{"title":"Dikotomi Ulama menurut Perspektif Abu Hamid Al-Ghazali","authors":"Mutrofin Mutrofin, Izzul Madid","doi":"10.22373/substantia.v23i2.9243","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Islamic Scholars (ulama) have important position in Muslim society, they are not only as references but also as determinants in decisions making process, specially related to the benefit of the ummah, as a result, who can be called ulama is not clear, as a result, ulama are defined according to the interests of certain groups. This article examines the dichotomy of scholars in Al-Ghazali's perspective. This article uses data from literature review sources, especially the works written by Al-Ghazali. This article concludes that Al-Ghazali did a sociological reading of the ulama concept according to the social, political, and life context. At the time of Al-Ghazali, the term ulama had become a certain social status, even this term was juxtaposed with certain types of scholarship. With the various titles of ulama according to their expertise, this condition caused a conflict between them. The goal of each group is to claim the most correct according to their opinion. This article discusses the definition of ulama in Alghazali's perspective along with the standards developed by Alghazali to determine the criteria of the ulama in the context of the Islamic community during he lived that stiil suitable to be applied today.Abstrak: Ulama memiliki posisi yang cukup penting dalam masyarakat, mereka tidak hanya sebagai panutan namunn juga sebagai penentu dalam penggambilan keputusan terkait denggan kemaslahatan umat, akibatnya siapa yang dapat disebut sebagai ulama merupa area yang kadang abu-abu, akibatnya ulama didefinisikan sesuai kepentingan kelompok tertentu. Artikel ini mengkaji tentang dikotomi ulama dalam perspektif Al-Ghazali. Artikel ini mengunakan data dari sumber kajian kepustakaan khususnya karya-karya yangg ditulis oleh Alghazali. Kesimpulan dari artikel ini bahwa Al-Ghazali melakukan pembacaan secara sosiologis atas konsep ulama tersebut sesuai dengan konteks sosial, politik dan kehidupannya. Pada masa Al-Ghazali istilah ulama sudah menjadi status sosial tertentu, bahkan istilah ulama ini disandingkan pada jenis keilmuan tertentu. Dengan berbagai julukan ulama sesuai dengan keahliannya tersebut, memunculkan mereka untuk saling berseteru antara ulama satu dengan lainnya. Tujuannya adalah untuk mengklaim yang paling benar menerut pendapat tertentu. Artikel ini membahas tentang definisi ulama dalam perskpektif Alghazali beserta standar yang dikembang oleh Alghazali untuk mentukan kriteria ulama dalam konteks masyarakat islam saat itu.","PeriodicalId":33284,"journal":{"name":"Esensia Jurnal IlmuIlmu Ushuluddin","volume":"19 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Esensia Jurnal IlmuIlmu Ushuluddin","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22373/substantia.v23i2.9243","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
伊斯兰学者(ulama)在穆斯林社会中具有重要的地位,他们在决策过程中不仅作为参考,而且作为决定因素,特别是关系到乌玛的利益,因此,谁能被称为乌玛并不明确,因此,乌玛是根据某些群体的利益来定义的。本文从格扎利的角度考察了学者的二分法。本文使用的数据来自文献综述,特别是Al-Ghazali的作品。本文的结论是,Al-Ghazali根据社会、政治和生活背景,对乌拉玛概念进行了社会学解读。在Al-Ghazali时代,乌拉玛这个词已经成为一种社会地位,甚至这个词与某些类型的学术并列。乌拉玛根据他们的专业知识有不同的头衔,这种情况导致了他们之间的冲突。每组的目标是根据自己的观点选出最正确的。本文从阿尔加扎利的角度讨论了乌拉玛的定义,以及阿尔加扎利为确定乌拉玛在他生活的伊斯兰社区背景下的标准而制定的标准,这些标准仍然适用于今天。摘要:Ulama memoriliki posisi yang cuup penting dalam masyarakat, mereka tidak hanya sebagai panutan namunn juga sebagai penentu dalam penggambilan keputusan terkait denggan kemaslahatan umat, akibatnya siapa yang dapat disebut sebagai Ulama merupa area yang kadang abu-abu, akibatnya Ulama didefinisikan sesuai kettingan and kelompok tertentu。Artikel ini mengkaji tentang dikotomi ulama dalam perspective Al-Ghazali。Artikel ini mengunakan数据达数kajian kepustakaan khususnya karya-karya yang ditulis oleh Alghazali。kespulpan dari artikel ini bahwa Al-Ghazali melakukan pembacaan secara生理学数据为konsep ulama terseseai dengan konteks社会,政治和kehidupannya。巴基斯坦伊斯兰教乌拉玛苏达menjadi地位社会tertentu,巴基斯坦伊斯兰教乌拉玛尼disandingkan巴基斯坦jenis keilmuan tertentu。登干berbagai julukan ulama sessuai登干keahliannya tersebut, memunculkan mereka untuk salingu berseteru antara ulama satu登干lainnya。图朱尼亚·阿达拉·乌图克·孟克兰·杨·帕尔尼特·帕尔尼特·帕尔尼特。Artikel - ini成员已经有了一个定义,ulama dalam perskpekif Alghazali beserta标准,yang dikembang oleh Alghazali untuk mentukan kriteria ulama dalam konteks masyarakat islam saat itu。
Dikotomi Ulama menurut Perspektif Abu Hamid Al-Ghazali
Islamic Scholars (ulama) have important position in Muslim society, they are not only as references but also as determinants in decisions making process, specially related to the benefit of the ummah, as a result, who can be called ulama is not clear, as a result, ulama are defined according to the interests of certain groups. This article examines the dichotomy of scholars in Al-Ghazali's perspective. This article uses data from literature review sources, especially the works written by Al-Ghazali. This article concludes that Al-Ghazali did a sociological reading of the ulama concept according to the social, political, and life context. At the time of Al-Ghazali, the term ulama had become a certain social status, even this term was juxtaposed with certain types of scholarship. With the various titles of ulama according to their expertise, this condition caused a conflict between them. The goal of each group is to claim the most correct according to their opinion. This article discusses the definition of ulama in Alghazali's perspective along with the standards developed by Alghazali to determine the criteria of the ulama in the context of the Islamic community during he lived that stiil suitable to be applied today.Abstrak: Ulama memiliki posisi yang cukup penting dalam masyarakat, mereka tidak hanya sebagai panutan namunn juga sebagai penentu dalam penggambilan keputusan terkait denggan kemaslahatan umat, akibatnya siapa yang dapat disebut sebagai ulama merupa area yang kadang abu-abu, akibatnya ulama didefinisikan sesuai kepentingan kelompok tertentu. Artikel ini mengkaji tentang dikotomi ulama dalam perspektif Al-Ghazali. Artikel ini mengunakan data dari sumber kajian kepustakaan khususnya karya-karya yangg ditulis oleh Alghazali. Kesimpulan dari artikel ini bahwa Al-Ghazali melakukan pembacaan secara sosiologis atas konsep ulama tersebut sesuai dengan konteks sosial, politik dan kehidupannya. Pada masa Al-Ghazali istilah ulama sudah menjadi status sosial tertentu, bahkan istilah ulama ini disandingkan pada jenis keilmuan tertentu. Dengan berbagai julukan ulama sesuai dengan keahliannya tersebut, memunculkan mereka untuk saling berseteru antara ulama satu dengan lainnya. Tujuannya adalah untuk mengklaim yang paling benar menerut pendapat tertentu. Artikel ini membahas tentang definisi ulama dalam perskpektif Alghazali beserta standar yang dikembang oleh Alghazali untuk mentukan kriteria ulama dalam konteks masyarakat islam saat itu.