Stefani Reditya Anggraini, P. K. Esti, Eka Komarasari
{"title":"麻风病反应替代疗法","authors":"Stefani Reditya Anggraini, P. K. Esti, Eka Komarasari","doi":"10.33820/mdvi.v48i4.304","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kusta merupakan infeksi kronik yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae. Dalam perjalanan penyakit kusta dapat terjadi episode akut yang disebut reaksi kusta. Menurut World Health Organization (WHO), pemberian kortikosteroid merupakan terapi lini pertama reaksi kusta, namun kortikosteroid memiliki berbagai efek samping jika digunakan dalam jangka panjang. Banyak pula kasus reaksi kusta berulang yang resisten atau bergantung terhadap kortikosteroid, sehingga terapi alternatif dapat menjadi pilihan untuk kasus-kasus tersebut. Terapi alternatif yang kami jabarkan adalah pentoksifilin, siklosporin, azatioprin, metotreksat dan agen biologik (apremilast, Inhibitor TNF- -α dan IL-17). Artikel ini akan memaparkan indikasi hingga efek samping dari terapi alternatif untuk reaksi kusta. Studi mengenai terapi alternatif masih cukup terbatas (seperti studi kasus, case series, studi randomized control trial dalam skala kecil). Namun, didapatkan hasil yang cukup menjanjikan. Metotreksat merupakan terapi alternatif yang unggul dikarenakan memiliki hasil yang menjanjikan berdasarkan beberapa studi kasus yang telah dilakukan dan saat ini tengah dilakukan studi multi-senter randomized control trial dalam skala besar. Maka dari itu, masih diperlukan studi lebih lanjut mengenai penggunaan terapi alternatif pada reaksi kusta dan penggunaanya saat ini perlu dilakukan dengan penuh pertimbangan dan hati-hati.","PeriodicalId":18377,"journal":{"name":"Media Dermato Venereologica Indonesiana","volume":"75 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-02-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"TERAPI ALTERNATIF REAKSI KUSTA\",\"authors\":\"Stefani Reditya Anggraini, P. K. Esti, Eka Komarasari\",\"doi\":\"10.33820/mdvi.v48i4.304\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Kusta merupakan infeksi kronik yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae. Dalam perjalanan penyakit kusta dapat terjadi episode akut yang disebut reaksi kusta. Menurut World Health Organization (WHO), pemberian kortikosteroid merupakan terapi lini pertama reaksi kusta, namun kortikosteroid memiliki berbagai efek samping jika digunakan dalam jangka panjang. Banyak pula kasus reaksi kusta berulang yang resisten atau bergantung terhadap kortikosteroid, sehingga terapi alternatif dapat menjadi pilihan untuk kasus-kasus tersebut. Terapi alternatif yang kami jabarkan adalah pentoksifilin, siklosporin, azatioprin, metotreksat dan agen biologik (apremilast, Inhibitor TNF- -α dan IL-17). Artikel ini akan memaparkan indikasi hingga efek samping dari terapi alternatif untuk reaksi kusta. Studi mengenai terapi alternatif masih cukup terbatas (seperti studi kasus, case series, studi randomized control trial dalam skala kecil). Namun, didapatkan hasil yang cukup menjanjikan. Metotreksat merupakan terapi alternatif yang unggul dikarenakan memiliki hasil yang menjanjikan berdasarkan beberapa studi kasus yang telah dilakukan dan saat ini tengah dilakukan studi multi-senter randomized control trial dalam skala besar. Maka dari itu, masih diperlukan studi lebih lanjut mengenai penggunaan terapi alternatif pada reaksi kusta dan penggunaanya saat ini perlu dilakukan dengan penuh pertimbangan dan hati-hati.\",\"PeriodicalId\":18377,\"journal\":{\"name\":\"Media Dermato Venereologica Indonesiana\",\"volume\":\"75 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-02-15\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Media Dermato Venereologica Indonesiana\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.33820/mdvi.v48i4.304\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Media Dermato Venereologica Indonesiana","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33820/mdvi.v48i4.304","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
麻风病是由黄斑杆菌引起的慢性感染。麻风病在途中可能会出现一种叫做麻风病反应的急性发作。根据世界卫生组织(世卫组织)的数据,皮质类固醇是麻风病反应的第一种在线治疗方法,但从长远来看,皮质类固醇有许多副作用。许多病例都是对皮质类固醇的耐药性或依赖于皮质类固醇反应的病例,因此替代治疗可能是这些病例的选择。我们所描述的替代疗法是pentoksifilin siklosporin、azatioprin metotreksat biologik (apremilast探员,TNF抑制剂- -±和IL-17)。这篇文章将阐述麻风病反应替代疗法的副作用。替代疗法的研究仍然非常有限(就像案例研究、案例分类、在小规模的试验中进行随机应变试验)。然而,它产生了相当有希望的结果。方法疗法是一种很好的替代疗法,因为它在过去和目前正在进行的多中心膀胱控制试验中产生了一些有希望的结果。因此,还需要对麻风病反应及其使用的替代疗法进行进一步的研究。
Kusta merupakan infeksi kronik yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae. Dalam perjalanan penyakit kusta dapat terjadi episode akut yang disebut reaksi kusta. Menurut World Health Organization (WHO), pemberian kortikosteroid merupakan terapi lini pertama reaksi kusta, namun kortikosteroid memiliki berbagai efek samping jika digunakan dalam jangka panjang. Banyak pula kasus reaksi kusta berulang yang resisten atau bergantung terhadap kortikosteroid, sehingga terapi alternatif dapat menjadi pilihan untuk kasus-kasus tersebut. Terapi alternatif yang kami jabarkan adalah pentoksifilin, siklosporin, azatioprin, metotreksat dan agen biologik (apremilast, Inhibitor TNF- -α dan IL-17). Artikel ini akan memaparkan indikasi hingga efek samping dari terapi alternatif untuk reaksi kusta. Studi mengenai terapi alternatif masih cukup terbatas (seperti studi kasus, case series, studi randomized control trial dalam skala kecil). Namun, didapatkan hasil yang cukup menjanjikan. Metotreksat merupakan terapi alternatif yang unggul dikarenakan memiliki hasil yang menjanjikan berdasarkan beberapa studi kasus yang telah dilakukan dan saat ini tengah dilakukan studi multi-senter randomized control trial dalam skala besar. Maka dari itu, masih diperlukan studi lebih lanjut mengenai penggunaan terapi alternatif pada reaksi kusta dan penggunaanya saat ini perlu dilakukan dengan penuh pertimbangan dan hati-hati.