,32% dan kadar serat kasarnya lebih tinggi dari SNI yaitu 3,91-5,73%. Pati resisten biskuit meningkat hingga kadar substitusi gandum utuh 50% dari 17,8% menjadi 30,19%. Tingginya pati resisten biskuit gandum lokal ini sesuai dengan nilai indeks glikemik biskuit yang tergolong rendah, yaitu < 55. Dengan demikian, gandum varietas DWR-162 berpotensi menjadi alternative bahan pangan fungsional.This study was one of the initial steps in the development of Indonesian food based onlocal wheat, namely wheat DWR-162. The primary objective of this study was to determine the effect of the whole-wheat flour on the resistant starch content (enzimatically determined) and nutrition content of biscuits i.e moisture content (AOAC), ash (AOAC), total fat (AOAC), total carbohydrate (Anthrone), soluble protein (Biuret), and crude fiber (AOAC). The nutritional values were compared to the Indonesian National Standard (SNI) 01-2973-1992 about quality of biscuit. The results of this study showed that biscuits with 10-50% whole wheat flour had moisture, ash and total fat contents of 0.85% to 0.92%, 1.35% to 1.43%, and 33.44% to 41.70%, respectively. These values met the standard. In addition, the soluble protein content of biscuit was 30.41% to 45.62%. However, the total carbohydrate content, 37.58% to 49.32% was lower than SNI,while the crude fiber content, 3.91% to 5.73% was higher than SNI. Resistant starch increased from 17.8% to 30.19% along with the increased whole wheat substitution from 0% to 50%. The high content of resistant starch was in line with the low glycemic index of the biscuits, < 55. Thus, whole wheat DWR-162 could be potentially employed as a functional food ingredient. ","PeriodicalId":55775,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2015-02-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"69039699","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 5
SIFAT FISIK, KADAR AIR, TANIN, PATI DAN RENDEMEN TEPUNG KENTANG KLECI (Solenostenon rotundifolius) PADA BERBAGAI TEKNIK PENGOLAHAN 体育活动、活动、活动和要求
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Pub Date : 2015-02-03 DOI: 10.26623/jtphp.v12i1.473
E. Kristiani, S. Haryati
{"title":"SIFAT FISIK, KADAR AIR, TANIN, PATI DAN RENDEMEN TEPUNG KENTANG KLECI (Solenostenon rotundifolius) PADA BERBAGAI TEKNIK PENGOLAHAN","authors":"E. Kristiani, S. Haryati","doi":"10.26623/jtphp.v12i1.473","DOIUrl":"https://doi.org/10.26623/jtphp.v12i1.473","url":null,"abstract":"Pada umumnya pengolahan kentang kleci hanya dengan merebus, agar dapat lebih tahan lama cara mengawetannya antara lain dengan menepungkan kentang kleci, sehingga dapat ditemukan setiap saat jika diperlukan. Beberapa masalah pada kentang kleci antara lain jika ditepungkan yaitu tepung yang dihasilkan mempunyai warna kurang cerah ada kemungkinan disebabkan oleh kandungan tanin dalam kentang atau adanya proses enzimatis sehingga menyebabkan browning pada tepung yang dihasilkan. Penelitian bertujuan mengetahui teknik pengolahan yang terbaik dari beberapa cara pada pembuatan tepung kentang kleci terhadap sifat fisik, kadar air, tanin, pati dan rendemen. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan September - November 2014 di laboratorium Rekayasa Pangan Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Semarang. Perancangan percobaan yang digunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) adapun teknik pengolahan tepung (P) dari kentang kleci yaitu: P1 =  Tanpa Perendaman, P2 =  Perendaman air biasa selama 30 menit, P3 =  Perendaman dengan Garam 4% selama 10 menit, P4 =  Blancing rebus ( air panas suhu 800C selama 4 menit), P5 = Blancing Uap (air panas suhu 1000C selama 10 menit),   Masing - masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali, dilanjutkan uji BNJ pada taraf nyata 5%. Kesimpulannya adalah perlakuan pengolahan berpengaruh nyata pada derajat putih, kadar  pati dan tannin, kecuali kadar air dan rendemen. Hasil yang terbaik pada perlakuan P5 dengan perlakuan uap selama 10 menit tepung mempunyai kadar pati tertinggi, kadar tannin terendah, hanya warnanya menjadi agak kurang cerah dibandingkan perlakuan yang lain.In general, the kleci/black potato processing just boiled, to be more durable then the means of preservation wich with flouring kleci potatoes, so it can be found at any time if necessary. Some problems in kleci potato if to be flour, the flour yield have less brightness there is likely to be caused by tannin content in potato or enzymatic processes that cause browning in flour produced.The study aims to determine the best processing techniques from some methode in the flouring of kleci potato to the physhical properties, water content, tannin content, starch content and the flour yield produced. The research was conducted from September to November 2014 in the laboratory of Food Engineering  used was a randomized complete block design (RCBD) while the flour processing techniques (P) of kleci potatoes are: P1 = Without soaking, P2 = Soaking in the water for 30 minutes, P3 = Soaking Salts 4% for 10 minutes, P4 = Boiled Blanching (hot water temperature of 800C for 4 minutes), P5 = Steam Blanching (hot water temperature of 1000C for 10 minutes). Each treatment was repeated 4 times, followed by HSD test at 5% significance level. The conclusion were the treatment have a significant effect on the degree of whiteness, starch and tannin content, but non significant effect to the water content and flour yield. The best results in the treatment of P5 with steam treatm","PeriodicalId":55775,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2015-02-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"69039752","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
KARAKTERISTIK YOGURT BERBAHAN DASAR SUSU KAMBING DENGAN PENAMBAHAN BERBAGAI JENIS GULA MERAH 以山羊奶为基础的酸奶的特点是加入不同种类的红糖
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Pub Date : 2015-02-03 DOI: 10.26623/JTPHP.V12I1.478
Adi Sampurno, Antonia Nani Cahyanti
{"title":"KARAKTERISTIK YOGURT BERBAHAN DASAR SUSU KAMBING DENGAN PENAMBAHAN BERBAGAI JENIS GULA MERAH","authors":"Adi Sampurno, Antonia Nani Cahyanti","doi":"10.26623/JTPHP.V12I1.478","DOIUrl":"https://doi.org/10.26623/JTPHP.V12I1.478","url":null,"abstract":"Diversifikasi pangan lokal berbasis susu kambing fermentasi sebagai pangan fungsional perlu diupayakan susu kambing Etawa produksi petani lokal Jawa Tengah menjadi semakin dikenal. Oleh sebab itu perlu dilakukan upaya modifikasi susu kambing Ettawa ke dalam suatu bentuk produk pangan yang disukai konsumen karena tampilannya yang menarik dan citarasa yang disukai. Salah satunya adalah mengembangkan produk yogurt. Cahyanti dan Sampurno (2011) telah meneliti potensi susu kambing Ettawa sebagai frozen yogurt (froyo). Kendalanya adalah masih rendahnya tingkat kesukaan panelis terhadap produk tersebut, dan terdeteksinya aroma “prengus” (goaty flavour). Beberapa penelitian telah dilakukan untuk memperbaiki profil susu kambing dan susu kambing fermentasi. Ferdian (2011) menambahkan coklat bubuk; Diwangkoro (2008) menambahkan buah durian; serta Iqrimah, dkk. (2013) menambahkan sari tape ketan hitam. Gula merah mempunyai rasa dan aroma yang khas, sehingga tidak dapat digantikan oleh gula pasir. Aroma dan rasanya yang khas diharapkan dapat memperbaiki aroma yogurt susu kambing sehingga dapat meningkatkan tingkat kesukaan konsumen. Melihat situasi demikian, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penambahan gula merah sebagai sumber berbagai jenis asam dan karamel untuk menurunkan aroma “prengus” pada yogurt susu kambing. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kadar laktosa, gula reduksi, perubahan pH, total asam laktat, tingkat kesukaan (warna, rasa dan aroma), pada yogurt susu kambing yang ditambahkan berbagai jenis gula merah. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor, dengan perlakuan jenis gula merah (4 taraf perlakuan GS = gula siwalan, GK = gula kelapa, GA = gula aren dan GT = gula tebu; masing-masing sebanyak 50 g/50 ml) dan diulang 5 kali. Variabel yang diamati : kadar laktosa, gula reduksi, nilai pH, total asam laktat dan kesukaan panelis terhadap warna, rasa dan aroma yogurt susu kambing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan berbagai jenis gula merah tidak berpengaruh nyata pada konsentrasi laktosa, gula reduksi, total asam laktat dan pH yogurt susu kambing, serta terdapat perbedaan pengaruh antara perlakuan gula merah palma (GA, GK, GA) dengan gula merah tebu (GT) pada tingkat kesukaan panelis atas warna dan rasa yogurt susu kambing. Tingkat kesukaan panelis atas aroma yogurt susu kambing perlakuan GS dan GK berbeda dengan perlakuan GT.Local food diversification based fermented goat's milk as functional food needs to be pursued in order Etawa goat milk production of local farmers in Central Java is becoming increasingly known. Therefore it is necessary to modify Ettawa goat milk into a form of food products favored by consumers because it looks attractive and preferred flavor. One is developing into a yogurt product. Cahyanti and Sampurno (2011) have examined the potential of goat milk Ettawa as frozen yogurt (froyo). Constraints obtained is still low level of preferences level panelists of the product, is s","PeriodicalId":55775,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2015-02-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"69039762","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 5
PENGARUH PENAMBAHAN BERBAGAI KONSENTRASI TEPUNG LABU KUNING (Cucurbita moschata Durch) SEBAGAI BAHAN FORTIFIKASI ROTI TAWAR 加入各种形式的南瓜淀粉(cucurita moschata Durch)来支持新鲜面包
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Pub Date : 2015-01-05 DOI: 10.26623/JTPHP.V12I1.482
Lydia Ninan Lestario, Putri Malithasari, S. P. Hastuti
{"title":"PENGARUH PENAMBAHAN BERBAGAI KONSENTRASI TEPUNG LABU KUNING (Cucurbita moschata Durch) SEBAGAI BAHAN FORTIFIKASI ROTI TAWAR","authors":"Lydia Ninan Lestario, Putri Malithasari, S. P. Hastuti","doi":"10.26623/JTPHP.V12I1.482","DOIUrl":"https://doi.org/10.26623/JTPHP.V12I1.482","url":null,"abstract":"<p>Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh penambahan berbagai konsentrasi tepung labu kuning dalam pembuatan roti tawar terhadap kadar air, kadar abu, kadar beta karoten dan kadar serat dan untuk menentukan konsentrasi tepung labu kuning yang paling disukai oleh panelis berdasar pada uji organoleptik. Data kadar air, kadar abu, kadar beta karoten dan kadar serat roti tawar dianalisa secara statistik dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan. Sebagai perlakuan adalah konsentrasi tepung labu kuning, yaitu : 0%, 2,5%, 5%, 7,5%, 10%, dan 12,5% sedang sebagai ulangan adalah waktu analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan berbagai konsentrasi tepung labu kuning dapat meningkatkan kadar ari, kadar abu, kadar beta karoten, dan kadar serat roti tawar yang dihasilkan. Hasil uji organoleptik dengan 30 panelis menunjukkan bahwa penambahan tepung labu kuning yang paling disukai adalah pada konsentrasi 5% dan 7,5%, dengan kadar air 32,22 % dan 33,52 %, kadar abu 0,92 % dan 1,04 %, kadar beta karoten 5,27 mg/100g dan 6,82  mg/100g, serta kadar abu 3,33 % dan 4,62 %.</p><p><em>The objectives of this study were</em><em> </em><em>to determine the effect of various pumpkin flour concentration additi</em><em>on</em><em> in bread as revealed by water, ash, beta carotene, and fiber content</em><em>, </em><em>to determine the most preferred concentration of pumpkin flour applied in bread by panelists based on</em><em> the</em><em> organoleptic </em><em>test. The water, ash, beta carotene, and fiber contents of </em><em>bread were analy</em><em>zed</em><em> by Randomized Completely Block Design </em><em>(RCBD), with </em><em>6 treatments and 4 </em><em>replications.</em><em> </em><em>As the treatments were various concentration of pumpkin flour addition which are : </em><em>0%, </em><em>2,5</em><em>%, </em><em>5</em><em>%, </em><em>7,5</em><em>%, </em><em>1</em><em>0%, </em><em>and</em><em> </em><em>12,</em><em>5%</em><em> respectively, and as blocks were time of analysis. </em><em>The results showed that the addition of pumpkin flour with various concentration can increase the water, ash, beta carotene, and fibe</em><em>r</em><em> content. </em><em>The results of organoleptic test using 30 panelists showed that the most preferred concentration of pumpkin flour applied in bread 5% and 7,5% with the range of water content </em><em>32,22 %</em><em> and 33,52 %</em><em>, </em><em>ash content </em><em>0,9</em><em>2</em><em> %</em><em> and 1,04</em><em> %</em><em>, beta carotene content </em><em>5,2</em><em>7</em><em> mg/100g</em><em> and </em><em>6,82  mg/100g</em><em>, and fiber content </em><em>3,3</em><em>3</em><em> %</em><em> and 4,62</em><em> %</em><em>.</em><em></em></p>","PeriodicalId":55775,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2015-01-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"69039854","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
PENINGKATAN KADAR PROTEIN, LEMAK, DAN ASAM LEMAK TAK JENUH PADA TEMPE AKIBAT PENAMBAHAN TEPUNG BELUT (Monopterus albus zuieuw) DAN UJI SENSORIS TEMPE BELUT 当酸性生长钟(黄鳝)和测试感知时间钟响起时,蛋白质、LEMAK和ASAM LEMAK的支付
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Pub Date : 2015-01-05 DOI: 10.26623/JTPHP.V12I1.480
Silvia Andini, Gloria Virginia, Sri Hartini
{"title":"PENINGKATAN KADAR PROTEIN, LEMAK, DAN ASAM LEMAK TAK JENUH PADA TEMPE AKIBAT PENAMBAHAN TEPUNG BELUT (Monopterus albus zuieuw) DAN UJI SENSORIS TEMPE BELUT","authors":"Silvia Andini, Gloria Virginia, Sri Hartini","doi":"10.26623/JTPHP.V12I1.480","DOIUrl":"https://doi.org/10.26623/JTPHP.V12I1.480","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian adalah menentukan pengaruh penambahan tepung belut pada proses pembuatan tempe terhadap kadar protein, lemak, dan asam lemak tempe yang dihasilkan. Data kadar protein dan lemak dianalisis menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 5 perlakuan dan 6 kali pengulangan dan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur dengan tingkat kebermaknaan 5%. Komposisi asam lemak dianalisis dengan kromatografi gas yang terhubung dengan spektrofotometer massa. Tempe juga diuji sensorik oleh 15 panelis berdasarkan uji kesukaan. Kadar protein dan kadar lemak tempe meningkat seiring dengan penambahan tepung belut dari 0% sampai 7,5%, yaitu 22,20% hingga 32,31% dan 8,53% hingga 17,53% berturut-turut. Akan tetapi, peningkatan kadar penambahan tepung belut belum tentu meningkatkan kesukaan panelis terhadap tempe yang dihasilkan dan disajikan dalam bentuk digoreng. Uji sensorik menunjukkan bahwa tempe dengan 3% penambahan tepung belut adalah tempe yang paling disukai, dengan perolehan skor 3,87; 4,20; 3,93; dan 4,40 berturut-turut untuk parameter tesktur, aroma, rasa, dan kenampakan, di mana skor 3, 4, dan 5 secara berurutan berarti netral, disukai, dan sangat disukai. Komposisi asam lemak dalam tempe belut 0%, 3%, dan 7,5% berturut-turut adalah 14,28%; 17,22%; 12,36% asam heksadekanoat, 37,56%; 43,67%; 36,19% asam linoleat, 32,96%; 33,05%; 34,94% asam oktadekenoat, dan 3,00%; 3,87%; 2% asam oktadekanoat. Dengan demikian, penambahan tepung belut sebanyak 7,5% mampu meningkatkan kandungan asam lemak tak jenuh dan menurunkan kandungan asam lemak jenuh.The purpose of this research was to determine the effect of eels flour addition in tempeh on protein content, fat content and fatty acid content of tempeh. The protein and fat contents were analyzed using Randomized Completely Block Design (RCBD) with 5 treatments (0; 3; 4.5; 6; and 7.5% eels flour additions) and 6 replications. The differences among means of every treatment were calculated by using Honestly Significant Difference (HSD) with 5% level of significance. The fatty acidcomposition wasdetermined by Gas Chromatography-Mass Spectrophotometer (GC-MS). Tempeh was assessed using organoleptic test with 15 panelists to find out which tempeh was favored. The protein and fat contents of tempeh increased along with 0% to 7.5%eels flour addition; they were, respectively, 22.20 to 32.31% and 8.53 to 17.53%. Tempeh with 3% eels flour addition was most favored. The organoleptic scores for tempeh with 3% eels flour addition were 3.87 for texture, 4.20 for smell, 3.93 for taste, and 4.40 for appearance, in which the scores of 3, 4, and 5 meant neutral, liked, and very liked, respectively. The fatty acid compositions in tempeh with 0%, 3% and 7.5% eels flour addition were 14.28%, 17.22%, and 12.36% hexadecanoic acid consecutively, 37.56%, 43.67%, and 36.19% linoleic acid concecutively, 32.96%, 33.05%, and 34.94% octadec-16-enoic acid consecutively, and 3.00%, 3.87%, and 2% octadecanoic acid consecutively. The ad","PeriodicalId":55775,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2015-01-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"69039786","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
TOTAL PROBIOTIK DAN SIFAT KIMIAWI FROZEN YOGHURTPADA PENYIMPANAN BEKU 总益生菌和SIFAT化学物质冷冻酸奶
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Pub Date : 2015-01-05 DOI: 10.26623/jtphp.v12i1.481
Antonia Nani Cahyanti, Adi Sampurna
{"title":"TOTAL PROBIOTIK DAN SIFAT KIMIAWI FROZEN YOGHURTPADA PENYIMPANAN BEKU","authors":"Antonia Nani Cahyanti, Adi Sampurna","doi":"10.26623/jtphp.v12i1.481","DOIUrl":"https://doi.org/10.26623/jtphp.v12i1.481","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini untuk mengetahui viabilitas L.casei dalam yogurt susu kambing dan karakteristiknya selama penyimpanan beku. Yogurt dibuat menggunakan starter probiotik L.casei, disimpan dalam freezer selama 0,2,4,6 hari, dan dievaluasi pH, total asam, dan total probiotik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan total probiotik  secara signifikan pada penyimpanan hari ke-2, yang ditandai dengan penurunan total asam, total probiotik, dan  peningkatan pH. Diduga terjadi fenomena adaptasi probiotik terhadap kondisi penyimpanan beku setelah hari ke-2 penyimpanan, yang ditandai dengan peningkatan total probiotik, total asam, dan penurunan pH.The aim of this research was to study the viability of L.casei in yoghurt from goat’s milk and its characteristic during frozen storage. Yogurts were made with L.casei as a probiotic starter, stored in freezer for 0,2,4,6 days, and evaluated for for pH, titratable acidity, and probiotic count. The results showed that probiotic growth is decreased just on the 2nd day of storage significantly, and it was marked with the decreasing of acidity, probiotic count and the increasing of pH.  The probiotic seemed to be adaptive with the freezing condition after the 2nd day of storage until the 6th day of storage. It was marked with the increasing of probiotic count, acidity, and the decreasing of pH.","PeriodicalId":55775,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2015-01-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"69039805","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
SIFAT FISIK DAN KIMIA PADA KRUPUK LOBAK (Raphanus Sativus L) DENGAN BERBAGAI TEPUNG KOMPOSIT TERIGU DAN MOCAF 物理兴趣和化学贡献
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Pub Date : 2014-09-15 DOI: 10.26623/jtphp.v11i2.763
K. E. Bekti, I. Fitriana
{"title":"SIFAT FISIK DAN KIMIA PADA KRUPUK LOBAK (Raphanus Sativus L) DENGAN BERBAGAI TEPUNG KOMPOSIT TERIGU DAN MOCAF","authors":"K. E. Bekti, I. Fitriana","doi":"10.26623/jtphp.v11i2.763","DOIUrl":"https://doi.org/10.26623/jtphp.v11i2.763","url":null,"abstract":"Crackers known as complementary food that is very popular among people unfortunately crackers considered less fiber content because the majority are carbohydrates Empowerment radish with processing into refined products that crackers are higher in fiber and vitamins can increase the diversity of crackers therefore how to modificate crackers formulation with radishmixed with wheat-mocaf flour composite can be obtained crispy crackers and have higher levels of fiber and nutrients better than crackers in general .The study aims to determine the differences in the composite between wheat – mocaf flour with radish can affect the crackers produce ,which has differently in crispness , moisture content , fiber content and vitamin C. Research was carried out in March 2014 in the Food Engeneering laboratory Agricultural Technology Department of University Semarang. The experimental design is Completely RandomizedDesign( CRD) with five treatments and repeated 4 times , while the treatment is : ","PeriodicalId":55775,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2014-09-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"69039689","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
相关产品
×
本文献相关产品
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信