{"title":"Analisis Tingkat Resiko Dan Biaya Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) pada Pekerjaan Bangunan Gedung","authors":"Nengah Riana, Raimundo Sarmento, K. Ariana","doi":"10.38043/telsinas.v4i2.3334","DOIUrl":"https://doi.org/10.38043/telsinas.v4i2.3334","url":null,"abstract":"SMK3 merupakan manajemen keseluruhan pada proyek yang mencangkup perencanaan proyek, struktur organisasi, dan pelaksanaan prosedur proyek. SMK3 juga mengatur tentang sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan dan juga pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja untuk pencapaian suatu lingkungan kerja yang tertib, aman, nyaman dan memberikan perlindungan bagi tenaga kerja serta jasa konstruksi. Namun dalam implementasinya, K3 masih belum menjadi prioritas perhatian bagi Industri. Salah satu kendalanya adalah masalah biaya penyelenggaraan SMK3. Penyelengaraan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum sebagaimana dimaksud pada rincian kegiatan penyelengaraan SMK3 K3ini dilakukan karena akan memungkinkan terjadinya kecelakaan akibat kerja. Sehingga diperlukan biaya K3 untuk menekan terjadinya kecelakaan kerja atau sakit akibat kerja \u0000Tujuan dari studi ini adalah: 1) Untuk mengetahui berapa tinggi tingkat resikoK3 pada pekerjaan struktur beton. 2) Untuk mengetahui berapa nilai biaya K3 pada masa pandemic Covid-19 untuk menekan resiko pada pekerjaan struktur beton. \u0000Penelitian dilakukan pada proyek Pasar Karangasem dengan metode penelitian deskritif kualitatif dan deskritif kuantitatif. Metode deskritif kualitatif dan deskritif kuantitatif yang digunakan adalah metode wawancara, dengan foto dan menggunakan kuesioner yang bertujuan untuk mendapatkan opini responden mengenai frekuensi dan tingkat keparahan yang dapat terjadi dari resiko-resiko yang mungkin terjadi pada pekerjaan struktur beton di Proyek Bangunan Gedung Pertokoan Pasar Permanen Karangasem. \u0000Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1) Tingkat risiko pada seluruh sub pekerjaan struktur beton di Proyek Gedung Pertokoan Pasar Permanen Karangasem masuk dalam tingkat risiko Medium (M) rentang nilai (5 - <10) dimana tingkat bahaya kecil dengan klasifikasi hazard klas (C), hal ini terjadi karena proyek Gedung Pertokoan Pasar Permanen Karangasem telah menerapkan SMK3. 2) Biaya K3 untuk menekan risiko pada pekerjaan struktur beton di Proyek Gedung Pertokoan Pasar Permanen Karangasem adalah sebesar Rp. 14.054.388.000,00 atau 0.31% dari biaya total pekerjaan struktur beton di Gedung Pertokoan Pasar Permanen Karangasem.","PeriodicalId":252670,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Telsinas Elektro, Sipil dan Teknik Informasi","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123948370","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Analisis Kelayakan Panjang dan Tebal Perkerasan Runway Untuk Pesawat Jenis B737-900ER yang Beroperasi di Bandar Udara Banyuwangi","authors":"I. P. Ariawan, Iqbal Wahyudi, M. W. Jayantari","doi":"10.38043/telsinas.v4i2.3341","DOIUrl":"https://doi.org/10.38043/telsinas.v4i2.3341","url":null,"abstract":"Runway is an airport facility which is very important for aircraft landing and taking off. The runway is a square area on the surface of the airport that is prepared for aircraft take off and landing, without a well-planned and managed runway, the aircraft will not be able to use the airport. In designing the runway, it is strictly regulated regarding the length, width, orientation (direction), configuration, slope / slope, and thickness of the runway pavement. This final project will analyze the feasibility of the runway length and the thickness of the pavement (runway) for the operational plan aircraft that will be used in the next 20 years. With ARFL corrections to the existing runway conditions, the current runway length is 2,500 meters. For the next 20 years traffic flow is forecasted using linear regression analysis from 2011 to 2037. From the forecasting results, it was found that the total aircraft movement was 19,138 movements (R1), so it was planned to use the B 737 900 ER aircraft because this aircraft had a passenger capacity of 220 seats. This aircraft is the reference for the planning of the runway dimensions. Some of the resulting planning analyzes include: the length of the planned runway is 2,498 meters long and 45 meters wide. Meanwhile, the pavement planning analysis resulted in a surface layer thickness of 4 inches, a base coarse layer of 13 inches, and a subbase thickness of 22 inches.","PeriodicalId":252670,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Telsinas Elektro, Sipil dan Teknik Informasi","volume":"48 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116928954","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}