Irfan Mustafa, Khairul Maghfirah Hasanah, Maulida Hikmaranti, Johannes Marulitua Nainggolan
{"title":"Potensi Pengawetan Nano Edible Coating Kombinasi Gelatin Tulang Sapi dan Pektin Kulit Apel pada Kacang Tanah","authors":"Irfan Mustafa, Khairul Maghfirah Hasanah, Maulida Hikmaranti, Johannes Marulitua Nainggolan","doi":"10.17969/RTP.V14I1.18199","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/RTP.V14I1.18199","url":null,"abstract":"Abstrak. Kacang tanah sering ditumbuhi jamur A. flavus, sehingga perlu di awetkan melalui pengemasan edible coating. Potensi pengawetan nano edible coating yang efektif dapat diterapkan melalui teknik penyemprotan dan terbuat dari formulasi yang optimal seperti limbah organik berupa gelatin tulang sapi, pektin kulit apel, dan bahan antifungi berupa minyak essensial kunyit. Ekstraksi untuk mendapatkan gelatin tulang sapi dan pektin dari kulit apel secara maksimal menggunakan pelarut asam sitrat. Bagian tulang sapi yang tinggi gelatin yaitu tulang belikat dan memiliki kekuatan gel yang kuat sesuai standar GMIA dan kandungan protein yang tinggi dibandingkan gelatin komersial. Ekstraksi pektin kulit apel didapatkan hasil yang maksimal dengan pengeringan beku yang dilanjutkan pengayakan halus dan diekstraksi dengan asam sitrat, sehinga didapatkan produksi, metoksi, viskositas dan berat molekul pektin yang tinggi. Minyak essensial kunyit konsentrasi rendah dapat menghambat Alfatoksin dengan baik. Pembentukan nano partikel yang umum yaitu berbasis kitosan karena dapat mencapai ukuran partikel yang sesuai untuk pembuatan edible coating. Gelatin tulang sapi dan pektin kulit apel yang dikombinasikan dengan minyak essensial kunyit memiliki potensi yang baik untuk pembuatan edible coating. Kombinasi 2 bahan utama tersebut menghasilkan elongasi melebihi standar 50% sehingga lebih efektif.Preservation Potential of Nano Edible Coating Combination of Cattle Bone Gelatin and Apple Peel Pectin on PeanutsAbstract. Peanuts are often overgrown with A. flavus, so they need to be preserved through edible coating packaging. The effective preservation potential of nano edible coatings can be applied through spraying techniques that are made from optimal formulations of organic waste such as cattle bone gelatin, apple peel pectin, and antifungal ingredients such as turmeric essential oil. Extraction to obtain cattle bone gelatin and pectin from apple peel maximally using citric acid as solvent. Part of cattle bone that is high in gelatin is the scapula and has a strong gel strength according to GMIA standards and it also contains high protein compared to commercial gelatin. Extraction of apple peel pectin obtained maximum results by freeze-drying followed by fine sieving and extracted with citric acid, so that high pectin production, methoxy, viscosity, and molecular weight were obtained. Turmeric essential oil with low concentration can inhibit Aflatoxins well. The formation of common nanoparticles is based on chitosan because it can reach a suitable particle size for making edible coatings. Cattle bone gelatin and apple peel pectin combined with turmeric essential oil has good potential for the composition of edible coatings. The combination of these 2 main ingredients produces elongation exceeding the standard 50%, so it is more effective. ","PeriodicalId":55725,"journal":{"name":"Rona Teknik Pertanian","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46465335","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Peningkatan Kualitas Biogas Melalui Proses Pemurnian Dengan Purifier Bertingkat Seri Menggunakan Adsorben Arang Aktif Dan Zeolit","authors":"A. Ritonga, Masrukhi Masrukhi, Ahmad Mafrukhi","doi":"10.17969/RTP.V14I1.17321","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/RTP.V14I1.17321","url":null,"abstract":"Abstrak. Biogas merupakan gas yang dihasilkan dari bahan organik melalui proses fermentasi. Energi yang terkandung dalam biogas tergantung dari konsentrasi metana (CH4). Semakin tinggi kandungan metana maka semakin besar kandungan energi pada biogas. Salah satu cara untuk meningkatkan kandungan gas metana pada biogas serta dapat menurunkan gas-gas pengotor seperti CO2, dan gas-gas lain yang tidak terpakai dengan pemurnian menggunakan purifier yang telah di isi adsorben, pada penelitian ini adsorben yang digunakan yaitu arang aktif dan zeolit. Variabel yang diukur dalam penelitian ini yaitu C/N rasio, pH, suhu, total solid (TS), volatile solid (VS), Biochemical Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD) yang berpengaruh dalam produksi gas metan. Kadar CH4 dan CO2 setelah dimurnikan, dan waktu optimal untuk proses pemurnian biogas, perlakuan yang diberikan menggunakan 3 waktu pengujian, yaitu 30, 60, dan 90 menit. Percobaan dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio C/N sebesar 20,36 dengan suhu rata-rata 25,1oC dan pH rata-rata 6. Nilai BOD awal dan akhir masing-masing sejumlah 77800,86 mg/l dan 53002,42 mg/l dan COD awal dan akhir masing-masing sejumlah 59800 mg/l dan 36000 mg/l. TS dan VS masing masing mengalami penurunan sebesar 20,99% dan 17,93%. Penggunaan adsorben arang aktif dan zeolit dapat meningkatkan kandungan gas CH4 sebesar 136,5% dan menurunkan kandungan gas CO2 sebesar 64% pada biogas. Lama waktu pengujian mampu meningkatkan konsentrasi CH4 dan menurunkan kandungan gas CO2 dengan waktu paling optimal yaitu 30 menit.Increasing Quality Of Biogas With Purification Proses On Double Arranged Series Purifier Using Activated Charcoal And Zeolit AdsorbentAbstract. The quality of biogas is determined by the methane (CH4) content in the biogas. A good biogas is indicated by its high methane content. One way to increase the methane gas content in biogas is by purification using a series-level purifier that has been filled with adsorbents. In this study, the adsorbents used were activated charcoal and zeolite. The variables measured include CN ratio, pH, temperature, total solid (TS), volatile solid (VS), Biochemical Oxygen Demand (BOD) and Chemical Oxygen Demand (COD) which influential in methane gas production. CH4 and CO2 levels, before and after purification. Biogas was purified for a duration of 30, 60, 90 minutes and was repeated three times. The results showed that the C/N ratio was 20.36 with an average temperature of 25.1 °C and an average pH of 6. The initial and final BOD values were 77800.86 mg/l and 53002.42 mg/l and the initial and final COD values were 59800 mg/l and 36000 mg/l. TS and VS experienced a decrease of 20.99% and 17.93%. The use of activated charcoal and zeolite adsorbents was able to increase the CH4 gas content by 136.5% and reduce the CO2 gas content by 64%. The optimal purification time is 30 minutes.","PeriodicalId":55725,"journal":{"name":"Rona Teknik Pertanian","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46595055","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Penyimpanan Vakum Buah Nangka Segar (Artocarpus Heterophyllus L.) Terolah Minimal Menggunakan Kemasan Plastik Polipropilen","authors":"Ratna Ratna, Yusmanizar Yusmanizar, Amelia Maifani","doi":"10.17969/rtp.v6i2.20430","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/rtp.v6i2.20430","url":null,"abstract":"Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh suhu penyimpanan dan lama penyimpanan terhadap mutu simpan buah nangka segar terolah minimal (minimally processing) yang dikemas dalam kemasan vakum. Buah nangka terolah minimal yang dikemas dengan kemasan vakum plastik polipropilen mampu bertahan selama 8 hari penyimpanan dibandingkan tanpa dikemas hanya mampu bertahan 4 hari penyimpanan. Perlakuan terbaik yang mampu mempertahankan mutu buah nangka masak yang terolah minimal dalam kemasan vakum polipropilen adalah perlakuan penyimpanan pada suhu 10 ᴼC. Nilai susut bobot sebesar 11,63%, tekstur sebesar 0,06 Kg/cm2, total padatan terlarut (TPT) sebesar 17,74 ᴼBrix dan vitamin C sebesar 2,99%. Hasil uji organoleptik terhadap aroma, tekstur, rasa, warna dan kesegaran buah nangka masak terolah minimal yang paling disukai oleh panelis adalah perlakuan pada penyimpanan pada suhu 10 ᴼC.Abstract. The objective of this research is to find out the influence of storage temperature and the length of storage towards the quality of minimally processing of fresh jackfruit that packaged in a vacuum polypropylene plastic. The minimally processing of fresh jackfruit that stored in a vacuum polypropylene plastic remained good for 8 days, whereas the unpacked only remained for 4 days. The best treatment to maintain the quality of fresh jackfruit that minimally processed in a vacuum polypropylene plastic was at temperature of 10 ᴼC. The weight loss was 11,63%, texture was 0,06 kg/cm2, total of dissolved solid was 17,74 ᴼBrix, and C vitamin was 2,99%. The results of the organoleptic tests on aroma, texture, flavor, color, and the freshness of minimally processed of jackfruit that panelists liked the most was the treatment at storage temperature of 10 ᴼC.","PeriodicalId":55725,"journal":{"name":"Rona Teknik Pertanian","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49167813","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"The Influence of Rheological Properties on The Pump Power Requirement for Transfering Ketchup","authors":"D. Darwin","doi":"10.17969/rtp.v6i2.20432","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/rtp.v6i2.20432","url":null,"abstract":"Abstract. This research aimed to analyze the influence of rheological properties of ketchup on the pump power, required during transporting process. This research was done through using a computer programme designed for calculating and analyzing the influence of rheological properties toward materials and equipments installed in the transport system. Those rheological properties derived from laboratory analysis and literature review include viscosity and density from any type of ketchup. Results analysed by a computer programming revealed that flow behaviour Index (n) and consistency coefficient (m) were the rheological properties interacting with each other since these parameters were the viscosity of ketchup that influences energy losses in the transport system. Once the total of energy losses was obtained from the system, the pump power required for transfering the product also can be known. Based on the simulation conducted by using rheological parameters of ketchup with consistency coefficient of 12.33 PaSn, and flow behaviour Index at 0.41 was obtained total energy losses at 202.26 J/kg with the pump power requirement at 0.22 kW. Once consistency coefficient was 18.7 PaSn, and flow behaviour Index was at around 0.4, the total of energy losses increased to 277.58 J/kg with pump power requirement at 0.28 kW. Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh dari sifa-sifat reologi dari kecap terhadap daya pompa yang dibutuhkan selama proses transfer atau pengalirannya. Penelitian ini dilakukan menggunakan suatu program komputer yang didesain untuk menghitung dan menganalisa pengaruh sifat-sifat reologi terhadap peralatan dan bahan yang digunakan pada sistem transfer. Sifat-sifat reologi tersebut diperoleh dari analisis laboratorium dan studi literatur yang berupa viskositas dan densitas dari berbagai tipe kecap. Hasil yang telah dianalisis dengan program komputer mengungkapkan bahwa index perilaku aliran (n) dan koefisien konsistensi (m) merupakan sifat reologi bahan yang saling berinteraksi, hal ini karena parameter tersebut merupakan viskositas dari kecap yang mempengaruhi kehilangan energi pada sistem transfer. Ketika total kehilangan energi dari sistem diketahui, maka daya pompa yang dibutuhkan untuk mentransferkan produk kecap tersebut juga dapat diketahui. Berdasarkan simulasi yang dilakukan dengan menggunakan parameter-parameter reologi dari kecap dengan koefisien konsistensi 12.33 PaSndan index perilaku aliran 0.41 maka diperoleh total kehilangan energi sebesar 202.26 J/kg, daya pompa yang dibutuhkan sebesar 0.22 kW. Ketika koefisien konsistensi bahan 18.7 PaSn, dan index perilaku aliran 0.4, maka total kehilangan energi meningkat menjadi 277.58 J/kg dengan daya pompa yang dibutuhkan juga meningkat menjadi 0.28 kW. ","PeriodicalId":55725,"journal":{"name":"Rona Teknik Pertanian","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49555681","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Evaluasi Kebutuhan Air Netto untuk Padi Merah (Oryza nivara) pada Fase Vegetatif dan Generatif di Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar","authors":"Hasrul Basri, Syamaun A. Ali, Najla Anwar Fuadi","doi":"10.17969/rtp.v6i2.20427","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/rtp.v6i2.20427","url":null,"abstract":"Abstrak. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan air netto untuk padi merah pada fase vegetatif dan generatif di Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini dilaksanakan di Petak Tersier CG. 1. Kr Daerah Irigasi Krueng Aceh sejak Februari 2013 sampai Mei 2013. Tahap penelitian yang dilakukan yaitu pegumpulan data sekunder berupa peta jaringan irigasi, pola tanam daerah irigasi, sistem pemberian air irigasi dan data curah hujan. Tahap kedua yaitu pengumpulan data primer berupa pengukuran laju perkolasi, evapotranspirasi tanaman, perhitungan curah hujan efektif dan perhitungan kebutuhan air netto di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pada petak tersier yang diamati memiliki tekstur tanah lempung dan lempung berliat. Rata-rata perkolasi yang terjadi setiap harinya yaitu antara 2,36 mm/hari sampai 2,69 mm/hari. Rata-rata nilai evapotranspirasi tanaman padi merah pada fase vegetatif yaitu sebesar 1,51 mm/hari lebih tinggi dibandingkan dengan evapotranspirasi tanaman pada fase generatif yaitu sebesar 1,39 mm/hari dan pergantian lapisan air sebesar 3,3 mm/hari. Kebutuhan air netto lapangan padi merah antara 1-4 mm/hari. Rendahnya kebutuhan air netto untuk tanaman padi merah disebabkan oleh pergantian lapisan air secara terus menerus dan curah hujan efektif.Abstract. The objective of this descriptive research is to know the net field requirement for red paddy in vegetative and generative phases in Ingin Jaya, Aceh Besar District. This research has been conducted in a tertiary paddy field of CG. 1. Kr of Irrigation Area of Krueng Aceh from February 2013 until May 2013. The stages of research is collecting secondary data, such as: map of irrigation, pattern and time of planting, the irrigation system and precipitation data. The second stage is collecting the primary data, such as: percolation, evapotranspiration, the calculation of effective rainfall and net field requirement in the field. The results showed that at the observed tertiary paddy field, it had loamy and clayey loamy soil textures. The average percolation that occurred in everyday was 2,36 mm/day to 2,69 mm/day. The average evapotranspiration of red paddy at vegetative phase was 1,51 mm/day, which was higher than the evapotranspiration at generative phase, which was 1,39 mm/day, and the water layer rechange was 3,3 mm/day. The net field requirement of red paddy in the field was 1-4 mm/day. This was low due to the occurrence of a continuous water layer rechange and the effective rainfall.","PeriodicalId":55725,"journal":{"name":"Rona Teknik Pertanian","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42094118","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Modeling Nitrogen and Phosphorus Transport in Vadose Zone using HYDRUS- 1D","authors":"S. Chairani","doi":"10.17969/rtp.v6i2.20431","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/rtp.v6i2.20431","url":null,"abstract":"Abstract. The application of large manure on the agricultural lands that derived from the Concentrated Animal Feeding Operations (CAFOs) could cause excess nutrients such as nitrogen and phosphorus transport to the groundwater through vadose (unsaturated) zone. The objective of this study is as follows: (1) to compare nitrogen and phosphorus transport in the vadose zone at different Land Management Units (LMUs) for three consecutive years (2004-06) using HYDRUS-1D, and (2) to analyze the sensitivity of nitrogen and phosphorus transport in different soil types on the van Genuchten soil hydraulic parameters: saturated water content (θs), residual water content (θr), alpha and n parameters, saturated hydraulic conductivity (Ks), adsorption isoterm coefficients (Kd and β), and tortuosity parameter (l). After modeling using HYDRUS-1D, it could be concluded that the transport of nitrogen was faster during the wet year. The concentrations of nitrogen compounds were most sensitive to saturated water content (θs). Phosphorus was most sensitive to adsorption isoterm coefficient (Kd).Abstrak. Pemakaian kotoran ternak dalam jumlah besar pada lahan-lahan pertanian yang berasal dari Peternakan Terkonsentrasi dapat mengakibatkan kelebihan unsur seperti nitrogen dan fosfor yang bertranspor menuju air tanah melalui zona tidak jenuh air. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) untuk membandingkan transpor nitrogen dan fosfor di daerah tidak jenuh air pada unit lahan pertanian yang berbeda selama tiga tahun berturut-turut (2004-06) dengan menggunakan HYDRUS-1D, dan (2) untuk menganalisa sensitivitas transpor nitrogen dan fosfor pada jenis tanah yang berbeda dengan menggunakan parameter hidrolik tanah van Genuchten: kandungan air jenuh (θs), kandungan air residual (θr), parameter alpha dan n, konduktivitas hidrolik jenuh (Ks), koefisien adsorpsi isoterm (Kd dan β), dan parameter tortuositas (l). Setelah pemodelan dengan menggunakan HYDRUS-1D, dapat disimpulkan bahwa transpor nitrogen lebih cepat selama tahun basah. Konsentrasi nitrogen paling sensitif terhadap kandungan air jenuh (θs). Fosfor paling sensitif terhadap koefisien adsorpsi isoterm (Kd).Pemakaian kotoran ternak dalam jumlah besar pada lahan-lahan pertanian yang berasal dari Peternakan Terkonsentrasi dapat mengakibatkan kelebihan unsur seperti nitrogen dan fosfor yang bertranspor menuju air tanah melalui zona tidak jenuh air. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) untuk membandingkan transpor nitrogen dan fosfor di daerah tidak jenuh air pada unit lahan pertanian yang berbeda selama tiga tahun berturut-turut (2004-06) dengan menggunakan HYDRUS-1D, dan (2) untuk menganalisa sensitivitas transpor nitrogen dan fosfor pada jenis tanah yang berbeda dengan menggunakan parameter hidrolik tanah van Genuchten: kandungan air jenuh (θs), kandungan air residual (θr), parameter alpha dan n, konduktivitas hidrolik jenuh (Ks), koefisien adsorpsi isoterm (Kd dan β), dan parameter tortuositas (l). S","PeriodicalId":55725,"journal":{"name":"Rona Teknik Pertanian","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41745378","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pemanfaatan Kompos Jerami Padi Guna Memperbaiki Kesuburan Tanah dan Hasil Padi","authors":"I Nengah Muliarta","doi":"10.17969/rtp.v13i2.17302","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/rtp.v13i2.17302","url":null,"abstract":"Abstrak. Tujuan dari penelitian untuk meneliti dampak kombinasi kompos jerami padi dan pupuk anorganik (phonska) terhadap kesuburan tanah dan hasil tanaman padi. Padi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan benih padi varietas Ciherang. Penelitian dilakukan dalam wadah pot dengan ukuran diameter 24 cm dan dengan tinggi 26 cm. Setiap pot diberikan tanah 8 kg, dengan kualitas kompos yang digunakan yaitu memiliki pH sebesar 7,58, kadar air sebesar 11, 79%, rasio C/N sebesar 16,50, Kandungan C-organik sebesar 27,84%, N sebesar 1,69, kandungan P sebesar 0,23% dan K yaitu 5,04%. Kombinasi kompos jerami padi dan phonska yang digunakan dalam penelitian ini yaitu P0 (0% kompos + 0% phonska), P1 (0% kompos + 100% phonska), P2 (20% kompos + 80% phonska), P3 (40% kompos + 60% phonska), P4 (60% kompos + 40% phonska) dan P5 (80% kompos + 20% phonska). Penelitian dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK). Hasilnya kombinasi kompos dan pupuk phonska meningkatkan parameter fisik, biologi dan kimia tanah, namun belum mampu mengubah status kesuburan tanah. Pemanfaatan kompos yang dikombinasikan pupuk anorganik juga memberikan hasil sama dengan 100% phonska. Dimana kombinasi dosis 60% kompos + 40% phonska memberikan hasil berat gabah kering giling tertinggi dibandingkan kombinasi lainnya.Utilization of Rice Straw Compost To Improve Soil Fertility and Rice ResultsAbstract. The purpose of this study is to examine the impact of a combination of rice straw compost and inorganic fertilizer (phonska) on soil fertility and rice crop yields. The rice used in this study is the rice seed of the Ciherang variety. The research was conducted in a pot container with a diameter of 24 cm and with a height of 26 cm. Each pot is given 8 kg of soil, with the quality of compost used which has a pH of 7.58, the water content of 11.79%, C/N ratio of 16.50, C-organic content of 27.84%, N of 1.69, P content of 0.23% and K of 5.04%. The combination of rice straw compost and phonska used in this study is P0 (0% compost + 0% phonska), P1 (0% compost + 100% phonska), P2 (20% compost + 80 % phonska), P3 (40% compost + 60% phonska), P4 (60% compost + 40% phonska) and P5 (80% compost + 20% phonska). The study with 6 treatments and 4 replays used a randomized design group (RAK). As a result, the combination of compost and inorganic fertilizer (phonska) improves the physical, biological, and chemical parameters of the soil, but has not been able to change the fertility status of the soil. The utilization of compost combined with inorganic fertilizer also gives the same result as 100% phonska. Where a combination dose of 60% compost + 40% phonska gives the highest dry grain weight results compared to other combinations.","PeriodicalId":55725,"journal":{"name":"Rona Teknik Pertanian","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47627534","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
A. Alimuddin, Nurul Chayati, Rulhendri Rulhendri, Ria Fitri
{"title":"Kajian Dampak Lingkungan Terhadap Kegiatan Rekonstruksi Sarana dan Prasarana Pasar Tugu Kota Depok","authors":"A. Alimuddin, Nurul Chayati, Rulhendri Rulhendri, Ria Fitri","doi":"10.17969/RTP.V13I1.16867","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/RTP.V13I1.16867","url":null,"abstract":"Abstrak. Dinas Perumahan dan Permukiman, Kota Depok berencana melakukan rekonstruksi bangunan Pasar Tugu untuk meningkatkan sarana dan prasarana dibidang perekonomian. Kegiatan tersebut akan memiliki dampak lingkungan dan sosial bagi masyarakat sehingga diperlukan kajian dampak lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi lingkungan rona awal di lokasi penelitian dan untuk mendapatkan hasil analisis kajian dampak lingkungan dan cara penanggulangan dalam meminimalisasi dampak yang terjadi pada saat tahap pra konstruksi, tahap konstruksi, dan tahap operasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Hasil dari penelitian ini adalah kondisi rona awal lingkungan pada lokasi penelitian menunjukkan bahwa kualitas lingkungan di lokasi penelitian dalam kategori baik, baik dari segi komponen kualitas udara ambien dan kebisingan maupun komponen kualitas air tanah dan pada setiap kegiatan mulai dari tahap pra konstruksi, konstruksi, hingga tahap operasi, masing-masing tahap memiliki dampak positif dan dampak negatif terhadap lingkungan. Dampak negatif yang terjadi dapat diminimalkan dengan melakukan pengelolaan lingkungan yang baik pada setiap tahapan kegiatan dimulai dari tahap pra konstruksi hingga tahap operasi agar terciptanya suatu konstruksi yang ramah lingkungan.Environmental Impact Assessment on the Reconstruction of Facilities and Infrastructure for Pasar Tugu, Depok CityAbstract. Department of Housing and Settlements, Depok City plans to reconstruct the Pasar Tugu building, Depok City to improve facilities and infrastructure in the economic sector. These activities will have environmental and social impacts on the community so an environmental impact study is needed. The purpose of this study is to know the environmental baseline conditions at the research location and to obtain the results of environmental impact analysis and countermeasures in minimizing the impacts that occur during the pre-construction, construction, and operation stages. The method used in this research is a survey method. The results of this study are the environmental baseline conditions at the research location indicate that the environmental quality at the research location is in a good category in terms of the ambient air quality and noise components and groundwater quality components and in every activity starting from the pre-construction stage, construction, to the operation stage, each stage has a positive impact and a negative impact on the environment. The negative impacts that occur can reduce good environmental management at every stage of the activity starting from the construction stage to the operation stage in order to make an environmentally friendly construction. ","PeriodicalId":55725,"journal":{"name":"Rona Teknik Pertanian","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43169277","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
D. Jayanti, Maulidawati Maulidawati, Mahbahgie Mahbahgie
{"title":"Analisis Spasial dan Basis Data Tingkat Bahaya Erosi dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis dan Visual Basic","authors":"D. Jayanti, Maulidawati Maulidawati, Mahbahgie Mahbahgie","doi":"10.17969/RTP.V12I2.13043","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/RTP.V12I2.13043","url":null,"abstract":"Erosi mengakibatkan kerusakan fungsi hidrologis daerah aliran sungai, juga kehilangan lapisan tanah yang subur dan baik untuk pertumbuhan tanaman serta kemampuan tanah dalam menyerap dan menahan air menjadi berkurang. Penyusunan basis data tingkat bahaya erosi ini diharapkan dapat memberikan informasi yang akurat dan up to date mengenai potensi tingkat bahaya erosi yang terjadi di wilayah Sub DAS Krueng Keumireu. Sub DAS Krueng Keumireu merupakan bagian dari DAS Krueng Aceh yang termasuk ke dalam sungai dengan prioritas I. Penelitian ini bertujuan untuk menduga tingkat bahaya erosi dan menyusun aplikasi basis data dengan menggunakan sistem informasi geografis dan Visual Basic 2010. Metode yang digunakan untuk pendugaan laju erosi yang terjadi menggunakan metode USLE (Universal Soil Loss Equation), pengelolaan data-data spasial menggunakan Sistem Informasi Geografi dan penyususan basis data menggunakan Visual Basic.Net 2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi Sub DAS Krueng Keumireu masih dalam kategori sangat ringan hingga ringan dengan persentase 38% kategori sangat ringan dan 36% kategori ringan dengan laju bahaya erosi tertinggi sebesar 1.388,8843 ton/ha/tahun dan laju bahaya erosi terendah sebesar 0,1618 ton/ha/tahun. Sehingga upaya konservasi yang dapat dilakukan dengan pemberian mulsa mau pun pengelolaan Program aplikasi basis data sudah dapat dijalankan dengan baik tanpa ada kesalahan source code sehingga informasi tingkat bahaya erosi yang ditampilkan sudah dapat diakses oleh user.Spatial Analysis and Erosion Hazard Level Database by Using Geographic Information System and Visual Basic.Erosion results in damage to the hydrological function of the watershed, as well as the loss of fertile soil layers and good for plant growth and the ability of the soil to absorb and retain water becomes reduced. Preparation of erosion hazard data base expected to provide accurate and information up to date about the potential level of erosion hazard that occurs in the Krueng Keumireu Sub-watershed area. Krueng Keumireu Sub-watershed is part of the Krueng Aceh watershed which belongs to the river with priority I. This study aims to estimate the level of erosion hazard and develop database applications using geographic information systems and Visual Basic 2010. The method used to estimate the rate of erosion occurred using the USLE (Universal Soil Loss Equation) method, spatial data management using Geographic Information System and database deduction using Visual Basic.Net 2010. The results showed that the condition of Krueng Keumireu Sub watershed is still in very light to light category with the percentage 38 % very light category and 36% light category with the highest erosion rate of 1,388,8843 ton/ha/year and the lowest erosion rate of 0,1618 ton/ha/year. So with such conditions can be carried out conservation efforts such as mulching and land management in a simple way. Database application program can be run properly without any error source","PeriodicalId":55725,"journal":{"name":"Rona Teknik Pertanian","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47332327","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Hotman Manurung, Rosnawyta Simanjuntak, Yossi A. Pakpahan, Samse Pandiangan
{"title":"Pembuatan Mi Kering Komposit Rumput Laut Labu Kuning Sebagai Pangan Fungsional","authors":"Hotman Manurung, Rosnawyta Simanjuntak, Yossi A. Pakpahan, Samse Pandiangan","doi":"10.17969/RTP.V12I2.14717","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/RTP.V12I2.14717","url":null,"abstract":"Pembuatan mi kering komposit bertujuan untuk meningkatkan nilai gizi mi terutama komponen pangan fungsional dengan melakukan subtitusi sebagian tepung terigu dengan tepung rumput laut dan tepung labu kuning.Penelitian dilakukan dengan tiga tahap. Tahap ke 1 pembuatan tepung rumput laut dan tepung labu kuning.Tahap ke 2 pembuatan mi kering komposit, dan tahap ke 3 analisis kimia, dan uji fisik mi kering.Metode percobaan menggunakan rancangan acak lengkap dengan perlakuan perbandingan (%) tepung rumput laut dan tepung labu kuning yang terdiri atas 4 taraf (t=4): P0= 30:0; P1= 20:10: P2= 10:20; dan P3=0:30. Dilakukan dengan 3 ulangan.Tepung rumput laut dan tepung labu kuning mengandung komponen pangan fungsional (iodium, serat, dan karoten) masing-masing 27,05 ppm, 5,65%, dan 12,32 ppm pada tepung rumput laut dan 0,10 ppm, 9,69%, dan 397,20 ppm pada tepung labu kuning. Iodium dan karotenoid pada tepung terigu tidak terdeteksi, sedangkan serat hanya 0,29%. Komposisi kimia mi kering adalah: air 6,75-7,99%; protein 7,32-11,24%; iodium 0,03-7,39 ppm; serat 1,01-2,11%; dan karoten 1,69-80,25 ppm. Waktu optimum pemasakan rata-rata 3,50 menit dan KPAP antara 14,42-20,72. Mi yang memenuhi SNI 01-2974-1996 adalah mi kering R10L20 dan R0L30. Mi R10L20 dapat dijadikan makanan fungsional karena sangat potensial sebagai sumber karoten dan sumber iodium.Making Composite Dry Noodles Of Seaweed (E.Cottonii) Pumpkin Flour (Cucurbita moschata) as Functional Food Composite dry noodle-making aims to improve the nutritional value of noodles, particularly functional food components by performing partial substitution of wheat flour with seaweed and wheat flour pumpkin. Research carried out by three stages. The first stage is to manufacture seaweed flour and flour pumpkin. The second stage is to make dry noodle by using seaweed flour and flour pumpkin as the wheat substituer and third stage is to analyze the component of dry noodle. Methods of experimental research with completely randomized design with treatment ratio (%) for seaweed flour and flour pumpkin which consisting of 4 levels (t = 4). R30L0 = 30: 0; R20L10 = 20:10: R10L20 = 10:20; and R0L30 = 0: 30. It is done with three time repetitions.Flour seaweed and flour pumpkin contain functional food components (iodine, fiber, and carotenoids) respectively 27.05 ppm, 5.65%, and 12.32 ppm in flour seaweed and 0.10 ppm, 9.69%, and 397.20 ppm in flour pumpkin. Iodine and carotenoid of rice flour undetected, and the fiber was only 0.29%.The chemical compositions of dry noodles are:,6.75-7.99% moisture content; protein content of 7,32-11,24%; 0.03 -7.39 ppm iodine content; 1.01-2.11% crude fiber; and 1.69-80.25 ppm carotene.The optimum cooking time is average of 3.50 minutes and KPAP between 14.42-20.72%. Noodles that meet SNI 01-2974-1996 are R10L20 and R0L30 dry noodles. The noodles R10L20 is very potential as a source of carotene and iodine. ","PeriodicalId":55725,"journal":{"name":"Rona Teknik Pertanian","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42829940","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}