{"title":"Diversitas Teologi Kristen Dalam Pendidikan Kristen","authors":"Misray Tunliu","doi":"10.55076/rerum.v3i1.155","DOIUrl":"https://doi.org/10.55076/rerum.v3i1.155","url":null,"abstract":"The diversity of Christian theology in Christian education is an essential and inseparable element in creating individuals who possess competence in verified knowledge through attitudes, actions, and behaviors; integrity; loyalty; and in cognitive, affectie, and motoric aspects that can be accelerated with the principles of truth enshrined in the Bible. Grounded in the truth written in the Bible, which places God as the sole center of all diversities, everything related to the development of knowledge and education must be realigned with His desired principles and values as creative individuals in all aspects throughout the history of human life. Theological diversity in Christian education determines the quality and quantity of Christian education in all areas, therefore it needs to be harmoniously integrated with Christian principles and values that can have a significant impact on national and societal life. The diversity of Christian theology in Christian education is crucial as a foundational basis in determining the capacity, quantity, and quality of integrated learners in all respects. Tujuan artikel ini adalah untuk memaparkan dan menguraikan tentang pentingnya diversitas teologi dalam Pendidikan Kristen. Metode yang digunakan dalam penulisan jurnal ini adalah metode kualitatif deskriptif normative dengan pendekatakan literature. Pengamatan terhadap data dan berbagai dalil yang akurat terhadap berbagai referensi literatur yang kompatibel menghindarkan pembaca dari berbagai subyektifitas penyimpangan yang menyesatkan dalam memberikan edukasi tentang pentingnya pemahaman terhadap diversitas teologi Kristen dalam pendidikan Kristen yang dianugerahkan Tuhan sebagai Pencetus berbagai ide kreatif dalam sepanjang sejarah peradaban kehidupan manusia. Diversitas Teologi Kristen dalam Pendidikan Kristen adalah hal yang esensial dan tidak terpisahkan dalam menciptakan pribadi-pribadi yang memiliki kompetensi dalam ilmu yang terverifikasi melalui sikap, tindakan dan perilaku; integritas; loyalitas dan dalam aspek kognitif, afeksi dan motoric yang dapat diakselarasi dengan prinsip-prinsip kebenaran yang termaktub dalam Alkitab. Berpijak dari kebenaran yang tertulis dalam Alkitab, yang menempatkan Allah sebagai satu-satunya pusat dari segala diversitas, maka segala sesuatu yang bertalian dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan harus kembali diselaraskan dengan prinsip dan nilai-nilai yang dikehendaki-Nya sebagai pribadi yang kreatif dalam segala hal, dalam sepanjang sejarah kehidupan manusia. DiversitasTeologi dalam Pendidikan Kristen menentukan kualitas dan kuantitas pendidikan Kristen dalam segala lini, karena itu perlu di integralkan secara serasi dengan prinsip dan nilai-nilai kristiani yang dapat memberikan dampak secara signifikan dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat. Diversitas Teologi Kristen dalam pendidikan Kristen sangat diperlukan sebagai dasar pijakan dalam menentukan kapasitas, kuantitas dan kualitas dari peserta didik ","PeriodicalId":498416,"journal":{"name":"RERUM Journal of Biblical Practice","volume":"21 9","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134993747","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Aktualisasi Disiplin Rohani Pada Kepemimpinan Gereja Lewat Model Kepemimpinan J. Oswald Sender","authors":"Susanti Embong Bulan, Juli Santoso","doi":"10.55076/rerum.v2i2.137","DOIUrl":"https://doi.org/10.55076/rerum.v2i2.137","url":null,"abstract":"According To J. Oswald Senders that effective church leadership involves a blend of inner life growth and the use of leadership abilities from the outside. This approach emphasizes the importance of spiritual discipline in the character development of church leaders, which helps them lead the congregation effectively. Prayer, scripture study, communion, and Sabbath giving are identified as the four main areas of spiritual discipline in the Senders leadership paradigm. Church leaders can improve their relationship with God, gain insight into the needs of their community, and build a culture of spiritual growth within their church by prioritizing these behaviors. The purpose of this study that we need a leadership that is able to transform the character of the church, provide strategic changes, as well as those that can increase the potential of the individuals it leads, effectively manage resources and have the desire to be actively involved in the process of fighting discrimination still occurs in many parts. J. Oswald provided the basis for good spiritual leadership in church leadership. The research method used is to examine the leadership model J. Oswald Senders and his application in church leadership in today's context. The result is the leadership model of J. Oswald Sanders applied to spiritual discipline in church leadership, namely establishing personal discipline, demonstrating discipline in how to manage others, and reviewing progress in achieving their goals regularly and adjusting strategies accordingly. Menurut J. Oswald Senders bahwa kepemimpinan gereja yang efektif melibatkan perpaduan antara pertumbuhan kehidupan batin dan penggunaan kemampuan kepemimpinan dari luar. Pendekatan ini menekankan pentingnya disiplin rohani dalam pengembangan karakter pemimpin gereja, yang membantu mereka memimpin jemaat secara efektif. Doa, penelaahan kitab suci, persekutuan, dan sabat memberikan diidentifikasi sebagai empat bidang utama disiplin rohani dalam paradigma kepemimpinan Senders. Pemimpin gereja dapat meningkatkan hubungan mereka dengan Tuhan, mendapatkan wawasan tentang kebutuhan komunitas mereka, dan membangun budaya pertumbuhan rohani di dalam gereja mereka dengan memprioritaskan perilaku ini. Tujuan penelitian ini bahwa kita membutuhkan kepemimpinan yang mampu mentransformasikan karakter gereja, memberikan perubahan-perubahan strategis, sekaligus yang dapat meningkatkan potensi individu-individu yang dipimpinnya, efektif mengelola sumber daya dan memiliki keinginan untuk aktif terlibat dalam proses melawan diskriminasi masih terjadi dalam banyak bagian. J. Oswald memberikan dasar kepemimpinan rohani yang baik dalam kepemimpinan gereja. Metode penelitian yang dipakai adalah meneliti kepemimpinan model J. Oswald Senders dan penerapannya di kepemimpinan gereja dalam konteks sekarang ini. Hasilnya adalah model kepemimpinan J. Oswald Sanders menerapkan pada disiplin rohani dalam kepemimpinan gereja, yaitu membangun disiplin pribadi, menunjuk","PeriodicalId":498416,"journal":{"name":"RERUM Journal of Biblical Practice","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135981556","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Implementasi Bimbingan Konseling Membangun Mental Juara Dalam Pencapaian Prestasi Atlet Karateka Indonesia","authors":"Jerry Thauwrisan","doi":"10.55076/rerum.v2i2.103","DOIUrl":"https://doi.org/10.55076/rerum.v2i2.103","url":null,"abstract":"In 2018, the Indonesian Karate national team (Timnas) experienced a decline in achievement when competing in Yokohama Japan, where the Indonesian Karateka national team (Timnas) did not win a gold medal. In the following year, 2019 in Kinabalu, The Indonesian junior national team also did not win a gold medal at all but only took home three silver medals and nine bronze medals. The problem is that Karate athletes get nervous and become unfocused about the match. This has an impact on athletes who are easily affected by the screams of opposing supporters, are not calm, do not have the spirit of fighting until finally the opponent easily defeats Indonesian athletes. To be able to overcome these problems, the authors make a personal approach to each athlete in the national team in order to observe the athletes using quantitative methods. The approach of this study is counseling guidance used by the author is counseling guidance behavior (behavioral) and achievement motivation theory of McClelland and Herzberg as a complement to the athletes. The result is that the athlete's Feelings change, that is, he does not give up easily in all situations and conditions, always fights, dares to face challenges, is not afraid of losing, and has calmness when fighting with the enemy. The implementation of counseling guidance for these athletes was seen at the 2021 AKF Championship in Almaty, Kazhakstan, Indonesia to end the three-year Golden Fast. The national team included 18 karateka participants, of which two managed to get gold medals, five silver medals and four bronze medals. Pada tahun 2018, Tim Nasional (Timnas) Karate Indonesia mengalami penurunan prestasi saat bertanding di Yokohama Jepang, dimana Tim Nasional (Timnas) Karateka Indonesia tidak meraih medali emas. Di tahun berikutnya, 2019 di Kinabalu, timnas junior Indonesia juga tidak meraih medali emas sama sekali tetapi hanya membawa pulang tiga medali perak dan sembilan medali perunggu. Permasalahannya adalah atlet Karate merasa gugup serta menjadi tidak fokus pada pertandingan. Hal ini berdampak pada atlet mudah terpengaruh dengan suara teriakan suporter lawan, pembawaan diri tidak tenang, tidak memiliki semangat bertarung hingga akhirnya lawan dengan mudah mengalahkan atlet Indonesia. Untuk dapat mengatasi permasalahan tersebut, penulis melakukan pendekatan pribadi terhadap setiap atlet di tim nasional tersebut agar bisa mengobservasi para atlet dengan menggunakan metode kuantitatif. Pendekatan penelitian ini adalah bimbingan konseling yang digunakan oleh penulis adalah bimbingan konseling perilaku (behavioral) dan teori motivasi berprestasi dari McClelland dan Herzberg sebagai pelengkap kepada para atlet. Hasilnya adalah perasaan atlet mengalami perubahan, yaitu tidak mudah menyerah dalam segala situasi dan kondisi, selalu berjuang, berani hadapi tantangan, tidak takut kalah, dan memiliki ketenangan saat bertarung dengan musuh. Implementasi bimbingan konseling bagi para atlet ini terlihat pada ke","PeriodicalId":498416,"journal":{"name":"RERUM Journal of Biblical Practice","volume":"44 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135453154","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}