{"title":"HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA","authors":"Risnanto Risnanto, Arifin Dwi Atmaja, Arriani Indrastuti","doi":"10.31983/juk.v3i1.10214","DOIUrl":"https://doi.org/10.31983/juk.v3i1.10214","url":null,"abstract":"Stunting merupakan masalah gizi kronis pada balita yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang. Dunia sedang menghadapi permasalahan ini, terutama di negara-negara miskin dan berkembang. Indonesia menjadi peringkat ketiga dengan prosentase (36,4%) setelah Timor Leste (50,2%) dan India (38,4%). Rerata prevalensi stunting di Indonesia tahun 2005-2017 adalah 36,4%. Data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan persentase balita stunting sebesar 20,06 %. (Dinkes Jateng, 2019). Data Dinkes Kabupaten Tegal menyatakan kasus balita stunting sekitar 9.346 (2020) dan 10.793 (2021). Pemberian ASI eksklusif menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting pada balita. Secara nasional, cakupan bayi mendapat ASI eksklusif pada tahun 2017 (61,33%), sehingga belum mencapai target pemerintah yaitu 80%.Penelitian bertujuan mengetahui hubungan pemberian ASI ekslusif dengan kejadian stunting pada balita. Desain penelitian; merupakan penelitian deskriptif korelasi non-eksperimental yaitu penelitian korelasi dengan metode cross sectional yaitu variabel independen (Pemberian ASI eksklusif) dan variabel dependen (Balita Stunting). Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2023 di Desa Kalisapu, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal dengan populasi ibu yang mempunyai balita usia 2-3 tahun. Peneliti menggunakan purposive sampling yaitu sampel diambil berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis data menggunakan uji chi-square (x2), dihasilkan p-value sebesar 0,004 (α=0,05). Simpulan: terdapat hubungan bermakna antara pemberian ASI ekslusif dengan kejadian stunting pada Balita, nilai Coeffesient Contingency sebesar 0,277 (hubungannya cukup erat). Disarankan agar ibu yang mempunyai balita untuk memberikan ASI Ekslusif sampai anak berusia 2 tahun, sehingga dapat mengurangi salah satu faktor risiko stunting.","PeriodicalId":474654,"journal":{"name":"Juru Rawat Jurnal Update Keperawatan","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135466025","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN LANSIA DALAM PEMBERIAN VAKSIN COVID-19 DI KOTA TEGAL","authors":"Della Sertiani Sertiani, Maria Ulfah","doi":"10.31983/juk.v2i2.9272","DOIUrl":"https://doi.org/10.31983/juk.v2i2.9272","url":null,"abstract":"Latar Belakang : Kepatuhan jadwal pemberian vaksinasi menjadi faktor tercapainya keberhasilan program penanggulangan kasus COVID-19. Faktor penentu yang mempengaruhi pemberian vaksinasi adalah perilaku masyarakat berdasarkan teori perilaku Health Belief Model terdapat 3 kategori yaitu persepsi individu, faktor modifikasi (usia, pendidikan, sosial-budaya-agama, dan cues to action ), dan kemungkinan tindakan (manfaat dan hambatan). Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan lansia dalam pemberian vaksinasi di Puskesmas Kota Tegal tahun 2022. Metoda : Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan cross sectional . Populasi lansia di wilayah Kota Tegal yang sudah vaksinasi COVID-19 sebanyak 85 responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan random sampling yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 85 lansia. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner, dengan faktor yang dianalisis yaitu karakteristik lansia sosiodemografi lansia (usia, jenis kelamin, agama, pendidikan, status ekonomi), persepsi penerimaan vaksin, kerentanan/ keseriusan penyakit yang diderita lansia, isyarat untuk bertindak, hambatan yang dirasakan lansia, manfaat yang dirasakan lansia. Hasil : Setelah dilakukan penelitian terdapat sebanyak 46 (54,1%) dari 85 lansia yang patuh dalam pemberian vaksinasi COVID-19. Faktor yang mempengaruhi yaitu jenis kelamin ( p =0,696), pendidikan terakhir ( p =0,817), agama ( p =0,275), alamat ( p =0,062), kerentanan ( p =0,473), isyarat untuk bertindak ( p =0,849), manfaat yang dirasakan ( p =0,042). Berdasarkan analisis multivariat, faktor yang paling berpengaruh adalah manfaat yang dirasakan lansia. Sehingga, perlu kerjasama baik antara tenaga kesehatan dengan para ahli untuk memberikan solusi dalam menjelaskan manfaat yang dirasakan oleh lansia dalam pemberian vaksin COVID-19. Kata Kunci : COVID-19, Lansia, Vaksin","PeriodicalId":474654,"journal":{"name":"Juru Rawat Jurnal Update Keperawatan","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135002554","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}