{"title":"在爪哇岛中部的班尤马斯区,性侵儿童的男性形象","authors":"Tri Wuryaningsih, Arizal Mutahir, Ratna Dewi","doi":"10.21043/PALASTREN.V12I1.3827","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Persoalan kekerasan terhadap anak di Indonesia menjadi persoalan yang sangat serius. Pemerintah menyatakan bahwa ‘Indonesia Darurat Kekerasan terhadap Anak.’ Kasus kekerasan terhadap anak terus mengalami peningkatan. Kasus kekerasan seksual merupakan kasus terbanyak. Kasus kekerasan seksual tidak lepas dari gagasan maskulinitas yang sangat cenderung patriarkhis. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menjelaskan tentang gagasan maskulinitas para pelaku kejahatan seksual terhadap anak yang berkenaan dengan makna dan struktur sosial yang melingkupi mereka. Untuk meraih tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Temuan penelitian ini adalah: tindakan seksual para pelaku kejahatan seksual tidak dapat dilepaskan dari pemaknaan mereka tentang gender dan seksualitasnya, laki-laki dianggap sebagai sang penakluk, pemangsa, dan perempuan sebagai pihak yang ditundukkan (objek seksual). Bagi kaum paedofil (pelaku sodomi), perempuan adalah sosok yang selalu membuatnya sakit hati. Anak-anak dijadikan pelampiasan hasrat seksualnya; para pelaku kejahatan seksual menganggap persetubuhan dengan anak dilakukan atas dasar suka sama suka, tidak ada ancaman dan paksaan, bukan merupakan kekerasan atau tindak kejahatan; struktur sosial yang melingkupi para pelaku adalah: tingkat sosial ekonomi rendah, lingkungan pergaulan buruk, ketiadaan figur ayah, ketiadaan istri dalam jangka waktu lama, cenderung menutup diri dari lingkungannya, konsumsi obat-obat terlarang, minuman keras, materi pornografi serta seks bebas Kata kunci: kejahatan seksual, anak, maskulinitas, makna, struktur sosial Abstract \"Indonesia Emergency Violence against Children\" is the statement delivered by the government to show how the issue of violence against children in Indonesia has become a very serious problem. Currently the case of violence against children is increasing and cases of sexual violence cases occupy the highest among the other kinds of violence. This study aims to analyze and explain the idea of masculinity perpetrators of sexual crimes against children that focuses on the meaning and social structures that surround sexual offenders. The findings in this study are: 1) The sexual act of sexual offenders can not be separated from their meaning about gender and sexuality, in which the male sex is considered as the conqueror, predators, and women as the subjugated (sexual object). For the pedophile, the woman is a person who always made it hurt. Only the children can freely vent to his sexual desires; 2) According to sex offenders, that sexual intercourse with a child on the basis of consensual, there is no threat and coercion is not the violence or crime; 3) social structure that surrounds the sex offenders are: socio-economic level is low, the social environment is bad, the absence of a father figure, the absence of the wife in the long term, tend to close themselves from the environment, the consumption of illegal drugs, alcohol and pornographic material as well as free sex. Keywords: sexual crimes, child, masculinity, meaning, social structure","PeriodicalId":31236,"journal":{"name":"PALASTReN Jurnal Studi Gender","volume":"37 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-06-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Citra Diri Maskulin Para Pelaku Kejahatan Seksual Terhadap Anak di Kabupaten Banyumas Jawa Tengah\",\"authors\":\"Tri Wuryaningsih, Arizal Mutahir, Ratna Dewi\",\"doi\":\"10.21043/PALASTREN.V12I1.3827\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Persoalan kekerasan terhadap anak di Indonesia menjadi persoalan yang sangat serius. Pemerintah menyatakan bahwa ‘Indonesia Darurat Kekerasan terhadap Anak.’ Kasus kekerasan terhadap anak terus mengalami peningkatan. Kasus kekerasan seksual merupakan kasus terbanyak. Kasus kekerasan seksual tidak lepas dari gagasan maskulinitas yang sangat cenderung patriarkhis. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menjelaskan tentang gagasan maskulinitas para pelaku kejahatan seksual terhadap anak yang berkenaan dengan makna dan struktur sosial yang melingkupi mereka. Untuk meraih tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Temuan penelitian ini adalah: tindakan seksual para pelaku kejahatan seksual tidak dapat dilepaskan dari pemaknaan mereka tentang gender dan seksualitasnya, laki-laki dianggap sebagai sang penakluk, pemangsa, dan perempuan sebagai pihak yang ditundukkan (objek seksual). Bagi kaum paedofil (pelaku sodomi), perempuan adalah sosok yang selalu membuatnya sakit hati. Anak-anak dijadikan pelampiasan hasrat seksualnya; para pelaku kejahatan seksual menganggap persetubuhan dengan anak dilakukan atas dasar suka sama suka, tidak ada ancaman dan paksaan, bukan merupakan kekerasan atau tindak kejahatan; struktur sosial yang melingkupi para pelaku adalah: tingkat sosial ekonomi rendah, lingkungan pergaulan buruk, ketiadaan figur ayah, ketiadaan istri dalam jangka waktu lama, cenderung menutup diri dari lingkungannya, konsumsi obat-obat terlarang, minuman keras, materi pornografi serta seks bebas Kata kunci: kejahatan seksual, anak, maskulinitas, makna, struktur sosial Abstract \\\"Indonesia Emergency Violence against Children\\\" is the statement delivered by the government to show how the issue of violence against children in Indonesia has become a very serious problem. Currently the case of violence against children is increasing and cases of sexual violence cases occupy the highest among the other kinds of violence. This study aims to analyze and explain the idea of masculinity perpetrators of sexual crimes against children that focuses on the meaning and social structures that surround sexual offenders. The findings in this study are: 1) The sexual act of sexual offenders can not be separated from their meaning about gender and sexuality, in which the male sex is considered as the conqueror, predators, and women as the subjugated (sexual object). For the pedophile, the woman is a person who always made it hurt. Only the children can freely vent to his sexual desires; 2) According to sex offenders, that sexual intercourse with a child on the basis of consensual, there is no threat and coercion is not the violence or crime; 3) social structure that surrounds the sex offenders are: socio-economic level is low, the social environment is bad, the absence of a father figure, the absence of the wife in the long term, tend to close themselves from the environment, the consumption of illegal drugs, alcohol and pornographic material as well as free sex. Keywords: sexual crimes, child, masculinity, meaning, social structure\",\"PeriodicalId\":31236,\"journal\":{\"name\":\"PALASTReN Jurnal Studi Gender\",\"volume\":\"37 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-06-24\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"PALASTReN Jurnal Studi Gender\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.21043/PALASTREN.V12I1.3827\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"PALASTReN Jurnal Studi Gender","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21043/PALASTREN.V12I1.3827","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
印尼对儿童的暴力问题已经成为一个非常严重的问题。政府宣布“印尼对儿童使用暴力进入紧急状态”。针对儿童的暴力案件继续增加。性暴力案件最多。性暴力案件并非没有男子气概的概念,更有可能是宗法的。这项研究的目的是研究和解释性犯罪者对儿童的男子气概的观念,即其内在的意义和社会结构。为了达到这个目标,本研究采用了定性的方法。这项研究发现:性犯罪者的性行为不能从其性别和性取向的放纵中解脱出来,男性被视为征服者、掠食者和女性被征服(性对象)。对恋童癖者来说,女性是最让他讨厌的人。孩子们被灌输性欲;性犯罪的人认为与儿童发生性关系是双方自愿的,没有威胁和胁迫,不是暴力或犯罪;影响参与者的社会结构包括:社会经济低廉、不良交往环境、父亲形象不佳、妻子长期缺乏、更有可能与自己的环境隔绝、吸毒、酗酒、色情和滥交:性犯罪、儿童、男子气概、社会结构“印尼对儿童的紧急暴力”是政府公布的关于印尼针对儿童的问题的声明,这是一个非常严重的问题。最近,针对儿童的暴力案件增加,性暴力案件的范围扩大,在其他暴力案件中占主导地位。这项研究旨在分析和解释滥用性犯罪行为的儿童的思想,其影响是围绕性侵犯行为的意义和社会结构。这项研究的最终结果是:在性行为中,性行为的性行为不能与它们对性别和性的含义分离,这是性犯罪被认为是征服、掠夺者和作为被征服对象的性别行为。因为恋童癖,这个女人总是让它受伤。只有孩子们对他们的性欲望感到不安;2)根据性侵犯,在双方双方的基础上与儿童的性交流,没有威胁,没有犯罪;3)社会vesalius那包围性offenders是:socio-economic是水平低,社会环境是坏的,a父亲玩偶之——《长期存在》,妻子tend to靠近自己从《环境署《非法毒品、酒精和性消费pornographic as well as free性材料。性犯罪,儿童,睫毛膏,诗意,社会结构
Citra Diri Maskulin Para Pelaku Kejahatan Seksual Terhadap Anak di Kabupaten Banyumas Jawa Tengah
Persoalan kekerasan terhadap anak di Indonesia menjadi persoalan yang sangat serius. Pemerintah menyatakan bahwa ‘Indonesia Darurat Kekerasan terhadap Anak.’ Kasus kekerasan terhadap anak terus mengalami peningkatan. Kasus kekerasan seksual merupakan kasus terbanyak. Kasus kekerasan seksual tidak lepas dari gagasan maskulinitas yang sangat cenderung patriarkhis. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menjelaskan tentang gagasan maskulinitas para pelaku kejahatan seksual terhadap anak yang berkenaan dengan makna dan struktur sosial yang melingkupi mereka. Untuk meraih tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Temuan penelitian ini adalah: tindakan seksual para pelaku kejahatan seksual tidak dapat dilepaskan dari pemaknaan mereka tentang gender dan seksualitasnya, laki-laki dianggap sebagai sang penakluk, pemangsa, dan perempuan sebagai pihak yang ditundukkan (objek seksual). Bagi kaum paedofil (pelaku sodomi), perempuan adalah sosok yang selalu membuatnya sakit hati. Anak-anak dijadikan pelampiasan hasrat seksualnya; para pelaku kejahatan seksual menganggap persetubuhan dengan anak dilakukan atas dasar suka sama suka, tidak ada ancaman dan paksaan, bukan merupakan kekerasan atau tindak kejahatan; struktur sosial yang melingkupi para pelaku adalah: tingkat sosial ekonomi rendah, lingkungan pergaulan buruk, ketiadaan figur ayah, ketiadaan istri dalam jangka waktu lama, cenderung menutup diri dari lingkungannya, konsumsi obat-obat terlarang, minuman keras, materi pornografi serta seks bebas Kata kunci: kejahatan seksual, anak, maskulinitas, makna, struktur sosial Abstract "Indonesia Emergency Violence against Children" is the statement delivered by the government to show how the issue of violence against children in Indonesia has become a very serious problem. Currently the case of violence against children is increasing and cases of sexual violence cases occupy the highest among the other kinds of violence. This study aims to analyze and explain the idea of masculinity perpetrators of sexual crimes against children that focuses on the meaning and social structures that surround sexual offenders. The findings in this study are: 1) The sexual act of sexual offenders can not be separated from their meaning about gender and sexuality, in which the male sex is considered as the conqueror, predators, and women as the subjugated (sexual object). For the pedophile, the woman is a person who always made it hurt. Only the children can freely vent to his sexual desires; 2) According to sex offenders, that sexual intercourse with a child on the basis of consensual, there is no threat and coercion is not the violence or crime; 3) social structure that surrounds the sex offenders are: socio-economic level is low, the social environment is bad, the absence of a father figure, the absence of the wife in the long term, tend to close themselves from the environment, the consumption of illegal drugs, alcohol and pornographic material as well as free sex. Keywords: sexual crimes, child, masculinity, meaning, social structure