Hilka Yuliani, Maya Indra Rasyid, Nanda Triandita, Lia Angraeni
{"title":"Karakteristik Organoleptik Mie Kering Berbasis Tepung Terigu Pada Berbagai Tingkat Penambahan Pure Bonggol Pisang","authors":"Hilka Yuliani, Maya Indra Rasyid, Nanda Triandita, Lia Angraeni","doi":"10.35308/jtpp.v2i1.2105","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Bonggol pisang merupakan bagian dari tanaman pisang yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku alternatif dalam pengolahan pangan, terutama dalam pemanfaatan bahan pangan lokal. Penelitian ini menggunakan tepung terigu dan pure bonggol pisang dalam pembuatan produk mie kering. Penilaian elastisitas yang paling tinggi diperoleh pada T4B4 (terigu 90% : pure bonggol pisang 10%). Semakin tinggi persentase pure bonggol pisang yang digunakan akan menghasilkan elastisitas mie yang semakin kecil dan daya terimanya juga semakin rendah karena mie semakin mudah putus saat ditarik. Kriteria warna yang paling disukai yaitu pada T0B0 (terigu 100%) dan T4B4 (terigu 90% : pure bonggol pisang 10%) dengan karakteristik warna yang cerah dan menarik. Penggunaan pure bonggol pisang dalam persentase tinggi menyebabkan warna yang dihasilkan menjadi lebih gelap akibat pengaruh warna pure bonggol pisang sehingga kurang disukai. Penilaian tingkat kelengketan yang paling tinggi diperoleh pada T4B4 (terigu 90% : pure bonggol pisang 10%). Semakin tinggi persentase pure bonggol pisang, maka daya terima nilai kelengketan akan semakin rendah karena mie akan semakin lengket sehingga susah untuk dipisahkan antara satu helai mie dengan helai mie yang lain. Uji hedonik menunjukkan tingkat kesukaan panelis terhadap atribut keseluruhan dari mie kering sagu dan mie kering terigu tidak berbeda nyata, yaitu mie kering terigu dan pure bonggol pisang memiliki skor 4.56 sementara mie kering terigu memiliki skor 4.90.","PeriodicalId":136408,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian","volume":"73 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35308/jtpp.v2i1.2105","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Bonggol pisang merupakan bagian dari tanaman pisang yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku alternatif dalam pengolahan pangan, terutama dalam pemanfaatan bahan pangan lokal. Penelitian ini menggunakan tepung terigu dan pure bonggol pisang dalam pembuatan produk mie kering. Penilaian elastisitas yang paling tinggi diperoleh pada T4B4 (terigu 90% : pure bonggol pisang 10%). Semakin tinggi persentase pure bonggol pisang yang digunakan akan menghasilkan elastisitas mie yang semakin kecil dan daya terimanya juga semakin rendah karena mie semakin mudah putus saat ditarik. Kriteria warna yang paling disukai yaitu pada T0B0 (terigu 100%) dan T4B4 (terigu 90% : pure bonggol pisang 10%) dengan karakteristik warna yang cerah dan menarik. Penggunaan pure bonggol pisang dalam persentase tinggi menyebabkan warna yang dihasilkan menjadi lebih gelap akibat pengaruh warna pure bonggol pisang sehingga kurang disukai. Penilaian tingkat kelengketan yang paling tinggi diperoleh pada T4B4 (terigu 90% : pure bonggol pisang 10%). Semakin tinggi persentase pure bonggol pisang, maka daya terima nilai kelengketan akan semakin rendah karena mie akan semakin lengket sehingga susah untuk dipisahkan antara satu helai mie dengan helai mie yang lain. Uji hedonik menunjukkan tingkat kesukaan panelis terhadap atribut keseluruhan dari mie kering sagu dan mie kering terigu tidak berbeda nyata, yaitu mie kering terigu dan pure bonggol pisang memiliki skor 4.56 sementara mie kering terigu memiliki skor 4.90.