{"title":"Transformasi Pengajaran Tata Bahasa Arab dalam Buku 'Maharah Lughawiyah' karya Rusydi Ahmad Thu’aimah","authors":"Rochimul Umam, Nasiruddin","doi":"10.53627/jam.v11i1.5809","DOIUrl":"https://doi.org/10.53627/jam.v11i1.5809","url":null,"abstract":"Bahasa adalah alat utama dalam penyebaran ilmu, komunikasi antarbudaya, dan pewarisan peradaban. Pengajaran bahasa Arab memiliki peranan penting dalam pendidikan, terutama di negara-negara Islam. Dalam pengajaran bahasa, tiga elemen kunci adalah suara, kata, dan struktur, dengan tata bahasa atau \"tarkib\" menjadi aspek vital untuk memastikan ketepatan makna. Artikel ini mengulas tingkatan studi tata bahasa dalam pengajaran bahasa Arab berdasarkan penelitian Rusydi Ahmad Thu’aimah. Thu’aimah mengidentifikasi tiga tingkat pengajaran tata bahasa: pemula, menengah, dan lanjutan, dengan fokus berbeda pada setiap tingkat. Pendekatan deskriptif dan analitis digunakan dalam penelitian ini, dengan data dikumpulkan dari literatur akademik dan penelitian lapangan. Hasilnya menunjukkan bahwa metode pengajaran yang tepat dan pengklasifikasian materi berdasarkan tingkatan pelajar dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan berbahasa Arab. Namun, tantangan masih ada dalam pengajaran tata bahasa Arab bagi non-penutur asli, sering kali disebabkan oleh metode pengajaran yang tidak sesuai. Pembaruan dalam program pengajaran tata bahasa diperlukan agar sesuai dengan tingkat pemahaman pelajar, menggunakan metode pembelajaran yang efektif seperti deduktif, induktif, problem solving, gramatikal, dan terjemah gramatikal. Pendekatan bertahap ini dapat membantu pelajar menguasai bahasa Arab secara lebih efektif.","PeriodicalId":518111,"journal":{"name":"AL-MURABBI: Jurnal Studi Kependidikan dan Keislaman","volume":"167 ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141828604","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"School Well Being dengan Academic Buoyancy pada Mahasiswa Bekerja di Pekanbaru","authors":"Destri Rahayu Destri Rahayu, Auliya Syaf, Itto Nesyia Nasution","doi":"10.53627/jam.v11i1.5739","DOIUrl":"https://doi.org/10.53627/jam.v11i1.5739","url":null,"abstract":"Academic buoyancy merupakan kemampuan seseorang untuk berhasil mengatasi penurunan akademis dan tantangan sehari-hari dalam lingkungan pendidikan. Salah satu faktor yang mempengaruhi academic buoyancy ialah school well being. School well being adalah kese jahteraan sekolah dimana siswa dapat memenuhi kebutuhan dasarnya di sekolah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan school well being dengan academic buoyancy pada mahasiswa bekerja di Pekanbaru. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan instrumen skala academic buoyancy dan skala school well being. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 200 orang mahasiswa yang bekerja di Pekanbaru yang terdiri dari 75 perempuan dan 125 laki-laki berusia (18 – 42) tahun. Teknik pengambilan sampel menggunakan non probability sampling dengan metode quota sampling. Berdasarkan hasil analisis korelasi pada penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara school well being dengan academic buoyancy dengan nilai sig. 0,000, yaitu semakin tinggi school well being maka semakin tinggi academic buoyancy, begitu pula sebaliknya. Hasil dari penelitian ini dapat membantu mahasiswa bekerja untuk meminimalisir terjadinya tekanan atau stress dalam belajar dengan cara meningkatkan kemampuan academic buoyancy yang didukung dengan adanya school well being pada mahasiswa bekerja secara full time maupun part time.","PeriodicalId":518111,"journal":{"name":"AL-MURABBI: Jurnal Studi Kependidikan dan Keislaman","volume":"10 42","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141640273","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Agama dan Identitas Sosial Dalam Praktek Pembelajaran Hadis di Langgar di Kabupaten Malang Jawa Timur","authors":"Mahatva Yoga, A. Pradana, Samsudin, Indal Abror, Muhamamad Mansur, Hanan Asrowy","doi":"10.53627/jam.v11i1.5468","DOIUrl":"https://doi.org/10.53627/jam.v11i1.5468","url":null,"abstract":"This study examines the role of religion in shaping social identity through Hadith learning in the violations of Malang Regency, East Java. This study analyses how the teaching of Hadith in these places of worship affects individuals' perceptions of themselves and their communities. The research methodology involves in-depth interviews with teachers and pilgrims and content analysis of the learning materials used. The results of this study revealed that the practice of Hadith learning in Malang Regency has a significant role in shaping individual social identity. This manifests itself in the influence of religion on social norms, values, and community solidarity. The research also highlights the critical role of teachers in conveying religious messages and how these messages influence individual understanding and identity. This research provides in-depth insights into the complexity of the relationship between religion and social identity in the context of local communities. These findings may contribute to a better understanding of the role of religion in shaping social identity and guide learning efforts and a better understanding of religion in diverse societies.","PeriodicalId":518111,"journal":{"name":"AL-MURABBI: Jurnal Studi Kependidikan dan Keislaman","volume":"53 8","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141660051","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Betty Prastiwi, Pengambilan Arih Merdekasari, Keputusan Bercerai, Putus Ditinjau, Dari Psikologi, Dan Hukum Islam
{"title":"Pengambilan Keputusan Bercerai Tokoh Kinan Pada Web series Layangan Putus Ditinjau Dari Psikologi Dan Hukum Islam","authors":"Betty Prastiwi, Pengambilan Arih Merdekasari, Keputusan Bercerai, Putus Ditinjau, Dari Psikologi, Dan Hukum Islam","doi":"10.53627/jam.v11i1.5783","DOIUrl":"https://doi.org/10.53627/jam.v11i1.5783","url":null,"abstract":"Abstract: The research aims to find out how the decision to divorce the character Kinan in the web series Kite Putus is viewed from psychology and Islamic law. The research method uses a qualitative approach in the study of Cyberliterary Psychology. The research was carried out by watching the web series to be analyzed descriptively and inductively, then created in the form of text and analyzed. Descriptive analysis describes the aspects and characteristics of the message, while inductive analysis is used to understand and examine the meaning. The data source was obtained from the rater through a questionnaire that met the gender requirements of female, Islamic religious education student and early adulthood. Next, the data was validated through an inter-rater test. Kinan's character's psychological decision-making process goes through five stages. First, assess the challenges stemming from the phenomenon of changes in her husband's attitude which gives rise to confusion and suspicion, then encourage her to collect data and information to find the reasons for the change in her husband's attitude. Second, an alternative survey regarding the findings of physical evidence and information originating from Kinan's friends and people around Aris, which leads to proof of her husband's infidelity. Third, consider alternatives by carrying out a negative evaluation of the loss of hope of forming a harmonious family and the opportunity to live a new life while maintaining one's self-esteem. Fourth, declare your commitment, express your stance by suing Aris in court while continuing to consult with friends who are competent in the legal field. Also, keep sharing with friends who can provide in-depth insight into the correct attitude in dealing with developments in family problems. Fifth, survive negative feedback, face her husband's negative attitude by continuing to manage negative emotions and focus on gathering evidence that clarifies her husband's commitment to polygamy. Meanwhile, the Kinan character's decision to divorce in terms of Islamic law is permissible because it meets the requirements for being included in the Fasakh case or not. can be corrected again because Aris' behavior violates Islamic religious law as stated in the Al-Quran surah An-Nur verses 30-31. The problems include infidelity and quarrels which cause her to not be able to get back together with her husband. \u0000Keywords: Cybersastra, Decision making, Islamic law, Psychology, Web series. \u0000 \u0000Abstract: Penelitian bertujuan mengetahui bagaimana pengambilan keputusan bercerai tokoh Kinan pada web series Layangan Putus ditinjau dari Psikologi dan hukum Islam.Metode penelitian menggunakan pendekatan kualtitatif dalam kajian Psikologi Cybersastra Penelitian dilakukan dengan cara menyaksikan web series untuk dianalisis secara deskriptif dan induktif, kemudian dibuat dalam bentuk teks dan dianalisis. Analisis deskriptif mendeskripsikan aspek-aspek serta karakteristik pesan, sedangkan i","PeriodicalId":518111,"journal":{"name":"AL-MURABBI: Jurnal Studi Kependidikan dan Keislaman","volume":"2 35","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141701007","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Siti Nurjanah, Ahmad syaif, Nafaisal Ulumi, Dina Kamila
{"title":"Penguatan Sikap Spiritual Siswa Melalui Kegiatan Kokurikuler dan Ekstrakurikuler di SMK Manbail Futuh Jenu Tuban","authors":"Siti Nurjanah, Ahmad syaif, Nafaisal Ulumi, Dina Kamila","doi":"10.53627/jam.v11i1.5731","DOIUrl":"https://doi.org/10.53627/jam.v11i1.5731","url":null,"abstract":"Abstract: This research examines the implementation of strengthening students' spiritual attitudes through religious co-curricular and extra-curricular activities at SMK Manbail Futuh Jenu, Tuban. This research is a case study with data collection including interviews with the school principal, head of student affairs, PAI teachers, and students. And supported by observation of activities and documentation of activities. The data is then reduced, presented, and conclusions drawn. The results of the research show that strengthening students' spiritual attitudes through co-curricular and extra-curricular activities can be carried out well by internalizing spiritual values in every activity, both co-curricular and extra-curricular, in the form of getting used to prayer and worship in religious activities, mushofahah and tafakur traditions. Research data illustrates the fulfillment of several indicators. First, pray before and after carrying out activities. Second, students carry out worship according to their religion and beliefs. Third, students say greetings at the beginning and end of the activity. Fourth, students are grateful for the blessings and grace of Almighty God. Fifth, students make efforts in every endeavor and surrender. The six students protect the environment around the school. Seventh, students maintain relationships with fellow creatures of God. And eighth, Respect other people who carry out their own worship. This is in accordance with the aswaja an-nahdliyah values taught at Manbail Futuh Vocational School. Future researchers can continue their studies on measuring students' spiritual attitudes quantitatively so that they will complete the data on students' spiritual attitudes at SMK Manbail Futuh Jenu Tuban. \u0000 \u0000Keywords: Extracurricular, Co-curricular, Spiritual Attitude \u0000 \u0000Abstract: Penelitian ini mengkaji pelaksanaan penguatan sikap spiritual siswa melalui kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler keagamaan di SMK Manbail Futuh Jenu Tuban. Penelitian ini merupakan studi kasus dengan pengumpulan data meliputi wawancara dengan kepala sekolah, waka kesiswaan, guru PAI, dan siswa. Serta didukung dengan observasi kegiatan dan dokumentasi kegiatan. Data kemudian direduksi, disajikan, dan ditarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguatan sikap spiritual siswa melalui kegiatan kokurikuler dan ektrakurikuler dapat terlaksana dengan baik dengan cara internalisasi nilai-nilai sprititual pada setiap kegiatan baik kokurikuler maupun ektrakurikuler, berupa pembiasaan doa dan ibadah dalam kegiatan keagamaan, Tradisi mushofahah dan tafakur. Data penelitian menggambarkan terpenuhinya beberapa indikator. Pertama, berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan. Kedua, siswa menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan yang dianut. Ketiga, siswa mengucapkan salam di awal dan akhir kegiatan. Keempat, siswa bersyukur atas nikmat dan karunia tuhan yang maha esa. Kelima, siswa berikhtiyar dalam setiap usaha dan berserah diri.","PeriodicalId":518111,"journal":{"name":"AL-MURABBI: Jurnal Studi Kependidikan dan Keislaman","volume":"18 24","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141700118","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Muhammad Torieq Abdillah, Relevansi Nilai-Nilai, Muhammad Torieq, Abdillah Uin, Antasari Banjarmasin
{"title":"Relevansi Nilai-Nilai Etika Politik dan Konsep Moderasi Beragama dalam Tafsir al-Qurthubi: Refleksi Menyambut Pemilu 2024","authors":"Muhammad Torieq Abdillah, Relevansi Nilai-Nilai, Muhammad Torieq, Abdillah Uin, Antasari Banjarmasin","doi":"10.53627/jam.v10i2.5494","DOIUrl":"https://doi.org/10.53627/jam.v10i2.5494","url":null,"abstract":"Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk melihat relevansi nilai-nilai etika politik dan konsep moderasi beragama di dalam Tafsir al-Qurthubi dalam menyambut Pemilu 2024. Hal ini terlihat dari seringnya perselisihan di antara masyarakat Indonesia mengenai masalah agama dan politik selama pemilihan umum. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan menganalisis ayat-ayat Al-Qur’an pada topik yang dibahas, yaitu QS. an-Nisa/4: 59, QS. al-Baqarah/2: 30, QS. al-Maidah/5:8, QS. Ali Imran/3: 159, QS. asy-Syura/42: 38, QS. al-Hujurat/49: 13, dan QS. al-Maidah/5: 2 beserta apa yang dikatakan dalam Tafsir al-Qurthubi tentang ayat-ayat tersebut. Hasil studi menyimpulkan enam poin penting tentang bagaimana moderasi beragama dapat beradaptasi dengan nilai-nilai etika politik yang berkembang. Relevansi antara nilai-nilai etika politik dan konsep moderasi beragama menurut Tafsir al-Qurthubi terletak pada 6 persamaan, yaitu Beriman dan Pengambilan Jalan Tengah (Tawassuth), Amanah dan Berkeadaban (Tahadhdhar), Keadilan dan Tegas & Lurus (I’tidal), Musyawarah (Syura), Persamaan dan Tidak Diskriminatif (Musawa), Kerja Sama dan Mendahulukan yang Prioritas (Aulawiyah). \u0000 \u0000Keywords: Etika Politik, Moderasi Beragama, Pemilu 2024. \u0000 \u0000Abstract: This research aims to see the relevance of political ethical values and the concept of religious moderation in Tafsir al-Qurthubi in welcoming the 2024 elections. This can be seen from the frequent disputes among Indonesian people regarding religious and political issues during the general elections. This research uses a descriptive qualitative method by analyzing the verses of the Al-Qur'an on the topic discussed, namely QS. an-Nisa/4: 59, QS. al-Baqarah/2: 30, QS. al-Maidah/5:8, QS. Ali Imran/3: 159, QS. ash-Shura/42: 38, QS. al-Hujurat/49: 13, and QS. al-Maidah/5: 2 along with what is said in Tafsir al-Qurthubi about these verses. The results of the study conclude six important points about how religious moderation can adapt to developing political ethical values. The relevance between political ethical values and the concept of religious moderation according to Tafsir al-Qurthubi lies in 6 similarities, namely Faith and Taking the Middle Way (Tawassuth), Trustworthiness and Civility (Tahadhdhar), Justice and Firm & Straight (I'tidal), Deliberation (Shura), equality and non-discrimination (Musawa), cooperation and prioritizing priorities (Aulawiyah). \u0000Kata Kunci: Political Ethics, Religion Moderation, 2024 Election, Tafsir al-Qurthubi","PeriodicalId":518111,"journal":{"name":"AL-MURABBI: Jurnal Studi Kependidikan dan Keislaman","volume":"40 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140530987","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Transformasi Nilai Moderasi Beragama Pada Generasi Z di Organisasi IPNU IPPNU Cabang Kencong","authors":"Nur Jannah, Dhevin M.Q Agus Puspita W","doi":"10.53627/jam.v10i2.5485","DOIUrl":"https://doi.org/10.53627/jam.v10i2.5485","url":null,"abstract":"Abstract: Generasi Z kini telah dilenakan dengan dunia maya yang sudah menjadi bagian dari kehidupannya tanpa takut batas sosial. Dengan keunikan kepribadian dan perilakunya, generasi Z perlu dibina agar bernilai positif dan tidak merugikan diri sendiri maupun lingkungannya. Berada di lingkungan yang penuh dengan keberagaman suku, agama, maupun budaya, adalah sebuah tantangan bagi generasi Z untuk menerapkan moderasi beragama. Melalui pendekatan studi kasus, bertujuan memahami transformasi nilai moderasi beragama generasi Z pada generasi Z yang tergabung dalam organisasi IPNU-IPPNU. Berdasarkan analisis data Cresswell yang diolah dari ditemukan upaya pelestarian karakteristik ajaran Nahdlatul Ulama yakni tawasuth, tasamuh, tawazun, I’tidal dan amar makruf nahi munkar serta mengembangkan eksistensi ajarannya agar keberadaan kader-kadernya mampu menjawab problematika masyarakat.Proses tranformasi nilai moderasi beragama pada generasi Z dilingkungan IPNU IPPNU Cabang Kencong berlangsung secara konstruktif melalui beberapa proses, Pertama, melalui Institusi Pendidikan di sekolah, kampus atau pesantren yang merupakan tempat di mana nilai itu bisa dibangun sejak dini. Kedua, kegiatan kepemudaan yang dilakukan untuk mempererat solidarias kebersamaan dalam bingkai perbedaan. Ketiga, Media Sosial karena media sosial menjadi salah satu fokus perhatian anak muda. \u0000Keywords: Beragama, Generasi Z, Moderasi, Transformasi \u0000 \u0000Abstract: Generation Z has now become accustomed to the virtual world which has become a part of their lives without fear of social boundaries. With their unique personalities and behavior, generation Z needs to be nurtured so that they have positive values and do not harm themselves or their environment. Being in an environment full of ethnic, religious and cultural diversity, is a challenge for generation Z to implement religious moderation. Through a case study approach, it aims to understand the transformation of generation Z's religious moderation values in generation Z who are members of the IPNU-IPPNU organization. Based on Cresswell's data analysis, which was processed from efforts to preserve the characteristics of Nahdlatul Ulama's teachings, namely tawasuth, tasamuh, tawazun, I'tidal and amar makruf nahi munkar, as well as developing the existence of its teachings so that its cadres are able to answer society's problems. The process of transforming the value of religious moderation in generations Z in the IPNU IPPNU Kencong Branch environment takes place constructively through several processes, First, through Educational Institutions at schools, campuses or Islamic boarding schools which are places where these values can be built from an early age. Second, youth activities are carried out to strengthen solidarity within the framework of differences. Third, Social Media because social media is one of the focuses of young people's attention. \u0000Keywords: Generation Z, Moderation, Religion, Transformation. \u0000 \u0000 \u0000 ","PeriodicalId":518111,"journal":{"name":"AL-MURABBI: Jurnal Studi Kependidikan dan Keislaman","volume":"15 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140531344","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}