Aisyah Bariyana Nur Fitri, Nursha Dwi Setyowati, Diana Nur Wahyuning Mahardika
{"title":"Representasi Cantik Pada Iklan Televisi Nivea Pearl & Beauty Deo Versi Abel Cantika (Analisis Semiotik Charles Sanders Pierce)","authors":"Aisyah Bariyana Nur Fitri, Nursha Dwi Setyowati, Diana Nur Wahyuning Mahardika","doi":"10.31599/komaskam.v2i1.3203","DOIUrl":"https://doi.org/10.31599/komaskam.v2i1.3203","url":null,"abstract":"Penelitian ini didasarkan maraknya konstruksi perempuan cantik dalam iklan media massa. Salah satu industri kecantikan yang memanfaatkan bagaimana iklan dalam menggambarkan kecantikan adalah Iklan televisi Nivea Pearl & Beauty Deo Versi Abel Cantika. Namun representasi perempuan dalam iklan tersebut tidak memancarkan kecantikan secara fisik. Sehingga tujuan penulis ingin mengetahui representasi rahasia cantik all outVersi Abel Cantika, dan untuk mengetahui makna tersembunyi dalam iklan tersebut. Pentingnya hal tersebut dikarenakan Iklan dengan kuat bisa membidikkan opini publik terhadap bagaimana standart-standart kecantikan. Penggambaran atau representasi kecantikan perempuan dapat dilihat melalui audio, visual, text, ekspresi, perilaku, dan pakaian yang merupakan bagian dari material kehidupan dalam iklan. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif yang bersifat interpretative dengan analisa semiotik Charles Sanders Pierce. Melalui analisa semiotik penulis bisa melihat bagaimana kecantikan perempuan dengan mengamati secara rinci apa yang ditampilkan oleh iklan tersebut, seperti pakaian, warna, atau tempat. Sehingga hasil penelitian dapat di ketahui bahwa Iklan Nivea Pearl & Beauty Deo Versi Abel Cantika, kecantikan digambarkan melalui rasa percaya diri dengan menjadi diri sendiri.","PeriodicalId":511948,"journal":{"name":"Jurnal Komunikasi, Masyarakat Dan Keamanan","volume":"65 s299","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-03-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141225719","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Fransisca Asteria, J. Nabilah, Levana Fransin, dan Dra. Sumardjijati
{"title":"Dampak Kekerasan Verbal dalam Tayangan Komedi “Pesbukers” (Episode 14-16, Tahun 2019) Bagi Anak Usia 10 Tahun","authors":"Fransisca Asteria, J. Nabilah, Levana Fransin, dan Dra. Sumardjijati","doi":"10.31599/komaskam.v2i1.3204","DOIUrl":"https://doi.org/10.31599/komaskam.v2i1.3204","url":null,"abstract":"Televisi merupakan salah satu media massa yang sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat. Tak dapat dipungkiri bahwa televisi menjadi salah satu kebutuhan primer bagi setiap orang termasuk anak-anak.Saat ini stasiun televisi mempunyai program tayangan yang beragam seperti Infotaiment, Sinetron, bahkan Tayangan Komedi. Tidak bisa dipungkiri bahwa tayangan komedi adalah salah satu tayangan paling dibutuhkan untuk mencari hiburan yang menimbulkan gelak tawa. Program-program tayangan televisi seharusnya memiliki nilai edukasi di dalamnya, namun disayangkan apabila saat ini banyak tayangan yang tidak mengandung unsur edukasi. Saat ini tayangan komedi berusaha memperoleh rating yang tinggi tanpa memperhatikan nilai-nilai yang terkandung. Kerapkali tayangan komedi menyisipkan kata-kata kasar sebagai bahan lelucon agar masyarakat tertarik untuk menonton tayangan tersebut tanpa memperdulikan dampak yang dapat terjadi ketika anak-anak yang belum cukup umurmenontontayangantersebut.Salahsatuprogramacarakomediyangseringmendapatkanteguranoleh KPI adalah Pesbukers, maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti Pesbukers untuk mengetahui dampak dari kekerasan verbal pada anak terkhusus usia sepuluh tahun. Penelitian ini fokus pada episode 14 sampai 16 tahun 2019 dikarenakan pada episode tersebut Pesbukers mendapatkan teguran baik tertulis maupun tidak setelah beberapa saat vakum. Konsep yang digunakan yaitu komunikasi massa. Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan peneliti dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, dapat disimpulkan bahwa anak-anak cenderung menirukan kekerasan verbal yang muncul dalam tayangan komedi Pesbukers, antara lain kategori mengucapkan kata-kata kasar, mengancam, dan menghina.","PeriodicalId":511948,"journal":{"name":"Jurnal Komunikasi, Masyarakat Dan Keamanan","volume":"72 5","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-03-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141225693","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}