{"title":"Capaian Pelaksanaan Empat Pilar Pengelolaan Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Mungo","authors":"M. Luthfi, Eva Decroli, Firdawati Firdawati","doi":"10.25077/jikesi.v3i1.869","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jikesi.v3i1.869","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Angka kejadian diabetes melitus selalu meningkat setiap tahun akibat faktor genetik dan pola hidup yang tidak sehat. Pengelolaan yang tidak tepat akan mempengaruhi kualitas hidup pasien akibat adanya komplikasi. Untuk mencegahnya, dibutuhkan pengelolaan diabetes melitus yang terdiri atas manajemen glukosa, terapi nutrisi, aktivitas fisik serta penggunaan fasilitas kesehatan. \u0000Objektif: Mengetahui persentase capaian pelaksanaan empat pilar pengelolaan diabetes melitus dan karakteristik pasien diabetes melitus di wilayah kerja Puskesmas Mungo pada tahun 2022 \u0000Metode: Penelitian ini merupakan survey deskriptif kuantitatif menggunakan kuesioner DSMQ (diabetes self-management questionnaire) terhadap pasien diabetes melitus yang berada di wilayah kerja Puskesmas Mungo yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. \u0000Hasil: Terdapat 101 responden yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini. Mayoritas responden merupakan perempuan (76,2%) dan berusia ≥60 tahun (55,4%). Pendidikan terakhir responden sebagian besar merupakan tamatan SD/sederajat (27,7%). Mayoritas responden tidak bekerja (51,5%) dan terdiagnosis diabetes melitus selama kurang dari 5 tahun (49,5%). Mayoritas responden tidak pernah mengalami hipoglikemia (90,1%), tidak memiliki alat pengukur gula darah sendiri (88,1%) dan menggunakan obat antidiabetes oral (87,1%). Mayoritas responden melakukan manajemen glukosa (59,4%), kontrol diet (37,6%) dan perawatan kesehatan (55,4%) dengan baik, namun mayoritas responden melaksanakan aktivitas fisik yang buruk (46,5%). Berdasarkan seluruh indikator DSMQ, mayoritas responden melaksanakan self-management dalam kategori cukup 46,5%. \u0000Kesimpulan: Mayoritas responden telah melakukan manajemen glukosa, kontrol diet dan perawatan kesehatan dengan baik. Namun aktivitas fisik dinilai buruk.","PeriodicalId":308000,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia","volume":"351 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122993504","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Korelasi Kadar 25-Hidroksi Vitamin D dengan Trigliserida pada Penyandang Obesitas","authors":"Ghina Zartin, E. Efrida, F. Anggraini","doi":"10.25077/jikesi.v3i1.458","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jikesi.v3i1.458","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Akumulasi lemak tubuh yang berlebih pada obesitas meningkatkan risiko terjadinya defisiensi vitamin D. Defisiensi vitamin D menyebabkan keadaan hipokalsemia dan terjadi peningkatan masuknya kalsium ke dalam adiposit sehingga meningkatkan adipositas dan terjadi peningkatan kadar trigliserida di sirkulasi. \u0000Objektif: Mengetahui korelasi kadar 25-hidroksi vitamin D dengan trigliserida pada penyandang obesitas. \u0000Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain potong lintang. Penelitian berlangsung dari bulan Mei 2019 hingga Maret 2020. Sampel terdiri dari 22 perempuan obesitas berusia 18-50 tahun. Instrumen penelitian yang digunakan adalah data Laboratorium Sentral RSUP Dr. M. Djamil Padang. \u0000Hasil: Rerata usia subjek penelitian 36±6 tahun, rerata IMT 31,5±5,2 kg/m2, rerata kadar 25-hidroksi vitamin D 16,5±6,0 ng/mL, dan trigliserida 138±44 mg/dL. Analisis statistik uji korelasi Pearson menunjukkan tidak terdapat korelasi yang bermakna antara 25-hidroksi vitamin D dan trigliserida (r=-0,009; p=0,968). \u0000Simpulan: Pada penelitian ini dapat disimpulkan tidak ditemukan korelasi antara kadar 25-hidroksi vitamin D dengan kadar trigliserida pada penyandang obesitas.","PeriodicalId":308000,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124442835","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Potensi Ekstrak Daun Sirsak Dalam Menginduksi Apoptosis Sel Kanker Serviks HeLa","authors":"Nadya Mirenda Putri, Dessy Arisanty, Noza Hilbertina","doi":"10.25077/jikesi.v3i1.722","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jikesi.v3i1.722","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Kanker serviks merupakan kanker dengan tingkat kematian tertinggi pada wanita di Indonesia. Sebagian besar penderita kanker serviks datang pada stadium lanjut yang menyebabkan pengobatan menjadi kurang optimal sehingga memerlukan penelitian untuk mencari modalitas terapi, termasuk terapi alternatif. Setiap sel kanker mempunyai karakteristik khusus akibat mutasi genetik (hallmark of cancer) seperti sel kanker serviks yang memiliki kemampuan untuk menghindar dari apoptosis. Pada penelitian terdahulu, ekstrak daun sirsak berpotensi menginduksi apoptosis pada sel kanker. Objektif: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekstrak daun sirsak dalam menginduksi apoptosis pada sel kanker serviks HeLa. \u0000Metode: Penelitian in vitro ini dilakukan dengan sel kanker serviks HeLa. Sel HeLa yang konfluens diinkubasi selama 24 jam setelah diberi perlakuan ekstrak daun sirsak dengan konsentrasi IC50 15,8 µg/ml. Apoptosis dilihat dengan pewarnaan Acridine Orange dan Propidium Iodide dan dilihat dibawah mikroskop fluoresens. Analisis data dilakukan menggunakan uji T independen. \u0000Hasil: Persentase apoptosis sel HeLa lebih tinggi pada kelompok perlakuan dibandingkan kelompok kontrol. (p< 0,001) \u0000Kesimpulan: ekstrak daun sirsak dapat menginduksi apoptosis pada sel HeLa.","PeriodicalId":308000,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia","volume":"183 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125830331","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dolly Irfandy, Y. Wulandari, Bestari Jaka Budiman, Pamelia Mayorita
{"title":"Epistaksis pada Polip Nasal","authors":"Dolly Irfandy, Y. Wulandari, Bestari Jaka Budiman, Pamelia Mayorita","doi":"10.25077/jikesi.v3i1.436","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jikesi.v3i1.436","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Polip nasal merupakan kondisi multifaktorial yang sering dikaitkan dengan berbagai penyakit dan gangguan patogen, seperti alergi, infeksi, sinusitis jamur alergi, fibrosis kistik, asma, dan intoleransi aspirin. Polip nasal dapat berperilaku agresif dan menirukan patologi lain di rongga hidung dan paranasal. Polip nasal inflammatory type merupakan tipe polip nasal terbanyak kedua dari kasus polip. Bedah sinus endoskopi (BSE) biasanya diperuntukkan bagi pasien yang tidak mendapatkan perbaikan gejala dari tatalaksana medikamentosa, pasien yang memiliki kontraindikasi atau yang mengalami efek samping dari terapi tersebut. Maksilektomi medial menjadi salah satu teknik operasi untuk tatalaksana pada polip nasal. Dilaporkan satu kasus pasien perempuan, 33 tahun dengan keluhan utama riwayat hidung berdarah berulang dan didiagnosis dengan polip nasal inflammatory type yang dilakukan terapi maksilektomi medial. Maksilektomi medial merupakan salah satu teknik pembedahan pada tatalakasana polip nasal.","PeriodicalId":308000,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125501896","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Karakteristik Klinikopatologi Karsinoma Payudara Invasif di RSUP Dr. M. Djamil Padang Periode 2018-2019","authors":"Sorayya A'dilah Putri, Aswiyanti Asri, Aisyah Elliyanti, Daan Khambri","doi":"10.25077/jikesi.v3i1.664","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jikesi.v3i1.664","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Kanker payudara menempati urutan kedua di dunia dan menjadi penyebab kematian dari seluruh kasus kanker. Diagnosis berdasarkan karakteristik klinikopatologi karsinoma payudara invasif penting dalam menentukan tatalaksana dan prognosis kanker payudara. \u0000Objektif: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik klinikopatologi karsinoma payudara invasif di RSUP Dr. M. Djamil Padang periode 2018-2019. \u0000Metode: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif retrospektif dengan desain cross-sectional. Penelitian dilaksanakan pada Juni – Juli 2021. Sampel penelitian sebanyak 151 pasien. Data pasien didapatkan dari rekam medis, bagian bedah onkologi, dan bagian Patologi Anatomi di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Hasil: Penderita karsinoma payudara invasif terbanyak pada usia >50 tahun (47%), Indeks Massa Tubuh (IMT) terbanyak adalah normal (47,7%). Subtipe histopatologi terbanyak adalah infiltrating duct carcinoma not otherwise specified (NOS) (75,5%) dengan stadium klinis IV (42,2%), tingkat grading pada grade II (71,5%), dan lokasi tumor pada kuadran lateral atas (30,8%). Karakteristik hormonal usia menarche ≥12 tahun (67,5%), usia menopause ≥40 tahun (34,4,%), multipara (61,6%), riwayat Hormonal Replacement Therapy (HRT) (1,3%), riwayat kontrasepsi suntik (19,9%). Karakterisitik non-hormonal didapatkan riwayat penyakit keluarga (16,6%), merokok (41,7%), tidak ada yang mengonsumsi alkohol, diet tinggi lemak (35,1%), dan riwayat radiasi (8,6%). \u0000Kesimpulan: Karakteristik klinikopatologi karsinoma payudara invasif paling banyak ditemukan pada usia lebih dari 50 tahun, IMT normal, subtipe infiltrating duct carcinoma NOS, stadium IV, grade II, lokasi tumor di kuadran lateral atas, usia menarche ≥12 tahun, usia menopause ≥40 tahun, multipara, dan riwayat kontrasepsi suntik.","PeriodicalId":308000,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131397288","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Peran Lactobacillus pada Diabetes Melitus Tipe 2","authors":"M. A. Putra, Netti Suharti, F. Anggraini","doi":"10.25077/jikesi.v3i1.351","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jikesi.v3i1.351","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Peran Lactobacillus pada Diabetes Melitus tipe 2 telah banyak diteliti. Namun, hal-hal mengenai mekanisme dan efek dari Lactobacillus dalam mengontrol dan mencegah morbiditas DM tipe 2 belum diketahui sepenuhnya. \u0000Objektif: Studi literatur dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut efek dan mekanisme yang berperan dari Lactobacillus pada DM tipe 2 dalam mengontrol dan mencegah morbiditas DM tipe 2. \u0000Metode: Studi literatur naratif ini mendalami berbagai literatur studi in vitro, in vivo, dan Randomized Controlled Trial (RCT) mengenai peran Lactobacillus terhadap DM tipe 2. Pencarian literatur dilakukan melalui database elektronik Pubmed dan Google Scholar berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan. \u0000Hasil: Terdapat total 48 literatur yang ditinjau. Lactobacillus berperan dalam memodulasi mikrobiota di intestinal, menekan disfungsi sel β serta resistansi insulin pada hepar, otot, jaringan adiposa. Perbaikan profil glukosa, lipid, Homeostatic Model Assessment of Insulin Resistance (HOMA-IR) pada mencit dan pasien menjadi indikator adanya peran Lactobacillus. Peran ini didukung melalui sifanya dalam mengurangi status inflamasi dan stres oksidatif. \u0000Kesimpulan: Lactobacillus dapat mengontrol DM tipe 2. Diperlukan penelitian lebih lanjut hal-hal yang berhubungan dengan dosis, frekuensi, bentuk pemberian, metabolit, spesies, serta penelitian yang lebih luas pada pasien DM tipe 2.","PeriodicalId":308000,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia","volume":"1995 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115344897","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Gambaran Kadar Glukosa Darah Puasa dan D-dimer pada Pasien Diabetes Tipe 2 Terkontrol","authors":"Dwita Yulia, Saptino Miro, Zaki Ihsan Kamil","doi":"10.25077/jikesi.v3i1.630","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jikesi.v3i1.630","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Diabetes Melitus Tipe 2 (DM Tipe 2) adalah suatu kelompok penyakit metabolik yang terjadi karena kelainan kerja insulin, sekresi insulin atau kedua-duanya dengan karakteristik hiperglikemia. Peningkatan kadar glukosa darah puasa (GDP) dan D-dimer dapat ditemukan dalam perjalanan penyakit DM Tipe 2. \u0000Objektif: Penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar GDP dan D-dimer pada pasien DM tipe 2 terkontrol. \u0000Metode: Penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional menggunakan data sekunder pasien DM tipe 2 yang dilakukan pemeriksaan kadar GDP dan D-dimer. Sampel penelitian ini adalah pasien DM tipe 2 dengan HbA1c terkontrol (≤ 6.5 %) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. M Ali Hanafiah Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar sebanyak 20 pasien. Waktu penelitian bulan November 2020 – April 2021. Analisis univariat dengan distribusi, persentase dan frekuensi dari masing-masing variabel yang disajikan dalam bentuk tabel. \u0000Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa kejadian DM tipe 2 banyak terjadi pada perempuan (60%) dan berdasarkan umur pada rentang umur 46 – 55 tahun (35%). Rerata untuk kadar GDP pasien DM Tipe 2 terkontrol sebesar 118.60±33.014 mg/dL dengan 14 pasien mengalami peningkatan. Rerata untuk kadar D-dimer sebesar 432±205.348 ug/dL dengan 9 pasien mengalami peningkatan. \u0000Kesimpulan: Pada pasien Diabetes Melitus Tipe 2 terkontrol didapatkan rerata kadar GDP meningkat dan kadar D-dimer dalam batas normal.","PeriodicalId":308000,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia","volume":"348 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115984220","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Hubungan Penderita Asma Perokok Pasif dengan Eksaserbasi Asma di RSUD M. Natsir Solok","authors":"A. Muhammad, Oea Khairsyaf, Endrinaldi Endrinaldi","doi":"10.25077/jikesi.v3i1.522","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jikesi.v3i1.522","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Asma merupakan penyakit kronis saluran napas yang dipicu oleh berbagai faktor, dan salah satunya adalah paparan asap rokok. Paparan asap rokok dapat meningkatkan risiko eksaserbasi asma dan juga dapat menyebabkan eksaserbasi asma. \u0000Objektif: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan anntara penderita asma perokok pasif dengan derajat eksaserbasi asma di RSUD M. Natsir Solok. \u0000Metode: Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan desain studi potong lintang. Data dikumpulkan dengan metode wawancara menggunakan kuisioner kepada subjek asma. Data yang dikumpulkan berupa usia, jenis kelamin, pekerjaan, riwayat paparan asap rokok, dan derajat eksaserbasi asma. Sampel pada penelitian ini adalah 53 pasien asma perokok pasif yang memenuhi kriteria penelitian. \u0000Hasil: Sebanyak 15 (60%) orang yang terpapar asap rokok < 3 jam/hari mengalami eksaserbasi derajat sedang-berat, sedangkan orang yang terpapar asap rokok > 3 jam / hari yang mengalami eksaserbasi derajat sedang-berat berjumlah 26 orang (92,9%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,012 dan nilai OR = 8,667. \u0000Kesimpulan: Terdapat hubungan antara penderita asma perokok pasif dengan derajat eksaserbasi asma.","PeriodicalId":308000,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124623756","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Karakteristik Pasien COVID-19 Simtomatik dan Asimtomatik di Rumah Sakit","authors":"Amellya Sucieta, Sabrina Ermayanti, Sukri Rahman","doi":"10.25077/jikesi.v3i1.729","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jikesi.v3i1.729","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Karakteristik pasien COVID-19 diperlukan dalam pengendalian pandemi COVID-19. Beragamnya gejala klinis yang muncul, mulai dari asimtomatik sampai kritis menyebabkan perbedaan dalam diagnosis, isolasi, dan pengobatan pasien. Pasien asimtomatik dapat bertindak sebagai karier yang menyebarkan virus kepada orang lain. Pasien simtomatik dengan gejala ringan sampai berat memerlukan intervensi dan pengobatan yang berbeda untuk mencegah penularan dan perburukan klinis. Perbedaan intervensi juga perlu mempertimbangkan durasi konversi negatif yang berkaitan dengan risiko penularan dan peningkatan kasus COVID-19. \u0000Objektif: Tinjauan literatur ini bertujuan untuk memberikan gambaran karakteristik pasien COVID-19 simtomatik dan asimtomatik di rumah sakit. \u0000Metode: Pencarian artikel penelitian bersumber dari database PUBMED dan ScienceDirect, yang melalui proses penyaringan dan analisis data. \u0000Hasil: Tinjauan ini dilakukan terhadap 13 artikel penelitian yang terdiri dari: 3 artikel meneliti pasien simtomatik, 4 artikel meneliti pasien asimtomatik, 6 artikel meneliti pasien simtomatik dan asimtomatik. Prevalensi pasien COVID-19 simtomatik di rumah sakit lebih banyak dibandingkan pasien asimtomatik. Pasien simtomatik lebih banyak ditemukan pada kelompok usia yang lebih tua dibandingkan pasien asimtomatik. Pasien simtomatik memiliki median usia berkisar antara 22-69 tahun, sedangkan pasien asimtomatik berkisar antara 19-37 tahun. Sebagian besar studi menemukan dominasi laki-laki pada kelompok pasien simtomatik, dan perempuan pada kelompok pasien asimtomatik. Durasi konversi negatif hasil pemeriksaan RT-PCR pada pasien simtomatik dan asimtomatik dari tinjuan ini tidak ditemukan perbedaan signifikan. \u0000Kesimpulan: Durasi konversi negatif dalam penentuan bebas isolasi pasien COVID-19 perlu mempertimbangkan durasi sejak awal terkonfirmasi positif pada pasien asimtomatik, pertimbangan perbaikan gejala klinis dan pemeriksaan penunjang pada pasien simtomatik.","PeriodicalId":308000,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129230236","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Kontaminasi Parasit pada Uang Kertas yang Beredar di Pasar Raya Kota Padang Tahun 2021","authors":"Rendi Aulia, A. Amir, N. Nurhayati","doi":"10.25077/jikesi.v3i1.733","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jikesi.v3i1.733","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Uang kertas merupakan alat yang digunakan untuk melakukan transaksi jual-beli terutama di pasar. Kebiasaan masyarakat yang kurang memperhatikan bagaimana cara memperlakukan uang mengakibatkan uang tersebut rusak dan kotor sehingga meningkatkan risiko menempelnya parasit. \u0000Objektif: Tujuan penelitian ini untuk melihat kontaminasi parasit pada uang kertas yang beredar di Pasar Raya Kota Padang Tahun 2021 \u0000Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional yang berlangsung pada bulan Juli 2020-Desember 2021 yang menggunakan teknik pengambilan sampel random sampling dengan total 100 sampel uang kertas uang kertas yang ada pada pedagang bahan pangan sayur dan daging, dengan nominal Rp.2000, Rp.5000, Rp.10000 dan Rp.20.000. Setiap uang dicuci menggunakan normal saline,cairan kemudian di sentrifugasi dan sedimen diamati dengan pembesaran x100 dan x400 \u0000Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa 5% uang kertas terkontaminasi parasit. Parasit yang mengontaminasi adalah G.lamblia (40%) dan parasit E histolytica (60%). Uang Rp.5.000,- menjadi uang dengan tingkat kontaminasi tertinggi \u0000Kesimpulan: Uang yang beredar di Pasar Raya Kota Padang terkontaminasi oleh G. Lamblia dan E. Histolytica. Direkomendasikan kepada pengelola pasar untuk melakukan promosi dan konseling kesehatan kepada pedagang dan mengimplementasikan transaksi menggunakan QRIS.","PeriodicalId":308000,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia","volume":"358 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122807227","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}