{"title":"LITERASI DIGITAL DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN WIRAUSAHA ONLINE PADA IBU-IBU KKPA (KOMITE KESEJAHTERAAN DAN PERLINDUNGAN ANAK) DUSUN JODOG DESA GILANGHARJO PANDAK KABUPATEN BANTUL","authors":"F. Sulistyowati, Fransiska K. Agustina","doi":"10.9744/share.7.2.67-72","DOIUrl":"https://doi.org/10.9744/share.7.2.67-72","url":null,"abstract":"Internet users in Indonesia has been on the rise over the years. Unfortunately, this increase has not been accompanied with the increase of society’s knowledge in selecting and utilizing information. Therefore, digital literacy is deemed necessary especially for village inhabitants. Digital literacy in order to boost KKPA’s entrepreneurship is important to increase productive activities. Online entrepreneurship has a lot of benefits especially because it doesn’t need a lot of venture capital. This mentoring is done with two steps, first step is socialization. In the first step there are socialization and discussion about the housewives’ interests in doing entrepreneurship. Knowledge-sharing about businesses via online media is also being done. In the second step, there is introduction to various methods of online entrepreneurship and promotion. The results of this activity is that housewives acquire knowledge and creativity to utilize digital media for entrepreneurship.\u0000 \u0000Abstrak: Pengguna internet di Indonesia mengalami peningkatan tiap tahunnya. Di sisi yang lain peningkatan pengguna internet tidak diikuti dengan peningkatan kemampuan masyarakat dalam memilih informasi dan memanfaatkannya. Untuk itu, kegiatan literasi digital perlu dilakukan terutama bagi masyarakat pedesaan. Pendampingan literasi digital dalam meningkatkan kemampuan wirausaha online bagi ibu-ibu KKPA penting dilakukan karena para ibu di pedesaan perlu untuk meningkatkan kemampuannya dalam usaha produktif. Wirausaha online memiliki banyak manfaat bagi mereka karena kegiatan ini tidak memerlukan modal besar dan dapat dilakukan dari rumah. Metode pendampingan dilakukan dengan dua tahap, tahap pertama melakukan sosialisasi Pada tahap pertama dilakukan dengan sosialisasi dan diskusi tentang minat para ibu dalam melakukan wirausaha serta penyampaian pengetahuan berbisnis melalui media online. Tahap kedua pada tahap kedua mengenalkan berbagai metode wirausha online serta teknik promosi melalui media digital. Hasil dari kegiatan ini, para ibu mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan untuk memanfaatkan media digital dalam berwirausaha.","PeriodicalId":186221,"journal":{"name":"SHARE: \"SHaring - Action - REflection\"","volume":"241 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121882952","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PEMBERDAYAAN KELOMPOK NELAYAN DALAM PEMBUATAN IKAN ASAP DAN PEMANFAATAN LIMBAH PERIKANAN MENJADI PAKAN PUYUH DI DESA KUALA TAMBANGAN KABUPATEN TANAH LAUT","authors":"Anton Kuswoyo, M. Zein, Rusuminto Syahyuniar","doi":"10.9744/SHARE.7.1.56-61","DOIUrl":"https://doi.org/10.9744/SHARE.7.1.56-61","url":null,"abstract":"Kelompok nelayan “Mandiri Putra” Desa Kuala Tambangan Kecamatan Takisung Kabupaten Tanah Laut, merupakan sekumpulan nelayan yang setiap hari bekerja mencari ikan di laut. Terdiri dari 10 anggota. Mereka menangkap ikan menggunakan pukat, jaring, jala, dan pancing. Biasanya dalam satu perahu memuat 2-3 pekerja (awak perahu) yang membantu menangkap ikan. Para nelayan menghadapi tiga permasalahan yaitu: harga ikan hasil tangkapan naik turun dan bahkan cenderung murah sehingga penghasilan nelayan pas-pasan; sebagian hasil tangkapan (25%-30%) hanya menjadi limbah yang tidak laku dijual serta belum dimanfaatkan sehingga mengurangi pendapatan nelayan; dan selama ini mitra belum memiliki kemampuan mengolah hasil perikanan, belum memiliki keterampilan pemasaran produk (ikan hasil tangkapan), sehingga masih sangat tergantung pada tengkulak ikan. Maka solusi yang diterapkan pada kelompok nelayan tersebut adalah melatih pembuatan ikan asap dan mengolah limbah perikanan menjadi pakan puyuh sehingga meningkatkan harga jual ikan. Selain itu juga meningkatkan nilai guna limbah perikanan menjadi pakan puyuh. Nelayan juga dilatih memasarkan produk dan manajemen usaha. Hasilnya, nelayan telah mampu membuat ikan asap dan pakan puyuh dari limbah perikanan. Nelayan juga mulai mampu memasarkan produk sehingga menambah penghasilan.","PeriodicalId":186221,"journal":{"name":"SHARE: \"SHaring - Action - REflection\"","volume":"98 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126483813","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}