{"title":"Pengaruh Empat Minyak Atsiri terhadap Jamur Agens Pengendali Hayati","authors":"Wahyu Febriyono, Heru Adi Djatmiko","doi":"10.31941/biofarm.v15i2.1195","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v15i2.1195","url":null,"abstract":"Kehilangan hasil akibat OPT diperkirakan mencapai 40 – 55 %, bahkan dapat menyebabkan gagal panen. Penggunaan jamur agens pengendali hayati dan penggunaan minyak atsiri adalah alternatif dalam pengendalian OPT. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk 1) mengkaji pengaruh minyak atsiri terhadap jamur agens pengendali hayati, 2) mengetahui konsentrasi minyak cengkeh, serai wangi, temulawak dan nilam yang aman untuk pengendalian, 3) mendapatkan jamur non target tahan aplikasi pestisida nabati berbahan aktif minyak cengkeh, serai wangi, temulawak, dan nilam. Konsentrasi minyak atsiri yang diuji adalah 0,04, 0,2, 1, dan 5%. Sebagai pembanding adalah air, pelarut (isopropil alkohol, minyak tanah, dan tween 20), dan fungisida (mankozeb 45%). Jamur agens pengendali hayati yang digunakan adalah Trichoderma spp, Verticilium spp, Beauveria bassiana, dan Cordyceps sp. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah penampakan secara visual (warna, miselium aerial), diameter koloni, berat kering miselium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak atsiri bersifat racun terhadap jamur agens pengendali hayati. Konsentrasi yang relatif aman untuk pengendalian adalah konsentrasi 0,04%. Jamur Trichoderma spp. lebih kompatibel terhadap aplikasi minyak atsiri. Kata Kunci : pengendalian hayati, minyak atsiri, pestisida nabati.","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"77 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115985036","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Umur Panen dan Lama Penyulingan terhadap Hasil Minyak Atsiri Sereh Wangi (Cymbopogon nardus L.)","authors":"Mukhammad Yafik Khusna, P. Syarif","doi":"10.31941/biofarm.v14i2.795","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v14i2.795","url":null,"abstract":"Sereh Wangi (Cymbopogon nardus L.) merupakan tanaman golongan rumput-rumputan yang mempunyai nilai ekonomi karena kandungan minyak atsirinya. Penelitian bertujuan mengetahui Pengaruh Umur Panen dan Lama Penyulingan terhadap hasil Minyak Atsiri Sereh Wangi. Percobaan dilaksanakan di PTPN IX Siluwok Subah Kab. Batang. Rancangan percobaan yang digunakan adalah RAL. Faktor pertama Umur Panen terdiri atas (U1 Umur 3 bulan, U2 Umur 4 bulan, U3 Umur 5 bulan) faktor kedua Lama Penyulingan (P1 4 jam, P2 5 jam, P3 6 jam ). Variabel yang diamati meliputi tingkat kekentalan, warna, aroma, rendemen, bobot jenis, kelarutan dalam alkohol 70%, kadar sitral, kebutuhan air untuk uap dan bahan bakar. Hasil penelitian menunjukan Umur Panen berpengaruh sangat nyata terhadap variabel warna, bobot jenis dan kelarutan dalam alkohol 70%. Hasil paling baik yaitu umur panen 3 bulan (U1). Lama Penyulingan berpengaruh sangat nyata terhadap tingkat kekentalan, kebutuhan air untuk uap, bahan bakar dan berbeda nyata pada variabel aroma, rendemen dan kadar sitral. Lama Penyulingan paling efisien adalah lama penyulingan 5 jam (P2). Interaksi antara Umur Panen dan Lama Penyulingan menunjukkan hasil berbeda sangat nyata pada variabel tingkat kekentalan, warna, rendemen, bobot jenis, kelarutan dalam alkohol 70% dan kadar sitral dan berbeda nyata pada variabel aroma, kebutuhan air untuk uap dan bahan bakar. Interaksi terbaik yaitu umur panen 3 bulan dan lama penyulingan 5 jam (U1P2). Kata kunci: sereh wangi, umur panen, lama penyulingan","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124311208","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pemanfaatan Bawang Merah (Allium cepa L.) Sebagai Zat Pengatur Tumbuh Alami terhadap Pertumbuhan Bud Chip Tebu pada Berbagai Tingkat Waktu Rendaman","authors":"Saktiyono Sigit Tri Pamungkas, Rani Puspitasari","doi":"10.31941/biofarm.v14i2.791","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v14i2.791","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama perendaman ekstrak bawang merah (Allium cepa L.) sebagai zat pengatur tumbuh (ZPT) alami terhadap pertumbuhan bud chip tebu (Saccharum officinarum L.). Bibit tebu yang digunakan adalah varietas BL (Bulu Lawang). Parameter pengamatan yang diamati yaitu tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), panjang akar terpanjang (cm), saat tumbuh tunas (hst) dan persentase bud chip yang tumbuh. Penelitian ini dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial, yang terdiri dari 5 perlakuan dengan 3 kali ulangan sebagai blok, sehingga terdapat 15 unit percobaan. Masing-masing unit percobaan terdapat 3 ulangan tanaman sampel, sehingga total terdapat 45 tanaman sampel. Perlakuan tersebut terdiri dari yaitu W0 (Kontrol/tanpa perendaman), W1 (lama perendaman 1 jam), W2 (lama perendaman 2 jam), W3 (lama perendaman 3 jam) dan W4 (lama perendaman 4 jam). Hasil data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisa ragam (anova) dengan signifikasi 95%, apabila terdapat beda nyata dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT). Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beda nyata terhadap parameter tinggi tanaman (cm) dan panjang akar terpanjang (cm) akibat perendaman ZPT. Berdasarkan hasil penelitian lama perendaman kisaran satu sampai tiga jam menunjukkan hasil yang baik pada setiap parameter, tetapi hasil yang paling baik yaitu lama perendaman satu jam (W1) karena memiliki nilai paling tinggi untuk parameter tinggi tanaman (cm) dan panjang akar terpanjang (cm). Kata kunci: tebu, zat pengatur tumbuh, ekstrak bawang merah, bud chip","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126282679","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Frekuensi dan Saat Aplikasi Beauveria bassiana terhadap Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens Stal) pada Tanaman Padi (Oryza sativa L.)","authors":"Moh. Isrin, A. Fauzan","doi":"10.31941/biofarm.v14i2.793","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v14i2.793","url":null,"abstract":"ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh frekuensi dan saat aplikasi serta interaksinya terhadap Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugen, Stal) Pada Tanaman Padi (Oryza sativa, L). Penelitian dilaksanakan di desa Menjangan, Bojong, Pekalongan. Penelitian ini merupakan percobaan faktorial yang terdiri atas 2 faktor.Faktor pertama frekuensi yaitu kontrol, setiap 1 minggu, setiap 2 minggu, setiap 3 minggu. Faktor kedua pagi, siang, sore. Variabel pengamatan meliputi jumlah anakan per rumpun, jumlah malai per rumpun, panjang malai, jumlah gabah per malai, jumlah gabah hampa per malai, bobot gabah per 1000 butir, populasi wereng batang coklat, WBC yang terinfeksi jamur, intensitas serangan (%), populasi predator. Hasil penelitian menunjukan bahwa frekuensi berpengaruh sangat nyata terhadap semua variabel pengamatan kecuali jumlah anakan per rumpun dan populasi predator. Perlakuan frekuensi terbaik adalah setiap 1 minggu. Saat aplikasi berbeda sangat nyata terhadap semua variabel pengamatan kecuali jumlah anakan per rumpun dan populasi predator. Perlakuan saat aplikasi terbaik adalah aplikasi sore. Terdapat interaksi yang sangat nyata anatara frekuensi dengan saat aplikasi terhadap semua variabel pengamatn kecuali jumlah anakan per rumpun dan populasi predator. Kombinasi terbaik diperoleh pada pada frekuensi setiap 1 minggu dengan saat aplikasi sore. Kata kunci: B. bassiana, frekuensi dan saat aplikasi","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134437490","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Macam Zat Pengatur Tumbuh Alami terhadap Pertumbuhan Setek Beberapa Klon Kopi Robusta (Coffea canephora)","authors":"Rofiul Azmi, Ari Handriatni","doi":"10.31941/biofarm.v14i2.794","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v14i2.794","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh macam zat pengatur tumbuh alami dan klon kopi Robusta serta interaksinya terhadap pertumbuhan setek kopi Robusta. Penelitian dilakukan di Desa Mesoyi Kecamatan Talun Kabupaten Pekalongan. Penelitian ini disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri atas 2 faktorial dengan ulangan 3 kali. Data dianalisis dengan uji F dan dilanjutkan dengan uji BNT taraf 5 %. Faktor pertama macam zat pengatur tumbuh meliputi (air kelapa muda, ekstrak kecambah kacang hijau, urin sapi), faktor kedua macam klon kopi Robusta (BP 409, BP 42, BP 288, SA 34). Variabel pengamatan meliputi kecepatan tumbuh tunas, persentase setek tumbuh, panjang tunas, jumlah daun, jumlah akar, panjang akar, bobot basah tanaman, bobot basah akar, bobot kering tanaman, bobot kering akar. Hasil penelitian menunjukkan macam zat pengatur tumbuh alami berbeda sangat nyata terhadap semua variabel kecuali berbeda nyata terhadap variabel kecepatan tumbuh tunas, bobot basah akar, dan bobot kering akar.Perlakuan macam zat pengatur tumbuh terbaik adalah air kelapa muda.Hasil penelitian menunjukkan macam klon kopi Robusta berbeda sangat nyata terhadap variabel persentase setek tumbuh, panjang tunas, jumlah daun, jumlah akar,bobot basah tanaman, bobot kering tanaman, berbeda nyata terhadap variabel panjang akar, bobot basah akar, bobot keing akar, dan tidak berbeda nyata terhadap variabel kecepatan tumbuh tunas.Klon kopi Robusta terbaik adalah BP 409.Terdapat interaksi antara macam zat pengatur tumbuh alami dan macam klon kopi Robusta. Interaksi terbaik dicapai pada kombinasi perlakuan air kelapa muda dan klon kopi Robusta BP 409. Kata kunci: kopi robusta, ZPT alami, setek","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"88 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133249144","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Abu Pelepah Aren (Arenga pinnata Merr.) sebagai Bahan Kosmetika Perawatan Kulit Wajah Kaya Antioksidan","authors":"Farida Oktavia, Jerry Wungkana","doi":"10.31941/biofarm.v14i1.789","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v14i1.789","url":null,"abstract":"Kesadaran masyarakat untuk menerapkan hidup sehat dengan cara back to nature juga terkait dengan pemilihan produk kosmetika yang digunakan sehari-hari. Abu pelepah aren potensial untuk dimanfaatkan sebagai bahan kosmetika dengan kandungan antioksidan alami. Antioksidan alami bermanfaat untuk mengurangi jumlah radikal bebas yang dapat memicu timbulnya berbagai penyakit degeneratif. Bagian pelepah aren yang diolah menjadi abu merupakan pelepah aren ke-3 hingga ke-6. Pada abu pelepah aren mengandung logam mineral seperti magnesium, zink, dan aluminium yang berperan sebagai penghambat aktivitas tirosinase sehingga dapat digunakan sebagai alternatif bahan pemutih wajah. Kandungan metabolit sekunder pada abu pelepah aren berupa flavonoid, polifenol, tanin, saponin, kuinon, alkaloid, monoterpen dan seskuiterpen berpotensi sebagai anti bakteri Propionibacterium acnes dan Staphylococcus aureus yang menjadi pemicu timbulnya jerawat. Kandungan tanin merupakan golongan senyawa polifenol dan dapat berperan sebagai antioksidan alami sehingga aman digunakan dalam jangka panjang dan rendah efek samping. Kata kunci: aren, pencerah wajah, metabolit sekunder, antioksidan, masker alam, abu pelepah","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115689194","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Potensi Tepung Pakan Alternatif dari Maggot dan Azolla (Malla) sebagai Bahan Baku Pakan Ternak dengan Kandungan Protein Tinggi","authors":"Sajuri Sajuri","doi":"10.31941/biofarm.v14i1.790","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v14i1.790","url":null,"abstract":"Ketersediaan pakan merupakan faktor utama dari suksesnya usaha peternakan, baik berupa peternakan ungas, pemamah biak, maupun ikan. Pakan dapat dibedakan menjadi pakan alami dan pakan buatan. Bahan baku utama penunjang protein yang sering digunakan adalah limbah ikan, namun ketersediaannya fluktuatif. Potensi bahan baku alternatif dengan kandungan protein tinggi diantaranya adalah maggot dari lalat Hetermia illucens yang memiliki kandungan protein hewani dan tanaman azolla yang memiliki kandungan protein nabati. Penulisan ini menggunakan metode diskriptif yaitu penulisan yang mengacu pada pemecahan masalah yang aktual, pengumpulan data, disusun, dijelaskan dan di analisis. Pembahasan masalah dengan menggunakan studi pustaka dan hasil uji laboratorium sebagai sumber informasi. Hasil dari kegiatan ini adalah terciptanya produk tepung pakan malla yang memiliki tiga produk turunan yang dibuat menjadi tiga grade. Kandungan proksimat yang dimiliki tepung pakan Malla grade 1 antara lain protein 33.70%, lemak 26.28%, karbohidrat 17.32%, kadar air 9.72% dan kadar Abu 12.98%. Pada grade 2 protein 32.84%, lemak 25.03%, karbohidrat 18.77%, kadar air 9.40% dan kadar Abu 13.96% dan Pada grade 3 protein 31.61%, lemak 24.63%, karbohidrat 20.59%, kadar air 9.71% dan kadar Abu 13.46%. Kesimpulan yang diperoleh yaitu 1.) Tepung pakan malla merupakan bahan baku yang berasal dari campuran antara protein hewani (maggot) dan protein nabati (azolla), 2.) Produk tepung pakan malla merupakan suplemen protein pakan ternak dan dapat pula digunakan sebagai bahan baku pembuatan pakan ternak. 3.) Produk tepung pakan malla memiliki turunan produk menjadi tiga grade yang memiliki kandungan protein diatas 30%, dan 4.) Tepung pakan Malla memiliki potensi dalam menunjang pertanian terpadu yang berkelanjutan. Kata kunci: Pakan, Maggot, Azolla, Tepung pakan Malla, Protein","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"105 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116920857","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik Cair terhadap Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Tanaman Terung (Solanum melongena L)","authors":"Wasis Wasis, Ubad Badrudin","doi":"10.31941/biofarm.v14i1.786","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v14i1.786","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi pupuk organik cair yang optimal dan varietas yang paling baik serta interaksi antara konsentrasi pupuk organik cair. Penelitian dilakukan di Desa Surajaya Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang pada ketinggian lebih kurang 10 m dpl, jenis tanah Alluvial, percobaan dilakukan bulan Juli sampai Oktober 2015. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan ulangan tiga kali. Faktor pertama konsentrasi pupuk organik cair (0; 7,5; 15; dan 22,5 ml/l air). Faktor kedua macam varietas (Naga Hijau, Sembrani dan Mustang). Variabel yang diamati meliputi: tinggi tanaman, jumlah cabang per tanaman, saat berbunga, panjang buah, diameter per buah, jumlah buah per tanaman, bobot buah per tanaman, umur saat panen, jumah akar, dan panjang akar terpanjang.Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi pupuk organik cair berpengaruh sangat nyata terhadap semua variabel yang diamati, kecuali saat berbunga dan umur saat panen tidak berbeda nyata. Pertumbuhan dan produksi tanaman terung tertinggi diperoleh pada konsentrasi 22,5 ml/l air. Macam varietas berpengaruh sangat nyata terhadap semua variabel yang diamati, kecuali saat berbunga dan umur saat panen. Pertumbuhan dan produksi tertinggi diperoleh pada varietas Mustang. Terdapat interaksi antara konsentrasi pupuk organik cair dengan macam varietas terhadap bobot buah per tanaman. Konsentrasi pupuk organik cair 22,5 ml/l air dengan varietas Mustang menunjukkan hasil yang terbaik. Kata kunci: terung, konsentrasi, pupuk organik cair, varietas.","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"62 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133878267","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}