{"title":"UJI TOKSISITAS PRODUK EKSTRASELULAR DARI BAKTERI Vibrio harveyi TERHADAP BENIH KERAPU HIBRIDA CANTANG (Epinephelus fuscoguttatus x E. lanceolatus)","authors":"Ketut M. Arya Sudewa, Sri Suratmi","doi":"10.15578/BLTA.19.2.2021.123-127","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/BLTA.19.2.2021.123-127","url":null,"abstract":"Produk ekstraselular bakteri dapat bersifat toksik pada ikan laut maupun ikan air tawar. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengetahui toksisitas dari produk ektraselular (extracellular product/ECP) bakteri Vibrio harveyi terhadap benih kerapu hibrida cantang (Epinephelus fuscoguttatus x E. lanceolatus). Sebanyak 260 ekor ikan kerapu hibrida cantang sehat (panjang rata-rata 8,065 ± 0,461 cm) digunakan dalam kegiatan ini. Masing-masing 130 ekor ikan uji diinjeksi intramuskular dengan 0,1 mL produk ekstraselular dari V. harveyi, dan 130 ekor lainnya diinjeksi dengan 0,1 mL phosphate buffer saline (PBS) sebagai kontrol. Sebanyak 60 dan 70 ekor ikan uji dari masing-masing perlakuan dipelihara dalam bak beton volume 500 L dengan sistem air mengalir dan diberi pakan pelet komersial dua kali sehari secara adlibitum. Pengamatan terhadap respons dan sintasan ikan diamati selama satu bulan. Hasil pengamatan terhadap ikan kerapu hibrida cantang yang diinjeksi dengan ECP dari V. harveyi menunjukkan nafsu makan menurun pada waktu pemberian. Respons makan dari ikan tersebut kembali tinggi atau normal sehari setelah pemberian ECP. Reaksi pembengkakan di area penyuntikan juga terlihat dan ikan terlihat berenang aktif, serta tidak menunjukkan adanya luka kemerahan atau borok selama pemeliharaan. Rata-rata sintasan ikan terlihat sama antara perlakuan ECP dan kontrol yaitu 95%. Hasil ini menunjukkan bahwa ECP dari V. harveyi tidak bersifat toksik pada ikan kerapu hibrida cantang.","PeriodicalId":141767,"journal":{"name":"Buletin Teknik Litkayasa Akuakultur","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128493127","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"SISTEM YUMINA-BUMINA ALIRAN ATAS UNTUK PEMELIHARAAN IKAN BAUNG (Hemibagrus nemurus)","authors":"Supendi Supendi, M. R. Maulana, Samsul Fajar","doi":"10.15578/BLTA.19.2.2021.89-92","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/BLTA.19.2.2021.89-92","url":null,"abstract":"Sistem yumina-bumina merupakan kombinasi teknis budidaya antara pemeliharaan ikan dengan tanaman sayur dan buah secara terpadu. Sistem ini mampu meningkatkan produktivitas baik pada ikan maupun tanamannya. Kelebihan lain dari sistem ini adalah dapat dilakukan di lahan yang terbatas dan hemat air. Tujuan kegiatan ini adalah mengaplikasikan teknik budidaya dengan sistem yumina-bumina aliran atas pada budidaya ikan baung bersama dengan tanaman pakcoy dan tomat. Metode kegiatan ini di mulai dari perakitan sistem yumina-bumina aliran atas, penyemaian tanaman, penanaman bibit tanaman, penebaran benih ikan, serta pemeliharaan sistem yumina-bumina, baik pada ikan, tanaman maupun sistem budidaya yang digunakan. Hasil kegiatan budidaya ikan dengan sistem yumina-bumina aliran atas mendapatkan jumlah panen ikan baung sebanyak 296 ekor, setara dengan sintasan sebesar 98,68% dengan biomassa ikan 4,56 kg. Selain mendapatkan ikan, juga didapatkan panen tanaman pakcoy sebanyak 3,6 kg dan tomat 4,6 kg. Secara umum, sistem yumina-bumina aliran atas ini berhasil memberikan keuntungan ganda kepada pembudidaya, yaitu berupa ikan baung, serta tanaman sayuran dan buah.","PeriodicalId":141767,"journal":{"name":"Buletin Teknik Litkayasa Akuakultur","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128239595","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENENTUAN LIMIT DETEKSI METODE IDENTIFIKASI BAKTERI Aeromonas hydrophila MENGGUNAKAN KIT Analytical Profile Index (API) 20 E","authors":"Diah Artati, Moh. Oman","doi":"10.15578/BLTA.19.2.2021.113-118","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/BLTA.19.2.2021.113-118","url":null,"abstract":"Limit deteksi atau batas deteksi dalam pengujian mikrobiologi merupakan konsentrasi analit (mikroba) dalam sampel yang masih dapat dideteksi dalam kondisi percobaan yang ditentukan. Penentuan limit deteksi perlu dilakukan sebagai salah satu parameter uji dalam kegiatan validasi metode analisis mikrobiologi. Validasi dan verifikasi metode dibutuhkan sebagai standar ISO/IEC 17025:2017 (persyaratan umum laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi) dan juga sebagai mandatory untuk ISO/IEC 17025:2017 bagian yang harus dikomunikasikan kepada pelanggan. Tujuan dari kegiatan penentuan limit deteksi ini adalah untuk mengetahui batasan konsentrasi terendah yang masih dapat dideteksi oleh metode Kit API 20 E dalam kegiatan identifikasi bakteri Aeromonas hydrophila di Laboratorium Mikrobiologi BRPI Sukamandi. Sampel uji bakteri yang digunakan adalah bakteri hasil isolasi pada ikan patin yang sebelumnya sudah diidentifikasi dan dinyatakan positif terdeteksi sebagai Aeromonas hydrophila. Hasil penentuan limit deteksi metode identifikasi Aeromonas hydrophila menggunakan Kit API 20 E dengan enam replikasi menunjukkan bahwa konsentrasi 100 CFU/mL merupakan batas deteksi untuk pengujian identifikasi Aeromonas hydrophila menggunakan Kit API 20 E di Laboratorium Mikrobiologi BRPI Sukamandi dengan persentase recovery sebesar 83,33%.","PeriodicalId":141767,"journal":{"name":"Buletin Teknik Litkayasa Akuakultur","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132804658","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"POLA PERTUMBUHAN DAN GAMBARAN DARAH IKAN TAPAH Wallago leerii PADA TAHAP AWAL DOMESTIKASI","authors":"Deni Irawan, Sri Sundari, B. Priadi","doi":"10.15578/BLTA.19.2.2021.67-71","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/BLTA.19.2.2021.67-71","url":null,"abstract":"Ikan tapah Wallago leerii merupakan ikan karnivor yang hidup di perairan sungai besar di Sumatera dan Kalimantan. Kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk mengamati pola pertumbuhan, sintasan, dan kondisi parameter darah ikan tapah yang dipelihara pada kolam semi-beton pada tahap domestikasi. Ikan tapah diperoleh dari Sungai Kampar, Riau dan dipelihara di kolam semi-beton (60 m2) di Instalasi Riset Plasma Nutfah Perikanan Air Tawar Cijeruk, Bogor. Ikan tapah diberi pakan hidup berupa benih ikan nila dan ikan nilem sebanyak 5% bobot tubuh. Sampling dilakukan sebulan sekali untuk mengetahui pertumbuhan, sintasan, dan parameter darah ikan. Hasil menunjukkan bahwa ikan tapah betina memiliki rata-rata panjang dan bobot yang lebih besar dibandingkan ikan jantan. Pola pertumbuhan ikan tapah baik jantan dan betina mengalami pertumbuhan yang stagnan, namun ikan tapah yang dipelihara memiliki sintasan 100%. Belum optimalnya pertumbuhan ikan tapah dapat disebabkan karena perbedaan kondisi lingkungan dengan habitat aslinya sehingga ikan tapah masih berusaha beradaptasi dan mengalami stres yang mengakibatkan berkurangnya nafsu makan. Kondisi meningkatnya stres ikan tapah dapat dilihat dari parameter darah terutama hemoglobin dan kortisol. Secara umum kadar glukosa darah dan hemoglobin pada induk ikan tapah cenderung mengalami penurunan saat akhir masa pemeliharaan dibandingkan dengan awal pemeliharaan. Sedangkan pada parameter kortisol, nilainya cenderung mengalami peningkatan saat awal sampai akhir percobaan.","PeriodicalId":141767,"journal":{"name":"Buletin Teknik Litkayasa Akuakultur","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123437522","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"TINGKAT PEMBERIAN GLUTAMIN TERHADAP BOBOT MUTLAK DAN KONVERSI PAKAN BENIH IKAN BAUNG (Hemibagrus nemurus)","authors":"A. Nugraha, Mikdarullah Mikdarullah","doi":"10.15578/BLTA.19.1.2021.35-37","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/BLTA.19.1.2021.35-37","url":null,"abstract":"Pemberian suplemen pada pakan merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk menekan angka kematian dan sebagai stimulus pertumbuhan. Tujuan dari kegiatan ini adalah mengetahui tingkat pemberian glutamin terhadap bobot mutlak dan konversi pakan benih ikan baung (Hemibagrus nemurus). Percobaan dilakukan di Laboratorium Basah Nutrisi dan Teknologi Pakan, Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar pada tahun 2019. Ikan baung adalah salah satu jenis ikan lokal yang bernilai ekonomis tinggi dan sudah banyak dibudidayakan secara modern atau tradisional. Alat yang digunakan adalah akuarium kaca dengan volume 18 liter sebanyak sembilan buah, aerator, selang air, selang sipon, timbangan digital, sprayer, dan nampan. Bahan yang digunakan adalah benih ikan baung berukuran 2-4 g, pakan komersial tenggelam dengan protein 41%, suplemen glutamin, telur ayam, obat bius untuk ikan, dan air tawar. Pakan percobaan dibuat dengan cara melapisi pakan komersial dengan glutamin yang telah dilarutkan dengan akuades dan di-spray pada pakan komersial, kemudian dikeringkan dengan menggunakan oven. Sebanyak 360 ekor benih ikan baung ditebar pada sembilan buah akuarium dengan padat tebar 40 ekor setiap akuarium. Ikan diberi pakan selama 69 hari dan diberikan hingga ikan terlihat kenyang. Pada akhir pemeliharaan ikan diukur biomassanya lalu ditentukan bobot mutlak dan konversi pakannya. Hasil percobaan menunjukkan bahwa ikan yang diberi glutamin dengan tingkat paling tinggi menunjukkan bobot mutlak dan konversi pakan terbaik.","PeriodicalId":141767,"journal":{"name":"Buletin Teknik Litkayasa Akuakultur","volume":"41 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116066944","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"TEKNIK PERBANYAKAN DAN ISOLASI LINTAH LAUT (Zeylanicobdella arugamensis) SERTA PEMINDAHAN IKAN KERAPU TERINFEKSI LINTAH LAUT","authors":"M. Ansari, K. A. M. Sudewa","doi":"10.15578/BLTA.19.1.2021.47-51","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/BLTA.19.1.2021.47-51","url":null,"abstract":"Lintah laut (Zeylanicobdella arugamensis) merupakan salah satu ektoparasit yang mudah dilihat dan dilakukan perbanyakan untuk penelitian. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui teknik perbanyakan dan isolasi lintah laut (Z. arugamensis), serta pemindahan ikan kerapu terinfeksi lintah laut. Percobaan ini dilakukan untuk memfasilitasi kegiatan penelitian lintah laut secara in vitro maupun in vivo. Perbanyakan lintah laut dilakukan dengan metode kohabitasi. Masing-masing dua dan tiga ekor ikan kerapu hibrida cantang sakit (TL: 30-35 cm) dikohabitasi dengan 25 ekor ikan kerapu hibrida cantang sehat (TL: 7,5-9,2 cm) selama satu bulan. Isolasi lintah laut dari ikan sakit maupun dinding bak dilakukan dengan teknik pengambilan dengan tangan dan teknik perendaman dengan air tawar. Pemindahan ikan sakit dari bak kohabitasi ke bak uji in vivo dilakukan dengan teknik menggunakan seser dan teknik menggunakan keranjang kecil. Hasil percobaan menunjukkan teknik kohabitasi menghasilkan perkembangbiakan lintah laut yang cepat. Isolasi lintah laut dengan tangan memberikan variasi ukuran lintah dalam cawan petri, sedangkan isolasi lintah laut dengan perendaman menimbulkan kematian lintah laut dan memerlukan waktu pemulihan kondisi lintah lebih lama. Isolasi lintah laut dari dinding bak memperoleh lebih banyak lintah dewasa, namun telur yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan kedua perlakuan sebelumnya. Pemindahan ikan terinfeksi lintah laut dengan teknik menggunakan dua keranjang kecil lebih sedikit melepaskan dan menghilangan lintah dari tubuh ikan dibandingkan dengan teknik menggunakan seser atau serok.","PeriodicalId":141767,"journal":{"name":"Buletin Teknik Litkayasa Akuakultur","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132909786","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANALISIS KADAR AMONIA PADA MEDIA PEMIJAHAN IKAN TIGER (Datnioides microlepis)","authors":"F. Fajriyani, Bayu Bayu","doi":"10.15578/BLTA.19.1.2021.39-42","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/BLTA.19.1.2021.39-42","url":null,"abstract":"Kandungan amonia di dalam air berpengaruh terhadap performa ikan yang dipelihara. Kegiatan ini bertujuan menganalisis kadar amonia yang terkandung dalam media pemijahan ikan tiger yang diberi perlakuan intensitas cahaya berbeda. Intensitas cahaya yang diaplikasikan adalah (A) < 500 lux dan (B) intensitas cahaya > 5.000 lux. Kegiatan ini dilakukan di Laboratorium Uji Kualitas Air sebanyak empat kali analisis dengan rentang waktu selama dua bulan. Analisis amonia dilakukan dengan metode SNI 06-6989.30-2005 mengenai cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat. Hasil analisis menunjukkan bahwa kadar amonia pada sampel air dalam media pemijahan ikan tiger dengan intensitas cahaya berbeda menunjukkan nilai yang fluktuatif (berubah-ubah). Nilai maksimal sebesar 0,95 mg/L dan minimal sebesar 0,08 mg/L. Secara umum, kadar amonia dalam kegiatan ini berada di bawah ambang batas maksimal standar baku mutu air untuk perikanan budidaya air tawar yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001, yaitu 0,50 mg/L.","PeriodicalId":141767,"journal":{"name":"Buletin Teknik Litkayasa Akuakultur","volume":"202 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131761286","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"TEKNIK ISOLASI PRODUK EKSTRASELULER DAN INTRASELULER DARI BAKTERI Vibrio harveyi","authors":"Sri Suratmi, Slamet Haryanto","doi":"10.15578/BLTA.19.1.2021.61-65","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/BLTA.19.1.2021.61-65","url":null,"abstract":"Bakteri pada umumnya memiliki produk ekstraselular (extracellular product/ECP) dan intraselular sel (intracellular cell/ICC). Tujuan dari kegiatan ini untuk mengetahui teknik isolasi ECP dan ICC dari Vibrio harveyi yang diisolasi dari ikan kerapu sakit. V. harveyi dikultur di atas membrane cellophane pada media triptic soy agar (TSA) dan diinkubasi pada suhu 30°C selama 48 jam. ECP diisolasi dari koloni V. harveyi (50 mg/mL) dengan proses sentrifugasi, filtrasi, dan dialisis, sedangkan ICC diisolasi dari koloni V. harveyi (50 mg/mL) dengan proses sentrifugasi, sonikasi dan filtrasi. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa teknik isolasi ECP dan ICC dari V. harveyi dengan metode sentrifugasi, filtrasi, dialisis, dan sonikasi dapat menghasilkan produk murni yang tidak mengandung sel V. harveyi yang ditunjukkan dengan tidak tumbuhnya koloni setelah dikultur di atas media TSA. Pengamatan hasil elektroforesis menggunakan spektrofotometer menunjukkan nilai absorbansi ECP lebih rendah dibandingkan nilai absorbansi ICC dan sel bakteri utuh.","PeriodicalId":141767,"journal":{"name":"Buletin Teknik Litkayasa Akuakultur","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130431001","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KARAKTERISASI DAN IDENTIFIKASI MOLEKULER Aeromonas hydrophila HASIL POSTULAT KOCH PADA IKAN NILA Oreochromis niloticus","authors":"Setiadi Setiadi, Edi Farid Wadjdy","doi":"10.15578/BLTA.19.1.2021.53-59","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/BLTA.19.1.2021.53-59","url":null,"abstract":"Penyakit motil aeromonas septicemia (MAS) disebabkan oleh infeksi bakteri Aeromonas hydrophila. Penyakit MAS bersifat akut, menginfeksi semua umur jenis ikan air tawar, dapat mengakibatkan kematian hingga 100%, dan sering menimbulkan kerugian yang signifikan. Karakterisasi dan identifikasi merupakan salah satu cara untuk menentukan jenis bakteri yang menginfeksi. Pendeteksian menggunakan polymerase chain reaction (PCR) telah banyak digunakan untuk mengidentifikasi penyakit virus maupun bakteri. Tujuan dari kegiatan ini adalah karakterisasi dan identifikasi molekuler bakteri Aeromonas hydrophila hasil postulat koch. Hasil yang diperoleh adalah teridentifikasinya bakteri Aeromonas hydrophila yang mempunyai empat gen virulen yaitu aerolysin, serolysin, nuclease, dan lipase. ","PeriodicalId":141767,"journal":{"name":"Buletin Teknik Litkayasa Akuakultur","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123862562","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KUALITAS AIR (AMONIA, NITRIT, DAN NITRAT) PADA PEMELIHARAAN GLASS EEL DENGAN APLIKASI MIKROBA BERBEDA","authors":"M. R. Maulana, Supendi Supendi, Samsul Fajar","doi":"10.15578/BLTA.19.1.2021.43-46","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/BLTA.19.1.2021.43-46","url":null,"abstract":"Ikan sidat merupakan ikan ekonomis penting di pasar internasional yang sedang dikembangkan untuk ekspor di Indonesia. Salah satu masalah yang sering dialami oleh pembudidaya sidat adalah kualitas air yang buruk dan limbah budidaya yang dapat mengakibatkan kematian pada ikan sidat yang dipelihara. Untuk mempertahankan kualitas air dalam kondisi optimum digunakan mikroba pendegradasi limbah dari sisa buangan pakan dan feses. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air yaitu amonia, nitrit, dan nitrat pada media pemeliharaan glass eel yang diberi mikroba dari jenis Nitrobacter sp. dan Bacillus sp. sebagai kandidat probiotik. Metode yang digunakan adalah prosedur Laboratorium Uji Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan (BRPBATPP) Bogor yang sudah terakreditasi ISO/IEC 17025:2017 oleh KAN. Adapun SNI yang digunakan adalah: SNI 06-6989.9-2004 (amonia); SNI 06-6989.9-2004 (nitrit); dan SNI 6989.79:2011 (nitrat). Hasil analisis kualitas air dengan teknik eksitu diperoleh konsentrasi nitrit sebesar 0,03 mg/L pada perlakuan Nitrobacter sp. sedangkan nitrat sebesar 4,5 mg/L pada perlakuan Bacillus sp. dan amonia sebesar 0,003 mg/L. Kondisi ini masih sangat layak untuk pemeliharaan glass eel di indoor hatchery.","PeriodicalId":141767,"journal":{"name":"Buletin Teknik Litkayasa Akuakultur","volume":"129 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127583833","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}