{"title":"Pengaruh Waktu Ekstraksi terhadap Mutu Ekstrak Cair Rumput Laut Gracilaria sp. sebagai Bahan Baku Pupuk Cair","authors":"N. Nurhayati, Olivia Oktaviani, Jamal Basmal","doi":"10.15578/JPBKP.V13I1.505","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/JPBKP.V13I1.505","url":null,"abstract":"Ekstrak cair rumput laut kini telah banyak digunakan dalam bidang pertanian karena mengandung senyawa penting yang dibutuhkan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu ekstraksi terhadap mutu ekstrak cair Gracilaria sp. sebagai bahan pupuk cair. Ekstrak cair diekstrak menggunakan larutan KOH 0,3% pada suhu 80 °C dengan waktu ekstraksi 0, 2, 4, dan 6 jam. Parameter yang diamati yaitu nilai pH, EC (electrical conductivity), TDS (total dissolved solids), viskositas, C-organik, serta kadar unsur hara makro N dan K. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan optimum untuk menghasilkan ekstrak cair terbaik adalah pada perlakuan waktu ekstraksi selama 2 jam yaitu dengan nilai pH 6,35, EC 4,9 mS/cm, TDS 4839 ppm, viskositas 1,6 cPs, C-organik 0,18%, kadar unsur hara N 0,022% dan K 0,082%. ","PeriodicalId":31542,"journal":{"name":"Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49188455","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Kualitas Karaginan dari Rumput Laut Kappaphycus alvarezii pada Lokasi Berbeda di Perairan Maluku Tenggara","authors":"Bayu Kumayanjati, Rany Dwimayasanti","doi":"10.15578/jpbkp.v13i1.490","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/jpbkp.v13i1.490","url":null,"abstract":"Rumput laut jenis Kappaphycus alvarezii merupakan jenis rumput laut yang dibudidayakan di Maluku Tenggara. Rumput laut jenis ini merupakan rumput laut penghasil karaginan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas karaginan dari rumput laut K. alvarezii yang dibudidayakan di tiga lokasi di Maluku Tenggara, yaitu Letman, Letvuan dan Revav. Kualitas karaginan yang diamati antara lain rendemen, kadar air, kadar abu, viskositas, gel strength, dan derajat putih. Rumput laut diekstrak dengan metode perlakuan alkali dengan larutan NaOH 9%. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan program statistik IBM SPSS Statistics 24 untuk mengetahui perbedaan kualitas karaginan dari tiga lokasi tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas karaginan dari tiga lokasi berbeda nyata (<0,05) untuk semua parameter. Karaginan dari rumput laut Letvuan memiliki nilai rendemen dan gel strength terbaik dibandingkan rumput laut Letman dan Revav, yaitu 43,25% untuk rendemen dan 207,50 g/cm2 untuk gel strength. Karaginan dari rumput laut Revav memiliki nilai viskositas terbaik yaitu sebesar 54,39 cP. Karaginan dari rumput laut Letman memiliki kenampakan terbaik dibandingkan dengan Letvuan dan Revav dengan nilai derajat putih sebesar 68,22%. Berdasarkan hasil pengujian, maka hanya karaginan dari lokasi Revav yang memenuhi standar kualitas FAO.","PeriodicalId":31542,"journal":{"name":"Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44155889","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Cover Belakang JPBKP Vol. 13 No. 1 Tahun 2018","authors":"Jpbkp Jpbkp","doi":"10.15578/jpbkp.v13i1.539","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/jpbkp.v13i1.539","url":null,"abstract":"","PeriodicalId":31542,"journal":{"name":"Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43920405","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pembentukan Formaldehida Alami dan Penurunan Mutu Ikan Kerapu Cantik ( Epinephelus fuscoguttatus × E. microdon) selama Penyimpanan pada Suhu Beku","authors":"Giri Rohmad Barokah, Ajeng Kurniasari Putri, Umi Anissah, Jovita Tri Murtini","doi":"10.15578/JPBKP.V13I1.511","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/JPBKP.V13I1.511","url":null,"abstract":"Fenomena dan tren keamanan produk pangan meningkat seiring dengan bertambahnya permintaan akan penelitian keamanan produk pangan untuk menjamin keamanan produk makanan yang beredar secara global kepada konsumen. Urgensi kontaminasi cemaran kimia khususnya formaldehid pada pangan menjadi keharusan, mengingat keberadaan formaldehid dapat terjadi secara alami seiring dengan kemunduran mutu pangan terutama pada produk perikanan. Hal tersebut yang melatarbelakangi penelitian untuk mengetahui pembentukan formaldehid pada ikan kerapu cantik selama proses kemunduran mutu pada saat disimpan pada kondisi beku. Hasil penelitian menunjukkan Ikan kerapu cantik dalam usia panen dan ukuran yang hampir sama memiliki respon metabolisme yang berbeda-beda pada proses kematiannya sehingga mengakibatkan kandungan TMA, TVB dan formaldehid alami yang terbentuk pada awal kematian itu yang berbeda Pembentukan formaldehid alami pada ikan kerapu cantik selama disimpan pada kondisi penyimpanan beku selama lima bulan membentuk pola parabolik, dimana formaldehid pada titik awal ikan dimatikan naik dan mencapai titik maksimum hingga bulan penyimpanan kedua lalu bergerak menurun mulai dari bulan ke tiga hingga kelima. Pembentukan formaldehida alami pada ikan kerapu cantik selama disimpan pada suhu beku berkorelasi positif dengan kemunduran mutu ikan kerapu cantik berdasarkan parameter TVB dan TMA","PeriodicalId":31542,"journal":{"name":"Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46971801","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
S. Suryanti, Sakinah Haryati, Achmad Noerkhaerin Putra, R. Heryana
{"title":"Karakteristik Makanan Ringan Ekstrudat dari Kepala Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei)","authors":"S. Suryanti, Sakinah Haryati, Achmad Noerkhaerin Putra, R. Heryana","doi":"10.15578/JPBKP.V13I1.500","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/JPBKP.V13I1.500","url":null,"abstract":"Pengembangan penelitian produk makanan ringan ekstrudat dari kepala udang vannamei (Litopenaeus vannamei) telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik makanan ringan ekstrudat yang dihasilkan dengan penambahan kepala udang vannamei. Proses pembuatan makanan ringan ekstrudat terdiri dari persiapan bahan baku (pembuatan grit kepala udang, jagung dan beras) dan formulasi dengan tiga perlakuan konsentrasi kepala udang vannamei yaitu 0% (kontrol), 5% dan 10%. Proses pembuatan makanan ringan ekstrudat dilakukan menggunakan alat ekstruder berulir tunggal pada suhu ±160 oC. Parameter pengamatan yang dilakukan terhadap produk makanan ringan ekstrudat yang dihasilkan meliputi analisis proksimat, mikrobiologi (ALT dan E. coli), tekstur kekerasan, derajat putih, aktivitas air (aw), dan sensori. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan 5% kepala udang vannamei memenuhi persyaratan makanan ringan ekstrudat berdasarkan SNI 2886:2015 dengan kandungan protein 11,55% (bb), lemak 0,83% (bb) ALT 7,1x103 koloni/g dan E.coli negatif. Nilai tekstur kekerasan 324,13 g dalam waktu 10,67 detik, derajat putih 47,57% dan aw 0,7. Selain itu, hasil uji sensori menunjukkan perlakuan 5% kepala udang vannamei menghasilkan aroma dan rasa mendekati spesifik bau udang serta tekstur yang renyah.","PeriodicalId":31542,"journal":{"name":"Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48559398","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Isolasi dan Identifikasi Kapang dari Ikan Pindang","authors":"I. Hermana, A. Kusmarwati, Yusma Yennie","doi":"10.15578/JPBKP.V13I1.492","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/JPBKP.V13I1.492","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis kapang yang diisolasi dari produk ikan pindang. Pengambilan sampel dilakukan di enam lokasi, yaitu Jakarta, Bogor, Pelabuhan Ratu, Bandung, Cirebon, dan Semarang. Isolasi kapang dilakukan dengan metode pengenceran bertingkat, sedangkan identifikasi kapang dilakukan secara morfologi dan molekuler berdasarkan data sekuen nukleotida dari daerah ITS rDNA. Sebagai data dukung, terhadap ikan pindang juga dilakukan analisis kadar garam dan nilai aktivitas air (aw). Hasil analisis menunjukkan bahwa kadar garam sampel ikan pindang berkisar antara 1,20-7,78% dengan aw 0,91-0,98. Sebanyak 119 isolat kapang berhasil diisolasi dari 30 sampel ikan pindang. Isolat-isolat tersebut termasuk ke dalam tujuh marga dan 16 spesies yaitu Aspergillus flavus, A. fumigatus, A. niger, A. ochraceus, A. oryzae, A. sydowii, A. terreus, Cladosporium allicinum, Eurotium chevalieri, Fusarium graminearum, F. cerealis, Loweporus sp., Penicillium citrinum, P. chermesinum, P. chrysogenum, dan Syncephalastrum racemosum. Terdapat enam jenis kapang yang dominan yaitu P. chermesinum (80%), diikuti oleh P. citrinum (73%), A. fumigatus (56,6%), A. flavus (53,3%), A. niger (46,7%), dan E.chevalieri (26,7%). Tidak ada hubungan antara jenis kapang yang tumbuh dengan jenis ikan pindang, nilai aw maupun kadar garam; namun pertumbuhan kapang berkaitan dengan kadar garam. Kadar garam ikan pindang yang lebih rendah menyebabkan pertumbuhan kapang yang lebih banyak.","PeriodicalId":31542,"journal":{"name":"Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46832669","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}