{"title":"MOTIVASI DAN HARAPAN MAHASISWA DIFABLE TERHADAP PENDIDIKAN INKLUSI DI UIN SUNAN KALIJAGA","authors":"Muryanti Muryanti","doi":"10.31227/osf.io/ztru9","DOIUrl":"https://doi.org/10.31227/osf.io/ztru9","url":null,"abstract":"Pendidikan inklusi memberikan harapan bagi kelompok difable untuk mendapatkan pendidikan yang sama dengan warga negara lain. Dengan bekal pendidikan tersebut diharapkan mereka mendapatkan kesempatan yang sama dalam memperoleh pekerjaan demi kesejahteraan untuk kelangsungan hidupnya. Tulisan ini hendak mengkaji bagaimana motivasi dan harapan yang dimiliki oleh para difable terhadap pendidikan inklusi yang diselenggarakan oleh UIN Sunan Kalijaga. Metode penelitian kualitatif dengan penggalian data primer melalui observasi dan wawancara mendalam terhadap mahasiswa difable. Data sekunder diperoleh dari beberapa dokumen yang dimiliki oleh PLD UIN dalam proses penyelenggaraan pendidikan inklusi tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi difabel, mayoritas sama dengan mahasiswa lain untuk mendapatkan pendidikan dan mencapai cita-cita sama dengan mahasiswa normal. Proses pembelajaran di UIN belum sesuai dengan keinginan mereka karena banyak kekurangan dari sarana dan prasarana, pendamping mahasiswa difabel dan dosen yang kurang memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk mendidik kelompok difabel. Kata Kunci: Pendidikan inklusi, mahasiswa difable, motivasi dan harapan. Inclusion education gives an expectation to group of disabled people to get an equal education as the non-disabled people do. With this education, it is expected that they get the same opportunity to get jobs in order to become more prosper. This writing investigates how the motivation and the expectation of disabled people towards inclusion education which is held by UIN Sunan Kalijaga. The method used is qualitative and the primary data is obtained through observation and interview with disabled students. The secondary data is obtained from some documents owned by PLD UIN which is used to run this inclusion education. The result of investigation shows that most of disabled students have the same motivation as the non-disabled students to get education and pursue their dream. The learning process in UIN itself has not met their expectation because the lack of facilities and assistant, and lecturer who have not possessed proper skills and knowledge to teach disabled students. Keywords: Inclusion education, disabled students, motivation and expectation.","PeriodicalId":391037,"journal":{"name":"Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi","volume":"48 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116872938","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"IMPLIKASI POLA ASUH KAKEK-NENEK TERHADAP SIFAT DAN PRESTASI","authors":"Sinto Arini","doi":"10.21831/dimensia.v7i1.21057","DOIUrl":"https://doi.org/10.21831/dimensia.v7i1.21057","url":null,"abstract":"Pengasuhan anak yang dilakukan oleh kakek dan nenek semakin banyak terjadi di masyarakat, sehingga muncul beberapa masalah dalam proses pengasuhan tersebut. Artikel ini ingin melengkapi penelitian-penelitian sebelumnya dengan melihat adanya masalah jarak antar generasi kakek-nenek dengan cucunya. Fokus yang diambil adalah pola asuh kakek-nenek yang dipengaruhi jarak antar generasi sehingga berdampak pada sifat dan prestasi anak. Analisa dilakukan dengan menggunakan perspektif struktural fungsional.Menggunakan metode kualitatif hasil temuan menunjukkan bahwa masalah jarak antar generasi menghasilkan dua kecenderungan pola asuh yang diterapkan kakek-nenek, yaitu pola asuh permisif dan pola asuh di antara permisif dengan otoriter. Dua pola asuh tersebut cenderung berdampak negatif pada sifat anak, yaitu suka berbohong dan pemalas. Namun ada perbedaan pada kemandirian anak, dimana pola asuh otoriter menghasilkan anak yang mandiri sedangkan pola asuh permisif sebaliknya. Selain itu, kedua pola asuh kakek-nenek berdampak negatif bagi prestasi anak di sekolah.Kata kunci: pola asuh, pengasuhan kakek-nenek, jarak antar generasi, sifat anak, prestasi anak","PeriodicalId":391037,"journal":{"name":"Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130410963","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KEKERASAN DALAM HUBUNGAN PACARAN DI KALANGAN MAHASISWA : STUDI REFLEKSI PENGALAMAN PEREMPUAN","authors":"I. P. Sari","doi":"10.21831/dimensia.v7i1.21055","DOIUrl":"https://doi.org/10.21831/dimensia.v7i1.21055","url":null,"abstract":"Artikel ini berfokus mengenai kekerasan dalam pacaran di kalangan mahasiswa. Kekerasan pada masa pacaran menarik diungkap, karena mengalami peningkatan setiap tahunnya. Korban kekerasan dalam pacaran cenderung perempuan. Akar permasalahannya, terdapat ketimpangan dalam relasi gender. Pertanyaan utama artikel ini adalah bagaimana proses terjadinya kekerasan dalam hubungan pacaran di kalangan mahasiswa? Serta bagaimana perempuan korban tetap mempertahankan hubungan tersebut? Padahal perempuan tersebut masih memiliki pilihan untuk putus. Berbeda halnya dengan perempuan yang terikat perkawinan. Temuan kualitatif, menunjukan alasan perempuan korban kekerasan dalam pacaran mempertahankan hubungannya tidak hanya dipengaruhi oleh faktor psikologis tetapi juga non-psikologis, termasuk faktor sosiologis, khususnya terkait cost dan benefit dalam relasi pacaran. Perempuan korban cenderung menjadi makhluk irasional dengan mempertahankan relasi pacarannya dengan pertimbangan keuntungan berupa terhindar dari social bullying melalui prestige dari status pacaran, dan terpenuhinya kebutuhan afeksi. Meskipun, harus mengorbankan waktu dan terjebak dalam hubungan kekerasan.Kata Kunci : Kekerasan Dalam Pacaran (KDP), gender relation, Perempuan korban KDP ","PeriodicalId":391037,"journal":{"name":"Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133835259","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}