Habibulah Ahmad Al Gifari, Priyo Susatyo, Atang Atang, S. Sugiharto
{"title":"KUALITAS SPERMATOZOA DAN STRUKTUR HISTOLOGIS GONAD JANTAN TIGA SPESIES IKAN FAMILI CYPRINIDAE DI SUNGAI BANJARAN","authors":"Habibulah Ahmad Al Gifari, Priyo Susatyo, Atang Atang, S. Sugiharto","doi":"10.20884/1.bioe.2023.5.1.5203","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.bioe.2023.5.1.5203","url":null,"abstract":"Para peneliti perikanan mengungkapkan bahwa banyak jenis ikan asli perairan liar terancam punah akibat penangkapan yang tidak terkendali hal dapat mengancam keberadaan mereka di alam salah satunya di Sungai Banjaran. Tujuan penelitian ini yaitu: mengetahui kualitas spermatozoa ikan, mengetahui Indeks kematangan gonad (IKG), mengetahui Tingkat Kematangan Gonad (TKG), dan mengetahui gambaran histologis gonad jantan agar didapati data untuk kepentingan konservasi. Penelitian dilakukan dengan metode survei, sampel diambil dengan teknik purposive random sampling. Hasil penelitian selama periode Maret-Mei menunjukkan kualitas spermatozoa Ikan Nilem yang terbaik adalah pada bulan Mei yakni memiliki volume milt 0,21 ml, konsentrasi spermatozoa 2,3454 x109 sel/ml, Motilitas 3, dan viabilitas 82,55%. Pada Ikan Brek jumlah volume milt yang tertinggi terdapat pada bulan Mei yakni 0,25 ml, konsentrasi spermatozoa tertinggi terdapat pada bulan April 34,465 x109 sel/ml, dengan viabilitas 88,62%, dan motilitas 2,9. Kualitas sperma Ikan Lunjar terbaik dijumpai pada bulan Mei yakni memiliki volume milt 0,02 ml, konsentrasi spermatozoa 22,435 x109 sel/ml, viabilitas 80%, dan motilitas 3. Semua sampel sperma berwarna putih dengan pH 7-8. Berdasarkan TKG dan IKG dapat diketahui bahwa Ikan Nilem banyak ditemukan memijah pada bulan April dan Mei, Ikan Brek dan Lunjar banyak ditemukan memijah pada tiap bulannya. Struktur histologis gonad jantan pada Ikan Nilem, Brek dan Lunjar memiliki komposisi yang sama, pada ikan yang belum matang gonad komposisi sel spermatogenik yang teramati lebih di-dominasi oleh spermatosit, spermatid, dan spermatogonium, pada ikan yang matang gonad di-dominasi oleh sel spermatozoa dan spermatid, sedangkan pada ikan pasca memijah lebih banyak dijumpai spermatozoa dan spermatogonium.","PeriodicalId":345410,"journal":{"name":"BioEksakta : Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114070589","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Keanekaragaman Aglaonema di Kecamatan Temanggung, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah","authors":"Felia Rima Alifia, S. Sukarsa, W. Herawati","doi":"10.20884/1.bioe.2023.5.1.4734","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.bioe.2023.5.1.4734","url":null,"abstract":"Tanaman Aglaonema atau yang sering disebut sri rejeki merupakan salah satu jenis tanaman hias. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman dan hubungan kemiripan Aglaonema berdasarkan karakter morfologi. Penelitian ini menggunakan metode survei dan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Variabelnya adalah karakter morfologi batang dan daun, parameter yang diukur meliputi, panjang batang, diameter batang, panjang helaian daun, lebar helaian daun, panjang pelepah daun, dan diameter tangkai daun, sedangkan parameter yang diamati meliputi, warna batang, jumlah batang dalam satu rumpun, bentuk batang, permukaan batang, jumlah helaian daun per rumpun, warna helaian daun, warna corak daun, bentuk helaian daun, tepi helaian daun, warna pelepah daun, tulang daun, warna urat daun, ujung daun, pangkal daun, warna tangkai daun, jumlah tangkai daun per rumpun. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan untuk mengetahui hubungan kemiripan, data dianalisis dengan metode UPGMA (Unweighted Pair Group Method Arithmatic Mean) menggunakan software MEGA 6.0. Aglaonema yang ditemukan setelah diidentifikasi terdapat 14 varian, yaitu 2 Aglaonema spesies, meliputi Aglaonema costatum var. albovariegatum (Snow White) dan Aglaonema modestum ‘Red Evergreen’, serta 12 Aglaonema hibrid, meliputi Aglaonema ‘Butterfly’, Aglaonema ‘Donna Carmen’, Aglaonema ‘Esmeralda’, Aglaonema ‘Happiness’, Aglaonema ‘Lady Valentine’, Aglaonema ‘Luilaiwan’, Aglaonema ‘Red Kochin’, Aglaonema ‘Ruay Ummata’, Aglaonema ‘Ruby Soft’, Aglaonema ‘Siam Aurora’ , Aglaonema ‘Srikandi’, dan Aglaonema ‘Venus’. Hubungan kemiripan dari jenis Aglaonema yang ditemukan paling dekat dengan indeks dissimilaritas 0,045, terdapat pada Aglaonema modestum ‘Red Evergreen’ dengan Aglaonema ‘Luilaiwan’, serta Aglaonema ‘Luilaiwan’ dengan Aglaonema ‘Siam Aurora’. Sedangkan hubungan kemiripan terjauh jauh dengan indeks dissimilaritas 0,455 antara Aglaonema ‘Butterfly’ dan Aglaonema ‘Esmeralda’.","PeriodicalId":345410,"journal":{"name":"BioEksakta : Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128965197","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jauza Ulya Zahra, Nuniek Ina Ratnaningtyas, Hernayanti Hernayanti
{"title":"Potensi Ekstrak Etanol Coprinus comatus Terhadap Kadar SGOT dan SGPT Pada Tikus Putih Model Diabetes","authors":"Jauza Ulya Zahra, Nuniek Ina Ratnaningtyas, Hernayanti Hernayanti","doi":"10.20884/1.bioe.2023.5.1.4739","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.bioe.2023.5.1.4739","url":null,"abstract":"Jamur Coprinus comatus merupakan salah satu jamur yang dapat berkhasiat sebagai obat. Tubuh buah jamur C. comatus mengandung antioksidan seperti flavonoid, total fenol, tokoferol dan polisakarida, serta beberapa senyawa aktif yang berpotensi sebagai antioksidan, imunomodulator, antikanker, antitumor, hipolipidemik dan hipoglikemik. Flavonoid sebagai antioksidan dapat menangkal radikal bebas dengan cara mendonorkan H+ dan menghentikan peroksidasi lipid, sehingga dapat menurunkan kadar Serum Glutamat Oksaloasetat Transaminase (SGOT) dan Serum Glutamat Piruvat Transaminase (SGPT) dalam darah. Hal ini terjadi karena peningkatan produksi radikal bebas seperti reactive oxygen species (ROS) yang dipicu oleh kondisi hiperglikemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol C. comatus terhadap kadar SGOT dan SGPT darah tikus putih model diabetes serta mengetahui konsentrasi dosis ekstrak etanol C. comatus yang efektif terhadap kadar SGOT dan SGPT darah tikus putih model diabetes. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 6 perlakuan, yaitu Kontrol Positif (K+), Kontrol Negatif (K-), Kontrol Pembanding (KP), Perlakuan 1 (P1), Perlakuan 2 (P2) dan Perlakuan 3 (P3). Penelitian ini menggunakan tikus putih (Ratus norvegicus) jantan berumur 2-3 bulan dengan berat badan 200 gram. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Analysis of Varians (ANOVA) dengan tingkat kesalahan 5%, apabila perlakuan berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok perlakuan yang diberi ekstrak etanol C. comatus menunjukkan kadar SGOT dan SGPT yang lebih rendah dibandingkan dengan tikus kontrol negatif. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ekstrak etanol C. comatus efektif dalam mengobati diabetes melitus. Ekstrak etanol C. comatus dosis 500 mg/kg BB diketahui merupakan dosis yang paling efektif diantara ketiga dosis perlakuan untuk menurunkan kadar SGOT dan SGPT. \u0000Kata Kunci: Coprinus comatus, diabetes melitus, SGOT, SGPT, tikus.","PeriodicalId":345410,"journal":{"name":"BioEksakta : Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128805446","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Deyana Rose Shinta, Slamet Santoso, E. Proklamasiningsih, A. Widyastuti
{"title":"Fitoremediasi Logam Berat Seng (Zn) Dari Limbah Cair Tekstil Menggunakan Kayu Apu (Pistia stratiotes)","authors":"Deyana Rose Shinta, Slamet Santoso, E. Proklamasiningsih, A. Widyastuti","doi":"10.20884/1.bioe.2023.5.1.4722","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.bioe.2023.5.1.4722","url":null,"abstract":"Industri tekstil merupakan salah satu industri yang berkembang pesat dan memegang peranan yang cukup penting. Seiring dengan berkembangnya industri tekstil, maka akan dihasilkan pula limbah yang melimpah. Limbah tekstil mengandung sumber pencemar yang sulit terdegradasi secara alami, yaitu bahan anorganik seperti logam Zn, Cu, Pb, Cd, dan Cr yang berbahaya bagi organisme perairan. Oleh karena itu untuk mengurangi dampak negatif dari logam berat perlu dilakukan metode pengolahan limbah, misalnya fitoremediasi. Salah satu tanaman yang dapat digunakan adalah kayu apu (Pistia stratiotes). \u0000Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh persen luas penutupan, lama waktu pemaparan, dan interaksi keduanya dalam meningkatkan jumlah helai daun dan bobot basah tanaman, serta untuk menentukan persen luas penutupan, lama waktu pemaparan, dan interaksi keduanya yang terbaik dalam meningkatkan jumlah helai daun dan bobot basah tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persen luas penutupan dan waktu pemaparan mampu meningkatkan jumlah helai daun dan bobot basah tanaman, namun interaksi keduanya hanya mampu meningkatkan jumlah helai daun. Persen luas penutupan 100% merupakan yang terbaik dalam meningkatkan jumlah helai daun dan bobot basah tanaman. Waktu pemaparan 9 hari merupakan yang terbaik dalam meningkatkan jumlah helai daun dan bobot basah tanaman Interaksi penutupan 75% dengan waktu pemaparan 9 hari merupakan yang terbaik dalam meningkatkan jumlah helai daun.","PeriodicalId":345410,"journal":{"name":"BioEksakta : Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed","volume":"42 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126554655","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pratiwi Kusuma Kurniawati, D. Ryandini, Hernayanti Hernayanti
{"title":"Determination of Streptomyces sp. SAE4034 Antioxidant and Antibacterial Compound and Its Inhibitory Mechanism on Staphylococcus aureus","authors":"Pratiwi Kusuma Kurniawati, D. Ryandini, Hernayanti Hernayanti","doi":"10.20884/1.bioe.2022.4.3.4593","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.bioe.2022.4.3.4593","url":null,"abstract":"The genus Streptomyces is known as producers of bioactive compounds that have antibacterial and antioxidant properties. Streptomyces sp. SAE4034 was known to produce antibacterial compounds that can inhibit and kill pathogenic bacteria, including Staphylococcus aureus, but the group of antibacterial compounds and their inhibitory mechanisms were not yet known. The ability of Streptomyces sp. SAE4034 in producing antioxidants is unknown yet. This research aimed to determine the classification of antibacterial compounds produced by Streptomyces sp. SAE4034, to know the ability of Streptomyces sp. SAE4034 in producing antioxidant compounds, and to observe the inhibitory mechanisms of antibacterial compounds produced by Streptomyces sp. SAE4034 against S. aureus using cell leakage method. The results of this research show that Streptomyces sp. SAE4034 produce compounds in the group of alkaloid, terpenoid, flavonoid, polyphenol. Compound with Rf values 0,40 and 0,47 which includes into polyphenol and 0,72 which includes into alkaloid group has the ability to inhibit the growth of S. aureus. Streptomyces sp. SAE4034 has a very strong antioxidant activity that can scavenge DPPH free radical with IC50 value of 32,14 ppm and has an antioxidant enzyme activity that is superoxide dismutase amount of 63,10 U/mL The inhibitory mechanism of Streptomyces sp. SAE4034 extract is through inhibition of protein membrane synthesis by the release of nucleic acid and protein material in S. aureus cells and the highest cell leakage was at 2 MIC doses.","PeriodicalId":345410,"journal":{"name":"BioEksakta : Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed","volume":"176 2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133984198","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Rosa Amalia Wahdani, Murni Dwiati, Kamsinah Kamsinah
{"title":"Aplikasi NAA pada Propagasi Kantong Semar Nepenthes adrianii Batoro, Wartono & Jebb","authors":"Rosa Amalia Wahdani, Murni Dwiati, Kamsinah Kamsinah","doi":"10.20884/1.bioe.2022.4.3.5481","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.bioe.2022.4.3.5481","url":null,"abstract":"Nepenthes adrianii is an endemic species of Mount Slamet. The existence of this species has begun to be threatened. This situation encourages efforts to conserve N. adrianii, which is through propagation using stem cuttings of N. adrianii. In order for the propagation of stem cuttings to grow properly, it is necessary to add growth hormone (ZPT) from the auxin group such as NAA (Napthalene Acetic Acid). This research has been conducted to study the effect of NAA and its effective consentration for the growth of N. adrianiistem cuttings. This research was conducted using experimental methods. The experimental design used was a Randomized Completely Block Design (RCBD). The block in this study is total leaves per cuttings. Block 1 is the leafless cuttings, block 2 is cuttings with one leaf, block 3 is cuttings with two leaves, and block 4 is cuttings with three leaves. The NAA concentrations in this study are 0, 5, 10, 15, 20, and 25 ppm. There are a total of 24 experimental units. The variable observed was the growth of N. adrianii stem cuttings. Parameters observed in this study are days taken for sprouting, number of shoots, number of leaves, leaf length, and leaf width. The results were analyzed using Variety Analysis and then analyzed with Tukey's test at the test level of 0.05 at the time of significant treatment. The results showed that the application of NAA did not affect the growth of the stem cuttings of N. adrianii. The best concentration of NAA could not be determined because there was no effect of NAA on the growth of N. adrianii stem cuttings.","PeriodicalId":345410,"journal":{"name":"BioEksakta : Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126378088","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Keanekaragaman Morfologis Sukun [Artocarpus altilis (Park.) Fosberg. var. non-seminiferus] Di Daerah Banyumas","authors":"Risna Rizkyana, Sukarsa Unsoed, Pudji Widodo, Dian Palupi","doi":"10.20884/1.bioe.2022.4.3.4731","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.bioe.2022.4.3.4731","url":null,"abstract":"Breadfruit [Artocarpus altilis (Park.) Fosberg] is a plant that have different morphological variations in each region. The Banyumas area is an area that is very suitable for the growth of breadfruit. This study was aimed to determine the diversity of breadfruit plants based on their morphological characteristics. This research was conducted using a survey method, then the data were analyzed descriptively. The research variable was the morphological characteristics of the breadfruit plant, the parameters were the morphological of the canopy, buttress roots, stems, leaves, flowers, and fruits. The results showed that the morphological variations of breadfruit were found in the shape of the canopy varies, namely broad pyramid, pyramid, ovoid, round, and irregular, some have buttress roots and none, fruit shape varies, namely round and oval. Leaf blade length varies between 26-56 cm, leaf blade width varies between 20-45 cm, leaf stalk length varies between 3-6 cm, leaf shape is ovoid, upper leaf surface is smooth, lower leaf surface is rough, leaf edge incised, the tip of the leaf is tapered, the base of the leaf is wedged, the color of the leaf is dark green. Male flower length varies between 9-17 cm, male flower color varies, namely light green and brownish, male flower shape resembles a club, female flower diameter varies between 5-6 cm, female flower shape is round, female flower color is light green. Fruit weight varies between 450-1250 g, fruit diameter varies between 9-18 cm, fruit skin color is green, flesh color is white to yellowish white, flesh texture is smooth, fruit skin pattern is polygonal, and seeds are round, black.","PeriodicalId":345410,"journal":{"name":"BioEksakta : Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130809294","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Fitra Dwi Nur Haliza, Diana Retna Rahayu, Moh. Husein Sastranegara
{"title":"STRUKTUR KOMUNITAS PLANKTON PADA WAKTU YANG BERBEDA DI TELAGA KUMPE BANYUMAS","authors":"Fitra Dwi Nur Haliza, Diana Retna Rahayu, Moh. Husein Sastranegara","doi":"10.20884/1.bioe.2022.4.3.4579","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.bioe.2022.4.3.4579","url":null,"abstract":"Plankton merupakan komponen utama rantai makanan di ekosistem perairan. Fitoplankton banyak ditemukan di permukaan perairan pada siang hari, sedangkan zooplankton banyak ditemukan di permukaan perairan pada malam hari. Plankton berperan penting sebagai bioindikator untuk mengetahui kesuburan dan perubahan kondisi lingkungan perairan. Perubahan kondisi lingkungan perairan akan berdampak pada penurunan kelimpahan, keanekaragaman dan distribusi plankton. Keberadaan plankton juga dipengaruhi oleh faktor fisika-kimia perairan. Plankton memiliki toleransi yang berbeda-beda terhadap faktor fisika-kimia perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan, keanekaragaman, keseragaman dan dominansi plankton pada malam dan siang hari di Telaga Kumpe serta mengetahui perbandingan kelimpahan plankton pada malam dan siang hari di Telaga Kumpe. Penelitian dilaksanakan pada tiga titik lokasi sampling yaitu Inlet, Tengah dan Outlet. Parameter utama yang diukur meliputi jumlah individu dan spesies plankton, sedangkan parameter pendukungnya meliputi faktor fisika-kimia perairan yaitu suhu air, intensitas cahaya, kedalaman, pH dan kadar TDS. Hasil penelitian pada malam dan siang hari menunjukkan bahwa kelimpahan fitoplankton tertinggi adalah Microcystis aeruginosa dan Mougeotia viridis, sedangkan zooplankton tertinggi adalah Diaptomus siciloides dan Cyclops vicinus. Keanekaragaman fitoplankton dan zooplankton pada malam hari termasuk kategori sedang, sedangkan pada siang hari termasuk kategori rendah sampai sedang. Keseragaman fitoplankton dan zooplankton pada malam dan siang hari termasuk kategori rendah sampai tinggi. Dominansi fitoplankton dan zooplankton pada malam hari termasuk kategori ada spesies yang mendominansi, sedangkan pada siang hari termasuk kategori tidak ada spesies yang mendominansi sampai ada spesies yang mendominansi. Spesies yang mendominansi adalah Microcystis aeruginosa, Mougeotia viridis, Diaptomus siciloides dan Cyclops vicinus. Kelimpahan fitoplankton lebih tinggi pada siang hari dibandingkan pada malam hari, sedangkan kelimpahan zooplankton lebih tinggi pada malam hari dibandingkan pada siang hari.","PeriodicalId":345410,"journal":{"name":"BioEksakta : Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123671497","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Muhammad Faiq Fadhllurohman, E. Proklamasiningsih, N. Sasongko
{"title":"Growth and Polyphenols Content of Kale In Growing Media With Humic Acid Addition","authors":"Muhammad Faiq Fadhllurohman, E. Proklamasiningsih, N. Sasongko","doi":"10.20884/1.bioe.2022.4.2.4750","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.bioe.2022.4.2.4750","url":null,"abstract":"Kale (Brassica oleracea) contains some nutritional values like: vitamin C, pro vitamin A (carotenoids), and some compound belong to polyphenol are flavonoids that benefit to its consumer for the growth and health of the body. Polyphenols are bioactive molecules which play an essential role in plants response to ultraviolet irradiation, and high temperature. Flavonoids comprise the most studied group of polyphenols. This group has a common basic structure consisting of two aromatic rings bound together by three carbon atoms that form an oxygenated heterocycle. In order to support growth and increase it’s productivity, cultivation of Kale supposed to be done in good planting media. The addition of organic subtances like humic acid in planting media has proven to increase plant growth and increase productivity in several plants. The objectives of this research were to know the influence of the influence of humic acid on the growth of plant varieties and polyphenol content and to determine the best concentration of humic acid in increasing growth and polyphenol content. The current research method was carried out experimentally a completely randomize design in a split plot method. The main plot was plant’s varieties in 2 levels: V1: Kale Nero toscana (Brassica oleracea var. palmifolia), V2: Siberian dwarf Kale (Brassica oleracea Var. Sabellica). while the sub plot was the HA concentrations in 4 levels i.e 0 g.kg-1, 4 g.kg-1, 8 g.kg-1, and 12 g.kg-1 of planting medium, The parameters used in this study are fresh and dry weight. These data were obtained by weighing the roots and shoots; root’s length, chlorophyll content, and polyphenol content in kale. The data of polyphenol content was obtained by extracting the plant material following a maceration method then calculated using the Folin ciochalteau spectrophotometric. The data of plant’s growth and polyphenol content obtained was analyzed using (F test) with standard deviation rate of 5% and 1%. The results of the analysis of variance which has a significant different, followed by the least significant difference test (LSD). And for the result is the treatment of humic acid increase the growth and polyphenol content of Kale Nero (B. oleracea var. Palmifolia) and Siberian dwarf kale (B. oleracea Var. Sabellica). ","PeriodicalId":345410,"journal":{"name":"BioEksakta : Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed","volume":"312 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122476538","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Insaaniy Mahdiyatul Haqq, Ratna Stia Dewi, Aris Mumpuni, Arif Rahman Hikam, D. Yulianti
{"title":"Identifikasi dan UJi Potensi Amilolitik Isolat Jamur Pendegradasi Sampah Organik","authors":"Insaaniy Mahdiyatul Haqq, Ratna Stia Dewi, Aris Mumpuni, Arif Rahman Hikam, D. Yulianti","doi":"10.20884/1.bioe.2022.4.1.4748","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.bioe.2022.4.1.4748","url":null,"abstract":"Sampah organik merupakan sampah yang tersusun dari senyawa organik. Penumpukan sampah organik cukup menjadi masalah serius. Jamur memiliki peran penting untuk mendegradasi sampah organik dalam proses pengomposan. Biodegradasi sampah organik berkaitan erat dengan kemampuan jamur dalam menghidrolisis senyawa amilum. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui isolat jamur pendegradasi amilum yang diperoleh dari sampah organik dan mengetahui potensi amilolitik dari isolat jamur tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei dan eksperimental . Sampel sampah dapur yang terdiri atas sisa makanan dan bahan organik lainnya diambil dari rumah penduduk yang terletak di Kelurahan Bancarkembar, Bobosan, Grendeng, Karangwangkal, Pabuaran, Purwanegara, dan Sumampir. Tes screening menggunakan medium Starch Agar untuk mengetahui potensi amilolitik dari isolat jamur. Hasil menunjukkan terdapat delapan isolat jamur yang berpotensi dalam mendegradasi amilum. Sebanyak enam isolat jamur yang memiliki indeks amilolitik terbaik dengan nilai IE ≥ 1 teridentifikasi sebagai isolat Fusarium sp., Aspergilus sp., dan Penicillium sp. Selanjutnya untuk mengetahui aktivitas amilolitik secara kuantitatif dilakukan dengan metode DNS melalui pengukuran kadar glukosa. Isolat jamur Fusarium sp. memiliki aktivitas degradasi amilum yang paling tinggi dengan rata-rata kadar glukosa dari medium Fusarium sp. sebanyak 3.568,63 ppm","PeriodicalId":345410,"journal":{"name":"BioEksakta : Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed","volume":"163 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122552159","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}