{"title":"Pengaruh Pemupukan Fosfor dan Inokulasi Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sorghum (Sorghum bicolor L.)","authors":"Ervan Rivana, N. P. Indriani, Lizah Khairani","doi":"10.24198/JIT.V16I1.9827","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/JIT.V16I1.9827","url":null,"abstract":"Penelitian tentang pengaruh pemupukan fosfor dan inokulasi fungi mikoriza arbuskula terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sorgum (Sorghum bicolor L.) telah dilakukan di Laboratorium Tanaman Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran pada tanggal 5 Oktober sampai 29 Nopember 2015. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemupukan fosfor dan inokulasi fungi mikoriza arbuskula terhadap pertumbu han dan produksi tanaman sorgum. Benih sorgum yang digunakan didapat dari Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Mikoriza berupa mikofer didapat dari PAU (Pusat Antar Universitas) IPB Bogor. Penelitian menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola faktorial 2 × 4. Penelitian dilakukan dengan 2 faktor perlakuan yang menghasilkan 8 kombinasi perlakuan,diulang tiga kali, yaitu : M0P0 (tanpa pemberian FMA dan tanpa pupuk Batuan Fosfat/kontrol), M0P1 (tanpa pemberian FMA dan 0,9 g pupuk BF), M0P2 (tanpa pemberian FMA dan 1,8 g pupuk BF), M0P3 (tanpa pemberian FMA dan 2,7 g pupuk BF), M1P0 (10 g FMA dan tanpa pupuk BF), M1P1 (10 g FMA dan 0,9 g pupuk BF), M1P2 (10 g FMA dan 1,8 g pupuk BF) dan M1P3 (10 g FMA dan 2,7 g pupuk BF). Peubah yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun dan berat segar. Data diuji menggunakan analisis sidik ragam dan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan dilakukan uji jarak berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian batuan fosfat tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah daun dan produksi bahan segar, namun inokulasi FMA berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun dan produksi bahan segar. Kombinasi perlakuan pemberian FMA dengan berbagai dosis pupuk batuan fosfat menunjukkan interaksi yang nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun, namun terhadap berat segar menunjukkan interaksi yang tidak nyata. K a t a kunci: Tanaman Sorgum, Fungi Mikoriza Arbuskula, Batuan Fosfat.","PeriodicalId":164581,"journal":{"name":"Students e-Journal","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"1900-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130449666","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA WARGA BINAAN WANITA MENJELANG BEBAS DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN WANITA KLAS II A BANDUNG","authors":"D. Utari","doi":"10.31311/.V1I1.92","DOIUrl":"https://doi.org/10.31311/.V1I1.92","url":null,"abstract":"ABSTRAK Kecemasan dapat terjadi pada siapa saja termasuk pada warga binaan menjelang bebas di Lapas. Hal ini terkait stigma negatif sebagai mantan narapidana, karena mantan narapidana saat ini masih dipandang negatif oleh masyarakat sehingga menimbulkan kecemasan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan warga binaan wanita menjelang bebas di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas II A Bandung. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode pengambilan sampel dengan cara total sampling . Populasi penelitian ini adalah seluruh warga binaan wanita di Lembaga Pemasyarakatan wanita Klas II A Bandung yang akan bebas dalam tahun 2012 sebanyak 50 orang, dengan menggunakan kuesioner dari instrumen baku Taylor Manifest Anxiety Scale . Analisa data yang digunakan berupa persentase distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kecemasan pada warga binaan wanita menjelang bebas sebanyak 38% kecemasan berat, sebanyak 28% kecemasan sedang, dan sebanyak 34% kecemasan ringan. Berdasarkan hasil penelitian ini, hampir sebagian warga binaan memiliki tingkat kecemasan berat menjelang bebas. Saran bagi institusi Lapas agar meningkatkan program pembinaan mental yang sudah ada dengan membentuk kelompok kecil untuk memberikan motivasi dan menjelaskan penyebab kecemasa pada warga binaan serta kontribusi petugas Lapas, perawat dan rekan sesama warga binaan menjelang bebas untuk menjadi fasilitator untuk menurunkan kecemasan berat warga binaan menjelang bebas. Kata kunci: Kecemasan, Warga Binaan, Menjelang Bebas ABSTRACT Anyone can have anxiety include inmates who will be released in Lapas. It is related with community’s negative perception on former prisoner which eventually can cause anxiety. Therefore this study was carried out to determine the description of anxiety level in female Inmates' Prerelease in Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas II A Bandung. This research was done in descriptive method by using quantitatively approach. The data was collected by using total sampling. The population of this research is all warga binaan wanita in Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas II A Bandung that will be release in the year 2012 as many as 50 female, using a questionnaire of an instrument Taylor Manifest Anxiety Scale. The data then were analysed by using distribution of frequency in the percentations. Result of the show that the level of anxiety were divided in three stages; high, middle and low level of anxiety and the results showed that the anxiety level was severe in 38%, moderate in 28% and mild in 34% of participants.based on these results, mostly participants had severe level of anxiety prerelease. As for now, the recommendation for this institution is to impove the existing mental coaching program by forming the small groups to give the motivation and explain the causes of anxiety to the inmates who will be released. Besides that, the involvement of the prison officers, nurses and other prisoner t","PeriodicalId":164581,"journal":{"name":"Students e-Journal","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"1900-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132722104","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGALAMAN RESIDIVIS REMAJA KETIKA MELAKUKAN TINDAKAN KRIMINAL DI BAWAH PENGARUH NAPZA DI DAERAH KIARACONDONG BANDUNG","authors":"A. Marlina","doi":"10.31311/.V2I1.129","DOIUrl":"https://doi.org/10.31311/.V2I1.129","url":null,"abstract":"ABSTRAK Beberapa tahun terakhir penyalahgunaan NAPZA meningkat pesat di Indonesia, khususnya remaja. Dampak psikologis dan sosial pecandu NAPZA diantaranya melakukan tindak pidana yang menyebabkan seseorang dengan berbagai alasan tidak jera melakukan ulang tindakannya dan mendapatkan hukuman lebih dari satu kali dikenal sebagai residivis. Penelitian ini bertujuan untuk menggali bagaimana pengalaman residivis remaja ketika melakukan tindakan kriminal di bawah pengaruh NAPZA di Daerah Kiaracondong Bandung. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan datanya dengan melakukan wawancara mendalam dan observasi semi partisipasi. Penentuan informan menggunakan purposive sampling, berjumlah 6 informan. Analisis data menggunakan analisis tematik. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan 7 tema, yaitu lebih sensitif dan mudah marah, berani, hiperaktif, tidak kontrol, bentuk solidaritas terhadap teman, ajakan teman, dan memenuhi kebutuhan NAPZA. Diharapkan perawat komunitas dapat meningkatkan pelayanan keperawatan terhadap pengguna NAPZA dengan upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Kata kunci : pengalaman residivis, remaja, tindakan kriminal, NAPZA ABSTRACT Few last years, NAPZA misuse increase rapidly in Indonesia, especially adolescents. The impact of psychology and social of addict is doing crime that cause NAPZA addict to do repeating crime with many reasons and punished with more than one punishment, known as recidivist. The purpose of this research is to dig the experience of juvenile recidivist when doing crime under NAPZA effect in area of Kiaracondong, Bandung. This research used qualitative method with phenomenological approach. Collecting data used in-depth interview and semi-participation observations. Selecting informant used purposive sampling, consist of 6 informants. Data analyzing process used thematic analyze. The research results 7 themes, that are more sensitive and irritable, daring, hyperactive, uncontrolled, solidarity friend , invitation of friends, and comply needs of drug. Community nurse expected to increase the service of nursing for NAPZA user with promotive, preventive, curative, and rehabilitative effort. Keywords : recidivist experiences, adolescent, crime, NAPZA","PeriodicalId":164581,"journal":{"name":"Students e-Journal","volume":"47 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"1900-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116106442","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}