{"title":"PENURUNAN KADAR MDA TIKUS PUTIH JANTAN DENGAN PEMBERIAN DIET TINGGI LEMAK DAN EKSTRAK BIJI MAHONI","authors":"I. N. Rahayu, Asami Rietta Kumala","doi":"10.30649/sbj.v1i1.7","DOIUrl":"https://doi.org/10.30649/sbj.v1i1.7","url":null,"abstract":"Masyarakat modern saat ini mengalami perubahan gaya hidup yang mengakibatkan perubahan pada pola konsumsi makanan menjadi pola makanan yang tinggi lemak jenuh, tinggi gula dan rendah serat. Hal tersebut sering berakibat tingginya asupan makanan yang berkolesterol tunggi kemudian ditambah dengan seringnya frekuensi makan serta konsumsi sayur dan buah yang rendah, akan berpotensi menyebabkan kegemukan. stroke, aterosklerosis dan penyakit jantung koroner (PJK) memiliki faktor risiko paling besar menjadi penyakit serius di masyarakat yaitu hiperlipidemia sehingga diduga menjadi penyebab kesakitan dan kematian di negara adidaya dan berkembang. \u0000Membuktikan pengaruh ekstrak biji mahoni terhadap kadar MDA plasma tikus putih jantan galur wistar yang diberikan diet tinggi lemak. 32 ekor tikus dikelompokkan dalam kelompok kontrol negatif yang diberikan diet standart, kontrol positif yang diberikan diet tinggi lemak dan perlakuan yang mendapatkan diet tinggi lemak bersama ekstrak biji mahoni dengan dosis 100 mg/ kgBB dan 200 mg/kgBB. \u0000Diet tinggi lemak dikonsumsi tikus selama 14 hari dan pada hari ke 15 pada kelompok perlakuan ditambahkan ekstrak biji mahoni dengan dosis 100 mg/ kgBB dan 200 mg/kgBB Derajat stres oksidatif diukur dengan menggunakan indikator malondialdehyde (MDA). \u0000Kelompok kontrol negatif menunjukkan kadar MDA 78,5±16,92 µg/ml. Kelompok kontrol positif menunjukkan kadar MDA 97,17±26,559 µg/ml. Kelompok perlakuan yang mendapatkan diet tinggi lemak dan ekstrak biji mahoni dengan dosis 100 mg/kgBB, kadar MDAnya 65,25±24,126 µg/ml dan yang mendapatkan diet tinggi lemak dan ekstrak biji mahoni dosis 200 mg/kgBB 82±22,836 µg/ml. Uji ANOVA tidak mendapatkan hasil dengan perbedaan yang bermakna (p=0,151).","PeriodicalId":103705,"journal":{"name":"Surabaya Biomedical Journal","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115700461","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"POTENSI TERIPANG EMAS (STICHOPUS HERMANII) TERHADAP PERUBAHAN HISTOPATOLOGI HATI PADA TIKUS DENGAN INDUKSI STREPTOZOTOCIN","authors":"Herin Setianingsih, Riami","doi":"10.30649/sbj.v1i1.6","DOIUrl":"https://doi.org/10.30649/sbj.v1i1.6","url":null,"abstract":"Diabetes mellitus merupakan masalah besar dunia saat ini dan penyebab kematian utama. Diabetes mellitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan kondisi hiperglikemia sebagai akibat kelainan sekresi hormon insulin, kerja hormon insulin, ataupun keduanya. Teripang emas berperan sebagai anti hiperglikemia karena mengandung antioksidan.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak teripang emas dengan melihat perubahan histopatologi hati. Penelitian menggunakan 24 hewan coba yang dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu : kelompok P0 / kontrol negatif (pakan standar), kelompok P1 (tikus wistar jantan yang diinduksi Streptozotocin (STZ) , dan kelompok P2 (diinduksi STZ dan di berikan ekstrak teripang emas dosis 4,25 mg/kgBB). Hewan coba mendapat perlakuan selama 21 hari. Setelah itu dilakukan pembedahan hepar dan penilaian histopatologi hepar berdasarkan tingkatan atau grading steatosis. Analisa statistik Uji Mann-Whitney pada dua kelompok (P1 dan P2), dengan tingkat kepercayaan 95%, didapatkan nilai p = 0.025 (p < α) yang berarti terdapat perbedaan gambaran degenerasi lemak sel hepatosit atau steatosis yang bermakna antara kelompok tikus yang diberi induksi STZ dengan kelompok tikus yang diinduksi STZ dan di berikan ekstrak teripang emas dosis 4,25 mg/kgBB. Penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak teripang emas dosis 4,25 mg/kgBB mempengaruhi gambaran degenerasi lemak sel hepatosit (steatosis) pada tikus wistar jantan (Rattus novergicus) galur Wistar yang diinduksi STZ.","PeriodicalId":103705,"journal":{"name":"Surabaya Biomedical Journal","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127868134","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"CHOLEDOCHAL CYST: SERIAL KASUS","authors":"Redemptus Yudadi, Wienta Diarsvitri","doi":"10.30649/sbj.v1i1.8","DOIUrl":"https://doi.org/10.30649/sbj.v1i1.8","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk melaporkan diagnosis dan manajemen dari beberapa kasus langka choledochal cyst (CC), kelainan kongenital saluran bilier yang ditangani di Sub Departemen Bedah Digestif RSPAL Dr. Ramelan, Surabaya. \u0000Artikel ini disusun berdasarkan laporan tiga serial kasus CC yang ditangani di Sub Departmen Bedah Digestif RSPAL dr. Ramelan tahun 2018-2020. \u0000Dilaporkan tiga kasus CC pada pasien perempuan: dua kasus pada pasien berusia 20 tahun, dan satu kasus pada pasien berusia 64 tahun. Pada ketiga pasien tersebut ditemukan gejala berupa nyeri abdomen di daerah epigastrium, dua orang dengan ikterus intermiten dan seorang pasien dengan kondisi situs inversus. Hanya seorang pasien teraba massa di daerah epigastrium. Pada pemeriksaan penunjang dengan USG abdomen, MRCP dan cholangiografi intraoperatif ditemukan gambaran dilatasi kistik choledocus (common bile duct) yang mendukung suatu CC, dan tidak tampak batu di saluran bilier. Pada saat operasi, pada ketiga pasien tersebut ditemukan CC tipe I (klasifikasi Todani tipe I) dengan bentuk fusiformis. Diputuskan dilakukan eksisi CC dan rekonstruksi biliodigestif dengan hepatikojejunostomi Roux-en-Y. Hasil pemeriksaan patologi anatomi menunjukkan tanda radang dinding saluran bilier dan tidak ditemukan tanda keganasan. Pasca operasi, kondisi ketiga pasien tersebut baik. \u0000CC pada pasien dewasa sering ditemukan dengan gejala yang tidak jelas dan disertai komplikasi. Manajemen CC dengan eksisi dan rekonstruksi biliodigestif hepatikojejunostomi Roux-en-Y berhasil dengan baik.","PeriodicalId":103705,"journal":{"name":"Surabaya Biomedical Journal","volume":"53 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134294228","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}