{"title":"Evaluasi Penentuan Lokasi Bandara Berdasarkan Peninjauan Aksesibilitas di Provinsi Jawa Timur","authors":"Brian Nararya Nugraha","doi":"10.25104/WA.V45I2.349.85-98","DOIUrl":"https://doi.org/10.25104/WA.V45I2.349.85-98","url":null,"abstract":"Adanya bandara yang berdekatan akan menyebabkan adanya wilayah cakupan pelayanan yang saling tumpang tindih. Dinamika yang terjadi pada bandara-bandara di suatu wilayah mungkin menghasilkan kemunculan multiple airport regions (MARs). Dalam melakukan evaluasi, tahap pertama yang dilakukan yaitu menghitung catchment area bandara dan travel time transportasi darat sebagai aksesibilitas darat pada wilayah yang ditinjau. Kemudian dilakukan analisa jaringan penerbangan pada bandara yang ditinjau dengan cara observasi dan peramalan. Aksesibilitas udara suatu bandara kemudian dihitung dengan melihat jaringan penerbangan bandara tersebut. Setelah didapat aksesibilitas darat dan udara bandara, kemudian dihitung aksesibilitas transportasi udara suatu bandara sebagai nilai kriteria yang digunakan untuk evaluasi. Hasil perbandingan dari nilai aksesibilitas transportasi udara regional antara bandara eksisting dengan penambahan bandara rencana menunjukkan peningkatan sebesar 19,78%. Artinya pembangunan bandara rencana berpotensi meningkatkan aksesibilitas secara regional yang ditinjau berdasarkan aksesibilitas darat dan udara pada wilayah Provinsi Jawa Timur. Walaupun secara regional aksesibilitas transportasi udaranya meningkat, namun aksesibilitas transportasi udara masing-masing bandara eksisting menurun sebesar 33,10% dengan adanya bandara baru.","PeriodicalId":32603,"journal":{"name":"Warta Ardhia Jurnal Perhubungan Udara","volume":"68 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73414186","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"SIMULASI PERGERAKAN PESAWAT MENDEKATI DAN MELEWATI NAVAIDS(VOR)","authors":"A. Rachmanto, I. Iswanto","doi":"10.25104/WA.V45I2.350.121-132","DOIUrl":"https://doi.org/10.25104/WA.V45I2.350.121-132","url":null,"abstract":"Pesawat terbang merupakan sarana transportasi umum yang operasionalnya tidak dapat dilakukan oleh setiap orang, tetapi harus mendapatkan pendidikan khusus sebagai penerbang/pilot. Penerbangan dengan pesawat terdiri dari 3 (tiga) fasa, yaitu take-off, cruise to destination, dan landing. Pilot berkewajiban untuk memilih atau menentukan rute penerbangannya yang akan dilalui dengan mempertimbangkan perkiraan cuaca (termasuk angin), konsumsi bahan bakar, dan kemampuan (performance) pesawat. Jika visibility baik, pilot dapat melakukan penerbangan mengikuti aturan VFR , tetapi jika visibility di bawah persyaratan minimum maka pilot harus mengikuti IFR. Ketika harus mengikuti IFR, maka penerbangannya berada di bawah kendali pengatur lalu lintas udara. Airways adalah jalur-jalur fiktif diudara yang dibentuk oleh gelombang elektromagnet yang dipancarkan peralatan elektronik di bumi yang dikenal dengan VOR/DMF. Instrument pesawat yang digunakan untuk menampilkan informasi VOR adalah OBS atau CDI. Indicator display yang digunakan selain CDI adalah HSI. Dalam setiap penerbangan pilot akan melewati airways, dimana airways tersebut menghubungkan airport-VOR-NDB, sehingga dengan menggunakan alat dalam pesawat pilot tidak akan salah dalam menerbangkan pesawat. Simulasi yang akan dibuat adalah saat pesawat menuju atau melewati sebuah navaids, dengan mensimulasikan alat/instrumen yang terdapat dalam pesawat terbang.","PeriodicalId":32603,"journal":{"name":"Warta Ardhia Jurnal Perhubungan Udara","volume":"18 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78460992","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengoperasian Bandara Pondok Cabe untuk Penerbangan Jarak Pendek (Airtaxi) Menggunakan Pesawat Udara Jenis Turboprop","authors":"Lita Yarlina, Evy Lindasari","doi":"10.25104/WA.V45I1.352.21-36","DOIUrl":"https://doi.org/10.25104/WA.V45I1.352.21-36","url":null,"abstract":"Bandar Udara Khusus Pondok Cabe merupakan bandar udara domestik yang beroperasi sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan, dan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 55 tahun 2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Civil Aviation Safety Regulation) tentang Bandar Udara (Aerodrome). Status Bandar Udara Pondok Cabe, Propinsi Banten, adalah milik PT. Pertamina (Persero) yang dikelola oleh PT. Indo Pelita Air Service, anak usaha PT. Pertamina (Persero). \u0000Metode analisis yang digunakan dalam pengkajian ini dengan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu mengevaluasi berbagai aspek yakni kesiapan sarana dan prasarana bandara Pondok Cabe menjadi bandar udara yang diusahakan pengoperasiannya untuk penerbangan jarak pendek (airtaxi) dengan menggunakan pesawat udara jenis turbo prop sebagai objek kajian. Bandar udara Pondok Cabe berpeluang menjadi bandar udara yang diusahakan pengoperasiannya untuk penerbangan jarak pendek (airtaxi) dengan menggunakan pesawat udara jenis turbo prop, tetapi untuk penggunaan ruang udara harus disesuikan dengan slot time penerbangan (flight schedule) di Bandar Udara Halim Perdanakusuma. Selama pesawat udara melakukan approach hingga landing di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, maka pergerakan (take-off/landing) di Bandar Udara Pondok Cabe dikoordinasikan dengan penyelenggara navigasi Airnav Halim dikarenakan berada pada template missed approach segment dan OCA Final Approach Segment adalah 535 ft. Selama terdapat pesawat udara yang melakukan holding di HLM VOR, pergerakan pesawat udara take-off/landing di Bandar Udara Pondok Cabe dibatasi ketinggian maksimum 1500 ft. Pengawasan dan pengendalian terhadap pelayanan navigasi penerbangan (air traffic services) Bandar Udara Pondok Cabe jika menjadi bandar udara yang diusahakan untuk melayani penerbangan jarak pendek (airtaxi) tetap di lakukan Airnav Bandar Udara Halim Perdanakusuma. Fasilitas navigasi yang terdapat pada Bandar Udara Pondok Cabe berupa Non Directional Beacon (NDB) sehingga prosedur yang dapat dibuat adalah Instrument Approach Procedure (IAP) NDB RWY 36 untuk CategoriA/B.","PeriodicalId":32603,"journal":{"name":"Warta Ardhia Jurnal Perhubungan Udara","volume":"4 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74298013","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"OPTIMALISASI KETERSEDIAAN TEMPAT DUDUK (SEAT CAPACITY) ANGKUTAN UDARA PADA MASA LEBARAN DENGAN PENDEKATAN POTENTIAL DEMAND BERBASIS BIG DATA","authors":"Eny Yuliawati, Susanti Susanti, Yati Nurhayati, Lita Yarlina","doi":"10.25104/WA.V45I1.351.37-48","DOIUrl":"https://doi.org/10.25104/WA.V45I1.351.37-48","url":null,"abstract":"Trend permintaan angkutan udara menunjukkan kecenderungan meningkat secara signifikan, namun ketersediaan tempat duduk sering tidak terpenuhi terutama pada masa lebaran H-7 s.d H+7. Disisi lain terdapat permasalahan beban angkutan jalan yang sangat tinggi pada masa lebaran khususnya di Pulau Jawa yang berdampak pada lamanya waktu tempuh arus mudik-balik masa lebaran. Moda angkutan udara dapat dimaksimalkan pada koridor tertentu untuk mengurangi beban jalan pada masa arus mudik balik lebaran. Potential demand dengan pendekatan Big Data melalui Maskapai Penerbangan dan Travel Agent Online dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan ketersediaan tempat duduk (seat capacity) pesawat yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Optimalisasi melalaui pendekatan Big Data bersinergi dengan para stakeholders diharapkan dapat memetakan potential demand, sehingga dapat tercapai pemenuhan kebutuhan ketersediaan tempat duduk (seat capacity) pada masa lebaran. Hasil penelitian menunjukan dari 12 rute penerbangan yang diduga merupakan rute terpadat, terdapat 6 rute yang perlu dilakukan penambahan seat capacity mengingat potensi permintaan penumpang angkutan udara yang cukup tinggi. Sementara pengamatan terhadap kemampuan bandar udara, dari enam (6) bandara pengamatan diperoleh hasil bahwa bandara “mampu” melayani lonjakan arus mudik balik lebaran. Penilaian didasari atas variabel yang dijadikan indikator untuk menentukan kesiapan, variabel tersebut adalah fasilitas dan personil sisi udara, sisi darat, ground handling dan ketersediaan slot time. Dari ke-6 bandara tersebut 5 (lima) bandara siap melayani penerbangan extra flight maupun penggantian pesawat menjadi wide body (bigger size), sementara hanya 1 bandara yaitu Bandara Adi Sucipto yang tidak memungkinkan untuk melakukan penambahan kapasitas melalui perubahan type pesawat yang lebih besar (bigger Size), dengan demikian penambahan kapasitas dilakukan melalui penambahan frekwensi penerbangan (extra flight). Sementara berdasarkan capturing terhadap potential demand berbasis big data diperoleh hasil terdapat 64 % hingga 89,5 % penumpang yang tidak dapat memperoleh tiket pada 12 rute pengamatan selama rentang masa lebaran tahun 2018. Selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan kebijakan para stakeholders dan memberikan impact terhadap ketersediaan kursi (seat capacity) angkutan udara pada masa lebaran sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta diharapkan pula pada koridor tertentu angkutan udara dapat mengurangi beban jalan sehingga tidak terjadi kemacetan panjang selama masa arus mudik balik lebaran.","PeriodicalId":32603,"journal":{"name":"Warta Ardhia Jurnal Perhubungan Udara","volume":"6 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89185510","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Kajian Potensi Cross Wind Dalam Pembangunan New Yogyakarta International Airport Guna Keselamatan Penerbangan","authors":"fatkhu royan, Bambang Wijayanto","doi":"10.25104/WA.V45I1.339.49-58","DOIUrl":"https://doi.org/10.25104/WA.V45I1.339.49-58","url":null,"abstract":"Angin merupakan unsur cuaca yang sangat penting dalam keselamatan penerbangan. Penelitian ini bertujuan melakukan analisa profil angin bulanan dan potensi terjadinya Crosswind dalam pembangunan New Yogyakarta International Airport. Metode yang dipakai dengan memasang 4 (empat)buah AWS (Automatic Weather Station) di ujung landasan selama bulan Maret Huingga September 2017. Hasil pengamatan dan analisa menunjukan bahwa pola angin pada periode Maret – Mei memiliki arah yang bervariasi dengan kecepatan rata-rata 5 – 8 knot. Pada Juni – September, pola angin berhembus dari arah Timur – Tenggara dengan kecepatan rata-rata 6 – 9 knot. Selama periode pengamatan kecepatan angin maksimum yang terjadi antara 14 – 20 knot dan tidak ditemukan potensi terjadinya cross wind untuk panjang runway 3.600 meter.","PeriodicalId":32603,"journal":{"name":"Warta Ardhia Jurnal Perhubungan Udara","volume":"122 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74289974","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Perbandingan Karakteristik Marshall Gradasi BBA dan Gradasi FAA Untuk Perkerasan Bandara dengan Memanfaatkan Agregat Buatan","authors":"Gusti Made Bagus Baskara","doi":"10.25104/WA.V45I1.340.59-66","DOIUrl":"https://doi.org/10.25104/WA.V45I1.340.59-66","url":null,"abstract":"One important part of the asphalt mixture is the aggregate gradation. Characteristics of concrete asphalt mixtures such as stability and flow are strongly influenced by aggregate gradations. The purpose of this study is to obtain the Marshall characteristics of asphalt concrete mixtures using artificial aggregates with BBA (Bitumineux pour chausees Aeronautiques) gradation and FAA (Federal Aviation Administration) gradation. Artificial aggregates that have been obtained in previous studies are the materials that will be used in this study. From the results experiment it was found that the asphalt concrete mixture using BBA gradation had the highest stability compare to the stability of FAA gradation with value of 2055,9 Kg and 2039,1 Kg respectively. The highest flow value in the BBA gradation mixture was 3.63 mm while the FAA gradation mixture was 3.60 mm. For Marshall Quotient values, the mixture of BBA gradation is 566.8 Kg / mm and FAA gradation mixture is 571.8 Kg / mm. \u0000 \u0000Salah satu bagian penting dalam campuran beraspal adalah gradasi agregat. Karakteristik campuran aspal beton seperti stabilitas dan flow sangat dipengaruhi oleh gradasi agregat. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan karakteristik Marshall campuran aspal beton yang menggunakan agregat buatan dengan gradasi BBA (Beton Bitumineux pour chausees Aeronautiques) dan gradasi FAA (Federal Aviation Administration). Agregat buatan yang sudah diperoleh dalam penelitian sebelumnya menjadi bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini. Dari hasil pemeriksaan didapat bahwa campuran aspal beton yang menggunakan gradasi BBA mempunyai nilai stabilitas tertinggi yaitu sebesar 2055,9 Kg, sedangkan nilai stabilitas campuran gradasi FAA sebesar 2039,1 Kg. Nilai flow tertinggi pada campuran gradasi BBA yaitu sebesar 3,63 mm sedangkan campuran gradasi FAA sebesar 3,60 mm. Untuk nilai Marshall Quotient campuran gradasi BBA sebesar 566,8 Kg/mm dan campuran gradasi FAA sebesar 571,8 Kg/mm.","PeriodicalId":32603,"journal":{"name":"Warta Ardhia Jurnal Perhubungan Udara","volume":"37 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82737626","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Steep Approach Terhadap Operasional Runway","authors":"Faisal Esa Arighi, Ervina Ahyudanari","doi":"10.25104/WA.V45I1.341.1-12","DOIUrl":"https://doi.org/10.25104/WA.V45I1.341.1-12","url":null,"abstract":"Kebutuhan transportasi udara terus meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan kebutuhan ini juga berdampak pada lingkungan sekitar bandar udara dan salah satunya adalah dampak kebisingan dari operasional pesawat. Dalam penelitian ini, akan dibandingkan kapasitas runway dengan sudut approach standar (3⁰) dengan steep approach (4,5⁰). Dengan data lalu lintas dari peak hour eksisting, akan diketahui kapasitas runway awal menggunakan diagram ruang-waktu yang menghasilkan kapasitas ultimate dari runway tersebut dan dapat diketahui pula kapasitas runway steep approach. Dengan kapasitas runway ultimate dan kapasitas runway steep approach, akan diketahui perbedaan kapasitas dari kedua metode approach dan diketahui pengurangan kapasitas dari steep approach. Hasil analisa menggunakan diagram ruang waktu menunjukkan bahwa tidak terjadi pengurangan kapasitas dengan 34 pergerakan per jam. Jenis pesawat yang memenuhi target kecepatan 137±4kt adalah Airbus A320. Kesimpulan dari penelitian ini adalah steep approach tidak mengurangi kapasitas runway pada peak hour. Pada peak hour, pesawat cenderung homogen dalam tipe wake turbulence yang dihasilkan. Penggunaan ILS akan diperuntukkan bagi standard approach dan steep approach dapat menggunakan Microwave Landing System atau GBAS (Ground Based Augmentation System) Landing System. Terjadi pengurangan kebisingan tingkat 2 dari 1400 m menjadi 1282 m dan pada area perumahan sekitar bandara sebesar 60,5%.","PeriodicalId":32603,"journal":{"name":"Warta Ardhia Jurnal Perhubungan Udara","volume":"7 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80107304","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Analisis Potensi Bisnis Bandar Udara pada masa Pandemi Covid-19 Studi Kasus: Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta","authors":"Agus Santoso","doi":"10.25104/WA.V46I2.391.96-109","DOIUrl":"https://doi.org/10.25104/WA.V46I2.391.96-109","url":null,"abstract":"Pandemi Covid 19 memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap perekonomian dunia. Salah satu industri yang cukup terdampak oleh adanya pandemi Covid 19 ini adalah industri penerbangan. PT Angkasa Pura II merupakan salah satu perusahaan penerbangan pengelola Airport yang terdampak Covid 19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak Covid 19 pada perusahaan penerbangan Angkasa Pura II untuk selanjutnya mencari metode survival terbaik demi mengangkat kembali pendapatan perusahaan dan mengatasi kerugian perusahaan akibat adanya pandemi Covid – 19. \u0000Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder terkait jumlah trafik penerbangan di Bandara Soekarno Hatta serta data pendapatan PT Angkasa Pura II dari bisnis aero dan non aero di Bandara Soekarno Hatta. Data dalam penelitian ini selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif, teknik forecasting, teknik analisis regresi dan analisis SWOT sampai ditemukan solusi – solusi yang memungkinkan perusahaan bangkit dari keterperukan akibat pandemi Covid – 19. \u0000Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini, terdapat 2 komponen yang paling memungkinkan dikembangkan di era pandemi ini, yaitu komponen Cargo dan F&B tenant. Selain itu perusahaan juga masih dapat meningkatkan komponen Ground Handling, Aircraft Maintenance Catering and Cleaning, dan Utilites sebagai tambahan masukan pendapatan di era pandemi.","PeriodicalId":32603,"journal":{"name":"Warta Ardhia Jurnal Perhubungan Udara","volume":"59 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73861901","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"THE INFLUENCE OF ORGANIZATIONAL CULTURE, JOB SATISFACTION, AND PROFESSIONAL COMMITMENT ON INNOVATIVE BEHAVIOR OF FLIGHT INSTRUCTORS AT THE CIVIL FLIGHT SCHOOL IN INDONESIA","authors":"Afen Sena","doi":"10.25104/wa.v46i1.374.1-17","DOIUrl":"https://doi.org/10.25104/wa.v46i1.374.1-17","url":null,"abstract":"Abstract—In a dynamic and rapidly changing environment, innovation is the crucial factor for organizational success. Innovations that are needed primarily are innovations at the individual level or innovative behavior, which is a source of innovation at the organization level. This study aims to investigate the factors that influence the flight instructor's innovative behavior at flight schools in Indonesia, mainly based on organizational culture, job satisfaction, and professional commitment. \u0000The study used a quantitative approach with a survey method with a sample of 98 flight instructors taken through simple random sampling. Data collection is using a questionnaire with a five-point Likert scale and data analysis using path analysis. \u0000The findings in the study indicate that organizational culture, job satisfaction, and professional commitment have a positive direct effect on innovative behavior. Organizational culture is also indicating to have a positive direct effect on job satisfaction and professional commitment. Other findings show that job satisfaction does not directly effect on professional commitment. \u0000Based on the results of this study, the factors of organizational culture, job satisfaction, and professional commitment must be positioned as a strategic factor in the process of organizational management at flight schools in order to obtain sufficient attention. These three factors must also be continuously improved to strengthen innovative behavior among flight instructors.","PeriodicalId":32603,"journal":{"name":"Warta Ardhia Jurnal Perhubungan Udara","volume":"3 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84163567","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Analisis Pengembangan Terminal Kargo Bandar Udara Juanda Guna Mendungkung Sistem Logistik Nasional (Sislognas)","authors":"Diah Yuniati, Sigit Priyanto, S. Subagyo","doi":"10.25104/WA.V44I2.330.137-144","DOIUrl":"https://doi.org/10.25104/WA.V44I2.330.137-144","url":null,"abstract":"Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2012 Tentang Cetak Biru Pembangunan Sistem Logistik Nasional (Sislognas), pendekatan sislognas diarahkan pada 6 (enam) kunci pengerak utama logistik, dimana salah satunya adalah infrastruktur transportasi. Strategi perkuatan infrastruktur logistik nasional di dalam RPJM Tahun 2015-2019 adalah mengembangkan 9 bandara untuk pelayanan kargo. Bandara Juanda dengan sistem pelayanan kargo yang sudah beroperasi 24/7 termasuk bandara yang perlu dikembangkan guna mencapai visi sislognas tahun 2025.","PeriodicalId":32603,"journal":{"name":"Warta Ardhia Jurnal Perhubungan Udara","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88609443","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}