{"title":"KOMPETENSI SEMANTIK LEKSIKAL PADA PENYANDANG DOWN SYNDROME DI SLB NEGERI SEMARANG","authors":"Idayatul Rohmah, F. Rokhman, Deby Luriawati","doi":"10.15294/jsi.v8i1.29853","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/jsi.v8i1.29853","url":null,"abstract":"Penelitian semantik leksikal pada penyandang down syndrome perlu dilakukan untuk mengungkap sejauh mana tentang kompetensi terhadap realitas yang ada di sekelilingnya. Dengan demikian, dapat dipaparkan pula tentang faktor yang mempengaruhi gejala penyimpangan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Menjelaskan kompetensi semantik leksikal pada penyandang down syndrome di SLB Negeri Semarang dilihat dari ketepatan dan penyimpangan dalam menguasai medan makna; dan (2) Mengklasifikasikan faktor yang mempengaruhi gejala penyimpangan semantik leksikal pada penyandang down syndrome di SLB Negeri Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi semantik leksikal pada penyandang down syndrome berbeda-beda. Namun pada medan makna tertentu, terdapat persamaan kompetensi yang secara teratur terjadi baik berupa ketepatan maupun penyimpangan. Penyimpangan semantik leksikal pada penyandang down syndrome terjadi karena beberapa sebab, meliputi kilir lidah yang berupa kekeliruan seleksi makna, kekeliruan suku kata, perubahan bentuk kata yang berupa repetisi, perubahan bentuk dasar menjadi bentuk berimbuhan, perubahan bentuk berimbuhan menjadi bentuk berimbuhan yang lain, gejala lupa-lupa ingat, kurangnya perbendaharaan kata, kekurangmampuan dalam mengungkap relasi semantis, penggunaan arti kata yang lebih konkrit dan interferensi. \u0000 \u0000 \u0000This research is lexical semantics that focuses on down syndrome sufferer need to be done to reveal how far the competence toward reality that exists around. This research also explains about factors that influence the indication deviation. The objectives of this research are (1) to explain lexical semantics competence on down syndrome sufferer in SLB Negeri Semarang observed at accuracy and deviation on mastering scopes (2) and, to clasify factors that influence the lexical semantics indication deviation on down syndrome sufferer in SLB Negeri Semarang. The result of this research shows that the lexical semantics competence on down syndrome sufferer is different. However, on some scopes, there is similarity competence on accuracy and deviation. The lexical semantics deviation on down syndrome sufferer is caused by several things such as tongue-sprained like an error of meaning selection and syllable, alteration of word form like repetition, alteration base form become affix, alteration affix become other affixes recalling sympton, less vocabulary, hardly showing semantic relation, using more concrete of meaning words, and interference.","PeriodicalId":30890,"journal":{"name":"Jurnal Sastra Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47964879","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"DONGENG ABAD 21: MODERNISASI SASTRA ANAK BERBASIS PSIKOLOGI PERKEMBANGAN","authors":"Qurrota Ayu Neina","doi":"10.15294/jsi.v7i3.29846","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/jsi.v7i3.29846","url":null,"abstract":"Tulisan ini memaparkan prinsip pengembangan cerita anak (dongeng) berdasarkan psikologi perkembangan anak. Penelitian ini menggunakan prosedur penelitian Research and Development (penelitian dan pengembangan). Data pada penelitian ini meliputi (1) deskripsi hasil analisis struktur cerita anak, (2) deskripsi hasil analisis keterkaitan tema dan jalan cerita dalam dongeng, dan (3) skor kecenderungan analisis kebutuhan psikologi, sosial, dan moral pada anak usia dini. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa seluruh dongeng anak nusantara tidak memiliki struktur yang lengkap. Selain itu, diketahui juga terdapat ketidaksamaan tema dengan alur, rangkaian peristiwa dalam cerita banyak berisi hal-hal yang negatif, dan hal ini bertentangan dengan nilai yang akan diajarkan pada tema. Selain itu, berdasarkan hasil sinkronisasi karakteristik data dari hasil analisis kebutuhan cerita anak pada usia dini serta pedoman mengembangankan cerita anak berbasis psikologi perkembangan, didapatkan tiga prinsip dasar pengembangan cerita anak, yaitu 1) struktur, 2) unsur intrinsik , dan 3) unsur ekstrinsik. \u0000 \u0000This paper describes the principle of developing children's stories (fairy tales) based on the psychology of child development. This study uses Research and Development research procedures (research and development). The data in this study include (1) a description of the results of the analysis of children's story structure, (2) a description of the results of the analysis of the theme and storyline in fairy tales, and (3) the trend score for analyzing psychological, social, and moral needs in early childhood. Based on the results of the analysis, it is known that all Indonesian children's stories do not have a complete structure. In addition, it is known that there are also themes inequality with the plot, the series of events in the story contains a lot of negative things, and this is contrary to the value that will be taught on the theme. In addition, based on the results of synchronization of data characteristics from the analysis of children's story needs at an early age as well as guidelines for developing children's stories based on developmental psychology, three basic principles for developing children's stories are obtained: 1) structure, 2) intrinsic elements, and 3) extrinsic elements.","PeriodicalId":30890,"journal":{"name":"Jurnal Sastra Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43442207","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM WACANA NASKAH DRAMA DELEILAH TAK INGIN PULANG DARI PESTA KARYA PUTHUT E.A.","authors":"Novita Indrayanti, H. Haryadi, Imam Baehaqie","doi":"10.15294/JSI.V8I1.29951","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/JSI.V8I1.29951","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengindentifikasi jenis dan fungsi tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam wacana naskah drama Deleilah Tak Ingin Pulang dari Pesta karya Puthut E.A. Penelitian ini menggunakan pendekatan teoretis yaitu pragmatis dan metodologis yaitu deskriptif kualitatif. Penelitian dilakukan dengan metode simak dengan teknik catat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis tindak tutur ilokusi yang terdapat pada wacana wacana naskah drama Deleilah Tak Ingin Pulang dari Pesta karya Puthut E.A. adalah (1) tindak tutur representatif meliputi representatif memberitahukan, mengeluh, membanggakan, dan mengakui, (2) tindak tutur direktif meliputi direktif mengajak, memerintah, menasihati, dan meminta, (3) tindak tutur komisif meliputi komisif berjanji, mengancam, dan menawarkan, (4) tindak tutur ekspresif meliputi ekspresif memuji, mengkritik, mengucapkan terima kasih, mengecam, menyindir, menyalahkan, dan mengucapkan selamat, dan (5) tindak tutur isbati meliputi isbati mengundurkan diri dan membatalkan. Adapun fungsi tindak tutur ilokusi yang ditemukan yaitu (1) fungsi kompetitif meliputi kompetitif mengkritik, memerintah, dan membanggakan, (2) fungsi menyenangkan meliputi menyenangkan mengucapkan terima kasih, memuji, mengajak, menawarkan, dan mengucapkan selamat, (3) fungsi bekerja sama meliputi bekerja sama berspekulasi, memberitahukan, mengeluh, melaporkan, mengumumkan, dan mengakui, dan (4) fungsi bertentangan meliputi bertentangan mengancam, mengecam, dan menyalahkan. \u0000 \u0000This study aims to describe and identify the types and functions of illocutionary speech acts contained in the drama script discourse Deleilah Tak Ingin Pulang dari Pesta by Puthut E.A. This study uses a theoretical approach that is pragmatic and methodological which belong to descriptive qualitative. This research was carried out by using scrutinized method and note technique. The results of this research showed that the type of illocutionary speech acts contained in the discourse plays \" Deleilah Tak Ingin Pulang dari Pesta \" by Puthut E.A. were: (1) the representative speech acts include the representative of telling, complaining, boasting, and recognizing, (2) the directive speech acts include directive of inviting, instructing, advising, and asking, (3) the commissive speech acts include commissive of promising, threatening, and offering, (4) the expressive speech acts include expressive of praising, criticizing, thanking, inveighing, teasing by illusion, blaming, and congratulating, and (5) the isbati speech acts include the isbati of resigning and canceling. The functions of illocutionary speech acts which were found were: (1) the function competitively includes the competitive of criticizing, commanding, and encouraging, (2) the pleasing functions include pleasing to thank, praise, encourage, offers, and congratulate, (3) the functions of work in team include working in team to speculate, inform, complain, report, announce and a","PeriodicalId":30890,"journal":{"name":"Jurnal Sastra Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41992853","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"SPEECH BEHAVIOR EXPRESSION ON TRUCK IN SISEMUT UNGARAN TERMINAL","authors":"Muhamad Haekal, H. Mardikantoro, A. Syaifudin","doi":"10.15294/jsi.v8i1.29950","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/jsi.v8i1.29950","url":null,"abstract":"Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk tindak tutur dan efek dari tindak tutur pada bak truk di Terminal Sisemut Ungaran. Analisis data dilakukan dengan metode padan. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa pada penggalan wacana pada bak truk di Terminal Sisemut Ungaran terdiri dari jenis tindak tutur konstatif, performatif, lokusi, ilokusi, perlokusi, representatif, direktif, ekspresif, komisif, langsung harfiah, langsung tak harfiah, tak langsung harfiah, tak langsung tak harfiah. Selain itu, efek yang ditimbulkan dari tindak tutur dalam penggalan tuturan wacana pada bak truk ditemukan dalam penelitian ini efek positif meliputi introspeksi, mendorong. melegakan, memaklumi, bersimpati, menurut. Efek negatif dalam penelitian ini meliputi tersinggung, dewasa. \u0000 \u0000The objectives in this research is to describe the from of speech acts and the effect of speech acts and the effect of speech acts on the tank truck in Terminal Sisemut Ungaran. Data analysis is done by method of padan. Based on the results of the analysis, it is known that the discourse fragments on the truck at the terminal of ungaran sisemut consisted of the type of speech act konstatif, performative, locution, ilocution, perlocution, representative, directive, exspressive, commissive, directly literal, directly not literally, not literally, not directly literal. Besides the effects of speech acts in discourse on the truck found positive effects include introspection, push, a relief, tolerance, sympathy, according. Negative effects in this study include offense, adult.","PeriodicalId":30890,"journal":{"name":"Jurnal Sastra Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41538870","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT PESISIRAN SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR","authors":"Zuliyanti Zuliyanti, Nurul Fitrotul","doi":"10.15294/jsi.v7i3.29848","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/jsi.v7i3.29848","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan analisis nilai-nilai moral dalam cerita rakyat pesisiran sebagai alternatif bahan ajar dalam pembelajaran Sejarah Sastra Lama. Metode penelitian ini digunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Objek penelitian ini adalah cerita rakyat pesisiran. Sumber data penelitian ini adalah masyarakat pesisiran yang memahami cerita rakyat pesisiran. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah studi pustaka, teknik observasi, teknik wawancara, dan teknik simak catat. Sedangkan instrumen penelitian ini adalah lembar observasi, lembar wawancara, dan kartu data. Teknik analisis data dilakukan dengan tahap-tahap: (1) pengumpulan data, (2) reduksi data, (3) penyajian (display) data, dan (4) penyimpulan atau verifikasi data dan hasil. Hasil penelitian diketahui bahwa cerita rakyat dari pesisiran terkandung nilai sosial dan agama yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan dijadikan teladan dalam menjaga kerukunan dan ketentraman. Nilai-nilai sosial dan agama tersebut sangat cocok untuk diintegrasikan dalam pembelajaran sastra terutama dalam pembelajaran Sejarah Sastra Lama. \u0000 \u0000The purpose of this study is to describe the analysis of moral values in coastal folklore as an alternative teaching material in learning the History of Old Literature. This research method used qualitative descriptive analysis method. The object of this research is coastal folklore. The source of this research data is coastal communities that understand coastal folklore. The data collection techniques of this study are literature studies, observation techniques, interview techniques, and note taking techniques. While the research instruments are observation sheets, interview sheets, and data cards. Data analysis techniques are carried out with stages: (1) data collection, (2) data reduction, (3) data presentation (display), and (4) inference or verification of data and results. The results of the study show that folklore from coastal areas contains social and religious values that can be applied in daily life and are exemplary in maintaining harmony and tranquility. These social and religious values are very suitable to be integrated in literary learning, especially in learning the History of Old Literature.","PeriodicalId":30890,"journal":{"name":"Jurnal Sastra Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42012863","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ALIH WAHANA HUJAN BULAN JUNI","authors":"Suseno Suseno, B. Nugroho","doi":"10.15294/jsi.v7i3.29847","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/jsi.v7i3.29847","url":null,"abstract":"Penelitian ini menggunakan novel Hujan Bulan Juni dengan karya adaptasinya karya Sapardi Djoko Damono sebagi objek penelitian. Karya tersebut menjadi penting karena mengalami 3 fenomena adaptasi karya atau alih wahana. Novel yang dialih wahana dari karya (kumpulan) puisi dan akhirnya sampai ke karya film. Dari karya paling awal (puisi) ke novel, lalu ke film. Penelitian ini akan mencoba mengkaji bagaimana perjalanan alih wahana ketiga genre karya tersebut. Alih wahana Hujan Bulan Juni terjadi dua tahap. Tahap pertama adalah dari kumpulan puisi ke novel. Pada tahap ini transforamsi terjadi secara luas. Secara umum meluas dari tokoh, latar, maupun penceritaan. Demikian dari sifat imajinatif puisi menjadi konretisasi novel. Pada transformasi tahap kedua, mengalamai beberapa karakter transformasi, yaitu percakapan menjadi dialog, puisi menjadi dialog, kembali ke puisi, dan puisi novel sebagai ending film. Karya ini menurut penulis merupakan karya yang syarat dengan kedalaman makna sehingga cukup dapat dimaknai dari berbagai sudut pemaknaan. \u0000This study uses the Rainy June novel with his adaptation work by Sapardi Djoko Damono as the object of research. The work is important because it experiences 3 phenomena of work adaptation or rides. A novel that is translated from a collection of poetry and finally to film work. From the earliest works (poems) to novels, then to films. This study will try to examine how the journey of the three genres of the work was taken. Transfer of Raindrops In June there are two stages. The first stage is from a collection of poems to novels. At this stage phosphorus occurs widely. In general, it extends from the character, background, and storytelling. Thus from the imaginative nature of poetry it becomes the concretization of the novel. In the second stage of transformation, experiencing several characters of transformation, namely conversation into dialogue, poetry becomes dialogue, returns to poetry, and poetry of novels as the ending of the film. This work according to the author is a work that conditions with the depth of meaning so that it can be interpreted from various angles of meaning.","PeriodicalId":30890,"journal":{"name":"Jurnal Sastra Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44774781","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERILAKU TOKOH INDIGO DALAM NOVEL DANUR KARYA RISA SARASWATI : KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA","authors":"Siti Fatimah Astari, U’um Qomariyah, Maharani Intan Andalas Irp","doi":"10.15294/jsi.v8i1.29952","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/jsi.v8i1.29952","url":null,"abstract":"Salah satu fenomena yang terjadi dalam kehidupan manusia adalah masalah kejiwaan sehingga berpengaruh terhadap perilakunya kepada orang lain. Hal itulah yang dialami tokoh Risa dalam novel karya Risa Saraswati yang berjudul Danur. Peristiwa-peristiwa yang dialami membuat tokoh Risa berperilaku sesuai dengan apa yang telah disaksikannya. Perilaku tokoh Risa dihadapkan pada konflik psikologis yang dipengaruhi oleh lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan karakteristik tokoh utama sebagai seorang indigo, (2) mendeskripsikan tokoh indigo dalam merespon stimulus tokoh lain, (3) mendeskripsikan perkembangan kepribadian tokoh indigo dalam Danur karya Risa Saraswati. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah psikologi sastra, yang dikhususkan pada psikologi behavior, yaitu teori yang membahas aspek perilaku dan perkembangan kepribadian. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa, (1) terdapat karakteristik indigo pada tokoh Risa, meliputi: berkemauan keras, keras kepala, kreatif dengan bakat artistik pada musik, bertindak berdasarkan intuisi atau psikis, cenderung mengalami insomnia dan mimpi buruk, memiliki riwayat depresi dan pikiran- pikiran atau upaya bunuh diri, mencari persahabatan yang sejati, mendalam, dan bertahan lama. (2) perilaku tokoh Risa merupakan respon yang terbentuk dari stimulus yang dapat diterima oleh alat indra mata, telinga, dan mulut (3) perkembangan kepribadian Risa berkaitan dengan kelima sahabatnya. Hal tersebut terbukti pada peristiwa tokoh Risa sebelum mengenal kelima sahabatnya, mengenal, ditinggalkan dan bertemu kembali dengan kelima sahabatnya. \u0000 \u0000One of the phenomena that occur in human life is a matter of psychological abuse so that the effect on their behaviour to others. That is experienced by a character in the novel by Risa Risa Saraswati entitled Danur. The events that make the character Risa behave in accordance with what she had. The behavior of the character Risa is exposed to psychological conflict that is affected by the environment. This research aims to (1) describe the characteristics of the main character as an indigo, (2) describe the indigo's character of stimulus respond to another, (3) describe the development of the personality of the characters in the works of Risa Saraswati. The approach was conducted in this research is the psychology literature, which specialized in psychology behavior, that is the theory that discusses aspects of behavior and the development of personality. Based on the results of the research, noted that, (1) there are characteristics of indigo on the character Risa, include: strong-willed, stubborn, creative with artistic talent in music, Act on intuition or psychic, are likely to experience insomnia and nightmares, have a history of depression and thoughts of suicide attempts, or looking for a true friendship, profound, and enduring. (2) the behaviour of the character Risa is a response that is formed from a Stimulus that can be accepted ","PeriodicalId":30890,"journal":{"name":"Jurnal Sastra Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42095761","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"FENOMENA PERILAKU PSIKOPAT DALAM NOVEL KATARSIS KARYA ANASTASIA AEMILIA: KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA","authors":"Reza Rozali, Mulyono Mu, Maharani Intan Andalas Irp","doi":"10.15294/jsi.v7i3.29841","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/jsi.v7i3.29841","url":null,"abstract":"Kasus kriminalitas di Indonesia beberapa tahun terakhir menunjukkan peningkatan yang begitu memprihatinkan, serta pada beberapa kasus dikaitkan dengan gangguan gejala psikopat. Psikopat ialah bentuk kekalutan mental yang ditandai dengan tidak adanya pengorganisasian dan pengintegrasian pribadi, tidak bisa bertanggung jawab secara moral, selalu konflik dengan norma sosial dan hukum yang diciptakkan oleh angan-angannya sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena perilaku psikopat pada novel Katarsis karya Anastasia Aemilia dengan pendekatan psikologi sastra, khususnya menggunakan teori gangguan kepribadian psikopat Sigmund Freud. Pada dasarnya psikologi sastra memberikan perhatian pada masalah kejiwaan para tokoh fiksional yang terkandung dalam karya sastra. Sasaran dalam penelitian ini adalah fenomena perilaku psikopat yang dialami oleh tokoh dengan mengkaji bentuk perilaku, dan faktor penyebabnya. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa (1) bentuk perilaku psikopat tokoh dalam novel Katarsis karya Anastasia Aemilia diketahui berdasarkan ciri perilaku khusus pada psikopat yaitu berperilaku antisoasial, suka memanipulasi, berperilaku agresif, berperilaku sadistis, serta tidak menyesal dan tidak merasa bersalah sehingga dapat ditentukan bentuk perilaku psikopat yang terbagi ke dalam tiga bentuk, yaitu ringan, sedang, dan berat. (2) Faktor yang menyebabkan tokoh dalam novel Katarsis berperilaku psikopat yaitu faktor biologis dan faktor lingkungan. \u0000Cases of criminality in Indonesia in recent years have shown such an alarming increase, and in some cases linked to psychopathic symptoms disorder. Psychopaths are forms of mental disorder that is characterized by lack of organization and personal integration, can not be morally responsible, always conflict with social norms and laws created by wishful thinking alone. This study aims to describe the phenomenon of psychopathic behavior in the novel Katarsis by Anastasia Aemilia with the approach of literature psychology, in particular using the theory of psychopath personality disorder from Sigmund Freud. Basically, literature psychology gives attention to the psychological problems of the fictional characters contained in the literary work. Target in this research is phenomenon of psychopathic behavior experienced by the character by studying the form of behavior, and the cause factor. Data analysis technique used is descriptive qualitative technique. Based on the results of the research can be seen that (1) the form of psychopathic behavior of characters in the novel Katarsis by Anastasia Aemilia is known based on specific behavior on the psychopath that is behaving antisoasial, like to manipulate, behave aggressively, behave sadistis, and not regret and not feel guilty, so it can be determined form psychopathic behavior is divided into three forms, a light, medium, and heavy. (2) Factors that cause ch","PeriodicalId":30890,"journal":{"name":"Jurnal Sastra Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42688742","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dyah Prabaningrum, S. Khasanah, Swarinda Tyaskyesti
{"title":"PRINSIP SECUKUPNYA MENGENDALIKAN PERILAKU KONSUMTIF KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA PADA NOVEL KELUARGA CEMARA 1","authors":"Dyah Prabaningrum, S. Khasanah, Swarinda Tyaskyesti","doi":"10.15294/jsi.v8i1.29851","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/jsi.v8i1.29851","url":null,"abstract":"Tren konsumtivisme sangat mungkin mempengaruhi penurunan tingkat kebahagian masyarakat. Menurut Cronk (1996) konsumerisme menawarkan kesenangan ego sesaat untuk mereka yang mampu meraih kemewahan, dan menawarkan frustasi bagi mereka yang tidak mampu. Oleh karena itu, masyarakat perlu mendapatkan alternatif sebagai pendidikan karakter untuk mengendalikan perilaku konsumtifnya agar mencapai kebahagiaan. Pendidikan karakter yang demikian dapat dimediumkan dalam bentuk karya sastra. Artikel ini mengkaji tokoh dan penokohan anggota keluarga Cemara yang menerapkan prinsip secukupnya mengendalikan perilaku konsumtif dalam novel Keluarga Cemara 1. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode psikologi sastra. Hasil dari penelitian ini adalah prinsip secukupnya anggota keluarga cemara tercermin pada sikap yang mendahulukan prioritas dan mencukupkan diri pada hal yang ada. \u0000 \u0000Consumerism nowadays may be a big factor which affect the decrease of happiness. According to Cronk (1996) consumerism brings pleasure to them who can always get things, while it causes stressfull to them who can't. Therefore, people in society nowadays need to get some character education alternatives to manage their consumtive behavior so that happiness can be achieved. One of character education alternatives is education through literacy. This article analyze Keluarga Cemara's figures and their character within novel. We analyze using \"sacukupe\" concept from Ki Ageng Suryomentaram to manage consumtive behavior in Keluarga Cemara 1 Novel. The method in this current study is using psychology of literacy. The result found that \"sacukupe\" concept is determined in the attitude of priority first and accept the thing they have had with gratitude.","PeriodicalId":30890,"journal":{"name":"Jurnal Sastra Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44208891","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
D. Sari, Hari Bakti Mardikantoro, Septina Sulistyaningrum
{"title":"Nilai Filosofis dalam Leksikon Batik Demak di Kabupaten Demak (Kajian Etnolinguistik)","authors":"D. Sari, Hari Bakti Mardikantoro, Septina Sulistyaningrum","doi":"10.15294/JSI.V7I2.29828","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/JSI.V7I2.29828","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan leksikon batik Demak di Kabupaten Demak dan nilai filosofis dalam leksikon batik Demak di Kabupaten Demak. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnolinguistik dan pendekatan deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini dijaring dengan menggunakan metode simak dan cakap. Analisis data digunakan metode agih teknik BUL, metode padan subtranslasional, dan metode interaktif. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut. Pertama, leksikon batik Demak terdiri atas dua klasifikasi yaitu berdasarkan kategori satuan lingual dan berdasarkan kategori bentuk. Kedua, leksikon batik Demak mencerminkan 3 nilai filosofis yang terdiri atas nilai religius, nilai moral, dan nilai sosial. Nilai filosofis tersebut mencerminkan dimensi hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan alam. \u0000The aim of this study describe the lexicon of batik Demak in Demak Regency and the philosophical value in lexicon of batik Demak in Demak regency. This study uses ethnolinguistic approach and qualitative descriptive approach. Data was captured using hear and speak methods. Analysis of the data using BUL method, subtranslasional method, and interactive method. The result showed as follows. First, the lexicon of batik Demak consisting of two classifications, namely by lingual unit category and by category of form. Second, the lexicon of batik Demak reflects 3 philosophical values consisting of religious values, moral values, and social values. The value of the philosophical reflects the dimensions of human relationships with Gods, human relationships with humans, and human relationships with nature.","PeriodicalId":30890,"journal":{"name":"Jurnal Sastra Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45036413","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}