MAHARANl Hasanah, Sukarman, Supriadi, M. Januwati, R. Balfas
{"title":"KERAGAAN PERBENIHAN JAHE DI JAWA BARAT","authors":"MAHARANl Hasanah, Sukarman, Supriadi, M. Januwati, R. Balfas","doi":"10.21082/LITTRI.V10N3.2004.118-125","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Untuk memperbaiki sistem perbenihan jahe telah dilakukan penelitian terhadap pctani maju di Jawa Barat yang secara tradisional mcnsuplai kebutuhan benih jahe untuk petani disekitarnya atau petani di daerah lain. Penelitian dilakukan dengan metode survei di dua kabupaten, yaitu Majalengka (Kecamatan Banjaran dan Lemah Sugih) dan Kabupaten Sukabumi (Kecamatan Parakan Salak, Jampang Tengah, Tegallega, dan Waning Kiara). Wawancara dilakukan secara langsung dengan petani maju meliputi kondisi lahan, cara budidaya, panen, dan penanganan benih. Contoh rimpang diambil secara acak dai hasil panen petani kemudian dianalisis kualitasnya meliputi: penampilan fisik, berat rimpang, kadar air, serat, dan pati, serta jenis OPT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada petani yang secara khusus menanam jahe untuk benih. Lahan pertanaman jahe bcrada pada kisaran kelinggian tempat (dpi) 400-800 m. Sumber benih berasal dari hasil panen tahun sebelumnya Cara penanganan benih ada yang dihampar di atas rak bambu atau di gelar di atas tanah di bawah kolong rumah. Sebelum ditanam, benih diperlakukan tcrlebih dahulu dengan fungisida atau bakterisida. Petani menanam jahe dengan sistem polikultur dengan tanaman lain seperti kacang tanah, jagung, pisang, bawang merah, dan bawang daun. Cara tanam ada yang menggunakan bedengan (umumnya di Majalengka), sedangkan di Sukabumi umumnya tidak menggunakan bedengan, jarak tanam bervariasi antara 20 x 30 cm di dalam baris dan 30-80 cm antar baris. Panen dilakukan setelah tanaman berumur 8-10 bulan Hasil analisis kandungan pati cukup tinggi 42.4 - 56.35%, serat 5.67 - 7.40%, dan kadar air 8.37- 9.80%. Jenis OPT yang paling banyak ditemukan pada contoh benih jahe Aspidiella hartii. Mimegralla, dan Meloidogyne spp., sedangkan Ralstonia solanacearum tidak ditemukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk membentuk suatu sistem produksi benih jahe yang standar maka unsur yang sangat menentukan adalah umur panen harus cukup tua (9-10 bulan), bebas dari OPT, dan penanaman bisa secara polikultur dengan tanaman bukan inang.Kata kunci: Jahe, Zingiber officinale, perbenihan, benih, OPT, hama, penyakit ABSTRACT Performance of indigenous ginger seed systems in West JavaTo improve the system of ginger seed production, a study was conducted on developed ginger farmers in West Java who traditionally supplied ginger seeds to the farmers in the surrounding area or in other area. The research was conducted by survey method in two districts, Majalengka (Banjaran and Lemah Sugih sub districts) and Sukabumi (Parakan Salak, Jampang Tengah, Tegalega and Warung Kiara). Direct dialogue to farmer was used to discuss about land condition, cultivation method, harversting and seed management. The rhizome/seed sample was taken by random from the farmers, then it was analyzed for quality, such physical quality, weight of rhizome, moisture content, fiber, carbohydrate and kinds of pest and deseases. The result of the research showed that there were no farmers who special cultivated ginger for seed. Ginger land area was located about 400-800 m above sea level (asl). Seed source was derived from the ginger seed of previous harvest. The ginger seeds were directly spread on bamboo rack or in the space under the house. Before planting, the seeds were treated with fungicide or bactcricide. The farmers, planted ginger by polyculiurc system with peanut, maize, banana, shallot, and green shallot. Generally, in Majalengka District, the farmers planted their ginger using seed bed method, while in Sukabumi the fanners planted of ginger without seed beds. Plant spacing was 20-40 cm in the row and 30-80 cm between rows. Harvest was done 8-10 months ater planting. Carbohydrate content was relatively high 42.4 - 56.35%, fiber 5.67-7.40% and moisture content 8.37- 9.80%. The majority of pest and disease found in ginger seed were Aspidiella hartii, Mimegralla and Meloidogyne, while the dangerous disease such as Rasllonia solanacearum was not found. Based on the result of research it could be recommended that to develop a standard ginger seed system the harvesting time is 9 to 10 months ater planting, seed are free from disease attack, and the ginger can be cropping system with non hostplant.Key words: Ginger, Zingiber officinale, seed system, seed, pest, disease","PeriodicalId":17774,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Tanaman Industri","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Penelitian Tanaman Industri","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21082/LITTRI.V10N3.2004.118-125","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

为了改善姜的生殖系统,已经对西爪哇岛的pctani进行了研究,该pctani传统上为附近或其他地区的农民提供了姜的种子需求。这项研究是通过两个地区的调查方法进行的,即马加伦卡(班加坦卡省和苏加布区)和苏卡步区(帕兰帕拉坎省、中段、泰格尔松省和瓦扬基亚省)。采访直接与进展中的农民进行,包括土地条件、种植、收获和种子处理。从农民的收获中随机抽取的根茎样本对其质量进行分析,包括外观、根茎的重量、水、纤维和淀粉的含量以及OPT的种类。研究表明,没有农民专门为种子种植生姜。bcrada生姜苗圃位于海拔4000 -800米(2000 - 3300英尺)的范围内。种子的来源来自去年收获的收获,处理方法包括在竹架上,或在房子底层的土壤上。在播种之前,先用杀菌剂或细菌处理种子。农民种植生姜,并种植多种植物,如花生、玉米、香蕉、洋葱和韭菜。有些种植方式使用bebel(通常在马加伦卡),而在Sukabumi通常不使用bewith,种植距离在行20×30厘米(30厘米)和行之间30厘米(30厘米)不等。8到10个月大的植物收获后,淀粉含量明显为42.4 - 55.35%,纤维5.67 - 7.4%,含水率为8.37- 9.80%。最常见的OPT是在hartii生姜种子的例子中发现的。Mimegralla和melanidogyne spp.而Ralstonia solanacearum没有被发现。研究表明,为了形成一个标准的生姜种子生产系统,一个关键因素必须是足够的成熟(9-10个月),不受OPT影响,并且种植可以与植物非寄主结合在一起。关键词:姜,Zingiber officinale perbenihan种子,OPT、害虫、疾病indigenous金吉尔种子系统的抽象演出in West JavaTo improve金吉尔种子制作之系统,a study was conducted on developed金吉尔世卫组织农民在西爪哇traditionally supplied金吉尔种子到《农民》和《surrounding区域或在其他区域。这项研究是由两区杂志杂志的调查结果导论的。农民直接对谈土地、栽培方法、收获和种子管理的问题。rhizome/seed样本被farmers随机采集,然后分析了四种物理属性、四种营养成分、四种营养成分、湿度、纤维、卡波西特和有害废料的动量。研究表明,没有一个农民对姜有特殊的看法。金灿灿的土地大约海拔4000 -800米。种子产于收获后的金质种子。姜的种子直接分布在bamboo机架或房子下面的空间里。在植入之前,种子已经被用于杀杀或杀杀。农场工人,多聚糖系统种植的姜,土豆仔,香蕉,沙利特和绿色沙利特。通常,在马加伦卡地区,农民们用种子床的方法种植他们的姜,而在喜玛拉甘卡地区,业余爱好者种植无种子的姜。Plant船在河道上长20-40厘米,中间长30-80厘米。收获是8-10个月的计划。Carbohydrate满足于明显高42.4 - 55.35%,纤维5.67-7.4,湿度8.37- 9.80%。在姜黄种子中发现的害虫和疾病的主要发现是营养不良的hartii、Mimegralla和眼角疾病,而危险的疾病就像solanacearum不发现一样。根据研究的结果,可以重新定义为收获标准金黄色种子系统的时间是9到10个月的计划,种子没有受到疾病的攻击,金黄色可以通过非主机的系统。金基文,种子系统,种子,害虫,疾病
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
KERAGAAN PERBENIHAN JAHE DI JAWA BARAT
Untuk memperbaiki sistem perbenihan jahe telah dilakukan penelitian terhadap pctani maju di Jawa Barat yang secara tradisional mcnsuplai kebutuhan benih jahe untuk petani disekitarnya atau petani di daerah lain. Penelitian dilakukan dengan metode survei di dua kabupaten, yaitu Majalengka (Kecamatan Banjaran dan Lemah Sugih) dan Kabupaten Sukabumi (Kecamatan Parakan Salak, Jampang Tengah, Tegallega, dan Waning Kiara). Wawancara dilakukan secara langsung dengan petani maju meliputi kondisi lahan, cara budidaya, panen, dan penanganan benih. Contoh rimpang diambil secara acak dai hasil panen petani kemudian dianalisis kualitasnya meliputi: penampilan fisik, berat rimpang, kadar air, serat, dan pati, serta jenis OPT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada petani yang secara khusus menanam jahe untuk benih. Lahan pertanaman jahe bcrada pada kisaran kelinggian tempat (dpi) 400-800 m. Sumber benih berasal dari hasil panen tahun sebelumnya Cara penanganan benih ada yang dihampar di atas rak bambu atau di gelar di atas tanah di bawah kolong rumah. Sebelum ditanam, benih diperlakukan tcrlebih dahulu dengan fungisida atau bakterisida. Petani menanam jahe dengan sistem polikultur dengan tanaman lain seperti kacang tanah, jagung, pisang, bawang merah, dan bawang daun. Cara tanam ada yang menggunakan bedengan (umumnya di Majalengka), sedangkan di Sukabumi umumnya tidak menggunakan bedengan, jarak tanam bervariasi antara 20 x 30 cm di dalam baris dan 30-80 cm antar baris. Panen dilakukan setelah tanaman berumur 8-10 bulan Hasil analisis kandungan pati cukup tinggi 42.4 - 56.35%, serat 5.67 - 7.40%, dan kadar air 8.37- 9.80%. Jenis OPT yang paling banyak ditemukan pada contoh benih jahe Aspidiella hartii. Mimegralla, dan Meloidogyne spp., sedangkan Ralstonia solanacearum tidak ditemukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk membentuk suatu sistem produksi benih jahe yang standar maka unsur yang sangat menentukan adalah umur panen harus cukup tua (9-10 bulan), bebas dari OPT, dan penanaman bisa secara polikultur dengan tanaman bukan inang.Kata kunci: Jahe, Zingiber officinale, perbenihan, benih, OPT, hama, penyakit ABSTRACT Performance of indigenous ginger seed systems in West JavaTo improve the system of ginger seed production, a study was conducted on developed ginger farmers in West Java who traditionally supplied ginger seeds to the farmers in the surrounding area or in other area. The research was conducted by survey method in two districts, Majalengka (Banjaran and Lemah Sugih sub districts) and Sukabumi (Parakan Salak, Jampang Tengah, Tegalega and Warung Kiara). Direct dialogue to farmer was used to discuss about land condition, cultivation method, harversting and seed management. The rhizome/seed sample was taken by random from the farmers, then it was analyzed for quality, such physical quality, weight of rhizome, moisture content, fiber, carbohydrate and kinds of pest and deseases. The result of the research showed that there were no farmers who special cultivated ginger for seed. Ginger land area was located about 400-800 m above sea level (asl). Seed source was derived from the ginger seed of previous harvest. The ginger seeds were directly spread on bamboo rack or in the space under the house. Before planting, the seeds were treated with fungicide or bactcricide. The farmers, planted ginger by polyculiurc system with peanut, maize, banana, shallot, and green shallot. Generally, in Majalengka District, the farmers planted their ginger using seed bed method, while in Sukabumi the fanners planted of ginger without seed beds. Plant spacing was 20-40 cm in the row and 30-80 cm between rows. Harvest was done 8-10 months ater planting. Carbohydrate content was relatively high 42.4 - 56.35%, fiber 5.67-7.40% and moisture content 8.37- 9.80%. The majority of pest and disease found in ginger seed were Aspidiella hartii, Mimegralla and Meloidogyne, while the dangerous disease such as Rasllonia solanacearum was not found. Based on the result of research it could be recommended that to develop a standard ginger seed system the harvesting time is 9 to 10 months ater planting, seed are free from disease attack, and the ginger can be cropping system with non hostplant.Key words: Ginger, Zingiber officinale, seed system, seed, pest, disease
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信