{"title":"Perbedaan motivasi berpretasi dan dukungan sosial teman sebaya antara mahasiswa perantau dan non perantau di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana","authors":"Nurul Lady Choirunisa, Adijanti Marheni","doi":"10.24843/jpu.2019.v06.i01.p03","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jpu.2019.v06.i01.p03","url":null,"abstract":"Setiap individu berhak mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya, salah satunya dengan menempuh perkuliahan di perguruan tinggi. Tujuan utama menjadi mahasiswa adalah mencapai prestasi akademik. Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi antara lain motivasi berprestasi dan dukungan sosial teman sebaya. Motivasi berprestasi sebagai keinginan individu untuk menjalani proses perkuliahan dengan baik, sedangkan dukungan sosial teman sebaya sebagai bantuan dari teman dalam berbagai bentuk. Mahasiswa perantau dan non perantau memiliki kondisi yang berbeda, sehingga penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan antara motivasi berprestasi dan dukungan sosial teman sebaya yang dimiliki oleh mahasiswa. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan subjek sejumlah 238 mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang dipilih menggunakan teknik cluster random sampling. Instrumen penelitian menggunakan skala motivasi berprestasi dan dukungan sosial teman sebaya. Analisis data menggunakan Independent Sample T-Test dengan hasil signifikansi sebesar 0,001 (p<0,05) pada motivasi berprestasi dengan mean empiris perantau lebih tinggi yaitu 110,38 dan mean empiris non perantau 106,98. Hasil signifikansi dukungan sosial teman sebaya sebesar 0,047 (p<0,05) dengan mean empiris perantau lebih tinggi yaitu 173,70 dan mean empiris non perantau sebesar 170,95. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan motivasi berprestasi dan dukungan sosial teman sebaya antara mahasiswa perantau dan non perantau di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Mahasiswa perantau memiliki motivasi berprestasi dan dukungan sosial yang lebih tinggi daripada mahasiswa non perantau. \u0000 \u0000Kata Kunci: Dukungan sosial teman sebaya, motivasi berprestasi, mahasiswa non perantau mahasiswa perantau.","PeriodicalId":152398,"journal":{"name":"Jurnal Psikologi Udayana","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114899108","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Dimensi Locus Of Control terhadap Prestasi Kerja Remaja yang Bekerja di Multi-Level Marketing (MLM) di Bali","authors":"N. Puspitasari, Komang Rahayu Indrawati","doi":"10.24843/jpu.2018.v05.i02.p18","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jpu.2018.v05.i02.p18","url":null,"abstract":"Perusahaan multi-level marketing dewasa ini berkembang sangat pesat. Perusahaan MLM kini tidak hanya menjaring orang dewasa sebagai anggotanya, tetapi juga menjaring remaja yang ingin mulai mengenal dunia kerja. Salah satu hal yang memengaruhi prestasi kerja di perusahaan MLM adalah locus of control. Locus of control merupakan keyaninan seseorang terhadap penyebab peristiwa-peristiwa yang terjadi di hidupnya. Locus of control berperan dalam menentukan prestasi kerja anggota MLM. Salah satu cara untuk meningkatkan prestasi kerja anggota MLM adalah dengan meningkatkan locus of control dalam diri remaja yang bekerja di perusahaan MLM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara locus of control dengan prestasi kerja remaja yang bekerja di perusahaan MLM. \u0000Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan analisis regresi sederhana. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 78 orang. Teknik pengambilan sample dalam penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukan koefisien regresi internal sebesar 11,619, powerfull other sebesar -14,210 dan chance sebesar -12,316. Hasil tersebut menunjukan adanya hubungan antara dimensi locus of control terhadap prestasi kerja. \u0000 \u0000Kata kunci: locus of control, prestasi kerja, remaja, bekerja, perusahaan multi-level marketing (MLM) \u0000 ","PeriodicalId":152398,"journal":{"name":"Jurnal Psikologi Udayana","volume":"40 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127179119","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Teknik Mnemonik terhadap Kemampuan Membaca Aksara Bali pada Siswa Kelas III Sekolah Dasar Negeri 1 Batubulan","authors":"Luh Putu Winda Yogantari, N. M. A. Wilani","doi":"10.24843/jpu.2018.v05.i02.p20","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jpu.2018.v05.i02.p20","url":null,"abstract":"Pendidikan tingkat Sekolah Dasar mempunyai peranan penting bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki, salah satunya yaitu harus menguasai kemampuan membaca. Terdapat mata pelajaran yang mengajarkan cara membaca huruf lain selain abjad yaitu aksara Bali dengan kompetensi dasar yang harus dikuasi adalah mampu membaca permulaan aksara Bali. Adapun permasalahan yang dihadapi siswa kelas III SDN 1 Batubulan yaitu kesulitan dalam mengingat lambang aksara Bali. Kemampuan dalam mengingat bentuk dan bunyi huruf merupakan dasar untuk membaca. Teknik yang dapat digunakan untuk membantu permasalahan tersebut yaitu teknik mnemonik. Mnemonik merupakan teknik untuk meningkatkan penyimpanan dan pengambilan informasi dalam memori. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik mnemonik terhadap kemampuan membaca aksara Bali pada siswa kelas III SDN 1 Batubulan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang bersifat pre-experimental designs dengan One-Group Pretest-Posttest Design. Teknik pengambilan sampel menggunakan nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling. Jumlah subjek yang diperoleh yaitu 18 siswa. Tahapan penelitian terdiri dari pretest, perlakuan dan post test. Alat ukur yang digunakan adalah tes kemampuan membaca aksara Bali yang terdiri dari 20 soal. Perlakuan diberikan selama tiga kali dalam seminggu selama 6 sesi. Analisis data menggunakan Wilcoxon Signed-Rank Test menunjukkan hasil dengan signifikansi (p = 0.000 ? 0.05) yang artinya Ho ditolak. Adapun nilai effect size (r = 0.5625) menunjukkan bahwa perlakuan memiliki efek yang besar. Dapat disimpulkan bahwa teknik mnemonik memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan membaca aksara Bali pada siswa kelas III SDN 1 Batubulan. \u0000 \u0000Kata kunci: mnemonik, kemampuan membaca aksara Bali, siswa kelas III SD","PeriodicalId":152398,"journal":{"name":"Jurnal Psikologi Udayana","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129265584","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Perbedaan Tingkat Agresivitas Petugas Satuan Polisi Pamong Praja di Bali ditinjau dari Dimensi Kepribadian Big Five dan Kecerdasan Emosional","authors":"Putu Tika Pratiwi, Luh Kadek Pande Ary","doi":"10.24843/jpu.2018.v05.i02.p17","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jpu.2018.v05.i02.p17","url":null,"abstract":"Agresivitas adalah setiap tindakan yang bertujuan untuk membahayakan atau melukai makhluk hidup lain,dimana agresivitas dapat dilakukan oleh siapa saja, dan tidak jarang justru dilakukan oleh aparat penegak hukum itu sendiri. Dalam berbagai pemberitaan diketahui bahwa anggota Satpol PP seringkali terlibat dalam tindakan agresivitas ketika menjalankan tugas. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat agresivitas petugas Satpol PP ditinjau dari dimensi kepribadian big five (neuroticsm, extraversion, openness to experience, agreeableness, conscientiousness) dan kecerdasan emosional. \u0000Subjek penelitian ini adalah 135 anggota Satpol PP dari Kabupaten Badung yang dipilih dengan menggunakan teknik pengambilan sampel cluster sampling. Adapun instrumen dari penelitian ini adalah skala agresivitas, skala kepribadian big five, dan skala kecerdasan emosional. Pada penelitian ini untuk menganalisis data digunakan analisis kovarian (ancova). Hasil analisis kovarian menunjukkan bahwa dimensi kepribadian big five dan kecerdasan emosional memiliki kontribusi terhadap agresivitas anggota Satpol PP. Perbedaan agresivitas anggota Satpol PP berdasarkan dimensi kepribadian big five, secara signifikan menunjukkan bahwa ada perbedaan tingkat agresivitas ditinjau dari dimensi kepribadian big five yang dimiliki oleh masing-masing anggota Satpol PP. Sedangkan perbedaan tingkat agresivitas dilihat dari kecerdasan emosional sebagai kovarian dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa secara signifikan ada perbedaan tingkat agresivitas ditinjau dari kecerdasan emosional. \u0000Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kelompok subjek dengan dimensi kepribadian neuroticism memiliki rata-rata tingkat agresivitas yang lebih tinggi dibanding kelompok subjek lainnya. Diketahui pula bahwa kelompok subjek dengan rata-rata tingkat agresivitas yang paling rendah dimiliki oleh kelompok subjek dengan dimensi kepribadian openness to experience. \u0000Kata Kunci : Agresivitas, Kepribadian Big five, Kecerdasan Emosional,Satpol PP.","PeriodicalId":152398,"journal":{"name":"Jurnal Psikologi Udayana","volume":"32 8","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114126545","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Gambaran Kelekatan pada Remaja Akhir Putri di Panti Asuhan Tunas Bangsa Denpasar","authors":"Heydi Paramitha, P. N. Widiasavitri","doi":"10.24843/jpu.2018.v05.i02.p19","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jpu.2018.v05.i02.p19","url":null,"abstract":"Kelekatan merupakan suatu hubungan emosional yang kuat, spesifik, dan terjalin dalam kurun waktu yang lama, serta saling terikat antara individu dengan figur lekat. Secara alamiah, remaja diasuh dan dibesarkan dalam keluarga yang memiliki orangtua lengkap sebagai figur lekat utama, namun faktanya kondisi keluarga yang tidak utuh, ataupun kondisi ekonomi yang kurang, menyebabkan beberapa remaja harus tinggal di panti asuhan dan terpisah dari orangtua bahkan sejak kecil. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kelekatan yang dialami oleh remaja akhir putri di Panti Asuhan Tunas Bangsa Denpasar.Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan desain fenomenologi.Responden penelitian ini sebanyak 3 orang remaja akhir putri yang tinggal di Asuhan Tunas Bangsa Denpasar.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat dua responden mengalami pola kelekatan aman (secure attachment), dan satu responden mengalami pola kelekatan lepas (dismissing attachment). Kelekatan aman pada penelitianini dilatar belakangi oleh pola kelekatan yang sama pada masa awal kehidupan, cara pandang positif terhadap diri sendiri dan orang lain, serta mampu menjalin kedekatan dengan orang lain. Kelekatan lepas dilatar belakangi oleh pola kelekatan menghindar (avoidant attachment) pada masa awal kehidupan, memiliki cara pandang positif terhadap diri sendiri, namun negatif terhadap orang lain, sehingga tidak mampu menjalin kedekatan dengan orang lain. \u0000 \u0000Kata kunci: Kelekatan, Remaja akhir putri, Panti asuhan, Denpasar","PeriodicalId":152398,"journal":{"name":"Jurnal Psikologi Udayana","volume":"92 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122162140","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Hubungan Persepsi terhadap Lingkungan Kerja dengan Kepuasan Kerja yang Dimoderasi Motivasi Kerja pada Wiraniaga Ramayana Department Store Denpasar","authors":"Ivan Prasetya Winawan, Supriyadi","doi":"10.24843/jpu.2018.v05.i02.p09","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jpu.2018.v05.i02.p09","url":null,"abstract":"Kepuasan kerja karyawan merupakan perkiraan individu terhadap pekerjaan atau pengalaman positif pada diri individu. Perkiraan tersebut adalah hasil persepsi. Penting untuk menimbulkan persepsi yang positif dalam situasi yang terjadi di perusahaan terhadap karyawannya. Salah satu yang menjadi perhatian dalam upaya menciptakan persepsi yang baik pada karyawan adalah lingkungan kerja. Adanya lingkungan kerja yang buruk, akan menimbulkan persepsi buruk pada karyawan sehingga mereka akan merasa stress dan tidak nyaman saat bekerja, sehingga akan memengaruhi motivasi kerja pada karyawan. Hal tersebut akan berakibat negatif pada kredibilitas perusahaan. Ramayana adalah salah satunya, karena konsumen biasanya memandang kualitas perusahaan retail pada pelayanan oleh wiraniaganya. \u0000Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara persepsi terhadap lingkungan kerja dengan kepuasan kerja wiraniaga Ramayana Department Store yang dimoderasi oleh motivasi kerja. Jumlah subjek pada penelitian ini berjumlah 46 orang dengan kriteria laki – laki dan perempuan yang bekerja sebagai wiraniaga dengan pengalaman kerja dalam ruangan selama minimal satu tahun di salah satu perusahaan retail di Denpasar yaitu Ramayana. Metode sampling yang digunakan adalah cluster sampling. Hasil data penelitian dianalisa dengan menggunakan Moderated Regression Analysis (MRA) dengan bantuan program IBM SPSS Statistics 20 for windows. \u0000Hasil yang diperoleh membuktikan bahwa motivasi kerja merupakan variabel moderator semu yang berinteraksi dengan persepsi terhadap lingkungan kerja sehingga dapat memberikan pengaruh terhadap kepuasan kerja. Hal tersebut dibuktikan melalui koefisien probabilitas yang tidak siginifikan pada uji signifikansi parameter individualnya, namun didapatkan koefisien yang signifikan pada uji signifikansi simultan. \u0000 \u0000Kata Kunci: Lingkungan Kerja, Kepuasan Kerja, Motivasi Kerja, Wiraniaga","PeriodicalId":152398,"journal":{"name":"Jurnal Psikologi Udayana","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115225811","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Coping pada Remaja yang Kecanduan Bermain Game Online","authors":"Ganda Yogi Wiguna, Y. K. Herdiyanto","doi":"10.24843/jpu.2018.v05.i02.p15","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jpu.2018.v05.i02.p15","url":null,"abstract":"Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang di dalamnya terjadi perubahan fisik dan perubahan psikologis. Pada masa remaja mulai muncul rasa ingin tahu yang besar yang menyebabkan remaja tersebut mencoba hal-hal yang baru, dan mengikuti trend yang booming di teman sebayanya, salah satu trend tersebut adalah game online. Game online merupakan game yang berbasis elektronik visual serta menggunakan jaringan internet. Sebagai salah satu trend yang ramai dimainkan, game online memiliki dampak positif dan negatif. Dari dampak negatif game online akan menimbulkan masalah-masalah pada remaja yang kecanduan bermain game. Masalah-masalah ini mendorong remaja untuk melakukan beberapa coping atau solusi untuk menyelesaikannya. Masalah dan coping inilah yang akan diteliti oleh peneliti. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui masalah apa saja yang dialami remaja yang kecanduan bermain game online dan coping yang dilakukannya untuk mengatasi masalah tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian ini menggunakan lima responden yang dapat digolongkan menjadi belum bekerja, sudah bekerja dan yang ketiga masih kuliah. Hasil dari penelitian ini adalah masalah yang dialami oleh remaja yang kecanduan bermain game dapat dikelompokkan menjadi empat pokok masalah yaitu masalah dengan diri sendiri, masalah dengan orangtua, masalah dengan pacar, dan masalah dengan teman. Berikutnya coping yang dilakukan remaja yang menjadi gamers tersebut dapat dibagi menjadi dua yaitu yang efektif dan yang tidak efektif. \u0000 \u0000 \u0000Kata kunci: remaja, kecanduan, game online, masalah, coping \u0000 ","PeriodicalId":152398,"journal":{"name":"Jurnal Psikologi Udayana","volume":"68 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125410643","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Perbedaan Kepuasan Kerja Karyawan Hotel yang Dipimpin oleh Pemimpin Ekspatriat dan Pemimpin Lokal","authors":"Ni Komang Dewi Sikiani, Supriyadi","doi":"10.24843/jpu.2018.v05.i02.p02","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jpu.2018.v05.i02.p02","url":null,"abstract":"Dengan adanya globalisasi, menghadirkan suatu fenomena yang dinamakan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Salah satu tujuan MEA adalah meningkatkan daya saing kawasan secara keseluruhan di pasar dunia, khususnya ASEAN (Susilo, 2010). Hal ini menunjukkan mudahnya akses pekerja asing atau ekspatriat yang hendak bekerja di Indonesia, ataupun sebaliknya. Bali menduduki posisi lima teratas yang memiliki jumlah ekspatriat terbanyak di Indonesia. Sektor pariwisata di Bali juga mengalami peningkatan serta jumlah pemimpin ekspatriat pada hotel di Bali yang meningkat. Dengan adanya pemimpin ekspatriat dan pemimpin lokal, tentunya kepuasan kerja karyawan pada hotel akan beragam. \u0000Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kepuasan kerja karyawan hotel yang dipimpin pemimpin ekspatriat dan pemimpin lokal. Subjek penelitian ini diambil dengan metode simple random sampling hingga mendapatkan 72 sampel dari dua hotel bintang empat yaitu Hotel Mercure Bali Nusa Dua dan Hotel Mercure Bali Legian. Metode pengambilan data menggunakan skala kepuasan kerja dengan koefisien Cronbach’s Alpha (? = 0,970). Analisis uji beda Independent Sample T-Test menunjukkan signifikansi (2-tailed) 0,311 yang artinya tidak terdapat perbedaan kepuasan kerja karyawan yang dipimpin oleh pemimpin ekspatriat dan pemimpin lokal. \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000Kata Kunci: Kepuasan Kerja, Pemimpin Lokal, Pemimpin Ekspatriat \u0000 \u0000 \u0000","PeriodicalId":152398,"journal":{"name":"Jurnal Psikologi Udayana","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134059785","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Dukungan Sosial Keluarga terhadap Pemulihan Orang dengan Skizofrenia (ODS) di Bali","authors":"Kadek Yah Eni, Y. K. Herdiyanto","doi":"10.24843/jpu.2018.v05.i02.p04","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jpu.2018.v05.i02.p04","url":null,"abstract":"Proses pemulihan orang dengan skizofrenia (ODS) tidak terlepas dari peran keluarga. Keluarga merupakan bagian yang penting dalam proses pengobatan ODS. Dukungan keluarga sangat diperlukan oleh ODS dalam memotivasi selama perawatan dan pengobatan. Di sisi lain, terdapat tindakan-tindakan yang dilakukan oleh keluarga yang dapat menghambat pemulihan ODS, seperti penelantaran, pengucilan dan pemasungan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan dukungan sosial keluarga pada orang dengan skizofrenia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data melalui wawancara semi tersruktur, wawancara kelompok dan observasi. Subyek penelitian ini adalah 32 responden yang merupakan keluarga ODS dan 10 significant others yang merupakan ODS dan keluarga besar. Data dianalisis dengan theoretical coding yang terdiri dari open, axial, dan selective coding. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dukungan sosial keluarga kepada ODS terdiri dari dukungan pendampingan, dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan kelompok atau persahabatan, dan dukungan informasi. Dukungan sosial keluarga memiliki pengaruh kepada keluarga yang meliputi pekerjaan/ aktivitas, emosi dan sosial serta pengaruh terhadap ODS meliputi kemandirian, keterampilan sosial, aktivitas dan emosi. Faktor-faktor yang dapat mendukung keluarga dalam memberikan dukungan sosial kepada ODS dan berperan dalam pemulihan ODS, antara lain strategi koping keluarga, motivasi, dan pengetahuan. Selain dukungan keluarga, terdapat dua faktor utama dalam proses pemulihan ODS, yaitu peran pengobatan dan peran sosial. \u0000 \u0000Kata kunci: Dukungan Sosial, peran pengobatan, peran sosial, keluarga, dan ODS. \u0000 ","PeriodicalId":152398,"journal":{"name":"Jurnal Psikologi Udayana","volume":"249 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115297264","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Penerapan Kearifan Lokal Masyarakat Bali yang dapat Mengurangi Stigma terhadap Orang dengan Gangguan Jiwa","authors":"I. B. A. Pramana, Y. K. Herdiyanto","doi":"10.24843/jpu.2018.v05.i02.p01","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jpu.2018.v05.i02.p01","url":null,"abstract":"Hasil riset kesehatan dasar pada tahun 2013 menunjukkan bahwa prevalensi kasus gangguan jiwa dengan tipe skizofrenia di Indonesia sebesar 1,7 per seribu jumlah penduduk dan untuk prevalensi kasus gangguan jiwa tipe skizofrenia di Bali adalah sebesar 2,3 per seribu jumlah penduduk. Sebagian masyarakat Indonesia memandang gangguan jiwa dengan sudut pandang negatif atau yang biasa disebut dengan stigma. Stigma adalah bentuk prasangka yang mendeskreditkan atau menolak seseorang maupun kelompok karena individu atau kelompok yang ditolak tersebut dianggap berbeda dengan diri kita atau kebanyakan orang. Bali yang dikenal sebagai pulau yang sarat akan budaya dan memiliki kearifan lokal yang mengikat masyarakatnya. Kearifan lokal atau yang dikenal dengan istilah kearifan tradisional merupakan semua bentuk pengetahuan, keyakinan, pemahaman, dan wawasan serta adat kebiasaan atau etika yang menuntut perilaku manusia dalam kehidupan di dalam komunitas ekologis. Berbagai nilai atau kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat Bali seharusnya mampu menekan stigma yang diterima oleh ODGJ di Bali karena nilai atau kearifan lokal tersebut secara langsung mengajarkan individu untuk berperilaku saling menghargai, peduli, dan menjaga keharmonisan satu sama lain, namun pada kenyataannya ODGJ di Bali masih mendapatkan stigma negatif dari lingkungan sekitar. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini difokuskan untuk membahas penerapan kearifan lokal masyarakat Bali yang dapat menurunkan stigma terhadap ODGJ. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara dan observasi pada total tujuh responden masyarakat Bali dengan dua kategori yaitu masyarakat umum berjumlah empat responden dan tokoh agama berjumlah tiga responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat empat konsep kearifan lokal masyarakat Bali yang dapat menurunkan stigma terhadap ODGJ yaitu tat twam asi, karma phala, tri kaya parisudha dan tri pramana. Temuan lainnya menunjukkan bahwa selain dapat menurunkan stigma, konsep karma phala ternyata dapat mendorong terbentuknya stigma masyarakat Bali terhadap ODGJ. \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000Kata kunci: Kearifan lokal, stigma, ODGJ, masyarakat Bali. \u0000 \u0000 \u0000","PeriodicalId":152398,"journal":{"name":"Jurnal Psikologi Udayana","volume":"394 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123519035","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}