{"title":"Modifikasi Pancing Ulur (Handline) dengan Menggunakan Pemberat Timah Luncur Untuk Penangkapan Ikan di Kampung Sorido Distrik Biak Kota Kabupaten Biak Numfor","authors":"Olivia L Y Rumkorem, Herlina Korwa","doi":"10.58950/jpk.v4i1.64","DOIUrl":"https://doi.org/10.58950/jpk.v4i1.64","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui desain dan konstruksi serta cara pengoperasian pancing ulur dengan modifikasi pemberat, mengetahui jenis dan jumlah hasil tangkapan dan mengetahui daerah penangkapan serta faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan penangkapan ikan dengan menggunakan pancing ulur di perairan Kampung Sorido Distrik Biak Kota Kabupaten Biak Numfor. Metode pengumpulan yang digunakan meliputi wawancara, observasi dan studi pustaka. Pancing ulur dengan modifikasi pemberat memiliki konstruksi yang terdiri atas penggulung, tali utama, swivel, tali pancing, pemberat dan mata pancing. Teknik pengoperasian meliputi persiapan yang meliputi persiapan pemberat dan alat tangkap, penurunan alat tangkap, immersing dan penarikan alat tangkap (hauling). Jenis dan jumlah hasil tangkapan yang diperoleh selama 8 trip sebanyak 3 jenis yaitu Ikan Kerapu (Ephinephelus sp.), Ikan Lencam (Lethrinus sp.) dan Ikan Kakap Merah (Lutjanus sp.). Jumlah total hasil tangkapan sebanyak 53 ekor dengan berat 18,9 kg. Daerah penangkapan pada saat praktik berada disebelah selatan Kampung Sorido. Jarak dari pesisir pantai ke daerah penangkapan sekitar 50 m, dengan substrat dasar berupa Karang. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan penangkapan yaitu musim, konstruksi alat tangkap, umpan, lingkungan perairan dan keterampilan nelayan.","PeriodicalId":164926,"journal":{"name":"Jurnal Perikanan Kamasan : Smart, Fast, & Professional Services","volume":"28 8","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139530886","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Perkembangan Gonad Kerang Insei (Asaphis violascens) Di Perairan Pesisir Yenusi Biak Timur, Papua","authors":"Andriani Widiastuti","doi":"10.58950/jpk.v4i1.66","DOIUrl":"https://doi.org/10.58950/jpk.v4i1.66","url":null,"abstract":"Kerang Insei (Asaphis violascens) merupakan salah satu jenis kerang yang hidup di pesisir pantai berpasir, dan merupakan jenis yang dikonsumsi masyarakat lokal sebagai salah satu sumber protein dari laut yang mudah diperoleh. Untuk itu, dilakukan penelitian perkembangan gonad kerang Insei (A. violascens), untuk mengetahui tingkat kematangan gonad kerang insei, yang dapat digunakan untuk mengatur waktu penangkapan yang tepat, dan memberikan kesempatan yang cukup untuk memulihkan populasinya secara alami. Sampel dikumpulkan dari pesisir perairan Yenusi, setiap bulan selama tiga bulan (Januari-Maret 2014), Kabupaten Biak Numfor, Papua, oleh nelayan setempat. Sampel dibawa ke laboratorium untuk dianalisis, dan untuk pengujian histologi. Total sampel yang dikumpulkan sebanyak 30 buah. Hasil penelitian ini mengidentifikasi tingkat kematangan gonad kerang insei (Asaphis violascens) menjadi empat tahap perkembangan yaitu TKG I (early active/fase awal aktif), TKG II (late active/fase aktif akhir), TKG III (maturing phase/fase matang gonad), TKG IV (spawning phase/fase pemijahan).","PeriodicalId":164926,"journal":{"name":"Jurnal Perikanan Kamasan : Smart, Fast, & Professional Services","volume":" 30","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139623576","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Selfianus Pattiasina, Roy Kafiar Sapoter, Herlandri Eka Jayaputri
{"title":"Kelayakan Usaha Penangkapan dengan Menggunakan Purse Seine pada KM. Putri Savira-A","authors":"Selfianus Pattiasina, Roy Kafiar Sapoter, Herlandri Eka Jayaputri","doi":"10.58950/jpk.v4i1.65","DOIUrl":"https://doi.org/10.58950/jpk.v4i1.65","url":null,"abstract":"Salah satu wujud pengolahahn dan pemanfaatan sektor perikanan di Kabupaten Biak Numfor adalah dengan menggembangkan usaha dibanding perikanan tangkap sebagai contoh usaha penangkapan ikan pelagis dengan menggunakan alat tangkap Pukat cincin (Purse Seine). Tujuan dalam studi ini yaitum engetahui desain dan konstruksi alat tangkap pukat cincin (Purse Seine), mengetahui teknik pengoperasian alat tangkap pukat cincin (Purse Seine), mengetahui jenis dan jumlah hasil tangkap yang diperoleh dengan alat tangkap pukat cincin (Purse Seine), dan menganalisis kelayakan usaha penangkapan ikan pelagis dengan alat pukat cincin (Purse Seine). Dalam penelitian ini menggunakan teknik deskripsi kualitatif yang mana menggambarkan alat tangkap pukat cicin secara detail. Dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dan wawancara untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan. Melalui studi ini menggambarkan bahwa Pukat cincin terdiri dari beberapa bagian atau bahan yang dibuat menjadi satu unit alat tangkap, alat tangkap ini dikhususkan untuk penangkapan ikan pelagis dengan ukuran panjang keseluruhannya pada KM. Putri Savira-A yaitu 370 meter dan tinggi jaring yaitu 75 meter dengan bagian jaring tertinggi terdapat pada kantong. Selain itu, mengenai daerah penangkapan (fishing ground) pada lokasi praktik kerja lapangan adalah diperairan Kepulauan Padaido yang sangat dipengaruhi beberapa faktor yaitu: arus, gelombang, dan cuaca. Sehingga, hasil analisa yang dilakukan diketahui bahwa usaha penangkapan ikan KM. Putri Savira-A menggunakan pukat cincin adalah 1.66 sehingga dinyatakan layak untuk dikembangkan.","PeriodicalId":164926,"journal":{"name":"Jurnal Perikanan Kamasan : Smart, Fast, & Professional Services","volume":" 13","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139623716","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengolahan Ikan Kakap Asin dengan Metode Penggaraman Kering di Kampung Pasi Distrik Aimando","authors":"Desener Ongge, Yulianti Rumbiak","doi":"10.58950/jpk.v2i2.48","DOIUrl":"https://doi.org/10.58950/jpk.v2i2.48","url":null,"abstract":"Penggaraman merupakan suatu cara pengolahan ikan dengan hasil produk berupa ikan asin. Cara ini telah umum dilakukan dengan tujuan agar ikan lebih awet atau tahan lama. Penggaraman adalah suatu proses pengolahan ikan dengan cara memberikan garam kemudian dikeringkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan dan mengetahui proses pengolahan ikan kakap asin, mengetahui nilai uji Sensori ikan kakap asin dan mengetahui nilai uji Kadar Air ikan kakap asin. Metode praktik yang digunakan adalah eksperimen (percobaan) sedangkan data penunjang adalah mengumpulkan data dan informasi terkait proses dan hasil kemudian di kaji dan di bandingkan dengan standar SNI 8273:2016. Hasil yang diperoleh setelah melakukan Praktik pengolahan ikan kakap asin melalui lima tahapan yaitu pembersihan dan penyiangan ikan, penggaraman, penjemuran, pengujian sensori, dan pengujian kadar air ikan kakap asin, yakni produk ikan asin kering memenuhi persyaratan mutu dan keamanan produk ikan asin kering, yaitu diperoleh nilai uji sensori 8,0 (minimal 7,0 berdasarkan SNI 8273:2016) dan nilai uji kadar air 27,5 % (maksimal 40,0 % berdasarkan SNI 8273:2016).","PeriodicalId":164926,"journal":{"name":"Jurnal Perikanan Kamasan : Smart, Fast, & Professional Services","volume":"52 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121195728","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Komposisi Kimia Kerang Kakawae (Lambis Lambis) dari Pasar Tradisional Bosnik, Distrik Biak Timur Kabupaten Biak Numfor Papua","authors":"Kostavina Palpialy","doi":"10.58950/jpk.v2i2.45","DOIUrl":"https://doi.org/10.58950/jpk.v2i2.45","url":null,"abstract":"Kerang kakawae (Lambis lambis) merupakan salah satu spesies dari kelas gastropoda telah menjadi komoditas penting dan pangan yang cukup populer bagi masyarakat Biak. Mengingat kandungan gizinya yang sangat tinggi, sudah saatnya sumberdaya kekerangan ini dikelola dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia (Dody, 2004). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui komposisi kimia pada kerang kakawae (Lambis lambis) segar, rebus kupas dan asap kering yang dijual di pasar tradisional Bosnik Biak Timur Kabupaten Biak Numfor. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2018, di Pasar Bosnik, Distrik Biak Timur, Kabupaten Biak Numfor dan sampel dibawa ke Laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Balai Riset dan Stadarisasi Industri Ambon untuk di analisa komposisi kimia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu survey lapangan dan pengambilan sampel serta analisa komposisi kimia. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Komposisi kimia kerang Kakawae (Lambis lambis) segar, rebus kupas, dan asap kering adalah sebagai berikut : Segar : air 79,17%, abu 1,24%, Protein 23,90%, lemak 1,07% dan karbohidrat 1,07%., Rebus kupas : air 76,81%, abu 1,36%, Protein 27,01%, lemak 0,89%, karbohidrat 0,89%., Asap kering : air 20,26%, abu 5,14%, Protein 89,68%, lemak 2,91% dan karbohidrat 2,91%.","PeriodicalId":164926,"journal":{"name":"Jurnal Perikanan Kamasan : Smart, Fast, & Professional Services","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122838782","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Kelimpahan dan Pemanfaatan Siput Jala (Strombus Luhuanus) di Perairan Dullah Laut","authors":"D. T. Silubun, Erna Almohdar","doi":"10.58950/jpk.v2i2.44","DOIUrl":"https://doi.org/10.58950/jpk.v2i2.44","url":null,"abstract":"Sumber daya perikanan yang sering dimanfaatkan karena mudah untuk memperolehnya adalah seperti moluska. Jenis moluska yang sering dimanfaatkan masyarakat pesisir di Maluku adalah kerang dan siput seperti kerang darah (Anadara granosa), kerang bulu (Anadara antiquata), lola (Trochus niloticus), abalone (Haliotis spp.) dan siput jala (Strombus luhuanus). Adanya aktivitas pemanfaatan yang dilakukan manusia terus-menerus tanpa memperhatikan lingkungan akan mengakibatkan penurunan potensi sumber daya dan degradasi habitat, tidak terkecuali bagi spesies Strombus luhuanus. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini yaitu : mengetahui sebaran ukuran siput jala di perairan Dullah Laut, karakteristik lingkungan hidup siput jala, intensitas tangkap siput jala dan kandungan nutrisi siput jala. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2021 sampai Desember 2021. Pengambilan sampel di lapangan menggunakan metode plot. Ukuran siput jala yang tertangkap tergolong berukuran besar dan dikategorikan dewasa. Karakteristik lingkungan perairan Dullah Laut tergolong cocok untuk kelangsungan hidup siput jala. Belum terjadi tangkap lebih dari siput jala di perairan Dullah Laut. Siput jala memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi dibandingkan beberapa hewan moluska yang lain.","PeriodicalId":164926,"journal":{"name":"Jurnal Perikanan Kamasan : Smart, Fast, & Professional Services","volume":"40 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114339416","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Selfinus Pattiasina, O. L. Y. Rumkorem, Yakonias Wakman
{"title":"Penangkapan Ikan Pelagis Besar Dengan Menggunakan Pancing Tonda (Troll Line) di Perairan Kampung Awaki Distrik Supiori Selatan Kabupaten Supiori","authors":"Selfinus Pattiasina, O. L. Y. Rumkorem, Yakonias Wakman","doi":"10.58950/jpk.v2i2.46","DOIUrl":"https://doi.org/10.58950/jpk.v2i2.46","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui desain, konstruksi serta cara pengoperasian pancing tonda, jenis dan jumlah hasil tangkapan dan mengetahui daerah penangkapan serta faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan penangkapan ikan pelagis besar dengan menggunakan pancing tonda di perairan Kampung Awaki Distrik Supiori Selatan Kabupaten Supiori. Metode pengumpulan yang digunakan meliputi wawancara, observasi dan studi pustaka. Pancing tonda memiliki konstruksi yang terdiri dari tali utama, tali cabang, kili-kili, pemberat, mata pancing dan penggulung. Teknik pengoperasian meliputi persiapan menuju daerah penangkapan, penurunan alat tangkap (setting) dan penarikan alat tangkap (hauling). Hasil penelitian selama 8 trip penangkapan diperoleh 2 jenis ikan yang terdiri dari Ikan Tuna Sirip Kuning (Thunnus albacares) dan Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) dengan total jumlah tangkapan sebanyak 135 ekor dengan berat 153,2 Kg. Daerah penangkapan terletak disebelah selatan perairan Kampung Awaki. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan penangkapan yaitu spesifikasi alat tangkap, keterampilan nelayan, jenis umpan dan kondisi oseanografis.","PeriodicalId":164926,"journal":{"name":"Jurnal Perikanan Kamasan : Smart, Fast, & Professional Services","volume":"39 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132504239","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Asosiasi Gastropoda Pada Hutan Mangrove Di Pesisir Namaea Negeri Pelauw","authors":"Fatmawati Marasabessy","doi":"10.58950/jpk.v2i2.47","DOIUrl":"https://doi.org/10.58950/jpk.v2i2.47","url":null,"abstract":"Kawasan perairan peisisir Namaea merupakan kawasan pesisir dengan ekologi yang dinamis serta memiliki substrat yang berkarang, dan berpasir sehingga muncul berbagai macam ekosistem dengan karakter dan keragaman yang khas. salah satunya ekosistem mangrove dan gastropoda. Tujuan penelitian yaitu sebagai informasi awal terkait potensi mangrove dan gastropoda untuk tujuan pengelolaan dan konservasi secara berkelanjutan. Penelitian ini berlokasi pada ekosistem mangrove yang terdapat pada pesisir Namaea Negeri Pelauw. pengambilan sampel dilakukan dengan metode belt transek. Ditemukan 3 jenis vegetasi mangrove yang termasuk dalam 3 famili, yaitu: rhizophoraceae yang termasuk dalam famili Rizhophora mucronata, sementara yang termasuk dalam famili Myrsinaceae yaitu : Aegiceras corniculatum, dan yang termasuk dalam famili sonneratiaceae yaitu Sonneratia alba, sedangkan untuk gastropoda ditemukan 2.404 individu yang meliputi 6 jenis dari 3 famili. Dari hasil analisis pada menunjukan tidak terdapat hubungan antara kerapatan mangrove dan kepadatan gastropoda pada pohon, sapihan, anakan, karena nilai koefisien korelasi lebih kecil dari Tab sehingga dapat disimpulkan bahwa kerapatan mangrove tidak dapat mendukung kepadatan gastropoda.","PeriodicalId":164926,"journal":{"name":"Jurnal Perikanan Kamasan : Smart, Fast, & Professional Services","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"113957412","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Persepsi Masyarakat Pesisir dalam Pengelolaan Hutan Mangrove Biak Timur Kabupaten Biak Numfor","authors":"Irwanto Rante","doi":"10.58950/jpk.v2i1.40","DOIUrl":"https://doi.org/10.58950/jpk.v2i1.40","url":null,"abstract":"Pertumbuhan penduduk di wilayah pesisir, mempengaruhi beberapa kebutuhan seperti, lahan untuk pemukiman, perkebunan, budidaya perikanan, dan penggunaan lainnya. Hal ini menyebabkan banyak lahan mangrove yang rusak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap fungsi dan peran hutan mangrove serta pengelolaan ekosistem hutan mangrove yang lestari. Lokasi penelitian berada di wilayah pesisir Biak Timur. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive sampling). Responden yang diambil terdiri dari masyarakat yang ditentukan dengan menggunakan pendekatan statistik untuk tingkat kesalahan 10% dari populasi. Pengambilan sampel menggunakan teknik Simple Random Sampling atau metode slovin. Dengan jumlah masyarakat pesisir Biak Timur sebanyak 2.805 jiwa dan 691 KK. Maka jumlah sampel yang akan diambil adalah 88 responden yang mendiami kawasan mangrove serta yang secara ekonomi memanfaatkan kawasan mangrove di Biak Timur, dan yang mewakili berbagai profesi/pekerjaan pada lokasi penelitian diantaranya pekerjaan sebagai PNS/pegawai swasta atau tenaga honorer lainnya di perkantoran, pekerjaan sebagai tukang batu/tukang kayu, pekerjaan bertani, pekerjaan nelayan, responden yang telah pensiun, responden yang bekerja sebagai wiraswasta. Teknik analisa data yatiu menganalisa tingkat persepsi masyarakat dalam pengelolaan hutan mangrove dengan membuat tabulasi data (skor, frekuensi, persentase), dari setiap data/ jawaban. Hasil penelitian menunjukan bahwa Persepsi dan pemahaman masyarakat Biak Timur tentang manfaat dari keberadaan hutan mangrove bagi kehidupan mereka berada pada kategori skala likert 3 (baik), dengan jumlah sebesar 78,41%.","PeriodicalId":164926,"journal":{"name":"Jurnal Perikanan Kamasan : Smart, Fast, & Professional Services","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123616109","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}