Iqbal Ali Husni, Hafsarizka Akbari, R. Hidayat, H. Hartoyo, A. Amron
{"title":"STUDY ON DOPPLER EFFECT BASED ON FREQUENCY AND VELOCITY OF SOUND SOURCE IN THE WATERS","authors":"Iqbal Ali Husni, Hafsarizka Akbari, R. Hidayat, H. Hartoyo, A. Amron","doi":"10.22437/jop.v9i3.34573","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/jop.v9i3.34573","url":null,"abstract":"The Doppler effect is an important factor in studying marine resources using hydroacoustic technology. Several factors that influence the Doppler effect in waters are the frequency and velocity of the sound source. This research aimed to study the characteristics of sound received based on the frequency and velocity of the sound source as a representation of the Doppler effect. The research was designed using 5 lines as a variation in frequency (1000 and 5000 Hz) and velocity of sound source. The result showed that the Doppler effect was determined by changes in frequency, but was not significantly measured by changes in sound intensity. The frequency of the sound was increased as the frequency of the sound source increased. The receiver frequency also be higher if the angle between the receiver and the sound source was smaller or if the sound source was further away from the receiver.","PeriodicalId":415382,"journal":{"name":"JOURNAL ONLINE OF PHYSICS","volume":" 12","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141670199","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Linda Handayani, Jesi Pebralia, Iful Amri, Ardiyaningsih Puji Lestari
{"title":"PENGEMBANGAN ALAT UKUR KEMATANGAN KOMPOS BERBASIS ARDUINO ATMEGA328","authors":"Linda Handayani, Jesi Pebralia, Iful Amri, Ardiyaningsih Puji Lestari","doi":"10.22437/jop.v8i2.24331","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/jop.v8i2.24331","url":null,"abstract":"Kematangan kompos mengacu pada tingkat dekomposisi atau penguraian bahan organik dalam kompos. Kematangan kompos dapat dilihat dari parameter kelembaban, pH, dan suhu kompos. Pada penelitian ini dikembangkan alat ukur kematangan kompos berbasis arduino ATMega328 yang dilengkapi dengan sensor yang memungkinkan pengukuran parameter-parameter kritis seperti pH, suhu, dan kelembaban, yang sangat penting untuk menentukan tingkat kematangan kompos. Tahapan penelitian meliputi perencanaan desain perangkat keras, perancangan sistem perangkat lunak, perakitan alat, kalibrasi, dan analisis data. Pengujian dilakukan terhadap alat yaitu uji tingkat presisi. Uji presisi dilakukan dengan cara melakukan percobaan pengukuran parameter kompos secara berulang. Pada tahap kalibrasi, diperoleh persentase tingkat akurasi pengukuran suhu sebesar 97,42%, tingkat akurasi pengukuran pH sebesar 97,7%, dan tingkat akurasi pengukuran kelembaban sebesar 99,5%. Hasil pengujian akurasi alat dari masing-masing tiga parameter yaitu nilai suhu, pH, dan kelembaban, menunjukkan bahwa akurasi rata-rata alat berada pada angka 96,87%. Berdasarkan pengujian alat yang dilakukan terhadap sampel kompos dengan lima kali perulangan diperoleh standar deviasi pengukuran dari unsur C yaitu sebesar 1,56 dan nilai koefisien variasi yaitu sebesar 4,3%, deviasi pengukuran dari unsur N sebesar 0,07 dengan koefisien variasi yaitu sebesar 1,92%, standar deviasi dari unsur K yaitu 0,04 dan nilai koefisien variasi yaitu sebesar 0,81%. Rata-rata hasil pengujian nilai presisi enam parameter pada alat yang dikembangkan yaitu sebesar 91,24%. Berdasarkan nilai tersebut, maka alat yang dikembangkan mempunyai tingkat presisi yang sangat tinggi.","PeriodicalId":415382,"journal":{"name":"JOURNAL ONLINE OF PHYSICS","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115121135","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KARAKTERISASI NATURAL HIDROKSIAPATIT DARI TULANG IKAN LELE (Calarias batracus)","authors":"Rista Mutia Anggraini, Yusri Yusuf","doi":"10.22437/jop.v8i2.24226","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/jop.v8i2.24226","url":null,"abstract":"Biomaterial hidroksiapatit (HAp) telah berhasil didapatkan dari bahan alami yaitu tulang ikan lele (Calarias batracus). Proses ini menggunakan metode heat treatment dengan suhu yang digunakan yakni 1000oC. Karakterisasi sampel HAp dilakukan menggunakan X-Ray Diffractometer (XRD) dan Fourier Transform Infrared (FTIR). Data XRD menunjukkan bahwa karakteristik HAp ditemukan pada HAp dari tulang ikan lele berdasarkan data JCPDS 09-0432. Tidak ada fase baru yang terbentuk pada HAp setelah dilakukan pemanasan. Selain itu tidak terjadi perubahan secara signifikan pada nilai konstanta kisi HAp sebelum dan setelah dipanaskan. HAp setelah pemanasan memiliki kristalinitas lebih tinggi daripada HAp sebelum pemanasan. Hal ini dibuktikan berdasarkan data FWHM dan analisis perhitungan persentase kristalinitas dari data XRD. Sampel tanpa pemanasan memiliki kristalinitas 62% dan setelah pemanasan 97%. Diketahui bahwa sampel tanpa pemanasan adalah HAp dengan fase amorf. Data FTIR menunjukkan bahwa gugus fungsi yang muncul pada kedua sampel juga merupakan karakteristik HAp. Gugus fungsi yang muncul diantaranya adalah OH-, PO43- dan CO32-.","PeriodicalId":415382,"journal":{"name":"JOURNAL ONLINE OF PHYSICS","volume":"185 ","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131433502","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANALISIS PERBANDINGAN VARIASI FILTER PADA DETEKSI TEPI MENGGUNAKAN METODE CANNY TERHADAP CITRA CT-SCAN KANKER PARU-PARU","authors":"Yoza Fendriani, Regita Kharisma, Mardian Peslinof","doi":"10.22437/jop.v8i2.24451","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/jop.v8i2.24451","url":null,"abstract":"Telah dilakukan penelitian deteksi tepi citra CT-Scan kanker paru-paru metode Canny menggunakan beberapa filter yaitu mean, median, dan Gaussian filter. Deteksi tepi ini bertujuan untuk mengetahui batasan dari kanker serta mengetahui filter terbaik dalam deteksi tepi metode Canny berdasarkan nilai Mean Square Error (MSE) dan Peak Signal Noise to Ratio (PSNR). Berdasarkan beberapa penelitian metode Canny adalah metode yang sangat baik dalam deteksi tepi citra karena menghasilkan bentuk tepi citra yang terlihat jelas, tetapi namun kualitas citra masih kurang baik karena banyaknya noise. Noise adalah citra atau pixel yang mengganggu kualitas citra maka dilakukan proses smooting dengan menggunakan filter. Terdapat enam citra pasien kanker paru-paru yang diuji dengan tahapan pendeteksian tepi pada metode Canny tanpa filter dan menggunakan filter. Dari hasil penelitian, filter median mendapatkan hasil yang lebih baik dari filter mean dan Gaussian. Berdasarkan nilai MSE dan PSNR filter median memiliki nilai yang lebih baik dari yang lainnya. Nilai MSE dari filter median yaitu 47 dan nilai PSNR filter median yaitu 31dB.","PeriodicalId":415382,"journal":{"name":"JOURNAL ONLINE OF PHYSICS","volume":"416 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134298989","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"LAMANYA PAPARAN MEDAN MAGNET ELF (EXTREMELY LOW FREQUENCY) 500 µT TERHADAP pH PADA PROSES FERMENTASI BEKSAM IKAN NILA","authors":"Balina Ashari, Jumingin Jumingin, Atina Atina","doi":"10.22437/jop.v8i2.20413","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/jop.v8i2.20413","url":null,"abstract":"Penelitian dilakukan pada Mei 2022, dengan tujuan uuntuk menganalisis pengaruh waktu paparan medan magnet Extremely Low Frequency (ELF) 500 µT terhadap pH pada fermentasi bekasam ikan nila. Metode penelitian yang dilakukan adalah Eksperimen Laboratorium. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 10 sampel baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen dengan waktu paparan 15 menit, 30 menit, 45 menit, dan 60 menit. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji F berbantuan aplikasi SPSS22. Hasil menunjukkan nilai pH pada kelompok kontrol sebesar 4,3, nilai pH tertinggi pada kelompok eksperimen terdapat pada waktu paparan medan magnet 15 menit sebanyak 7 sampel dan 30 menit sebanyak 3 sampel sebesar 4,2, sedangkan nilai pH terendah terdapat waktu paparan medan magnet 45 menit sebanyak 2 sampel dan 60 menit 7 sampel sebesar 3,9, dimana semakin lama paparan medan magnet ELF maka nilai pH akan mengalami penurunan, semakin kecil nilai pH maka derajat keasaman pada bekasam ikan nila semakin tinggi. Dari analisis uji F yang dilakukan diperoleh bahwa Fhitung=57,600 lebih besar dibandingkan dengan Ftabel=5,1922 dengan nilai signifikansi <0,05, berarti bahwa waktu paparan medan magnet ELF 500 µT berpengaruh nyata terhadap nilai pH bekasam ikan Nila.","PeriodicalId":415382,"journal":{"name":"JOURNAL ONLINE OF PHYSICS","volume":"63 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133845548","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PEMANFAATAN KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI CARBON BLACK TINTA SERBUK","authors":"Adila Fitri Yani Yani, Viviana Lubis, Delovita Ginting, Romi Fadli Syahputra","doi":"10.22437/jop.v8i2.20503","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/jop.v8i2.20503","url":null,"abstract":"Karbon aktif tempurung kelapa berpotensi sebagai biomassa untuk bahan baku carbon black tinta bubuk karena ketersediannya yang berlimpah. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan tinta serbuk (toner) yang berkualitas baik untuk pengaplikasian printer laser. Proses fabrikasi tinta serbuk terdiri atas tahap pencampuran dengan bubuk besi, polimerisasi dan tahap pengaplikasian. Tahap pencampuran dengan fraksi massa arang aktif CBS-1 (60:40), CBS-2 (40:60), CBS-3 (80:20) dengan bubuk besi. Tahap polimerisasi dilakukan dengan pencampuran styrene acrylic dengan serbuk karbon. Pencampuran dilakukan dengan menggunakan hot plate pada suhu 80.5°C kecepatan 300 rpm selama 60 menit. Proses pencucian dengan menggunakan deionisai water dan didiamkan selama 24 jam. Hasil endapan disaring menggunakan kertas saring wattman. Pengeringan dilakukan selama 24 jam agar mendapatkan polimerisasi tinta bubuk yang sempurna. Setelah kering, dilakukan penghalusan tinta serbuk dengan menggunakan mortar. Hasil pengujian kerapatan tinta serbuk didapatkan nilai yang terkecil terdapat pada sampel CBS-4 0,83 gr/cm3 sedangkan yang terbesar terdapat pada sampel CBS-3 0,88 gr/cm3. Hasil pengujian morfologi dengan scanning electron microscopy (SEM) memperlihatkan tinta serbuk yang relatif homogen. Hasil analisis citra didapatkan pada sampel CBS-3 menunjukkan hasil kode warna yang memiliki elemen hitam dan perbandingan tinta serbuk yang paling melekat. Hasil pengujian PSA menunjukkan partikel terkecil 0.115 µm, partikel terbesar 592.387 µm. \u0000 ","PeriodicalId":415382,"journal":{"name":"JOURNAL ONLINE OF PHYSICS","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131043443","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PEMBUATAN PHANTOM RADIOLOGI MENGGUNAKAN CANGKANG KERANG SEBAGAI PENGGANTI BAHAN TULANG","authors":"Ayu Wita Sari, Alpha Olivia Hidayati, Dwi Mahdo Hapiza, Achmad Ridwan","doi":"10.22437/jop.v8i2.22303","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/jop.v8i2.22303","url":null,"abstract":"Phantom telah diterapkan secara luas dalam pencitraan medis terutama dalam bidang radiologi untuk penilaian kualitas gambar secara kuantitatif dan kualitatif. Harga phantom yang di pasaran masih sangat mahal dan sulit diperoleh, karena masih jarang yang membuatnya. Sementara pada pendidikan radiologi sangat memerlukan phantom untuk model pembelajaran praktikum menggunakan sinar-X sehingga dapat mengurangi terjadinya paparan radiasi yang berlebih pada mahasiswa dan praktisi. Berdasarkan studi literatur bahwa cangkang kerang memiliki kandungan kalsium karbonat yang merupakan kandungan utama pada tulang. Bekatul merupakan lapisan sebelah dalam dari butiran padi termasuk sebagian kecil endosperm berpati dan kaya akan kandungan mineral yang dibutuhkan oleh tulang, sehingga dua komponen bahan tersebut akan digunakan dalam pembuatan bahan tulang pada phantom radiologi. Komposisi bahan phantom yang dibuat harus dilakukan eksperimen untuk mendapatkan densitas optik yang optimal. Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan komposisi penggunaan cangkang kerang dan bekatul pada bahan pembuatan tulang phantom dan mengetahui nilai densitas optik yang mendekati tulang asli. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan menggunakan perbandingan komposisi bahan dan pengukuran densitas optik radiograf bahan menggunakan aplikasi imageJ. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini berdasarkan pengukuran nilai densitas optik sampel yang mendekati tulang asli adalah 1 pada sampel varian 3 dengan perbandingan 2:1 komposisi cangkang kerang dan bekatul.","PeriodicalId":415382,"journal":{"name":"JOURNAL ONLINE OF PHYSICS","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125324026","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENENTUAN PENYEBARAN FLUIDA PANAS MENGGUNAKAN METODE SELF POTENTIAL DI DESA ALUE CANANG KABUPATEN ACEH TIMUR","authors":"Riska Fasya, Fajriani Fajriani","doi":"10.22437/jop.v8i2.20393","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/jop.v8i2.20393","url":null,"abstract":"Telah dilakukan penelitian penyebaran fluida panas di Desa Alue Canang Kabupaten Aceh Timur menggunakan metode Self-Potential. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan teknik fixed base. Titik pengukuran data sebanyak 277 titik dari 21 lintasan. Data potensial listrik yang telah terukur dilapangan diolah menggunakan software surfer 13 sehingga dihasilkan peta kontur isopotensial. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa nilai SP berkisar antara -8,9 s/d 27,3 mV. Arah aliran fluida berdasarkan peta kontur arah gradien potensial listrik yang bergerak di bawah permukaan tanah mengalir dari arah timur terakumulasi di bagian barat laut. Hasil pengukuran seluruh pH tanah di area penelitian memiliki rentang nilai 4,0 - 6,5. Daerah ini dikategorikan mempunyai pH tanah yang bersifat masam. Konduktivitas listrik tanah yang tinggi diikuti dengan kenaikan nilai pH tanah. Semakin tinggi nilai SP maka tinggi juga nilai pH tanah.","PeriodicalId":415382,"journal":{"name":"JOURNAL ONLINE OF PHYSICS","volume":"127 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121733057","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANALISIS SIFAT MEKANIK LIST GYPSUM BERBASIS SERAT RAMI","authors":"Irvan Wahyubil Rizki, Adhea Yunita Sari, Utiya Hikmah","doi":"10.22437/jop.v8i2.20613","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/jop.v8i2.20613","url":null,"abstract":"Telah dilakukan penelitian pembuatan komposit list gypsum dengan serat rami sebagai filler. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat uji mekanik dari list gypsum dengan filler berupa serat rami, dengan variasi komposisi campuran serat rami dan list gypsum yaitu A= 0%:100%, B= 2%: 98%, C= 4%:96%, dan D= 6%:94%, dengan nilai FAS (Faktor Air Semen) 0,5. Proses pembuatan sampel list gypsum menggunakan cetakan standar UTM dengan waktu pengeringan selama 5 hari. Sampel yang telah jadi selanjutnya dilakukan uji menggunakan UTM (Universal Tensile Machine) untuk mengetahui kuat patah dan regangan pada sampel. Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa list gypsum berbahan serat rami memiliki nilai kuat patah sebesar 12.720 - 28.160 kgf/cm2. Nilai kuat patah yang diperoleh ini tidak kurang dari minimal nilai standar mutu papan serat pada SNI 01-4449-2006 yaitu sebesar 20.0 kgf/cm2. Untuk mengetahui perubahan panjang pada sampel saat diberi gaya tarik, telah dilakukan analisis regangan yang terjadi pada sampel dan diketahui bahwa list gypsum berbahan serat rami memiliki nilai regangan sebesar 0.558 mm - 1.175 mm.","PeriodicalId":415382,"journal":{"name":"JOURNAL ONLINE OF PHYSICS","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114779758","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"MANIFESTASI PANAS BUMI SERTA REKOMENDASI PEMANFAATANNYA DI DESA KOTO SANI DAN SEKITARNYA, KECAMATAN X KOTO SINGKARAK, KABUPATEN SOLOK, PROVINSI SUMATRA BARAT","authors":"B. Adhitya, Yunior Ryandri Putra, Arsyad Ar","doi":"10.22437/jop.v8i2.22184","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/jop.v8i2.22184","url":null,"abstract":"The volcanic arc or volcanic arc that extends along the western side of Sumatra Island. Koto Sani Village, Kec. X Koto Singkarak, Solok Regency, West Sumatra Province is one of the areas on Sumatra Island that has geothermal potential. In terms of the developing tectonic order, namely in the form of a geological structure in the form of the Sumani segment of the Sumatra Fault which moves in a strike slip to the right or dextral. This geological structure is one of the main components forming the geothermal system apart from the heat source, reservoir rock, stratigraphic characteristics and the cap layer. This study aims to determine the geological setting, any geothermal manifestations found in the study area and estimate the temperature below the surface for recommendations for its use. The research method used was the interpretation of satellite imagery on the 1:25,000 scale of the Indonesian Rupa Bumi map (RBI), surface geological mapping, measurement of the physical characteristics of geothermal fluids, geochemical analysis of geothermal fluids (anion-cation) and then plotting Giggenbach's triangle diagram (1991). and geothermal geothermal calculations, as well as analysis of 18O and 2H isotopes. The research area generally forms a landscape of elongated hills with quite steep valleys as a result of tectonic activity in the form of geological structures as migration routes of hot fluids from the reservoir to the surface. This is reinforced by the results of the interpretation of river flow patterns, namely meandering or sub-dendritic and elongated or called parallel as an indication of disturbance from faults or faults. Geothermal manifestations found are hot springs, sintered silica and hydrothermal alteration rocks. The estimated temperature below the surface is 407.64°C with a high temperature category and is recommended for direct use, such as the tourism and fisheries sector, as well as indirect use, such as geothermal energy power plants.","PeriodicalId":415382,"journal":{"name":"JOURNAL ONLINE OF PHYSICS","volume":"79 5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128110450","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}