{"title":"SEKILAS TENTANG AVIAN INFLUENZA (AI)","authors":"Fauziah Elytha","doi":"10.24893/JKMA.V6I1.88","DOIUrl":"https://doi.org/10.24893/JKMA.V6I1.88","url":null,"abstract":"Fluburung atau Avian Influenza (AI) adalah penyakit zoonosis fatal dan menular serta dapat menginfeksi semua jenis burung, manusia, babi, kuda dan anjing, Virus Avian Influenza tipe A (hewan) dari keluarga Drthomyxoviridae telah menyerang manusia dan menyebabkan banyak korban meninggal dunia. Saat ini avian Influenza telah menjadi masalah kesehatan global yang sangat serius, termasuk di Indonesia. Sejak Juli 2005 Sampai 12 April 2006 telah ditemukan 479 kasus kumulatif dan dicurigai flu burung di Tangerang Banten adalah Penularan dari manusia ke manusia. Untuk mencegah penularan AI ke manusia memerlukan kesadaran menyeluruh terhadap flu burung H5N1 , seperti tindakan karantina untuk penderita, penyemprotan antiseptic di kebun binatang dan pemantauan kasus-kasus avians di masyarakat, meningkatkan kebersihan pribadi dan sanitasi lingkungan dengan menggunakan peralatan pelindung diri terhadap unggas karena dekatnya hubungan antara burung dan manusia.","PeriodicalId":55665,"journal":{"name":"JKMA Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Andalas Journal of Public Health","volume":"40 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2011-09-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73929470","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERBEDAAN TUMBUH KEMBANG ANAK PADA POSYANDU YANG TERINTEGRASI PAUD DENGAN POSYANDU TIDAK TERINTEGRASI PAUD","authors":"Fivi Melva Diana, Denas Symond, Yurizal Yurizal","doi":"10.24893/JKMA.V6I1.82","DOIUrl":"https://doi.org/10.24893/JKMA.V6I1.82","url":null,"abstract":"Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WYiO/World Health Organization) menunjukkan kesehatan masyarakat Indonesia terendah di ASEAN yaitu peringkat ke-142 dari 170 negara. Data hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 200, prevalensi gizi buruk di Indonesia adalah 5,4%, gizi kurang 13,0% dan masalah kependekan (stunting) 36,8%. Provinsi Sumatera Barat prevalensi gizi buruk balita sebesar 6,0%, gizi kurang sebesar 13,9% dan masalah kependekan 36,5%. Anak yang menderita KEP mengalami keterlambatan perkembangan dibandingkan dengan anak yang status gizinya normal. Pengoptimalan tumbuh kembang anak salah satunya dapat dikembangkan melalu posyandu yang terintegrasi PAUD. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan tumbuh kembang anak balita pada posyandu yang terintegrasi PAUD dan yang tidak terintegrasi PAUD. Penelitian data sekunder ini menggunakan disain crosssectional, bersumber dari penelitian \"Model PengembanganAnak Usia Dini yang Holistik dan Terintegrasi pada Posyandu, Pos PAUD, Pos Integrasi dan Pos KB/TPA di KabupatenTanah Datar dan Kota Sawahlunto Propinsi Sumatera Barat Tahun 2009.\" Populasi adalah anak usia 2-5 tahun yang berjumlah 146 orang. Semua populasi dijadikan subjek penelitian. Data sekunder terdiri dari data perkembangan dan data Z Score BB/U, TB/U dan BB/TB anak usia 2-5 tahun, kemudian diolah dengan menggunakan program komputer. Analisis bivariat dengan uji Chisquare untuk mengetahui perbedaan proporsi status gizi dan perkembangan anak usia 2-5 tahun pada posyandu terintegrasi dengan tidak terintegrasi PAUD. Hasil penelitian ini menemukan proporsi anak usia 2-5 tahun mempunyai perkembangan tidak sesuai usianya lebih tinggi pada posyandu tidak terintegrasi PAUD sebesar 46,6%, dimana pada usia 2-3 tahun sebesar 70,6%, usia 3-4 tahun sebesar 62,5% dan usia 4-5 tahun sebesar 66,7%. Persentase anak dengan status gizi kurang dan kurus lebih tinggi pada posyandu tidak terintegrasi PAUD , sedangkan persentase anak pendek lebih tinggi pada posyandu terintegrasi PAUD. Disimpulkan ada perbedaan perkembangan dan status gizi anak usia 2-5 tahun berdasarkan indikator BB/TB pada posyandu terintegrasi dan tidak terintegrasi PAUD (p < 0,05). Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Datar dan Kota Sawahlunto bagian promosi kesehatan sebaiknya meningkatkan informasi dan promosi kesehatan tentang posyandu terintegrasi PAUD terutama untuk anak usia 2-5 tahun agar tumbuh kembang anak dapat dicapai dengan optimal.","PeriodicalId":55665,"journal":{"name":"JKMA Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Andalas Journal of Public Health","volume":"32 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2011-09-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"91279845","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Darmayanti Darmayanti, Yuniar Lestari, M. Ramadani
{"title":"PERAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRA NIKAH SISWA SLTA KOTA BUKITTINGGI","authors":"Darmayanti Darmayanti, Yuniar Lestari, M. Ramadani","doi":"10.24893/JKMA.V6I1.84","DOIUrl":"https://doi.org/10.24893/JKMA.V6I1.84","url":null,"abstract":"Penelitian yang dilakukan oleh Persatuan Keluarga Berencana Indonesia daerah Sumatera Barat menunjukkan Kota Bukittinggi memiliki remaja seksual aktif tertinggi (21%). Pergaulan teman sebaya dapat mempengaruhi perilaku seksual pranikah. Pengaruh tersebut dapat berupa pengaruh positif dan negatif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran teman sebaya positif terhadap perilaku seksual pranikah siswa SLTA Kota Bukittinggi tahun 2011. Jenis penelitian adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Data primer dikumpulkan melalui angket. Populasi adalah seluruh siswa SLTA kelas XI dan XII dan sampel didapatkan sampel sebanyak 276 orang. Analisis data menggunakan uji chi square dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan lebih separuh (54,3%) peran teman sebaya aktif dalam memberikan informasi mengenai kesehatan reproduksi. Ada hubungan antara peran teman sebaya positif dengan perilaku seksual pranikah, dimana responden dengan teman sebaya pasif berpeluang 2,6 kali berprilaku seksual pranikah dibanding responden dengan teman sebaya aktif. Peran teman sebaya terhadap perilaku seksual tidak dipengaruhi variabel konfonding (pengetahuan, sikap, peran orangtua, dan paparan media masa). Diharapkan kepada Pemerintah Kota Bukittinggi agar memperkuat peran teman sebaya positif dengan meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler dan menambahjumlah pelatihan konselor sebaya.","PeriodicalId":55665,"journal":{"name":"JKMA Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Andalas Journal of Public Health","volume":"132 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2011-09-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79154074","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"HAMBATAN PSIKOSOSIAL DAN NIAT KELUARGA BERENCANA PADA WANITA UNMETNEED KONTRASEPSI DI INDONESIA (ANALISIS DATA SDKI 2007)","authors":"Vivi Triana, Siswanto Agus Wilopo, S. Sumarni","doi":"10.24893/JKMA.V6I1.85","DOIUrl":"https://doi.org/10.24893/JKMA.V6I1.85","url":null,"abstract":"Hasil SDKI tahun 2002 dan 2007 menunjukkan bahwa penggunaan alat kontrasepsi atau Contraceptive Prevalence Rate (CPR) mengalami peningkatan, yang seharusnya diikuti dengan penurunan unmet need kontrasepsi (kebutuhan kontrasepsi yang tidak terpenuhi), tetapi unmet need kontrasepsi malah terjadi peningkatan. Peningkatan unmet need ini perlu mendapat perhatian, karena perilaku tersebut akan memberikan konsekuensi yang serius terhadap kesehatan reproduksi dan kelangsungan hidup perempuan. Mengkajihubungan hambatan psikososial yang dialami oleh wanita unmet need kontrasepsi dengan niat untuk ikut keluarga berencana (KB), dalam upaya menurunkan kejadian unmet need kontrasepsi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data SDKI 2007. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan cross-sectional study. Wanita kawin kelompok unmet need kontrasepsi merupakan unit analisis. Kemudian kelompok ini dianalisis hambatan faktor psikososial yang dialami. Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis univariabel (deskriptif), bivariabel (chi-square), dan multivariabel (regresi logistik). Sepertiga (35,1%) dari 2.934 wanita unmet need kontrasepsi mempunyai alasan tidak menggunakan kontrasepsi akibat adanya hambatan psikososial. Hambatan psikososial tersebut di antaranya sikap tidak setuju terhadap program KB, persepsi sikap suami yang menentang KB, menentang menggunakan kontrasepsi, takut efek samping, dan penolakan budaya atau agama. Lebih dari setengah dari wanita tersebut (58,8%), tidak niat ber-KB di waktu yang akan datang. Prevalensi wanita unmet need kontrasepsi yang tidak niat ber-KB 1,8 kali lebih tinggi pada wanita yang mengalami hambatan psikososial daripada wanita yang tidak mengalami hambatan psikososial. Hambatan psikososial pada wanita unmet need kontrasepsi berhubungan dengan niat untuk ber-KB di waktu yang akan datang. Faktor lain yang berhubungan dengan niat ber-KB adalah faktor pengetahuan tentang KB, pilihan fertilitas dan jumlah anak ideal yang diinginkan pasangan. Faktor hambatan akses ke pelayanan KB (jarak dan biaya) tidak berhubungan dengan niat ber-KB.","PeriodicalId":55665,"journal":{"name":"JKMA Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Andalas Journal of Public Health","volume":"20 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2011-09-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80778513","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PROMOSI ASI EKSLUSIF MEMAKAI METODE KONSELING DENGAN PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PADA IBU MENYUSUI","authors":"Dalina Gusti, Hafni Bachtiar, Masrul Masrul","doi":"10.24893/JKMA.V6I1.81","DOIUrl":"https://doi.org/10.24893/JKMA.V6I1.81","url":null,"abstract":"Angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi yaitu 3 1.04/1000 kelahiran hidup, penyebabnya adalah infeksi, diare, dan penyakit saluran pencernaanyang berkaitan dengan gizi kurang karena bayitidak mendapatkan ASI ekslusif. DiIndonesia bayi mendapatkanASI ekslusif baru 1 4 %,target 80%, karena kurangnya pengetahuan dan sikap ibu tentang ASI ekslusif. Untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap dilakukan promosi kesehatan diantaranya dengan metode konseling dan penyuluhan. Tujuan penelitan ini adalah untuk melihat perbedaan pengetahuan dan sikap responden tentang ASI ekslusif sebelum dan sesudah promosi ASI ekslusif memakai metode konseling dengan penyuluhan.Jenis penelitian ini adalah eksperimen menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan Quasi Eksperimental bentuk Non Equivalent Control Group pre test-post test, subjek dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok konseling dan kelompok penyuluhan. Analisa dilakukan dengan pairedt-test dan independent t-test. Hasilpenelitian terjadi peningkatanpengetahuan dan sikap responden setelah diberi konseling ASI. Selisih rata - rata pengetahuan dan sikap lebih tinggi kelompok konseling dari kelompok penyuluhan. Dari Hasil penelitian disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan dan sikap setelah diberi perlakuan konseling dan penyuluhan.. Metode konseling merupakan metode yang lebih baik dari penyuluhan. Diharapkanpetugas kesehatan lebih meningkatkan lagi promosiASI ekslusif khusus dengan metode konseling dan pembentukankonselor ASI.","PeriodicalId":55665,"journal":{"name":"JKMA Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Andalas Journal of Public Health","volume":"127 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2011-09-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86587522","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"JAMINAN PERSALINAN, SOLUSI MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI DI INDONESIA","authors":"Syafrawati Syafrawati","doi":"10.24893/JKMA.V6I1.80","DOIUrl":"https://doi.org/10.24893/JKMA.V6I1.80","url":null,"abstract":"Salah satu cara yang paling efektif untuk menurunkan angka kematian ibu adalah dengan meningkatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih. Persentase persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih meningkat dari 66,7 persen pada tahun 2002 menjadi 77,34 persen pada tahun 2009 (Susenas). Angka tersebut terus meningkat menjadi 82,3 persen pada tahun 2010. Tujuan yang ingin dicapai dari Program Jampersal ini adalah, meningkatnya akses terhadap pelayanan persalinan yang dilakukan oleh dokter atau bidan dalam rangka menurunkanAKI dan AKB melalui jaminan pembiayaan untuk pelayanan persalinan. Masyarakat yang menjadi sasaran Jampersal adalah ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas (sampai 42 hari pasca melahirkan, dan bayi baru lahir (sampai dengan usia 28 hari).","PeriodicalId":55665,"journal":{"name":"JKMA Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Andalas Journal of Public Health","volume":"1987 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2011-09-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82256460","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ASUPAN ZAT GIZI DAN PENYAKIT DIABETES MELLITUS","authors":"Azrimaidaliza Azrimaidaliza","doi":"10.24893/JKMA.V6I1.86","DOIUrl":"https://doi.org/10.24893/JKMA.V6I1.86","url":null,"abstract":"Diabetes Mellitus (DM) merupakan kelainan metabolik yang disebabkan oleh banyak faktor. Faktor resiko terjadinya DM antara lain faktor genetik, pertambahan usia, kurangnya aktifitas fisik dan pola makan atau diet yang tidak seimbang. Artikel ini membahas penyakit DM dan peran asupan zat gizi dalam mencegah dan mengatasi Penyakit DM. Vitamin C adalah salah satu zat gizi mikro yang berperan dalam mengontrol kadar gula darah. Dianjurkan bagi masyarakat untuk mengonsumsi makanan secara seimbang dan bagi penderita DM disarankan untuk mengonsumsi makanan dengan Indeks Glikemik rendah, konsumsi serat yang cukup dan konsumsi buah-buahan serta sayuran yang banyak mengandungvitamin seperti vitamin C, yang berperan sebagai antioksidan dan mencegahberkembangnya Penyakit DM.","PeriodicalId":55665,"journal":{"name":"JKMA Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Andalas Journal of Public Health","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2011-09-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81830414","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KADAR IMUNOGLOBULINE TOTAL DAN RIWAYAT ALERGI PADA PENYAKIT KECACINGAN","authors":"Selfi Renita Rusidi, Nora Harminarti","doi":"10.24893/JKMA.V5I2.148","DOIUrl":"https://doi.org/10.24893/JKMA.V5I2.148","url":null,"abstract":"Penyakit kecacingan masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Selain menimbulkan gangguan gizi, kecacingan juga menimbulkan perubahan keseimbangan respon imun Thelper 1/Thelper2 (Thl/Th2) ke arah Th2. Polarisasi Th2 ditandai dengan peningkatan kadar imunoglobulin E (IgE) dan penekanan terhadap reaksi alergi. Efek proteksi terhadap alergi ini terjadi melalui mekanisme saturasi sel mast, penghambatan oleh lgG4 dan respon modified Tn2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyakit kecacingan terhadap kadar IgE total dan riwayat alergi. Lokasi penelitian dilakukan di Batang Anai Padang Pariaman dengan menggunakan rancangan potong lintang. Populasi penelitian ini adalah murid kelas 2 dan kelas 3 SDN 08 dan SDN 22. Status kecacingan didapatkan dari pemeriksaan feses metoda Kato-Katz. Kadar IgE total serum didapatkan dari pemeriksaan serum metode ELISA. Riwayat alergi didapat dari kuesioner. Pengolahan dan analisa data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan Chi-square. Hasil penelitian pada kelompok kecacingan didapatkan rata kadar IgE total adalah 1902 ± 2194 IU/ml dan pada kelompok tidak kecacingan 2036 ± 2320 IU/ml. Tidak terdapat perbedaan bermakna kadar IgE total antara kelompok kecacingan dengan kelompok kontrol (p> 0,05). Tidak terdapat perbedaan riwayat alergi pada kelompok kecacingan dengan kelompok control (p> 0,05). Hasil penelitian mendapatkan bahwa penyakit kecacingan tidak mempengaruhi kadar IgE total serum dan riwayat alergi. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kadar IgE in vitro dan manifestasi alergi dengan menggunakan skin prict lest atau patch test.Kata kunci: kecacingan, imunoglobulin E total (IgE total), alergi","PeriodicalId":55665,"journal":{"name":"JKMA Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Andalas Journal of Public Health","volume":"75 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2011-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76240482","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DALAM KESEHATAN MASYARAKAT BERBASIS ARCVIEW DAN HEALTHMAPPER","authors":"Masrizal Masrizal","doi":"10.24893/JKMA.V5I2.146","DOIUrl":"https://doi.org/10.24893/JKMA.V5I2.146","url":null,"abstract":"Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan suatu teknik berbasis komputer yang dapat menyimpulkan, menampilkan, mengelola dan menyiman data spasial dari fenomena geografis untuk dianalisis guna keperluan pengambilan keputusan. Perangkat lunak ArcView merupakan salah satu sistem yang dapat melakukan pengelolaan data-data spasial dan merupakan sistem yang handal, terbukti dengan banyak dipakainya oleh instansi pemerintah dan swasta yang berkepentingan terhadap data-data spasial. HealthMapper adalah sebuah aplikasi pemetaan Open Source yang dikembangkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) bersama Environmental Systems Research Institute (ESRI). SIG pada bidang kesehatan adalah analisis hubungan antara lingkungan hidup manusia dengan penyakit, gizi dan sistem pelayanan kesehatan untuk menjelaskan hubungan timbal-baliknya dalam ruang. SIG pada bidang kesehatan juga bagian dari geografi manusia yang berhubungan dengan aspek-aspek geografi dari (status) kesehatan dan (sistem) pelayanan kesehatan. Dengan memanfaatkan ArcView dan HealthMapper, data-data terkait kesehatan dapat disimpan dan dikelola dengan lebih mudah, lebih teratur dan lebih efektif.","PeriodicalId":55665,"journal":{"name":"JKMA Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Andalas Journal of Public Health","volume":"139 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2011-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73060238","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PEMBANGUNAN TERESTEGRASI SEBAGAI PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH KESEHATAN DI INDONESIA","authors":"Hardisman Hardisman","doi":"10.24893/JKMA.V5I2.155","DOIUrl":"https://doi.org/10.24893/JKMA.V5I2.155","url":null,"abstract":"Pembangunan merupakan sebuah upaya multidimensi yang meliputi pertumbuhan ekonomi, kesinambungan ketersediaan kebuluhan pokok, lapangan pekerjaan, pendidikan, pelayanan kesehatan dan kesetaraan gender. Berdasarkan sudut pandang ini, pembangunan di Indonesia mengalami peningkatan dalam dekade terakhir. Pertumbuhan ekonomi meningkat sejak tahun 1990 yang ditandai dengan peningkatan GNI perkapita. Rata-rata pencapaian pendidikan juga meningkat, baik pada laki-laki ataupun perempuan. Begitu juga dengan peningkatan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Dengan adanya perbaikan faktor-faktor pembangunan tersebut juga diiringi dengan semakin membaiknya kondisi kesehatan di Indonesia, misalnya peningkatan status kesehatan ibu dan anak dan penurunan berbagai penyakit infeksi. Akan tetapi, kondisi kesehatan di Indonesia masih jauh jika dibandingkan dengan negara-negara maju yang mempunyai infrastruktur, ekonomi dan tingkat pendidikan yang baik. Bahkan, perbaikan masalah kesehatan di Indonesia masih tertinggal jika dibandingkan negara-negara tetangga, misalnya masih tingginya kasus tuberkulosis (TB) paru dan malnutrisi. Oleh karena itu, untuk mcngatasi permasalahan ini maka perlu dilakukan peningkatan pada semua faktor-faktor pembangunan terkait dengan melakukan pendekatan Pelayanan Kesehatan Primer yang komprehensif.Kaia Kunci: pembangunan, pola penyakit, dan masalah kesehatan","PeriodicalId":55665,"journal":{"name":"JKMA Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Andalas Journal of Public Health","volume":"21 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2011-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"72582982","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}