NeuronaPub Date : 2023-10-19DOI: 10.52386/neurona.v39i4.388
Agnes Annurul Maulidia
{"title":"Gangguan Serebellar pada Pasien Berusia 55 Tahun dengan Multiple System Atrophy","authors":"Agnes Annurul Maulidia","doi":"10.52386/neurona.v39i4.388","DOIUrl":"https://doi.org/10.52386/neurona.v39i4.388","url":null,"abstract":"Multiple system atrophy adalah penyakit neurodegeneratif progresif yang secara klinis ditandai dengan gangguan sistem saraf otonom (urogenital, kardiovaskular atau kombinasinya), parkinsonism yang tidak responsif terhadap levodopa dan ataksia serebellar. MSA diklasifikasikan ke dalam sub tipe Parkinsonism (MSA-P) dan Cerebellar (MSA-C). Menentukan diagnosis yang tepat untuk multiple system atrophy masih menjadi suatu tantangan di praktik klinis sehari-hari karena diperlukan pemeriksaan yang komprehensif. Sedikit jurnal yang membahas tentang diagnosis dan penanganan multiple system atrophy secara menyeluruh. Kasus: Seorang laki-laki berusia 55 tahun datang ke poli saraf dengan keluhan sering terjatuh dengan disertai gejala cerebellar yang khas. Pada pemeriksaan neurologis didapatkan gangguan fungsi serebelum disertai gangguan otonom. Pada pemeriksaan MRI kepala dengan kontras didapatkan gambaran khas suatu multipel system atrophy tipe cerebellar. Kesimpulan: Dibutuhkan diagnosis yang cepat dan penanganan yang memadai secara multidisiplin untuk mencegah perberatan gejala multiple system atrophy.Terapi simptomatik dan suportif sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.","PeriodicalId":493534,"journal":{"name":"Neurona","volume":"41 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135778890","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
NeuronaPub Date : 2023-10-19DOI: 10.52386/neurona.v39i4.408
Mi'rajatul Abdillah, Muhammad Afif Sholehuddin, Noryanto Ikhromi, Antonius Gatot Subroto
{"title":"Keluaran Klinis Pasien Stroke dengan Covid-19 di RSUD Dr. Soedomo Trenggalek pada Tahun 2020 - 2021","authors":"Mi'rajatul Abdillah, Muhammad Afif Sholehuddin, Noryanto Ikhromi, Antonius Gatot Subroto","doi":"10.52386/neurona.v39i4.408","DOIUrl":"https://doi.org/10.52386/neurona.v39i4.408","url":null,"abstract":"Latar Belakang : Di Indonesia, data tentang stroke dengan COVID-19 masih sedikit. Selain gejala infeksi saluran pernapasan, beberapa pasien COVID-19 juga mengalami stroke. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui luaran klinis stroke dengan COVID-19 di Trenggalek, Indonesia, dengan membandingkan lama perawatan, biaya perawatan dan mortalitas dari pasien tersebut
 Metode : Studi ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan membandingkan luaran klinis pasien stroke dengan COVID-19 dan pasien stroke tanpa COVID-19 di RSUD Trenggalek. Variabel bebas yang dipelajari dalam studi ini adalah status infeksi COVID-19 berdasarkan rekam medis. Kelompok studi adalah subjek dengan stroke dan infeksi COVID-19. Kelompok kontrol adalah subjek dengan stoke tanpa infeksi COVID-19. Variabel terikat yang dipelajari dalam studi ini adalah lama rawat inap, biaya perawatan dan angka kematian
 Hasil : Pada penelitian ini didapatkan bahwa rerata usia pasien stroke dengan COVID-19 adalah 65 tahun. Pasien stroke dengan COVID-19 memiliki angka mortalitas yang lebih tinggi daripada pasien stroke tanpa COVID-19 (p<0,001; CI 95%). rerata biaya perawatan pada kelompok pasien stroke dengan COVID-19 secara signifikan lebih tinggi daripada kelompok stroke tanpa COVID-19 (p<0,001; CI 95%). Namun tidak didapatkan perbedaan yang signifikan secara statistik dalam lama perawatan antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi. (p=0,326).
 Kesimpulan : Pasien stroke dengan COVID-19 mempunyai angka mortalitas dan biaya perawatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasien stroke tanpa COVID-19. Usia tua memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terinfeksi tipe COVID-19. Namun tidak ditemukan perbedaan yang signifikan pada lama perawatan
","PeriodicalId":493534,"journal":{"name":"Neurona","volume":"42 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135778886","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}