{"title":"Menakar Ulang Hermenuetika Al-Quran: Kritik Atas Pemikiran Muhammad Arkoun","authors":"Setio Budi","doi":"10.22373/substantia.v24i1.12127","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Qur'an interpretation will constantly evolve towards altering times. Modern thoughts advent in Islam, particularly towards Qur'an deconstruction, is an interpretations critique of the classical and middle ages. Repeated history and political interests colored the interpretation itself. So, it could not construct the text's significance according to the requirements of the times. Of this background, modern interpreters furnished another choice for reading the Qur'an scientifically with the hermeneutic approach, one of which is Muhammad Arkoun. This writing depicted Arkoun's thoughts on the hermeneutics of the Qur'an, which has drawn a lot of disagreement among Muslims. This investigation aimed to encounter Arkoun's hermeneutics and criticism of its ideas by utilizing a library research qualitative approach. The outcomes demonstrated Arkoun's hermeneutics contains numerous shortcomings and aspects that must be abandoned, including; Arkoun's opinions that the Qur'an is not faithful, removes the theological feature of the verse, eradicates the component of the author, and that the Qur'an is a historical outgrowth. In practical terms, Arkoun's hermeneutics can only be used at the ma haulal Qur’an level, not at the ma fi Qur’anAbstrak: Penafsiran Alquran akan selalu mengalami perkembangan seiring perubahan waktu dan zaman. Lahirnya pemikiran-pemikiran modern dalam Islam khususnya dalam kajian Alquran merupakan kritik atas penafsiran di masa klasik dan dan pertengahan. Penafsiran pada masa tersebut menurutnya hanya diwarnai dengan penggunaan riwayat yang diulang-ulang, kepentingan politik, dan sebagainya. Sehingga hal tersebut tidak mampu memproduksi makna teks sesuai kebutuhan zaman. Berangkat dari latar belakang ini para penafsir kontemporer memberikan alternatif lain dalam pembacaan Alquran yang bersifat ilmiah dengan metode hermeneutika, salah satunya Muhammad Arkoun. Tulisan ini akan memaparkan pemikiran Arkoun tentang hermeneutika Al Qur'an yang banyak menuai kontroversi di kalangan umat Islam. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan hermeneutika Arkoun sekaligus kritik terhadap pemikirannya, dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat library research. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hermeneutika Arkoun mempunyai banyak kekurangan serta sisi yang harus ditinggalkan, diantaranya; Arkoun memandang bahwa Alquran tidak otentik, menghilangkan unsur teologis ayat, menghilangkan unsur pengarang dan Alquran merupakan produk sejarah. Dalam tataran praktisnya hermeneutika Arkoun hanya bisa digunakan pada tataran ma haula al Qur'an bukan pada ma fi Qur’an.","PeriodicalId":33284,"journal":{"name":"Esensia Jurnal IlmuIlmu Ushuluddin","volume":"43 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Esensia Jurnal IlmuIlmu Ushuluddin","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22373/substantia.v24i1.12127","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
古兰经的解释将随着时代的变化而不断演变。现代伊斯兰思想的出现,特别是对古兰经的解构,是对古典和中世纪的一种解释和批判。重复的历史和政治利益给解释本身增添了色彩。因此,它不能按照时代的要求来建构文本的意义。在这种背景下,现代诠释者为科学解读《古兰经》提供了另一种选择,其中之一就是穆罕默德·阿昆。这篇文章描述了Arkoun对《古兰经》解释学的看法,这在穆斯林中引起了很多分歧。本调查旨在通过利用图书馆研究定性方法来遇到Arkoun的解释学和对其思想的批评。结果表明,Arkoun的解释学包含许多必须放弃的缺点和方面,包括;Arkoun认为古兰经是不忠实的,去掉了经文的神学特征,根除了作者的成分,古兰经是一个历史的产物。在实践中,Arkoun的解释学只能用在《古兰经》的整体层面上,而不能用在《古兰经》的整体层面上。现代伊斯兰教khususnya dalam kajian Alquran merupakan kritik atas penafsiran di masa klasik dan pertengahan。Penafsiran pada masa tersebut menurutnya hanya diwarnai dengan penggunaan riwayat yang diulang-ulang, kepentingan politik, dan sebagainya。松茸茸茸茸茸茸茸茸茸茸茸茸茸茸茸茸茸。槟城最高行政长官、最高行政长官、最高行政长官、最高行政长官候补委员、最高行政长官、最高行政长官、最高行政长官、最高行政长官、最高行政长官、最高行政长官、最高行政长官。《古兰经》的翻译是:《古兰经》的翻译是:《古兰经》的翻译。Penelitian ini bertujuan untuk menemukan hermeneutika Arkoun sekaligus kritik terhahap pemikirannya, dungan menggunakan pendekatan质量学研究。Hasil penelitian menunjukkan bahwa hermeneutika Arkoun mempunyai banyak kekurangan serta sisi yang harus ditinggalkan, diantaranya;Arkoun memandang bahwa Alquran tidak otentik, menghilangkan unsur teologyat, menghilangkan unsur pengarang dan Alquran merupakan产品sejarah。达拉姆·塔塔兰·帕克蒂什尼娅·阿库恩·汉尼娅·迪库纳坎·帕塔兰·塔塔兰·马·哈乌拉·古兰经,布坎·帕塔兰·马·古兰经。
Menakar Ulang Hermenuetika Al-Quran: Kritik Atas Pemikiran Muhammad Arkoun
Qur'an interpretation will constantly evolve towards altering times. Modern thoughts advent in Islam, particularly towards Qur'an deconstruction, is an interpretations critique of the classical and middle ages. Repeated history and political interests colored the interpretation itself. So, it could not construct the text's significance according to the requirements of the times. Of this background, modern interpreters furnished another choice for reading the Qur'an scientifically with the hermeneutic approach, one of which is Muhammad Arkoun. This writing depicted Arkoun's thoughts on the hermeneutics of the Qur'an, which has drawn a lot of disagreement among Muslims. This investigation aimed to encounter Arkoun's hermeneutics and criticism of its ideas by utilizing a library research qualitative approach. The outcomes demonstrated Arkoun's hermeneutics contains numerous shortcomings and aspects that must be abandoned, including; Arkoun's opinions that the Qur'an is not faithful, removes the theological feature of the verse, eradicates the component of the author, and that the Qur'an is a historical outgrowth. In practical terms, Arkoun's hermeneutics can only be used at the ma haulal Qur’an level, not at the ma fi Qur’anAbstrak: Penafsiran Alquran akan selalu mengalami perkembangan seiring perubahan waktu dan zaman. Lahirnya pemikiran-pemikiran modern dalam Islam khususnya dalam kajian Alquran merupakan kritik atas penafsiran di masa klasik dan dan pertengahan. Penafsiran pada masa tersebut menurutnya hanya diwarnai dengan penggunaan riwayat yang diulang-ulang, kepentingan politik, dan sebagainya. Sehingga hal tersebut tidak mampu memproduksi makna teks sesuai kebutuhan zaman. Berangkat dari latar belakang ini para penafsir kontemporer memberikan alternatif lain dalam pembacaan Alquran yang bersifat ilmiah dengan metode hermeneutika, salah satunya Muhammad Arkoun. Tulisan ini akan memaparkan pemikiran Arkoun tentang hermeneutika Al Qur'an yang banyak menuai kontroversi di kalangan umat Islam. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan hermeneutika Arkoun sekaligus kritik terhadap pemikirannya, dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat library research. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hermeneutika Arkoun mempunyai banyak kekurangan serta sisi yang harus ditinggalkan, diantaranya; Arkoun memandang bahwa Alquran tidak otentik, menghilangkan unsur teologis ayat, menghilangkan unsur pengarang dan Alquran merupakan produk sejarah. Dalam tataran praktisnya hermeneutika Arkoun hanya bisa digunakan pada tataran ma haula al Qur'an bukan pada ma fi Qur’an.