对社会转型时代女性无房旅行的回应:对穆赫塔利夫·圣训的分析

Susi Wulandari
{"title":"对社会转型时代女性无房旅行的回应:对穆赫塔利夫·圣训的分析","authors":"Susi Wulandari","doi":"10.21043/riwayah.v8i2.15272","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This study views two hadiths about women travelling with a mahram which at first glance seem contradictory. One hadith says that it is not lawful for women to travel without a mahram, while in another hadith, the Prophet states that there will be women who travel alone and are not afraid of anything except Allah. These two hadiths need to be studied further. The concept of mahram must be clearly understood so that there is no discrediting of women in doing something in the public sphere because many factors have encouraged women to travel in the current era of social transformation, for example, to pursue an education that necessitates being far away from family. This study uses the al-jam’u method so that these two mukhtalif hadiths about women travelling with a mahram could be applied to modern society that has undergone a social transformation. The hadith about women travelling with mahrams is substantially a concern for security on women’s travels. Suppose on the way; a woman is worried that it will be unsafe. In that case, she can practice the hadith that is not lawful for a woman’s trip if a mahram does not accompany her. In contrast, if the woman can travel safely, she can practice the second hadith about a woman travelling alone without a mahram, and there is no fear except for Allah. For this reason, modern society with social transformation can choose between the two hadiths that conform to the situation and conditions.[Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini tentang perempuan bepergian bersama mahram, didalam hadis-hadis yang sekilas tampak bertentangan. Salah satu hadis berisi tentang tidak halal perjalan perempuan tanpa mahram, sedangkan hadis lainnya Rasul bersabda akan ada perempuan yang bepergian sendirian dan tidak takut kepada apapun kecuali kepada Allah. Hadis-hadis tersebut perlu diketahui penyelesaiannya, serta konsep mahram perlu diketahui lebih jauh, agar tidak ada pendeskreditan terhadap perempuan didalam melakukan sesuatu di ruang public, karena banyaknya faktor yang mendorong perempuan melakukan perjalanan di era transformasi sosial saat ini, misalnya untuk mengenyam pendidikan yang mengharuskan jauh dari keluarga. Penyelesaian mukhtalif al-hadis tentang perempuan bepergian dengan mahram menggunakan metode al-jam’u, sehingga penulisan ini memiliki tujuan ialah kedua hadis mukhtalif tentang perempuan bepergian dengan mahram, dapat diaplikasikan dalam konteks masyarakat modern yang telah mengalami transformasi sosial. Hadis tentang perempuan bepergian bersama mahram secara substansi merupakan perhatian keamanan pada perjalanan perempuan. Apabila dalam perjalanannya perempuan dikhawatirkan tidak aman maka dapat mengamalkan hadis tidak halal perjalanan perempuan jika tidak disertai mahram, sedangkan jika perempuan dalam perjalanannya aman, maka dapat mengamalkan hadis tentang seorang perempuan berjalan sendirian dan tidak ada rasa takut kecuali kepada Allah. Untuk itu masyarakat modern dengan transformasi sosial dapat memilih diantara hadis keduanya yang selaras dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.]","PeriodicalId":31822,"journal":{"name":"Riwayah Jurnal Studi Hadis","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-01-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"RESPONDING TO WOMEN’S TRAVELLING WITHOUT A MAHRAM IN THE ERA OF SOCIAL TRANSFORMATION: An Analysis of Mukhtalif al-Hadith\",\"authors\":\"Susi Wulandari\",\"doi\":\"10.21043/riwayah.v8i2.15272\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"This study views two hadiths about women travelling with a mahram which at first glance seem contradictory. One hadith says that it is not lawful for women to travel without a mahram, while in another hadith, the Prophet states that there will be women who travel alone and are not afraid of anything except Allah. These two hadiths need to be studied further. The concept of mahram must be clearly understood so that there is no discrediting of women in doing something in the public sphere because many factors have encouraged women to travel in the current era of social transformation, for example, to pursue an education that necessitates being far away from family. This study uses the al-jam’u method so that these two mukhtalif hadiths about women travelling with a mahram could be applied to modern society that has undergone a social transformation. The hadith about women travelling with mahrams is substantially a concern for security on women’s travels. Suppose on the way; a woman is worried that it will be unsafe. In that case, she can practice the hadith that is not lawful for a woman’s trip if a mahram does not accompany her. In contrast, if the woman can travel safely, she can practice the second hadith about a woman travelling alone without a mahram, and there is no fear except for Allah. For this reason, modern society with social transformation can choose between the two hadiths that conform to the situation and conditions.[Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini tentang perempuan bepergian bersama mahram, didalam hadis-hadis yang sekilas tampak bertentangan. Salah satu hadis berisi tentang tidak halal perjalan perempuan tanpa mahram, sedangkan hadis lainnya Rasul bersabda akan ada perempuan yang bepergian sendirian dan tidak takut kepada apapun kecuali kepada Allah. Hadis-hadis tersebut perlu diketahui penyelesaiannya, serta konsep mahram perlu diketahui lebih jauh, agar tidak ada pendeskreditan terhadap perempuan didalam melakukan sesuatu di ruang public, karena banyaknya faktor yang mendorong perempuan melakukan perjalanan di era transformasi sosial saat ini, misalnya untuk mengenyam pendidikan yang mengharuskan jauh dari keluarga. Penyelesaian mukhtalif al-hadis tentang perempuan bepergian dengan mahram menggunakan metode al-jam’u, sehingga penulisan ini memiliki tujuan ialah kedua hadis mukhtalif tentang perempuan bepergian dengan mahram, dapat diaplikasikan dalam konteks masyarakat modern yang telah mengalami transformasi sosial. Hadis tentang perempuan bepergian bersama mahram secara substansi merupakan perhatian keamanan pada perjalanan perempuan. Apabila dalam perjalanannya perempuan dikhawatirkan tidak aman maka dapat mengamalkan hadis tidak halal perjalanan perempuan jika tidak disertai mahram, sedangkan jika perempuan dalam perjalanannya aman, maka dapat mengamalkan hadis tentang seorang perempuan berjalan sendirian dan tidak ada rasa takut kecuali kepada Allah. Untuk itu masyarakat modern dengan transformasi sosial dapat memilih diantara hadis keduanya yang selaras dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.]\",\"PeriodicalId\":31822,\"journal\":{\"name\":\"Riwayah Jurnal Studi Hadis\",\"volume\":null,\"pages\":null},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-01-26\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Riwayah Jurnal Studi Hadis\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.21043/riwayah.v8i2.15272\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Riwayah Jurnal Studi Hadis","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21043/riwayah.v8i2.15272","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1

摘要

这项研究考察了两则关于女性带着圣训旅行的圣训,这两则圣训乍一看似乎是相互矛盾的。一个圣训说,女人不带着马哈拉姆旅行是不合法的,而在另一个圣训中,先知说,将会有女人独自旅行,除了真主什么都不怕。这两句圣训需要进一步研究。必须清楚地理解“马赫拉姆”的概念,这样才不会使妇女在公共领域做一些事情受到诋毁,因为在当前社会转型的时代,许多因素鼓励妇女旅行,例如,追求远离家庭的教育。本研究使用al-jam 'u方法,以便这两篇关于妇女带着马哈拉姆旅行的圣训可以应用于经历了社会变革的现代社会。圣训中关于妇女与穆罕默德一起旅行的内容实质上是对妇女旅行安全的关注。假设在路上;一个女人担心它会不安全。在这种情况下,她可以练习圣训,如果没有马哈拉姆陪同,这对女性的旅行是不合法的。相反,如果女人可以安全旅行,她就可以实践第二个圣训,关于一个女人独自旅行而不带马哈拉姆,除了安拉之外,没有什么恐惧。因此,社会转型的现代社会可以在符合形势和条件的两种圣训中做出选择。[Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini tentang perempuan bepergian bersama mahram, didalam hadis-hadis yang sekilas tampak bertentangan]。Salah研究哈迪berisi tentang有些清真perjalan perempuan tanpa mahram,而哈迪lainnya拉苏尔bersabda阿坎人ada perempuan杨bepergian sendirian丹有些takut kepada apapun kecuali kepada真主。hadiss - hadiss tersebut perlu diketahui penyelesaiannya, serta konsep mahram perlu diketahui lebih jauh, agar tidak ada pendeskitan terhadap perempuan didalam melakukan sesuatu di ruang public, karena banyakya faktor yang mendorong perempuan melakukan perjalanan di era transformasi social saat ini, misalnya untuk mengenyam pendididikan yang mengharuskan jauh dari keluarga。Penyelesaian mukhtalif al-hadis tentang perempuan beperan mahram menggunakan metode al-jam 'u, sehinga penulisan ini memoriliki tujuan ialah kedua hadis mukhtalan bepergian dengan mahram, dapat diaplikasikan dalam konteks masyarakat modern yang telah mengalami transformasi social。hais tentang perempuan bepergian bersama mahram secara实质性的merupakan perhatian keamanan perjalanan perempuan。Apabila dalam perjalanannya perkhawatirkan halal perjalanan perjalankan hadis halal halal perjalanan perjalankan hadis halal halal, perjalanan perjalanan dalam perjalanya aman, maka dapat mengamalkan hadis tentang perempuan berjalan sendirian dan tidak ada rasa takut kecuali kepada Allah。[au:] Untuk itu masyarakat现代dengan转型的社会变化,diantara hais keduanya yang selaras dengan情境,dan kondisi yang dihadapi。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
RESPONDING TO WOMEN’S TRAVELLING WITHOUT A MAHRAM IN THE ERA OF SOCIAL TRANSFORMATION: An Analysis of Mukhtalif al-Hadith
This study views two hadiths about women travelling with a mahram which at first glance seem contradictory. One hadith says that it is not lawful for women to travel without a mahram, while in another hadith, the Prophet states that there will be women who travel alone and are not afraid of anything except Allah. These two hadiths need to be studied further. The concept of mahram must be clearly understood so that there is no discrediting of women in doing something in the public sphere because many factors have encouraged women to travel in the current era of social transformation, for example, to pursue an education that necessitates being far away from family. This study uses the al-jam’u method so that these two mukhtalif hadiths about women travelling with a mahram could be applied to modern society that has undergone a social transformation. The hadith about women travelling with mahrams is substantially a concern for security on women’s travels. Suppose on the way; a woman is worried that it will be unsafe. In that case, she can practice the hadith that is not lawful for a woman’s trip if a mahram does not accompany her. In contrast, if the woman can travel safely, she can practice the second hadith about a woman travelling alone without a mahram, and there is no fear except for Allah. For this reason, modern society with social transformation can choose between the two hadiths that conform to the situation and conditions.[Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini tentang perempuan bepergian bersama mahram, didalam hadis-hadis yang sekilas tampak bertentangan. Salah satu hadis berisi tentang tidak halal perjalan perempuan tanpa mahram, sedangkan hadis lainnya Rasul bersabda akan ada perempuan yang bepergian sendirian dan tidak takut kepada apapun kecuali kepada Allah. Hadis-hadis tersebut perlu diketahui penyelesaiannya, serta konsep mahram perlu diketahui lebih jauh, agar tidak ada pendeskreditan terhadap perempuan didalam melakukan sesuatu di ruang public, karena banyaknya faktor yang mendorong perempuan melakukan perjalanan di era transformasi sosial saat ini, misalnya untuk mengenyam pendidikan yang mengharuskan jauh dari keluarga. Penyelesaian mukhtalif al-hadis tentang perempuan bepergian dengan mahram menggunakan metode al-jam’u, sehingga penulisan ini memiliki tujuan ialah kedua hadis mukhtalif tentang perempuan bepergian dengan mahram, dapat diaplikasikan dalam konteks masyarakat modern yang telah mengalami transformasi sosial. Hadis tentang perempuan bepergian bersama mahram secara substansi merupakan perhatian keamanan pada perjalanan perempuan. Apabila dalam perjalanannya perempuan dikhawatirkan tidak aman maka dapat mengamalkan hadis tidak halal perjalanan perempuan jika tidak disertai mahram, sedangkan jika perempuan dalam perjalanannya aman, maka dapat mengamalkan hadis tentang seorang perempuan berjalan sendirian dan tidak ada rasa takut kecuali kepada Allah. Untuk itu masyarakat modern dengan transformasi sosial dapat memilih diantara hadis keduanya yang selaras dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.]
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
13
审稿时长
24 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信