Taufik Kurahman
{"title":"HERMENEUTIKA NASHR HAMID ABU ZAYD: Analisis Hadis-Hadis Perceraian","authors":"Taufik Kurahman","doi":"10.21043/riwayah.v7i1.8520","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Perceraian tentu tidak diharapkan oleh keluarga mana pun, kecuali jika memang keadaan telah mendesak. Bahkan, Nabi menjelaskan bahwa meskipun perceraian adalah perkara yang diperbolehkan, namun ia merupakan masalah yang paling dibenci Tuhan. Dua persoalan yang selalu dibahas adalah tentang hak mengajukan perceraian dan konsep talak tiga, yang hingga kini dirasa lebih menguntungkan pihak suami. Artikel ini bertujuan mengkaji kembali beragam hal pokok dalam masalah perceraian yang berkaitan dengan tatanan masyarakat modern. Beberapa masalah yang dimaksud adalah hak menginisiasi perceraian, maksud talak tiga, dan rujuk. Hermeneutika Nashr Hamid Abu Zayd digunakan sebagai pisau bedahnya. Penggunaan hermeneutika Abu Zayd dalam masalah perceraian dianggap sesuai karena hermeneutikanya dikembangkan untuk menjawab kesenjangan-kesenjangan sosial dan HAM, khususnya hal-hal yang berkaitan antara laki-laki dan perempuan, sebagaimana yang dicontohkannya dalam masalah poligami dan hak waris. Dengan menggunakan teori lima konteks hermeneutika Abu Zayd, yaitu konteks sosio-kultural, konteks eksternal, konteks internal, konteks bahasa, dan konteks takwil, penelitian menghasilkan kesimpulan bahwa Islam tidak menghendaki perceraian. Bahkan, dalam bahasa yang lebih ekstrim, dapat dikatakan bahwa perceraian dilarang dalam agama Islam. Nas-nas Islami menunjukkan bagaimana perceraian menjadi pilihan terakhir bagi hubungan suami-istri.[Nashr Hamid Abu Zayd’s Hermeneutics: Analysis Hadiths of Divorce. It is not expected by any family, unless the circumstances have been urgent. The Prophet explained that although divorce is a permissible issue, it is a decision that God hates the most. Two issue that are always discussed by scholar in this issue are the right to file for divorce and the concept of “talak tiga” (the third divorcing), which is considered favor husbands over wifes. The article was written to reexamine various main divorce issues in modern views. Some of the probles are the right to file for divorce, the purpose of talak tiga, and the reconciliation. For these purposes, the author uses Nashr Hamid Abu Zayd’s hermeneutics as a approach. The use of Abu Zayd’s hermeneutics is divorce issues is approriate, because his hermeneutics were developed to address the social and human right gaps, especially issues relating to men and women, as he exemplified in the problem of polygamy and inhertance rights. By using Abu Zayd’s theory of five hermeneutical contexts, namely the socio-cultural context, external context, internal context, language context, and takwil context, the research resulted in the conclusion that Islam does not want the divorce happen. Even, it can be said that divorce is prohibitted in Islam. Islamic texts show how divorce is the last option for a marriage relationship.]","PeriodicalId":31822,"journal":{"name":"Riwayah Jurnal Studi Hadis","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Riwayah Jurnal Studi Hadis","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21043/riwayah.v7i1.8520","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

除非情况紧急,否则任何家庭都不希望离婚。事实上,先知解释说,虽然离婚是允许的,但她是上帝最讨厌的问题。经常讨论的两个问题是离婚诉讼的权利和三种塔拉克的概念,目前这种观点对丈夫更有利。本文旨在回顾与现代社会相关的离婚问题的许多主题。其中一些问题是启动离婚的权利,三,和解。解释学纳什·哈米德·阿布·扎伊德被用作他的手术刀。Abu Zayd在离婚问题上的应用被认为是恰当的,因为它的推理是为了解决社会和人权的不平等,尤其是在一夫多妻制和继承权方面的问题。通过使用社会文化、外部背景、内部、语言背景和takwil的五种解释性理论,研究得出结论,伊斯兰教不想离婚。事实上,用更极端的语言来说,离婚在伊斯兰教中是被禁止的。伊斯兰国家研究所指出,离婚是夫妻关系的最后手段。[纳什·哈米德·阿布·扎伊德的解释性分析。除非情况危急,否则任何家庭都不会预料到这一点。先知解释说,虽然贫穷是一个允许的问题,但这是上帝最痛恨的决定。这两个问题在这个问题上总是被学者回避,对于拒绝和拒绝“三次拒绝”的概念是正确的,这被认为是wifes上的好丈夫。这篇文章被写得在现代的观点中反复出现各种各样的问题。有些问题是可以提出的,三种方法的目的和和解。对于这些目的,author Nashr Hamid Abu Zayd的解释性是可以接受的。阿布扎伊德的遗产是遗产,因为他的遗产主要是针对社会和人权女性的问题,特别是他在多元和内在权利问题上的应用。通过使用阿布·扎伊德的五种hermend的理论,namely社会文化背景、外部文本、内部文本、语言认同和禁忌的研究,伊斯兰教不希望出现的结论导致的研究得以实现。事实上,可能会说,离婚在伊斯兰教中是有害的。伊斯兰短信展示了离婚是婚姻关系的最后选择。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
HERMENEUTIKA NASHR HAMID ABU ZAYD: Analisis Hadis-Hadis Perceraian
Perceraian tentu tidak diharapkan oleh keluarga mana pun, kecuali jika memang keadaan telah mendesak. Bahkan, Nabi menjelaskan bahwa meskipun perceraian adalah perkara yang diperbolehkan, namun ia merupakan masalah yang paling dibenci Tuhan. Dua persoalan yang selalu dibahas adalah tentang hak mengajukan perceraian dan konsep talak tiga, yang hingga kini dirasa lebih menguntungkan pihak suami. Artikel ini bertujuan mengkaji kembali beragam hal pokok dalam masalah perceraian yang berkaitan dengan tatanan masyarakat modern. Beberapa masalah yang dimaksud adalah hak menginisiasi perceraian, maksud talak tiga, dan rujuk. Hermeneutika Nashr Hamid Abu Zayd digunakan sebagai pisau bedahnya. Penggunaan hermeneutika Abu Zayd dalam masalah perceraian dianggap sesuai karena hermeneutikanya dikembangkan untuk menjawab kesenjangan-kesenjangan sosial dan HAM, khususnya hal-hal yang berkaitan antara laki-laki dan perempuan, sebagaimana yang dicontohkannya dalam masalah poligami dan hak waris. Dengan menggunakan teori lima konteks hermeneutika Abu Zayd, yaitu konteks sosio-kultural, konteks eksternal, konteks internal, konteks bahasa, dan konteks takwil, penelitian menghasilkan kesimpulan bahwa Islam tidak menghendaki perceraian. Bahkan, dalam bahasa yang lebih ekstrim, dapat dikatakan bahwa perceraian dilarang dalam agama Islam. Nas-nas Islami menunjukkan bagaimana perceraian menjadi pilihan terakhir bagi hubungan suami-istri.[Nashr Hamid Abu Zayd’s Hermeneutics: Analysis Hadiths of Divorce. It is not expected by any family, unless the circumstances have been urgent. The Prophet explained that although divorce is a permissible issue, it is a decision that God hates the most. Two issue that are always discussed by scholar in this issue are the right to file for divorce and the concept of “talak tiga” (the third divorcing), which is considered favor husbands over wifes. The article was written to reexamine various main divorce issues in modern views. Some of the probles are the right to file for divorce, the purpose of talak tiga, and the reconciliation. For these purposes, the author uses Nashr Hamid Abu Zayd’s hermeneutics as a approach. The use of Abu Zayd’s hermeneutics is divorce issues is approriate, because his hermeneutics were developed to address the social and human right gaps, especially issues relating to men and women, as he exemplified in the problem of polygamy and inhertance rights. By using Abu Zayd’s theory of five hermeneutical contexts, namely the socio-cultural context, external context, internal context, language context, and takwil context, the research resulted in the conclusion that Islam does not want the divorce happen. Even, it can be said that divorce is prohibitted in Islam. Islamic texts show how divorce is the last option for a marriage relationship.]
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
13
审稿时长
24 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信