Freshty Yulia Arthatiani, Nunung Kusnadi, H. Harianto
{"title":"ANALISIS POLA KONSUMSI DAN MODEL PERMINTAAN IKAN MENURUT KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA DI INDONESIA","authors":"Freshty Yulia Arthatiani, Nunung Kusnadi, H. Harianto","doi":"10.15578/JSEKP.V13I1.6967","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/JSEKP.V13I1.6967","url":null,"abstract":"ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pola konsumsi ikan di Indonesia dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ikan menurut karakteristik rumah tangga di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data SUSENAS yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik pada bulan Maret 2016. Pola konsumsi ikan dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan model permintaan ikan dianalisis dengan menggunakan pendekatan model Linnear Approximation Almost Ideal Demand System (LA/AIDS). Hasil riset menunjukkan bahwa pola konsumsi rumah tangga di Indonesia dikelompokkan menjadi konsumsi ikan air laut segar sebesar 22.10 kg/kapita/tahun, ikan air tawar/payau segar sebesar 16.75 kg/kapita/tahun, udang segar sebesar 9.58 kg/kapita/tahun dan ikan olahan sebesar 4.22 kg/kapita/tahun. Dugaan model permintaan memberikan hasil cukup baik dengan 82.15% dari semua peubah berpengaruh signifikan terhadap fungsi permintaan kelompok ikan dan koefisien determinasi sebesar 27.06%. Nilai elastisitas pendapatan mengindikasikan bahwa seluruh kelompok ikan merupakan barang normal dan ikan olahan cenderung inelastis, sedangkan dari nilai elastisitas harga menunjukkan tanda negatif yang sesuai dengan teori ekonomi. Nilai elastisitas silang antar kelompok ikan menunjukkan hubungan yang bervariasi antar kelompok. Implikasi kebijakan yang dapat disarankan untuk meningkatkan konsumsi ikan segar adalah dengan peningkatan ketersediaan ikan melalui kebijakan peningkatan produksi dan peningkatan efektifitas distribusi ikan. Kebijakan promosi dan edukasi masih diperlukan untuk meningkatkan konsumsi ikan olahan karena sifatnya yang inelastis terhadap perubahan harga dan pendapatan.Title: Analysis of Fish Consumption Patterns and Fish Demand Model Based on Household’s Characteristics in IndonesiaABSTRACTThis study aims to describe the pattern of fish consumption in Indonesia and to identify factors affecting household’s fish demand in Indonesia as well as estimating the elasticities of income and price. The data analyzed were mainly obtained from the SUSENAS Database-a nation social economy survey conduct by the Indonesian Bureau of Statistic (BPS- during march 2016. Fish consumption patterns were analyzed using descriptive statistical analysis, while fish demand models were analyzed by Linnear Approximation Almost Ideal Demand System (LA/AIDS). Research shows that household consumption patterns in Indonesia are grouped into consumption of marine fish at 22.10 kg / capita / year, freshwater/brackish fish at 16.75 kg / capita / year, fresh shrimp at 9.58 kg / capita / year and processed fish amounted to 4.22 kg / capita / year. The estimation of the demand model gives quite good results with82,15% of all variables have a significant effect on the demand function of fish groups and the coefficient of determination is 27.06%. The value of income elasticity showed that all fish groups are normal goods and were negatively related to prices. The cross elasticities s","PeriodicalId":333812,"journal":{"name":"Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan","volume":"122 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114773504","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERAN SEKTOR PERIKANAN PADA WILAYAH PESISIR PERBATASAN KALIMANTAN BARAT","authors":"Maulana Firdaus, R. Rahadian","doi":"10.15578/jsekp.v13i1.6843","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/jsekp.v13i1.6843","url":null,"abstract":"ABSTRAKPembangunan wilayah pesisir perbatasan menjadi sebuah tantangan besar karena selalu identik dengan ketertinggalan. Sektor perikanan dianggap telah teruji dan mampu menjadi mesin pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan sektor perikanan di wilayah perbatasan (Kalimantan Barat) Indonesia khususnya yang ada di Kabupaten Sambas. Pendekatan kebutuhan minimum dan analisis ”location quotient” digunakan dalam penelitian ini. Hasil analisis menunjukkan bahwa sektor perikanan di wilayah perbatasan Kalimantan Barat memiliki peranan yang besar. Besarnya peranan sektor perikanan ditunjukkan dengan nilai basis multiplier dari sektor perikanan sebesar1,09 dan nilai LQ sebesar 3,18. Pengembangan sektor perikanan di wilayah perbatasan memerlukan dukungan arah kebijakan dan infrastruktur sehingga sektor perikanan dapat menjadi sektor unggulandan penggerak pertumbuhan.The Role of Fisheres Sector in the Coastal Border Areas of West BorneoABSTRACTDevelopment of coastal border areas becomes a great challenge since it is identically the same with backwardness. Fisheries sector is considered capable to be the engine of economic growth. This study aims to identify the role of the fisheries sector in the border areas (West Borneo) of Indonesia particularly in Sambas district. The Minimum Requirement Approach (MRA) and Location Quotient (LQ) were used in this study. The analysis shows that fisheries sector in West Borneo border areas has asignificant role. It is indicated by the value of multiplier basis of the fishery sector in Sambas district of 1.09 and LQ of 3,18. Government policies and infrastructures are required to develop fisheries sector in the border areas in order to create a leading sector and economic trigger.","PeriodicalId":333812,"journal":{"name":"Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115100406","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"IMPLIKASI SISTEM BAGI HASIL TERHADAP KEBERLANJUTAN USAHA (Studi Kasus di Tambak Udang, Pantai Bayeman, Probolinggo)","authors":"Anthon Efani, Asfi Manzilati","doi":"10.15578/jsekp.v13i1.6860","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/jsekp.v13i1.6860","url":null,"abstract":"ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi implikasi sistem bagi hasil terhadap keberlanjutan usaha tambak udang. Dengan mengunakan pendekatan kulitatif, hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem bagi hasil telah mendorong usaha tambak udang lebih sustain. Terdapat dua hasil yang menarik yaitu, 1) Sistem penggajian memberikan jaminan biaya hidup bagi keluarga karyawan; 2) Sebagai mitra, ada persentase tertentu dari keuntungan pemilik yang diberikan kepada karyawan. Hal ini membuat karyawan bekerja dengan giat untuk mempertahankan usaha agar tetap berjalan dan berkembang. Sistem ini menjadikan kegiatan usaha tidak perlu pengawasan berlebih dari pemilik tambak. Jaminan biaya hidup dan bagi hasil diharapkan akan mendorong keberlanjutan usaha budidaya udang.Title: Implication of Sharing System Towards Business Sustainability(Study in Shrimp Culture, Bayeman Beach, Probolinggo) ABSTRACTThis study aims to identify the implication of sharing system toward shrimp-culture business sustainability. By using qualitative approach, the results show that sharing system has encouraged the sustainability of shrimp-culture business. There are two interesting results: (1) The payroll system gives a guaranteed living cost for employees’ family. (2) As a partner, there is a certain percentage of profit for employees. It leads the employee try hard to maintain the corporate to keep running and developing. This system makes business activities do not need excessive supervision from the owner. Living cost guarantee and expected return will encourage the sustainability of shrimp-culture business. ","PeriodicalId":333812,"journal":{"name":"Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124776955","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN LAYUR (Trichiurus lepturus Linnaeus, 1758) DI PERAIRAN TELUK PALABUHANRATU DENGAN PENDEKATAN EKOSISTEM","authors":"Angga Airlangga, Mennofatria Boer, Zairion Zairion","doi":"10.15578/JSEKP.V13I1.6761","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/JSEKP.V13I1.6761","url":null,"abstract":"ABSTRAKIkan layur memiliki nilai ekonomis penting dan tersebar hampir di seluruh wilayah di perairan Indonesia. Kegiatan pemanfaatan sumber daya layur telah memberikan kontribusi yang besar bagi sektorperikanan di Indonesia. Kebutuhan dan tingginya permintaan pasar terhadap ikan layur menyebabkan intensitas penangkapan ikan ini semakin meningkat. Produksi perikanan layur tersebut salah satunyadidaratkan di perairan Teluk Palabuhanratu. Peningkatan aktivitas tangkapan ikan layur di perairan Teluk Palabuhanratu apabila terjadi terus menerus tanpa adanya pengelolaan yang tepat, akan mengakibatkan terjadinya penurunan stok sumber daya ikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa keberlanjutanspesies layur dengan menggunakan analisa peluang dan tantangan pengelolaan perikanan layur berdasarkan indikator pengelolaan perikanan melalui pendekatan ekosistem/ ecosystem approach tofisheries management (EAFM). Hasil evaluasi kondisi pengelolaan perikanan layur di perairan Teluk Palabuhanratu didapatkan nilai rata rata indikator EAFM sebesar 68.1. Hal ini berarti kondisi perikananlayur di perairan Teluk Palabuhanratu termasuk dalam kategori sedang. Strategi pengelolaan ditentukan untuk indikator sumber daya ikan, habitat dan ekosistem, teknologi penangkapan ikan, ekonomi,sosial dan kelembagaan. Langkah taktis dibuat agar dapat mengimplementasikan strategi yang telah ditetapkan.Ecosystem Approach to Largehead hairtail (Trichiurus Lepturus (Linnaeus, 1758)) Management at Palabuhanratu BayABSTRACTLargehead hairtail has an important economic value and widely spread to almost across Indonesian water. The benefit of largehead hairtail resource highly contributes to fisheries sector inIndonesia. The increasing of market demand for Largehead hairtail leads to the increasing number ofits capture. Palabuhanratu is one of the landing port for Largehead hairtail. The continuous impropermanagement for Largehead hairtail, will cause declining offish stock. This study aims to analyze thesustainability of largehead hairtail species by using indicators of ecosystem approach to fisheries management (EAFM). Evaluation for Largehead hairtail management in Palabuhanratu bay results in EAFM score of 68.1. This score indicates that the condition of Largehead hairtail in Palabuhanratu bay isin medium category. Management strategy for Largehead hairtail in Palabuhanratu bay is determined forfish resources, habitats and ecosystems, fishing technology, economic, social and institutional indicator. Some actions should be carried out to ensure the implemention these management strategies.","PeriodicalId":333812,"journal":{"name":"Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131189719","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERSEPSI DAMPAK COREMAP II TERHADAP EKOSISTEM DAN BIODIVERSITAS MASYARAKAT PESISIR EKOSISTEM DAN BIODIVERSITAS LAUT DI INDONESIA BAGIAN TIMUR","authors":"Umi Muawanah, Sopian Hidayat","doi":"10.15578/JSEKP.V13I1.6915","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/JSEKP.V13I1.6915","url":null,"abstract":"ABSTRAKProgam COREMAP (Coreal Reef Rehabilitation and Mangement) dicanangkan untuk merehabilitasi dan mengkonservasi terumbu karang di Indonesia. Tujuan dari program ini adalah untuk membantu masyarakat menghadapi dua masalah besar di Indonesia yang dihadapi oleh nelayan yang tinggal di pulau-pulau kecil dan pesisir yaitu: pengentasan kemiskinan dan degradasi karang. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi dampak program COREMAP II dari perspektif nelayan terhadap kondisi keanekaragaman hayati laut sebelum dan sesudah tahun proyek COREMAP II dengan membandingkan persepsi nelayan di daerah COREMAPII dan daerah control (Non-COREMAP II). Responden dalam penelitian ini sebanyak 684 rumah tangga nelayan di Indonesia Timur di Kabupaten Wakatobi, Pangkep dan Raja Ampat (sebagai situs COREMAP II), Muna, Makassar dan Kaimana (sebagai situs control). Survei yang dilakukan dari Januari hingga Maret 2016. Metode deskriptif stastik digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini menemukan bahwa menurut masyarakat pesisir yang kami survei, COREMAP II memberikan dampak positif terhadap kualitas dan biodiversitas ekosistem lautdibandingkan dengan wilayah Non-COREMAP II. Dampak positif ini merupakan salah satu pertanda bahwa program COREMAP II mempunyai potensi berkontribusi secara ekonomi dari perbaikan kualitas sumber daya perikanan dan ekosistem laut.Title: Coastal Communities Perception on the Impact of COREMAP II on Marine Ecosystem and Biodiversity in the Eastern Part of IndonesiaABSTRACTCoral Reef Rehabilitaiton and Management Program (COREMAP) was launched for reef conservation and rehabilition in Indonesia. The ultimate goal of this program is to encourage the coastal communities against two major issues of coastal communities across Indonesia: poverty alleviation and reef resource degradation. The objective of this study is to evaluate COREMAP II impact on marine and fishery resource condition based on people’s perception before and after the COREMAP II by comparing people’s perception both in COREMAP II areas and non-COREMAP II areas (control group). Total respondents were 684 households from eastern part of Indonesia: Wakatobi, Pangkep and Raja ampat (COREMAP areas), Muna, Makassar and Kaimana (control areas). The survey was conducted from January to March 2016. Descriptive statistical analysis was used in this study. This study discovered thatbased on coastal communities’ perception, COREMAP II contributes to positive impact toward quality and biodiversity of marine ecosystem compared to non-COREMAP II areas. This result indicates that COREMAP II gives an economic potential contribution for the impovement of fisheries resources and marine ecosystem.","PeriodicalId":333812,"journal":{"name":"Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128522091","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kania Larasati Hartoyo, Anna Fariyanti, Suharno Suharno
{"title":"RISIKO DAN STRATEGI PENINGKATAN PRODUKSI UDANG VANNAMEI DI KECAMATAN BLANAKAN KABUPATEN SUBANG","authors":"Kania Larasati Hartoyo, Anna Fariyanti, Suharno Suharno","doi":"10.15578/JSEKP.V13I1.6764","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/JSEKP.V13I1.6764","url":null,"abstract":"ABSTRAKKecamatan Blanakan merupakan salah satu lokasi produksi udang vannamei di Jawa Barat dan menjadi salah satu lokasi penerapan progam revitalisasi tambak vannamei. Budi daya udang vannameimemiliki risiko produksi yang berasal dari faktor internal dan eksternal yang dapat terlihat pada fluktuasi produktivitas udang vannamei antar petambak. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis faktorfaktoryang memengaruhi produktivitas dan risiko produksi udang vannamei diKecamatan Blanakan. Pemilihan responden dilakukan dengan metodepurposive sampling sebanyak 70 petambak udang vannamei. Model Just and Pope digunakan untuk menganalisis risiko produksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel-variabel yang dapat meningkatkan produktivitas udang vannamei yaitu pakan, kaporit, bakteri, dan dummy musim. Variabel benur merupakan faktor yang meningkatkan risiko sedangkan bakteri, solar, dan dummy musim merupakan faktor yang mengurangi risiko. Petambak perlu berhati-hati dalam menentukan padat tebar benur pada setiap musim serta mengontrol penggunaan tenaga kerja untuk meminimumkan risiko produksi. Peningkatan pendidikan dan pelatihan diperlukan untuk meningkatkan kemampuan tenaga kerja dalam budi daya udang vannamei.Title: Risk and Improvement Strategy of Vannamei Shrimp Production In the Blanakan Sub-district Subang RegencyABSTRACTBlanakan sub-district is one of the region selected by Ministry of Marine and Fisheries to implement shrimp farm revitalization program and become one of the biggest vannamei shrimp producer in West Java Province. However, vannamei shrimp aquaculture also deals with production risk from internal and external factors indicated from fluctuations of each farmers’ productivity. The objectives of this researchare to analyze the factors influencing vannamei shrimp productivity and production risk in Blanakan sub-district. Data were purposively sampled from 70 vannamei shrimp farmers. Just and Pope model was used in production risk analysis. The results show that variables that would increase vannamei shrimp productivity are shrimp feed, disinfectant, probiotic, and season dummy. Variable of shrimp fry is risk inducing factors, while probiotic, diesel fuel, and season dummy are risk reducing factors. Farmers need to be careful in determining shrimp fry density on every seasons and controlling labor usage to minimize production risk. Education and training improvement are necessary to increase labors’ ability in vannamei shrimp aquaculture.","PeriodicalId":333812,"journal":{"name":"Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130354618","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"POTENSI EKONOMI PARIWISATA KABUPATEN PULAU MOROTAI","authors":"Cornelia Mirwantini Witomo, Andrian Ramadhan","doi":"10.15578/JSEKP.V13I1.6959","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/JSEKP.V13I1.6959","url":null,"abstract":"ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung potensi ekonomi pariwisata Kabupaten Pulau Morotai. Kabupaten Pulau Morotai sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Bahari menjadikan pariwisata sebagai salah satu sumber pemasukan daerah karena atraksi wisata yang ada berdasarkan potensi sumber daya alam dan peninggalan sejarah. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif metode deskritif dan desk study. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis benefit transfer dari hasil penelitian sebelumnya di Kabupaten Pulau Morotai yang menggunakan metode travel cost method (TCM). Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, daya tarik wisata di Kabupaten Pulau Morotai adalah wisata alam seperti wisata alam bawah laut, wisata pantai serta wisata budaya dari hasil peninggalan sejarah diantaranya peninggalansejarah Perang Dunia II. Berdasarkan hasil perhitungan daya tarik wisata di Kabupaten Pulau Morotai potensi ekonomi Pariwisata Kabupaten Pulau Morotai adalah Rp13.295.140.000. Nilai ini disumbang dari wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kabupaten Pulau Morotai selama 4 -11 hari. Memasukan potensi ekonomi dalam dokumen perencanaan pengembangan pariwisata Kabupaten Pulau Morotai merupakan salah satu dasar dasar untuk membuka pintu investasi baik untuk menanamkan modal dalam pengembangan pariwisata.Title: Economic Potential of Tourism at the Morotai Island RegencyABSTRACTThis research aims to calculate economic potential of tourism at Morotai Island Regency. Regency of Morotai has tourist attraction due to its natural resources and historical heritage. It is branded as Special Economic Zone (KEK) of Marine Tourism and make tourism as one of the source of its regional income. This research used descriptive qualitative and desk study method. The data is analyzed using benefit transfer analysis from the previous research which uses travel cost method (TCM). Based on interview and observation, marine tourism such as underwater travel, beach and cultural attraction, is a leading tourist attraction at Morotai Island Regency. Tourist attraction calculates the number of economic potential of tourism at Regency of Morotai Island amount IDR 13.295.140.000. It is contributed mostly from domestic and foreign travelers who traveled to Morotai Island for 4 to 11 days. Therefore, economic potential of tourism will lead to investment in tourism development.","PeriodicalId":333812,"journal":{"name":"Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan","volume":"171 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123362578","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Siska Salatan, Victoria E. N. Manoppo, Suria Darwisito
{"title":"STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN SOMA PAJEKO DI KECAMATAN SALIBABU KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD SULAWESI UTARA","authors":"Siska Salatan, Victoria E. N. Manoppo, Suria Darwisito","doi":"10.15578/JSEKP.V13I1.6851","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/JSEKP.V13I1.6851","url":null,"abstract":"ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah menentukan strategi pemberdayaan masyarakat nelayan soma pajeko di Kecamatan Salibabu Kabupaten kepulauan Talaud. Metode analisis yang digunakan adalah analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat). Analisis SWOT mempertimbangkan faktor lingkungan internal kekuatan (strength) dan kelemahan (weaknesses). Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberdayaan masyarakat yang paling tepat diterapkan untuk nelayan soma pajeko yaitu (1). Pembangunan/pengoperasian sarana prasarana usaha perikanan, 2) Memberikan akses modal pengembangan usaha, 3) Pendekatan akses perbankan 4) Kebijakan distribusi BBM khususnelayan 5) Pelatihan pengolahan ikan pasca panen, dan 6) Adanya diversifikasi pekerjaan pada nelayan disaat cuaca buruk/ tidak melaut.Title: Strategy for Empowering Purse Seine Fisher’s Community in the Salibabu District of Talaud Islands Regency, North Sulawesi ProvinceABSTRACTThis research aims to determine the empowerment strategy of Purse Seine fisher’s in Salibabu sub district of Talaud Regency. Data were analyzed using SWOT analysis (Strength, Weakness, Opportunity, Threat). SWOT analysis considers the strength and weakness of internal environmental factor. This analysis is constructed upon logical comprehension to maximize the strengths and opportunities, but simultaneously minimize the weaknesses and threats. Results of the research suggests the most applicable empowerment toward Purse Seine fishers are: (1). development/operation of fishery infrastructure, (2) acces to business capital, (3) approach to banking access (4) distribution of fishery fuel policy (5) Post-harvest fish processing training, and; 6) Alternative income for the fishers during bad weather.","PeriodicalId":333812,"journal":{"name":"Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan","volume":"64 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128567589","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Front and Back Matter","authors":"Ilham Ferbiansyah","doi":"10.15578/marina.v2i2.7421","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/marina.v2i2.7421","url":null,"abstract":"","PeriodicalId":333812,"journal":{"name":"Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114082885","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}