{"title":"Deteksi Molekuler Klebsiella pneumoniae K1, K2, dan K5 yang Diisolasi dari Berbagai Spesimen Klinis","authors":"Aminah Aminah, Citra Trisna, Dewi Lokida","doi":"10.36743/jomlr.v2i1.633","DOIUrl":"https://doi.org/10.36743/jomlr.v2i1.633","url":null,"abstract":"Klebsiella pneumoniae adalah salah satu penyebab utama healthcare-associated infections dengan tingkat multidrug resistance (MDR) tinggi, terutama klon penghasil extended-spectrum beta-lactamase (ESBL) dan carbapenemase (CP). Serotipe kapsul Klebsiella pneumoniae sangat bervariasi sesuai tingkat resistensinya terhadap serum dengan K1, K2, dan K5 menjadi penanda strain hipervirulen yang berbeda dari Klebsiella pneumoniae klasik dalam masyarakat pada umumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan teknik polymerase chain reaction (PCR) untuk mendeteksi genotipe kapsul K1, K2, dan K5 Klebsiella pneumoniae asal pasien Rumah Sakit Umum (RSU) Kabupaten Tangerang. Isolasi dan uji resistensi dilakukan oleh Laboratorium RSU Kabupaten Tangerang. Konfirmasi spesies K. pneumoniae dan deteksi genotipe kapsul dengan metode PCR dilakukan di Laboratorium Molekuler Poltekkes Kemenkes Banten. Sebanyak delapan isolat (26,7%) merupakan K. pneumoniae resistan Carbapenem dan 11 (36,7%) penghasil extended spectrum beta-lactamase (ESBL). Dari total 31 sampel yang diperoleh, hanya satu isolat yang tidak dapat dikonfirmasi. Seluruh isolat yang terkonfirmasi K. pneumoniae diproses untuk tahap selanjutnya. Pemeriksaan PCR menggunakan primer untuk mendeteksi genotipe kapsul K1, K2, dan K5 menunjukkan hanya satu isolat (3,3%) yang diduga merupakan strain hipervirulen dengan genotipe kapsul K2. Tidak ada genotipe K1 dan K5 pada semua isolat yang diperiksa.","PeriodicalId":506275,"journal":{"name":"Journal of Medical Laboratory Research","volume":"36 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139184678","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Istiana Annisa, W. Wulandari, Hadits Lissentiya Armal
{"title":"Fungi Dermatophyta Pada Kuku Kaki Nelayan di Desa Citereup Kabupaten Pandeglang","authors":"Istiana Annisa, W. Wulandari, Hadits Lissentiya Armal","doi":"10.36743/jomlr.v2i1.606","DOIUrl":"https://doi.org/10.36743/jomlr.v2i1.606","url":null,"abstract":"Nelayan merupakan seseorang atau sekelompok orang yang melakukan pekerjaannya diperairan seperti laut. Lingkungan kerja ataupun jenis pekerjaan yang berinteraksi dengan air menjadi tempat berkembangnya jamur, setiap hari nelayan bekerja di laut dengan waktu yang cukup lama berjam-jam sampai berhari-hari dari pagi hingga malam atau semalaman berada di tengah laut, dengan kondisi lingkungan yang lembab dan panas pada siang hari, hal tersebut merupakan faktor yang memudahkan timbulnya infeksi jamur pada kuku kaki nelayan. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi fungi dermatophyta pada kuku kaki nelayan di Desa Citeureup kabupaten Pandeglang tahun 2023. Jenis penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan pengambilan sampel secara langsung dari sampel yang telah ditetukan dengan menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi teknik sampling pada penelitian ini meggunakan teknik accidental sampling. Pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium Mikologi jurusan Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes Banten Tangerang. Pada penelitian ini diambil 15 sampel kuku kaki nelayan yang selanjutnya dilakukan isolasi dan identifikasi pada media Sabouraud Dextros Agar (SDA) kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan mikroskopis dengan menggunakan pewarnaan Lacto Phenol Cotton Blue (LPCB) dan diamati dibawah mikroskop. Berdasarkan hasil penelitian dari 15 sampel kuku kaki nelayan didesa Citeureup yang telah diidentifikasi didapatkan 7 sampel positif dan 8 sampel negatif. Peneliti berharap dengan adanya hasil penelitian ini pembaca dapat selalu menerapkan pola hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari terutama kebersihan pada kuku kaki.","PeriodicalId":506275,"journal":{"name":"Journal of Medical Laboratory Research","volume":"7 10","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139184749","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ranti Dwi Astriani, Mardyana Nizar, Hanny Siti Nuraeni, N. Nurhayati
{"title":"Cost Effectiveness Analysis (CEA) Bahan Kontrol Hemoglobin Komersial dan Buatan Sendiri","authors":"Ranti Dwi Astriani, Mardyana Nizar, Hanny Siti Nuraeni, N. Nurhayati","doi":"10.36743/jomlr.v2i1.620","DOIUrl":"https://doi.org/10.36743/jomlr.v2i1.620","url":null,"abstract":"Salah satu aspek pemantapan kualitas laboratorium adalah penggunaan bahan kontrol sebagai pemantauan kinerja pemeriksaan. Bahan kontrol yang biasa digunakan adalah bahan kontrol komersial. Namun, harga bahan kontrol komersial yang tinggi menjadi masalah tersendiri. Bahan kontrol buatan sendiri sebagai alternatif untuk kendali mutu pemeriksaan laboratorium untuk memangkas biaya. Cost Effectiveness Analysis (CEA) adalah alat yang tepat dalam membandingkan dua intervensi kesehatan atau lebih dalam aspek ekonomi dan kemanfaatannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan jenis bahan kontrol yang paling efektif dan kemanfaatan paling tinggi pada pemeriksaan hemoglobin dalam segi pembiayaan agar dapat menjadi salah satu landasan ilmiah keputusan manajerial laboratorium. Desain penelitian ini adalah deskriptif komparatif dengan melakukan pengumpulan dan analisis data total biaya dan tingkat efektivitas dari masing-masing jenis bahan kontrol hemoglobin komersial dan buatan sendiri. Data yang terkumpul diolah menggunakan Microsoft Excel. Hasil penelitian menunjukkan total biaya untuk penggunaan bahan control komersial adalah Rp. 27.957.000 dan Rp, 19.329.000 untuk penggunaan bahan kontrol buatan sendiri. Tingkat efektivitas yang didapatkan adalah 98,83% untuk bahan kontrol komersial dan 98,68% untuk hemolisat. Hasil akhir Nilai Average Cost-Effectivennes Ratio (ACER) penggunaan bahan kontrol komersial adalah Rp. 282.880 dan Rp. 197.840 untuk hemolisat. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahan kontrol buatan sendiri lebih cost-efective dibandingan dengan bahan kontrol komersial.","PeriodicalId":506275,"journal":{"name":"Journal of Medical Laboratory Research","volume":"6 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139184752","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}