{"title":"TZANCK在皮肤科和venerelogy领域的测试","authors":"Lusiana, Larisa Paramitha, Rahadi Rihatmadja, Sri Linuwih Menaldi, Shannaz Nadia Yusharyahya","doi":"10.33820/MDVI.V46I1.55","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tes Tzanck merupakan prosedur sitologi sederhana yang praktis, mudah dilakukan, ekonomis, kurang traumatik dan hasil cepat. Arnault Tzanck pada tahun 1947 pertama kali melakukan metode ini untuk menemukan sel akantolitik pada lesi kulit vesikobulosa, kemudian berkembang dan terbukti bermanfaat membantu diagnosis untuk menegakkan atau menyingkirkan berbagai penyakit kulit, antara lain penyakit infeksi (herpes simpleks dan varisela zoster), autoimun bulosa (terutama Pemfigus vulgaris), dermatitis spongiosis (dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergi), tumor kulit (karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamosa dan penyakit paget) serta genodermatosis. Sebagian besar sensitivitas dan spesifisitas baik dan dipengaruhi oleh jenis penyakit dan awitan lesi kulit. Prosedur pengambilan spesimen berbeda-beda bergantung pada jenis lesi. Bahan apusan difiksasi dan diwarnai, paling sering dengan pewarnaan Giemsa. Tinjauan pustaka ini membahas peran pemeriksaan sitologi tes Tzanck, berbagai pola karakteristik sitologi pada penyakit yang sering dijumpai, serta beberapa petunjuk teknis pengambilan sampel pada setiap jenis lesi dan fiksasi serta pewarnaan secara benar.Kata kunci: Tes Tzanck, sitologi, sel akantolitik","PeriodicalId":18377,"journal":{"name":"Media Dermato Venereologica Indonesiana","volume":"78 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-07-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"TES TZANCK DI BIDANG DERMATOLOGI DAN VENEREOLOGI\",\"authors\":\"Lusiana, Larisa Paramitha, Rahadi Rihatmadja, Sri Linuwih Menaldi, Shannaz Nadia Yusharyahya\",\"doi\":\"10.33820/MDVI.V46I1.55\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Tes Tzanck merupakan prosedur sitologi sederhana yang praktis, mudah dilakukan, ekonomis, kurang traumatik dan hasil cepat. Arnault Tzanck pada tahun 1947 pertama kali melakukan metode ini untuk menemukan sel akantolitik pada lesi kulit vesikobulosa, kemudian berkembang dan terbukti bermanfaat membantu diagnosis untuk menegakkan atau menyingkirkan berbagai penyakit kulit, antara lain penyakit infeksi (herpes simpleks dan varisela zoster), autoimun bulosa (terutama Pemfigus vulgaris), dermatitis spongiosis (dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergi), tumor kulit (karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamosa dan penyakit paget) serta genodermatosis. Sebagian besar sensitivitas dan spesifisitas baik dan dipengaruhi oleh jenis penyakit dan awitan lesi kulit. Prosedur pengambilan spesimen berbeda-beda bergantung pada jenis lesi. Bahan apusan difiksasi dan diwarnai, paling sering dengan pewarnaan Giemsa. Tinjauan pustaka ini membahas peran pemeriksaan sitologi tes Tzanck, berbagai pola karakteristik sitologi pada penyakit yang sering dijumpai, serta beberapa petunjuk teknis pengambilan sampel pada setiap jenis lesi dan fiksasi serta pewarnaan secara benar.Kata kunci: Tes Tzanck, sitologi, sel akantolitik\",\"PeriodicalId\":18377,\"journal\":{\"name\":\"Media Dermato Venereologica Indonesiana\",\"volume\":\"78 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-07-23\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Media Dermato Venereologica Indonesiana\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.33820/MDVI.V46I1.55\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Media Dermato Venereologica Indonesiana","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33820/MDVI.V46I1.55","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Tes Tzanck merupakan prosedur sitologi sederhana yang praktis, mudah dilakukan, ekonomis, kurang traumatik dan hasil cepat. Arnault Tzanck pada tahun 1947 pertama kali melakukan metode ini untuk menemukan sel akantolitik pada lesi kulit vesikobulosa, kemudian berkembang dan terbukti bermanfaat membantu diagnosis untuk menegakkan atau menyingkirkan berbagai penyakit kulit, antara lain penyakit infeksi (herpes simpleks dan varisela zoster), autoimun bulosa (terutama Pemfigus vulgaris), dermatitis spongiosis (dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergi), tumor kulit (karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamosa dan penyakit paget) serta genodermatosis. Sebagian besar sensitivitas dan spesifisitas baik dan dipengaruhi oleh jenis penyakit dan awitan lesi kulit. Prosedur pengambilan spesimen berbeda-beda bergantung pada jenis lesi. Bahan apusan difiksasi dan diwarnai, paling sering dengan pewarnaan Giemsa. Tinjauan pustaka ini membahas peran pemeriksaan sitologi tes Tzanck, berbagai pola karakteristik sitologi pada penyakit yang sering dijumpai, serta beberapa petunjuk teknis pengambilan sampel pada setiap jenis lesi dan fiksasi serta pewarnaan secara benar.Kata kunci: Tes Tzanck, sitologi, sel akantolitik