ImajinasiPub Date : 2017-01-28DOI: 10.15294/imajinasi.v11i1.11190
Muhammad Gazali
{"title":"Seni Mural Ruang Publik dalam Konteks Konservasi","authors":"Muhammad Gazali","doi":"10.15294/imajinasi.v11i1.11190","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/imajinasi.v11i1.11190","url":null,"abstract":"","PeriodicalId":31587,"journal":{"name":"Imajinasi","volume":"11 1","pages":"69-76"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-01-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"66989479","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ImajinasiPub Date : 2012-03-13DOI: 10.26858/I.V1I4.211
Sri Marhaen Sakti
{"title":"KESENIAN WAYANG KULIT DI BUMIAYU, WONOMULYO, POLEWALI, SULAWESI BARAT (Sebuah Tinjauan)","authors":"Sri Marhaen Sakti","doi":"10.26858/I.V1I4.211","DOIUrl":"https://doi.org/10.26858/I.V1I4.211","url":null,"abstract":"Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang kondisi kehidupan kesenian wayang kulit masyarakat transmigran Jawa di Desa Bumiayu, Wonomulyo, Polewali, Sulawesi Barat. Metode dan pendekatan yang digunakan adalah pengamatan lapangan melalui observasi partisipatif, wawancara , dan dokumentasi . Teknik analisis datanya menggunakan teknik analisis deskriptif-kulaitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) pertunjukan kesenian wayang kulit masyarakat transmigran Jawa di Bumiayu memiliki persamaan yang signifikan dengan tradisi pertunjukan kesenian wayang kulit di Jawa pada umumnya; (2) alasan masyarakat transmigran Jawa untuk tetap melestarikan kesenian wayang kulit, antara lain karena mereka masih tetap mencintai kesenian tradisional mereka, serta tetap menjunjung tinggi nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya; (3) faktor yang mendukung kesenian wayang kulit di daerah transmigran, antara lain karena mereka memiliki sarana dan fasilitas yang memadai, memiliki etos kerja dan kebersamaan yang tinggi, serta didukung oleh masyarakat pribumi Mandar, sedangkan faktor yang menghambat dalam berkesenian wayang kulit antara lain karena mereka tidak memiliki dalang dan sinden sendiri.. Kata kunci: Kesenian, wayang kulit, masyarakat transmigran.","PeriodicalId":31587,"journal":{"name":"Imajinasi","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2012-03-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"69144757","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ImajinasiPub Date : 2012-03-13DOI: 10.26858/I.V1I3.142
Benny Subiantoro
{"title":"IKAN SEBAGAI IKON","authors":"Benny Subiantoro","doi":"10.26858/I.V1I3.142","DOIUrl":"https://doi.org/10.26858/I.V1I3.142","url":null,"abstract":"Abstrak Ikon adalah sebuah tanda yang memiliki kemiripan rupa antara tanda dan hal yang diwakilinya sekaligus sebagai tanda yang dapat berfungsi dengan cara memiripkan objeknya yang terwujud sebagai kesamaan dalam beberapa kualitas dan kesesuaian rupa yang terungkap oleh tanda itu sendiri. Ikan adalah makhluk Tuhan yang gemulai dan dinamis, memiliki daya pikat penciptaan estetis melalui bentuk wujud, karakter, dan keganasannya menjadi sebuah penggambaran simbol pada perilaku kehidupan manusia. Kata kunci: Ikan, ikon, tanda, simbol, penciptaan, karya seni.","PeriodicalId":31587,"journal":{"name":"Imajinasi","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2012-03-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"69144689","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ImajinasiPub Date : 2012-03-13DOI: 10.26858/I.V1I3.101
irfan kadir
{"title":"Perkembangan Ragam Hias Keramik Tradisional","authors":"irfan kadir","doi":"10.26858/I.V1I3.101","DOIUrl":"https://doi.org/10.26858/I.V1I3.101","url":null,"abstract":"Tulisan ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan terhadap objek keramik tradisional yang diproduksi para pengrajin di desa Jipang. Tujuan penelitian ini adalah, mendeskripsikan proses terjadinya perkembangan bentuk visual keramik Jipang, dan mendeskripsikan proses perkembangan ragam hias keramik Jipang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, terjadi perkembangan bentuk dari tradisional ke transisi dan selanjutnya kearah modern. Gerabah tradisional terbatas pada bentuk-bentuk yang diwarisi dengan ukuran dan jenis produk yang cenderung monoton untuk kebutuhan-kebutuhan dapur, sedangkan gerabah transisi bentuk-bentuknya lebih berorientasi pada perkembangan fungsinya dengan variasi dan hiasan tertentu telah dapat memasuki ruang tamu seperti kursi dan guci, sedangkan gerabah modern cenderung lebih berkembang lagi, dengan kehalusan tekstur serta fungsi yang tidak hanya terbatas untuk rumah tangga melainkan juga untuk souvenir hotel dan hiasan pada ruang-ruang umum lainnya. Perkembangan ragam hias menunjukkan, gerabah tradisional sangat minim akan hiasan sehingga terkesan lebih minimalis, produk tungku masak hanya dihias dengan garis-garis enggobe, Hiasan pada gerabah transisi lebih diperkaya dengan warna-warni, motif kembang dan pohon paling banyak diterapkan dengan jenis warna yang bervariasi, hiasan-hiasan ini tidak dibuat secara detail dan finish melainkan lebih spontan dan lebih menampilkan kesan. Sedangkan Hiasan gerabah modern lebih berkesan berkualitas, rumit, detail, dan menampilkan nuansa etnik.","PeriodicalId":31587,"journal":{"name":"Imajinasi","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2012-03-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"69144679","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ImajinasiPub Date : 2012-03-13DOI: 10.26858/I.V1I4.204
Arifuddin Akil
{"title":"PARADIGMA ESTETIKA DALAM DESAIN (Tinjauan Arsitektur)","authors":"Arifuddin Akil","doi":"10.26858/I.V1I4.204","DOIUrl":"https://doi.org/10.26858/I.V1I4.204","url":null,"abstract":"Abstrak Studi ini bertujuan untuk menjelaskan penerapan paradigma estetika desain khususnya dalam bidang arsitektur dan proses perkembangannya. Hal ini dimaksudkan untuk menambah wawasan dalam rangka pengembangan ilmu dan desain arsitektur. Paradigma estetika arsitektur terdorong oleh tiga prinsip dari Vitruvius di era Yunani pada sisi venustas dan prinsip Henry Wotton pada sisi delight. Di era Yunani dan Romawi, venustas dijabarkan secara luas dalam teori-teori estetika terutama teori proporsi, kemudian di era Renaisans ditemukan teori perspektif yang berkembang di Barat, dan dikembangkan pula suatu teknik geometri di Timur yang dikenal “Arabesque Geometri”. Di era modern, searah dengan ditemukannya metode teknologi dan bahan baja dan kaca, sehingga estetika pada era ini relatif berorientasi pada fungsi. Selanjutnya pada era post-modern pendekatan desain arsitektur mulai bosan dengan desain yang seragam dan monoton, sehingga penerapan estetika dalam desain arsitektur kembali diutamakan terutama melalui ekspresi teknologi dan struktur, dengan konsep penyatuan bentuk dan fungsi dalam suatu komposisi dan unity. Kata kunci : Estetika, desain, Arsitektur","PeriodicalId":31587,"journal":{"name":"Imajinasi","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2012-03-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"69144746","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ImajinasiPub Date : 2012-03-13DOI: 10.26858/I.V1I3.140
Heriyati Yatim
{"title":"BENTUK EKSPRESI DALAM SENI TARI","authors":"Heriyati Yatim","doi":"10.26858/I.V1I3.140","DOIUrl":"https://doi.org/10.26858/I.V1I3.140","url":null,"abstract":"Abstrak Dalam tari pendidikan, peserta didik dipacu untuk bersikap kreatif, spontan, memiliki daya improvisasi yang tinggi. Proses kreatif dan pengalaman berkesenian harus diutamakan sejak dini. Di sisi lain proses kreatif seseorang dalam hubungannya dengan musik dan tari, unsur utamanya adalah motivasi untuk mencapai hasil yang maksimal. Aktualisasi motivasi dalam hubungannya dengan proses kreatif di bidang musik dan tari lebih ditekankan pada perkembangan atau perluasan kreasi garap dari irama, melodi, dinamika serta menyangkut pada penghayatan dan kepekaan dalam bentuk, warna nada, warna-warna dasar yang mampu terobsesi dan dapat diungkapkan kedalam suatu pernyataan/garapan. Kata kunci: bentuk ekspresi, seni tari, proses kreatif, konsep kreativitas.","PeriodicalId":31587,"journal":{"name":"Imajinasi","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2012-03-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"69144685","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ImajinasiPub Date : 2012-03-13DOI: 10.26858/I.V1I4.208
A. Said
{"title":"JURUSAN DESAIN DI UNM MAKASSAR: Tantangan dan Peluang","authors":"A. Said","doi":"10.26858/I.V1I4.208","DOIUrl":"https://doi.org/10.26858/I.V1I4.208","url":null,"abstract":"Abstrak Masa transisi dari perobahan status IKIP Makassar menjadi Universitas Negeri Makassar (UNM) merupakan tantangan sekaligus peluang bagi jurusan-jurusan di lingkungan UNM untuk membuka program studi/jurusan baru, disamping perbaikan-perbaikan internal pada jurusan yang ada. Secara khusus, Jurusan Seni Rupa FBS UNM merupakan ‘pioneer’ dalam bidang seni rupa di wilayah Timur dari Indonesia ini, yang telah berperan ‘mencetak’ kader-kader, baik sebagai guru maupun sebagai praktisi seni. Melalui pertimbangan tersebut, Jurusan Seni Rupa FBS UNM mempunyai peluang untuk memekarkan diri untuk membuka program studi baru atau sekaligus membentuk jurusan baru sesuai kebutuhan dan tuntutan perkembangan Ipteks yang semakin sepat. Kata kunci: Jurusan Desain, UNM Makassar, tantangan dan peluang.","PeriodicalId":31587,"journal":{"name":"Imajinasi","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2012-03-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"69144750","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ImajinasiPub Date : 2012-03-13DOI: 10.26858/I.V1I3.143
Sumardi Priyanggoko, Sri Marhaen Sakti
{"title":"PENDIDIKAN SENI RUPA DI SMU (Studi tentang Opini Guru dan Siswa SMU Negeri 1 Sungguminasa)","authors":"Sumardi Priyanggoko, Sri Marhaen Sakti","doi":"10.26858/I.V1I3.143","DOIUrl":"https://doi.org/10.26858/I.V1I3.143","url":null,"abstract":"Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan opini guru dan siswa tentang keperiadaan pendidikan seni rupa di SMU Negeri 1 Sungguminasa Kabupaten Gowa. Populasinya adalah guru dan siswa kelas I dengan jumlah sampel 7 orang guru dan 11 orang siswa yang diambil dari 5 kelas. Data dikumpulkan melalui teknik observasi Analisis datanya dilakukan secara deskriftif-kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keperiadaan pendidikan seni rupa di SMU Negeri 1 Sungguminasa menurut responden: (1) pendidikan seni rupa penting dan perlu bagi siswa dengan alasan bahwa selain menjadi tuntutan kurikulum nasional juga bermanfaat untuk pengembangan bakat dan keterampilan, membantu mengembangkan fungsi-fungsi jiwa, memenuhi kebutuhan yang bersifat individual, sosial, dan kultural, serta menunjang mata pelajaran lain. Di sisi lain, responden juga berpendapat bahwa materi kurikulum belum sesuai dengan kemajuan perkembangan teknologi dewasa ini sehingga perlu disesuaikan dengan perkembangan Ipteks. Kata kunci : pendidikan, seni rupa, opini, guru, siswa.","PeriodicalId":31587,"journal":{"name":"Imajinasi","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2012-03-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"69144743","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ImajinasiPub Date : 2012-03-13DOI: 10.26858/I.V1I4.213
Wahira Wahira
{"title":"PERANAN KRITIK DALAM PENINGKATAN KUALITAS KARYA TARI","authors":"Wahira Wahira","doi":"10.26858/I.V1I4.213","DOIUrl":"https://doi.org/10.26858/I.V1I4.213","url":null,"abstract":"Abstrak Seni dalam kaitannya dengan dunia pendidikan secara luas berperan untuk meningkatkan kebudayaan manusia.Dengan kritik, orang akan belajar dan tahu tentang kelebihan dan kekurangannya, termasuk dalam bidang kesenian. Dari pengetahuannya tentang kritik berarti akan menambah pengetahuannya tentang peningkatan kualitas sebuah karya seni. Kesenian (estetika) merupakan perwujudan nilai rasa dalam arti luas. Seseorang dalam memberikan kritik, tidak bisa terlepas dari akal murni saja. Ungkapan kritik yang keluar dari intuisi yang bukan kritikus akan menghasilkan kritikan yang bersifat tidak rasional, namum demikian bukan berarti seni bersifat irasional, sebab di dalam seni direalisasikan nilai-nilai yang tak mungkin tidak diliputi oleh akal. Kata kunci: kritik, kritikus, kualitas karya, seni tari.","PeriodicalId":31587,"journal":{"name":"Imajinasi","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2012-03-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"69144794","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}