JURNAL TRITONPub Date : 2021-06-22DOI: 10.47687/jt.v12i1.163
G. W. Hidayat
{"title":"Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Panca Usahatani Padi Ladang Amfibi pada Petani Binaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian di Kabupaten Manokwari","authors":"G. W. Hidayat","doi":"10.47687/jt.v12i1.163","DOIUrl":"https://doi.org/10.47687/jt.v12i1.163","url":null,"abstract":"Padi ladang merupakan komoditas potensial untuk dikembangkan karena luas lahan kering yang tinggi di Kabupaten Manokwari. BPTP Papua Barat melaksanakan pengembangan padi ladang amfibi sejak 2018 karena varietas padi ini memiliki kemampuan bertahan pada kondisi genangan air maupun dalam kondisi lahan yang kering. Padi amfibi merupakan padi baru di Kabupaten Manokwari dengan berbagai kelebihan yang menguntungkan apabila dibandingkan dengan padi yang sudah ditanam turun-temurun oleh petani. Penerapan panca usahatani padi ladang amfibi terdiri dari lima komponen yaitu: a). penggunaan benih unggul, b). pengolahan lahan, c). irigasi atau ketercukupan air, d). pemupukan berimbang dan e). pengendalian hama penyakit. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa petani sudah mengikuti rekomendasi dalam menggunakan benih unggul dan mempertimbangkan kecukupan air sebesar 100% atau diterapkan sepenuhnya. Komponen pengolahan lahan diterapkan 50%, pemupukan berimbang diterapkan 62% dan pengendalian hama penyakit diterapkan 62%. Kegiatan yang dilaksanakan oleh BPTP ini didukung oleh petani lokal dan petani transmigran yang menanam padi ladang. Produksi dan produktivitas yang dihasilkan petani diharapkan dapat meningkat dengan menerapkan panca usahatani padi ladang amfibi yang direkomendasikan. Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan panca usahatani padi ladang amfibi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan panca usahatani termasuk dalam kategori sedang karena dipengaruhi oleh faktor pendidikan, modal usahatani, frekuensi penyuluhan, ketersediaan lembaga keuangan dan sosial budaya.","PeriodicalId":116938,"journal":{"name":"JURNAL TRITON","volume":"51 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128476311","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
JURNAL TRITONPub Date : 2021-06-22DOI: 10.47687/jt.v12i1.152
Steven Witman
{"title":"Penerapan Metode Irigasi Tetes Guna Mendukung Efisiensi Penggunaan Air di Lahan Kering","authors":"Steven Witman","doi":"10.47687/jt.v12i1.152","DOIUrl":"https://doi.org/10.47687/jt.v12i1.152","url":null,"abstract":"Tingkat efisiensi dari penggunaan air yang ada dilahan pertanian bahwasanya dapat dioptimalkan dengan cara melakukan penggunaan metode teknik irigasi yang tepat dikarenakan teknologi irigasi merupakan salah satu komponen yang dirasa penting karena tingkat produksi dari hasil pertanian ditentukan berdasarkan kondisi tanah, perawatan terhadap tanaman, kecukupan air pada tanaman serta iklim yang ada. Dalam bidang pertanian faktor iklim adalah sesuatu hal yang tidak dapat dihindari terutama kondisi iklim saat musim kemarau, tentu bisa menjadi suatu kendala terhadap pertumbuhan tanaman, dikarenakan pasokan air terhadap tanaman kurang terpenuhi, dengan penerapan metode Irigasi tetes bisa menjadi salah satu solusi dalam menangani permasalahan kebutuhan air pada tanaman. Metode penerapan irigasi tetes ini yakni pemberian air dalam volume kecil dan berkelanjutan, irigasi tetes ini juga bertujuan untuk menjaga kelembaban tanah dan kehilangan air yang disebabkan musim kemarau sehingga ketersediaan air bagi tanaman terpenuhi. Teknik irigasi tetes inilah yang diharapkan dapat membantu dalam pemenuhan kebutuhan air dan tanaman sehingga dapat meningkatnya pemanfaaatan unsur hara pada tanah, mempercepat bibit tanaman untuk beradaptasi, dan juga nantinya akan meningkatnya keberhasilan tanaman tersebut untuk bisa tumbuh. Untuk memaksimalkan tingkat efisiensi dalam penggunaan air bisa menggunakan tanah yang memiliki tekstur liat dikarenakan tekstur tanah seperti ini memiliki tingkat penyimpanan air yang sangat tinggi. Selain itu pengaplikasian sistem irigasi ini bisa dilakukan pada tanaman buah ataupun sayuran.","PeriodicalId":116938,"journal":{"name":"JURNAL TRITON","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125385077","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
JURNAL TRITONPub Date : 2021-06-22DOI: 10.47687/jt.v12i1.156
Suburi Rahman, A. Dwiani
{"title":"Pengaruh Substitusi Tepung Tapioka dan Tepung Terigu serta Lama Waktu Pengukusan terhadap Mutu Kerupuk Sape","authors":"Suburi Rahman, A. Dwiani","doi":"10.47687/jt.v12i1.156","DOIUrl":"https://doi.org/10.47687/jt.v12i1.156","url":null,"abstract":"Kerupuk sape merupakan salah satu jenis kerupuk khas daerah Kota Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kerupuk ini menggunanakan tepung terigu sebagai bahan utama namun hingga saat ini kebutuhan terigu masih dipenuhi oleh impor. Untuk mengurangi konsumsi terigu diperlukan bahan baku lain seperti tepung tapioka. Selain bahan baku faktor lain yang mempengaruhi kualitas kerupuk adalah pengukusan. Karena itu diperlukan waktu pengukusan yang tepat agar kerupuk memiliki kualitas yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh substitusi tepung tapioka, tepung terigu dan lama waktu pengukusan adonan terhadap mutu kerupuk sape. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yaitu substitusi tepung tapioka dan tepung terigu serta lama pengukusan adonan yang terbagi menjadi 9 perlakuan yaitu: A1 (100 g : 0 g dan 1 jam), A2 (100 g : 0 g dan 1,5 jam), A3 (100 g : 0 g dan 2 jam), B1 (50 g : 50 g dan 1 jam), B2 (50 g : 50 g dan 1,5 jam), B3 (50 g : 50 g dan 2 jam), C1 (0 g : 100 g dan 1 jam), C2 (0 g : 100 g dan 1,5 jam) dan C3 (0 g : 100 g dan 2 jam). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerupuk sape yang dihasilkan telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI 0272:1991) untuk kadar air dan kadar lemak, sedangkan untuk kadar abu hanya kerupuk yang berbahan baku tepung tapioka saja yang memenuhi standar. Hasil penilaian mutu terbaik dalam penelitian ini adalah perlakuan A1 yaitu perlakuan tepung tapioka 100 g : tepung terigu 0 g dengan waktu pengukusan 1 jam.","PeriodicalId":116938,"journal":{"name":"JURNAL TRITON","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128126959","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
JURNAL TRITONPub Date : 2021-06-22DOI: 10.47687/jt.v12i1.164
Besse Mahbuba We Tenri Gading, Adib Norma Respati, E. Suryanto
{"title":"Studi Kasus: Permasalahan Limbah di Tempat Pemotongan Hewan (TPH) Amessangeng, Kota Sengkang","authors":"Besse Mahbuba We Tenri Gading, Adib Norma Respati, E. Suryanto","doi":"10.47687/jt.v12i1.164","DOIUrl":"https://doi.org/10.47687/jt.v12i1.164","url":null,"abstract":"Tempat Pemotongan Hewan yang memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian. Untuk menyediakan daging yang Aman, Sehat, Utuh, dan Halal (ASUH) harus memenuhi persyaratan teknis yang meliputi fisik (bangunan dan peralatan), sumber daya manusia, dan prosedur teknis pelaksanaannya. Penelitian ini dilaksanakan di Tempat Pemotongan Hewan (TPH) Amessangeng yang berlokasi di Kota Sengkang yaitu di Kelurahan Lamaddukelleng, Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi penanganan limbah di TPH Amessangeng, terkait langkah penanganan limbah yang telah dilaksanakan untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan. Metodologi penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. TPH Amessangeng telah memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk pemotongan hewan, namun berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa kondisi pengolahan limbah belum tersedia. Limbah TPH Amessangeng langsung mengalir ke lahan yang berujung di sungai, belum dilakukan penyaringan telebih dahulu. Jika terjadi terus menerus dan dalam jumlah yang banyak maka dapat berdampak terhadap masyarakat sekitar yang meliputi polusi bau atau pencemaran udara, pencemaran air dan berdampak pada kesehatan. Pembuatan kolam penampungan limbah harus dilakukan dan dilanjutkan dengan pengolahan limbah menggunakan Instalasi Pengolahan Air limbah (IPAL) sebelum limbah dibuang ke sungai sekitar TPH. Hal ini penting dilakukan untuk mencegah terjadinya pencemaran udara, air, tanah dan gangguan kesehatan.","PeriodicalId":116938,"journal":{"name":"JURNAL TRITON","volume":"113 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123235402","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
JURNAL TRITONPub Date : 2021-06-22DOI: 10.47687/jt.v12i1.162
Nisita Wuri, Sugihardjo, Agung Wibowo
{"title":"Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Petani dalam Kegiatan Pengolahan Pupuk Organik di Desa Banjaratma, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes","authors":"Nisita Wuri, Sugihardjo, Agung Wibowo","doi":"10.47687/jt.v12i1.162","DOIUrl":"https://doi.org/10.47687/jt.v12i1.162","url":null,"abstract":"Kegiatan pengolahan pupuk organik merupakan kegiatan kelompok yang dilakukan oleh Kelompok Tani Bahagia IV. Kegiatan ini didorong oleh keprihatinan petani terhadap semakin menurunnya kesuburan lahan sebagai dampak negatif penggunaan pupuk kimia selama puluhan tahun. Sebagai kegiatan kelompok, tentu membutuhkan partisipasi petani untuk menjaga keberlanjutan kegiatan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui berbagai faktor yang mempengaruhi partisipasi petani dalam kegiatan pengolahan pupuk organik di Kelompok Tani Bahagia IV. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja yaitu kelompok tani Bahagia IV yang berada di Desa Banjaratma, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes dengan pertimbangan kelompok tersebut secara konsisten memproduksi pupuk organik untuk memenuhi kebutuhan petani. Informan penelitian meliputi Ketua Kelompok Tani Bahagia IV, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Brebes, Kepala BPP Kecamatan Bulakamba, pengurus kegiatan pengolahan pupuk organik serta petani anggota kelompok. Data penelitian diperoleh dengan teknik observasi, wawancara mendalam, serta dokumentasi. Analisis data menggunakan model analisis Interaktif, serta validitas data menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan faktor yang mempengaruhi partisipasi petani dalam kegiatan pengolahan pupuk organik meliputi umur, pendidikan formal dan atau nonformal petani, pekerjaan serta akses komunikasi. Salah satu upaya untuk meningkatkan partisipasi petani yaitu dengan membuat jadwal bagi petani dalam proses produksi, sehingga setiap individu petani memiliki peran dan tanggung jawab yang sama atas keberlangsungan kegiatan. Optimalisasi peran serta petani dalam pengolahan pupuk organik sebagai kegiatan usaha kelompok perlu direalisasikan, agar dapat berkembang menjadi usaha kelompok yang lebih baik.","PeriodicalId":116938,"journal":{"name":"JURNAL TRITON","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128644511","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
JURNAL TRITONPub Date : 2020-12-23DOI: 10.47687/jt.v11i2.114
Apresus Sinaga, Junita Br Nambela
{"title":"Adaptifitas dan Analisis Pengaruh Antar Komponen terhadap Hasil Padi Varietas Unggul Baru Padi Sawah Irigasi","authors":"Apresus Sinaga, Junita Br Nambela","doi":"10.47687/jt.v11i2.114","DOIUrl":"https://doi.org/10.47687/jt.v11i2.114","url":null,"abstract":"Penggunaan vareitas unggul baru yang adaptif merupakan salah satu faktor penting untuk meningkatkan produktivitas padi. Varietas unggul diketahui berkontribusi besar terhadap peningkatan produksi padi sebesar lebih dari 50%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penampilan dan melihat hubungan antar karakter komponen tanaman terhadap karakter hasil dengan analisis regresi dan melihat hasil potensial varietas unggul baru padi yang adaptif. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Manokwari pada bulan Januari - Desember 2013. Luasan masing-masing lokasi penelitian sebesar 0,25 ha. Penelitian disusun dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga varietas sebagai perlakuan dan 3 tempat sebagai perlakuan. Variabel agronomi yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah anakan produktif dan hasil gabah. Data pengamatan dianalisis menggunakan analisis varian (Anova) pada taraf 5%, apabila terdapat hasil beda nyata maka dilakukan uji lanjutan dengan Duncan’s Mutiple Range Test (DMRT), untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing faktor tinggi tanaman dan jumlah anakan (variabel independent) tersebut terhadap hasil produksi (variabel dependent) digunakan analisis regresi berganda dengan fasilitas automatic linear modeling. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan jumlah anakan produktif inpari 20 dan inpari 18 terhadap inpari 16 antar varietas sedangkan jumlah tinggi tanaman dan hasil gabah tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada semua varietas. Tingkat pengaruh (importenace) variabel tinggi dan jumlah anakan sebesar R2 = 67,9% dan R2 = 32,1% dari 15,5% (R2) total pengaruh kedua variabel terhadap hasil gabah padi.","PeriodicalId":116938,"journal":{"name":"JURNAL TRITON","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127529827","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
JURNAL TRITONPub Date : 2020-12-23DOI: 10.47687/jt.v11i2.110
T. Afriani, Ferdinal Rahim, Mangku Mundana, Arif Rahmat, Jaswandi, Anna Farhana
{"title":"The Effect of GnRH on Reproductive Performance and Progesterone Hormone Levels in Buffalo in West Sumatera","authors":"T. Afriani, Ferdinal Rahim, Mangku Mundana, Arif Rahmat, Jaswandi, Anna Farhana","doi":"10.47687/jt.v11i2.110","DOIUrl":"https://doi.org/10.47687/jt.v11i2.110","url":null,"abstract":"The administration of hormone GnRH will affect the reproductive organs and can improve the reproductive performance of buffalo. The decrease of the buffalo population is caused by various factors including genetic and environmental factors. The development of buffaloes is relatively slow because the reproduction rate of buffaloes is lower than that of cattle, besides that it is also difficult to detect estrus, the pregnancy period is relatively long and longer calving rate. This study aims to determine the best dose of GnRH on the swamp buffalo producing of dadih in Indonesia. The materials used were 16 swamp buffalo. A completely randomized design was used in this study. Buffalo is synchronized with the injection of 5 ml of GnRH hormone n on the first and 11th day, on the 10th to 12th day all donor buffaloes are injected with GnRH. Four different doses of GnRH (200, 225, 250 and 275 ml/buffalo) and each treatment was replicated five times. The speed of estrus and estrus length were the measured variables. The results showed that the doses of GnRH significantly (P<0.05) increase of estrus speed and estrus length. Progesterone levels have increased significantly starting from before treatment until after treatment with GnRH. It is concluded that the best GnRH doses for estrus synchronization in the swamp buffalo producing of dadih was 2. 25 ml/buffalo with estrus speed 18.2 h and estrus length 18 h.","PeriodicalId":116938,"journal":{"name":"JURNAL TRITON","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125188798","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
JURNAL TRITONPub Date : 2020-12-23DOI: 10.47687/jt.v11i2.115
Sostenes Konyep
{"title":"Upaya Pencapaian Swasembada Pangan Melalui Membumikan Padi Amfibi Balitbangtan di Provinsi Papua Barat","authors":"Sostenes Konyep","doi":"10.47687/jt.v11i2.115","DOIUrl":"https://doi.org/10.47687/jt.v11i2.115","url":null,"abstract":"Sektor pertanian berperan penting karena berkontribusi sebagai penyedia bahan pangan dan bahan baku industri, penyumbang produk domestik bruto, penghasil devisa negara, penyerap tenaga kerja, sumber pendapatan utama masyarakat desa, penyedia bahan pakan dan energi,serta perannya dalam upaya menurunkan gas rumah kaca. RPJMN tahap -3 adalah lanjutan dari RPJMN tahap -2 (2010-2014) yang sudah berakhir yang mana salah satu upaya yang dilakukan adalah peningkatan swasembada padi, jagung dan kedelai. Dibutuhkan langkah-langkah konkrit untuk mencapai swasembada pangan diantaranya perencanaan dan implementasi program secara baik dan benar. Badan pusat statistik Provinsi Papua Barat menyatakan bahwa pertanian Papua Barat belum menunjukan perkembangan yang berarti. Produksi tanaman padi (baik ladang maupun sawah) ditahun 2018 menghasilkan sebanyak 14.035,0 ton pada lahan seluas 4.892 ha dengan produktifitas 2,9 ton/ha. Di banding tahun sebelumnya terjadi penurunan produksi padi. Produksi padi tahun 2017 sebesar 27.593 ton. Penggunaan benih varietas unggul baru (VUB) merupakan konsep dasar PTT untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi dampak dari serangan hama. VUB padi amfibi Balitbangtan merupakan salah satu strategi Kementerian Pertanian dalam menghadapi dampak dari perubahan iklim berupa banjir dan kekeringan. Data kegiatan keji terap inovasi teknologi VUB padi amfibi yang dilakukan di distrik Prafi (Kampung Handuk dan Kampung Kerenu) di banding padi lokal 100 malam (data BPS Kabupaten Manokwari) memperlihatkan terdapat selisih produksi sekitar 2,8 ton/ ha lebih. Penyebaran dan perluasan areal pertanaman padi amfibi Balitbangtan di Provinsi Papua.","PeriodicalId":116938,"journal":{"name":"JURNAL TRITON","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117090670","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
JURNAL TRITONPub Date : 2020-12-23DOI: 10.47687/jt.v11i2.151
Ahdah Winarsih, Djaka Mastuti, Detia Tri Yunandar
{"title":"Peningkatan Kinerja melalui Program Kostratani di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Prafi, Kabupaten Manokwari","authors":"Ahdah Winarsih, Djaka Mastuti, Detia Tri Yunandar","doi":"10.47687/jt.v11i2.151","DOIUrl":"https://doi.org/10.47687/jt.v11i2.151","url":null,"abstract":"Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) memiliki peranan strategis dalam mewujudkan keberhasilan dan keberlanjutan pembangunan pertanian berbasis kawasan di tingkat kecamatan/distrik. Melalui program Kostratani yang mengoptimalkan peran, fungsi, dan tugas BPP dengan memanfaatkan IT, maka peranan BPP menjadi lebih penting dan strategis. Penelitian bertujuan untuk memperoleh gambaran dan memahami kinerja BPP Prafi setelah bertransformasi menjadi BPP Kostratani di Distrik Prafi, Kabupaten Manokwari. Penelitian dilakukan pada Agustus sampai dengan November 2020, di BPP Prafi, Distrik Prafi, Kabupaten Manokwari, Papua Barat. Metode dasar penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan penelitian meliputi Kepala BPP, admin Kostratani, PPL, mantri tani, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Manokwari, dan pengelola Kostratani Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari. Data penelitian diperoleh dengan teknik wawancara, observasi, dan perekaman dokumen. Data dianalisis dengan menggunakan model analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja BPP Prafi sebagai BPP Kostratani dinilai sangat baik karena dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, telah mampu melaksanakan tiga peranan penting BPP Kostratani, yaitu sebagai pusat informasi dan data, pusat gerakan pembangunan pertanian, dan pusat pembelajaran. Optimalisasi kinerja BPP Kostratani Prafi ke depannya perlu direalisasikan agar BPP Prafi mampu untuk lebih berperan dalam mewujudkan keberhasilan dan keberlanjutan pembangunan pertanian, khususnya di wilayah Kabupaten Manokwari. Upaya yang penting dilakukan adalah mengembangkan BPP Prafi sebagai pusat pengembangan jejaring kemitraan dan pusat konsultasi agribisnis.","PeriodicalId":116938,"journal":{"name":"JURNAL TRITON","volume":"57 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121815505","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
JURNAL TRITONPub Date : 2020-12-23DOI: 10.47687/jt.v11i2.113
R. J. Malik, S. S. Hariadi, Roso Witjaksono, P. W. Priyotamtama
{"title":"Konsistensi Sikap Petani terhadap Kemampuan Mengakses Informasi Teknologi Pertanian di Kabupaten Pacitan","authors":"R. J. Malik, S. S. Hariadi, Roso Witjaksono, P. W. Priyotamtama","doi":"10.47687/jt.v11i2.113","DOIUrl":"https://doi.org/10.47687/jt.v11i2.113","url":null,"abstract":"Sikap petani adalah respon petani berupa pernyataan setuju atau tidak setuju terhadap objek tertentu. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan sikap petani terhadap informasi teknologi pertanian yang didiseminikasi Taman Teknologi Pertanian (TTP) Pringkuku dan pengaruhnya terhadap kemampuannya memperoleh informasi. Penelitian di Kabupaten Pacitan pada Februari-April 2020 dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian melibatkan 167 orang petani yang pernah belajar di TTP Pringkuku dan dipilih secara acak. Teknik pengambilan data melalui wawancara langsung kepada responden dengan menggunakan kuesioner tertutup. Keseluruhan item variabel sikap dan kemampuan petani mengakses informasi teknologi pertanian dalam kuesioner valid dan reliabel dengan nilai croncbach Alfa > 0,70. Data penelitian dianalisis secara deskriptif menggunakan uji regresi linear sederhana. Hasilnya (1) rerata capaian sikap petani 59,96% menunjukkan bahwa sikap petani ragu-ragu terhadap informasi teknologi pertanian yang didiseminasikan TTP Pingkuku baik di kebun percontohan maupun melalui media baru. Keraguan tersebut didasarkan pada pertimbangan biaya dan kompleksitas inovasi; (2) petani mengalami inkonsistensi sikap. Capaian ranah kognitif 61,63% menunjukkan petani setuju dan afektif senang (66,20%) tetapi konatifnya ragu-ragu (51,50%) terhadap informasi teknologi pertanian; dan (3) sikap petani signifikan memengaruhi kemampuannya untuk mengakses informasi teknologi pertanian. Semakin petani setuju terhadap informasi teknologi pertanian maka semakin meningkat kemampuannya untuk mencari dan memperoleh informasi terkait teknologi pertanian.","PeriodicalId":116938,"journal":{"name":"JURNAL TRITON","volume":"201 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116161719","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}